Liturgia Verbi 2016-03-20 Minggu.




Minggu Palma
20 Maret 2016



Bacaan Pertama
Yes 50:4-7

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
supaya dengan perkataanku
aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.

Tuhan Allah telah membuka telingaku,
dan aku tidak memberontak,
tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku
kepada orang-orang yang memukul aku,
dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.
Aku tidak menyembunyikan mukaku
ketika aku dinodai dan diludahi.

Tetapi Tuhan Allah menolong aku;
sebab itu aku tidak mendapat noda.
Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24,R:2a

Refren: Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

*Semua yang melihat aku mengolok-olok;
mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang, "Ia pasrah kepada Allah,
biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah melepaskannya!
Bukankah Allah berkenan kepadanya?"

*Sekawanan anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung.

*Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!

*Maka aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah jemaat:
Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia;
hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia!
Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!



Bacaan Kedua
Flp 2:6-11

"Yesus Kristus telah merendahkan diri,
maka Allah sangat meninggikan Dia."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
walaupun dalam rupa Allah,
Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah
segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi,
dan bagi kemuliaan Allah Bapa
semua lidah mengakui: Yesus Kristus adalah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Flp 2:8-9

Kristus sudah taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama.



Bacaan Injil
Luk 22:14- 23:56

""

Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika tiba saat perjamuan Paskah,
Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
Kata-Nya kepada mereka,
"Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu,
sebelum Aku menderita.
Sebab Aku berkata kepadamu:
Aku tidak akan memakannya lagi
sampai perjamuan ini digenapkan dalam Kerajaan Allah."

Kemudian Yesus mengambil sebuah cawan,
mengucap syukur, lalu berkata,
"Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu!
Sebab Aku berkata kepadamu:
Mulai sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur
sampai Kerajaan Allah telah datang."
Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
seraya berkata, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu;
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku."
Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan.
Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku,
yang ditumpahkan bagi kamu.
Tetapi, lihat,
tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama Aku di meja ini.
Sebab Anak Manusia memang akan pergi
seperti yang telah ditetapkan,
akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
Lalu mulailah mereka mempersoalkan,
siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.

Lalu terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus
tentang siapa yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Yesus berkata kepada mereka,
"Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya,
dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut 'pelindung'.
Tetapi janganlah demikian di antara kamu;
yang terbesar di antara kamu
hendaklah menjadi sebagai yang paling muda,
dan yang pemimpin menjadi pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar:
yang duduk makan atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan?
Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku
dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu,
sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku.
Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku
di dalam Kerajaan-Ku,
dan kamu akan duduk di atas takhta
untuk menghakimi kedua belas suku Israel."

Kemudian Yesus berkata kepada Petrus,
"Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut
untuk menampi kamu seperti gandum.
Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau,
supaya imanmu jangan gugur.
Dan jikalau engkau sudah insaf,
kuatkanlah saudara-saudaramu."
Jawab Petrus,
"Tuhan, aku bersedia masuk penjara
dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
Tetapi Yesus berkata,
"Aku berkata kepadamu, Petrus,
hari ini ayam tidak akan berkokok,
sebelum engkau tiga kali menyangkal Aku."

Lalu Yesus berkata kepada semua rasul,
"Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut,
adakah kamu kekurangan apa-apa?"
Jawab mereka, "Suatu pun tidak!"
Kata-Nya kepada mereka,
"Tetapi sekarang ini,
siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya;
demikian juga yang mempunyai bekal;
dan siapa yang tidak mempunyainya,
hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Sebab Aku berkata kepada kamu,
bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku:
Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak.
Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
Kata mereka, "Tuhan, ini dua pedang."
Jawab-Nya, "Sudah cukup."
Lalu pergilah Yesus ke luar kota,
dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun.
Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka,
"Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Kemudian Yesus menjauhkan diri dari mereka
kira-kira sepelempar batu jaraknya.
Di sana Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya,
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau,
ambillah cawan ini dari pada-Ku.
Tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang hendaknya terjadi."
Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri
untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Yesus sangat ketakutan, dan makin bersungguh-sungguh berdoa.
Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan di tanah.
Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya.
Tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
Kata-Nya kepada mereka,
"Mengapa kamu tidur?
Bangunlah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Waktu Yesus masih berbicara, datanglah serombongan orang,
sedang murid-Nya yang bernama Yudas mendekati Dia untuk mencium-Nya.
Maka kata Yesus kepadanya,
"Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"
Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus,
melihat apa yang akan terjadi,
berkatalah mereka,
"Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"
Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Agung,
sehingga putuslah telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata, "Sudahlah!"
Lalu Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.

Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala
dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua
yang datang untuk menangkap Dia,
kata-Nya, "Sangkamu Aku ini penyamun,
maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung?
Padahal
tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku.
Tetapi inilah saatmu,
dan inilah kuasa kegelapan itu!"
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu.
Ia digiring ke rumah Imam Agung.
Dan Petrus mengikut dari jauh.

Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api,
dan mereka duduk mengelilinginya.
Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api;
ia mengamat-amati Petrus, lalu berkata,
"Orang ini juga bersama-sama dengan Yesus!"
Tetapi Petrus menyangkal, katanya,
"Bukan, aku tidak mengenal Dia!"
Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata,
"Engkau juga seorang dari mereka!"
Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku bukan soerang dari mereka!"
Dan kira-kira sejam kemudian
seorang lain berkata dengan tegas,
"Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Yesus,
sebab ia juga orang Galilea."
Tetapi Petrus berkata,
"Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan."
Seketika itu juga, sementara Petrus berkata,
berkokoklah ayam.
Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya,
"Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedih.

Sementara itu Yesus diolok-olok dan dipukuli
oleh orang-orang yang menahan-Nya.
Mereka menutupi muka Yesus dan bertanya,
"Coba katakan, siapa yang memukul Engkau?"
Dan banyak lagi hujat yang mereka ucapkan kepada-Nya.

Setelah hari siang,
berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Lalu mereka menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama mereka,
katanya,
"Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami."
Jawab Yesus, "Sekalipun Aku mengatakannya kepadamu,
kamu toh tidak percaya!
Dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepadamu,
kamu toh tidak akan menjawab.
Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."
Kata mereka semua,
"Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?"
Jawab Yesus, "Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah."
Lalu kata mereka,
"Untuk apa kita perlu kesaksian lagi?
Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri!"

Lalu bangkitlah seluruh sidang itu,
dan Yesus dibawa menghadap Pilatus.
Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya,
"Telah kedapatan oleh kami,
bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami.
Ia melarang orang membayar pajak kepada Kaisar,
dan tentang diri-Nya Ia mengatakan,
bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Benarkah Engkau raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya."
Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu,
"Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."
Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya,
"Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea,
Ia mulai di Galilea, dan kini sudah sampai ke sini."
Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya,
apakah orang itu seorang Galilea.
Dan ketika tahu bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes,
Pilatus mengirim Dia menghadap Herodes,
yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.

Ketika melihat Yesus, Herodes sangat girang.
Sudah lama ia ingin melihat Yesus,
karena ia sering mendengar tentang Dia;
lagipula ia mengharapkan melihat
bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.
Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus,
tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun.
Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan,
dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Yesus.
Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Yesus.
Ia mengenakan jubah kebesaran kepada Yesus,
lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus,
yang sebelumnya bermusuhan.

Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala serta rakyat,
dan berkata kepada mereka,
"Kamu telah membawa orang ini kepadaku
sebagai seorang yang menyesatkan rakyat.
Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya,
dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya
tidak ada yang kudapati pada-Nya.
Herodes pun tidak menemukan kesalahn pada-Nya,
sehingga ia mengirimkan Dia kembali kepada kami.
Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya
yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
[Sebab Pilatus wajib melepaskan seorang tahanan bagi rakyat pada hari raya itu).
Tetapi mereka berteriak bersama-sama,
"Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!"
Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara
berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan.
Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka,
karena ia ingin melepaskan Yesus.
Tetapi mereka berteriak membalasnya,
"Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"
Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka,
"Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini?
Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya,
yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut,
supaya Ia disalibkan.
Akhirnya mereka menang dengan teriakan mereka.
Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.
Jadi Pilatus melepaskan Barnabas
yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu
sesuai dengan tuntutan mereka.

Ketika membawa Yesus untuk disalibkan,
para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene,
yang baru datang dari luar kota,
lalu meletakkan salib Yesus di atas bahunya,
supaya ia memikulnya sambil mengikuti Yesus.
Sejumlah besar orang mengikuti Yesus;
di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata,
"Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata:
Berbahagialah perempuan mandul,
berbahagialah perempuan yang rahimnya tidak pernah melahirkan,
dan yang tidak pernah menyusui.
Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung:
Runtuhlah menimpa kami!
dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!
Sebab jikalau orang berbuat demikian terhadap kayu hidup,
apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"

Bersama Yesus digiring juga dua orang lain,
yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak,
mereka menyalibkan Yesus di situ.
Kecuali Yesus disalibkan juga kedua orang penjahat itu,
yang seorang di sebelah kanan,
yang lain di sebelah kiri-Nya.

Ketika bergantung di salib, Yesus berkata,
"Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya.
Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus, katanya,
"Orang lain Ia selamatkan,
biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri,
jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah."
Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia;
mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata,
"Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"

Ada juga tulisan di atas kepala-Nya
"Inilah Raja orang Yahudi".
Salah seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Yesus,
katanya,
"Bukankah Engkau Kristus?
Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
Tetapi penjahat yang seorang menegur dia, katanya,
"Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah?
Padahal engkau menerima hukuman yang sama!
Kita memang selayaknya dihukum,
sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita,
tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lalu ia berkatas kepada Yesus,
 "Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja."
Kata Yesus kepadanya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pada hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus."

Ketika itu hari kira-kira pukul dua belas.
Kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
sebab matahari tidak bersinar.
Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua.
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring,
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Dan sesudah berkata demikian,
Yesus menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan)

Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi,
ia memuliakan Allah, katanya,
"Sungguh, orang ini adalah orang besar!"
Di situ berkerumun pula orang banyak
yang datang untuk menyaksikan seluruh peristiwa itu.
Sesudah melihat apa yang terjadi itu,
pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat,
termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea,
berdiri jauh-jauh dan melihat semua itu.

Waktu itu ada seorang yang bernama Yusuf.
Ia anggota Majelis Agung, dan seorang yang baik lagi benar.
Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu.
Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi,
dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus.
Dan sesudah menurunkan jenazah itu,
ia mengapaninya dengan kain lenan,
lalu membaringkannya di dalam kubur
yang digali di dalam bukit batu,
di mana belum pernah dibaringkan satu jenazah pun.
Hari itu adalah hari persiapan, dan sabat hampir mulai.

Perempuan-perempuan yang datang bersama Yesus dari Galilea,
ikut serta dan melihat kubur itu;
juga mereka melihat bagaimana jenazah Yesus dibaringkan.
Setelah pulang,
mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.
Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Datangnya Minggu Palma adalah tanda bahwa kita akan segera memasuki Pekan Suci Paskah, dan masa Paskah ini akan berlangsung sampai pada perayaan Pentakosta, yang dirayakan 49 hari setelah Minggu Paskah.

Bacaan Pertama hari ini diambil dari Kitab Yesaya, berbicara tentang merendahkan diri sekali pun dinodai atau dianiaya.
Yesus datang ke Yerusalem dengan menanggalkan segala keperkasaan yang dimiliki-Nya, menjadi manusia sepenuhnya, karena pengorbanan diri-Nya mesti benar-benar terjadi dan dialami sendiri oleh Yesus, bukan rekayasa.

Yesaya mengalami perlakuan yang buruk dari orang-orang, dinodai dan diludahi, tetapi Tuhan meneguhkan hatinya, memberinya semangat baru agar tak letih lesu, menajamkan pendengarannya sehingga tetap dapat mendengarkan suara Tuhan.

Saya yakin, masing-masing dari kita pernah menerima perlakuan buruk dari orang lain, bisa jadi malah berulang-kali.
Ketika mengalaminya, ternyata cara mengatasinya adalah dengan merendahkan diri.
Saya jadi teringat ketika menyaksikan seseorang dari kalangan yang paling rendah di tatanan sosial masyarakat kita.
Ia dikata-katai secara tidak pantas, dihina dan bahkan diusir-usir, persis seperti memperlakukan seekor anjing kudisan saja.
Yang membuat saya takjub, wajahnya tak menampakkan kemarahan, makanya ia tak melawan sama sekali ketika diperlakukan demikian.
Apa yang telah membuat dia menjadi begitu teguh dan tegar bagaikan gunung batu menghadapi hal itu?
Jelas, ia tak lagi bisa merendahkan diri karena ia memang sudah berada di tempat yang paling rendah, mau direndahkan seperti apa lagi?

Lalu kita sendiri;
kita tidak berada di tempat yang paling rendah,
semestinya masih bisa merendahkan diri lagi, seperti yang ditulis oleh Yesaya: memberi punggung kepada orang yang memukul kita, memberi pipi kepada orang yang mencabut janggut kita, atau langkah-langkah merendahkan diri lainnya.
Jangan khawatir, Tuhan tidak akan ikut-ikutan merendahkan kita kok, malah akan meninggikan kita.



Peringatan Orang Kudus
Beato Sebastianus dari Torino, Pengaku Iman
Sebastianus berasal dari keluarga miskin. Cita-citanya hanya satu, yakni menjadi seorang imam yang mengabdikan diri pada Allah dan Gereja. Untuk itu ia mengikuti pendidikan di seminari.
Banyak sekali rintangan yang dia alami terutama karena kelemahan daya tangkapnya terhadap pelajaran-pelajaran yang diberikan. la menyadari kelemahannya ini. Untuk mengatasinya, ia melipatgandakan usaha belajarnya untuk memahami semua pelajaran yang ada. Jerih payahnya tidaklah mengecewakan karena akhirnya ia berhasil mencapai apa yang dicita-citakannya.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Sebastianus ditugaskan di Torino. Dalam karyanya, ia dikenal sebagai seorang imam yang rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya. Bagi tarekatnya kehadirannya sangat menguntungkan. Sekurang-kurangnya tarekatnya memperoleh seorang tokoh panutan dalam perbuatan-perbuatan baik.
Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan membuat mujizat dan keberhasilan dalam karya sebagai seorangimam. Ketika dia diminta menjadi Uskup Torino, ia dengan rendah hati menolak tawaran itu. la lebih suka menjadi seorang imam biasa yang berkarya ditengah umat. Prinsipnya dalam karya sebagai imam ialah "Menjadi Abdi Tuhan berarti mendahulukan kepentingan Tuhan dan KerajaanNya daripada kepentingan dan keinginan pribadi".  Setelah berkarya selama 60 tahun, Sebastianus meninggal dunia pada tahun 1740.

Santo Fransiskus Maria dari Camporosso, Pengaku lman
Seorang imam mengalami kecelakaan lalu-lintas di Genoveva, ltalia.  la terlempar dari kendaraannya dan mengalami cedera otak yang berat.  Sangat tipis harapan untuk bisa bertahan hidup. Dokter-dokter menyangsikan kesembuhan pastor ini. Tetapi Uskup Agung Genoveva punya keyakinan kuat bahwa imamnya itu bisa sembuh. la mengambil relikui beato Fransiskus Maria dan menyentuhkannya pada kepala imam itu. Keesokan harinya, imam itu sembuh secara ajaib. Imam yang malang itu kemudian menjadi Uskup Agung Genoveva, yaitu Kardinal Siri.
Yohanes Croese - demikian nama Fransiskus Maria sebelum menjadi bruder - lahir di Camporosso, Italia pada tahun 1804 dari sebuah keluarga tani yang sederhana. Fransiskus sendiri bertani sebelum menjalani kehidupan membiara di novisiat Fransiskan Konventuil. Setelah menyelesaikan masa novisiatnya di biara Fransiskan Konventuil, ia meninggalkan ordo itu dan masuk Ordo Fransiskan Kapusin sebagai bruder. Dalam ordo ini ia mendapat tugas meminta derma di jalan-jalan dan di rumah keluarga-keluarga Katolik di seluruh paroki untuk kepentingan biara dan pekerjaan-pekerjaan sosial tarekatnya. Tugas ini berat dan membosankan, namun dijalankannya dengan sungguh-sungguh.  Sungguh mengherankan bahwa dalam waktu yang begitu singkat Bruder Fransiskus Maria sudah dikenal di seluruh kota Genoveva sebagai seorang bruder yang saleh. la sangat ramah dan sopan. Kesempatan meminta derma di rumah keluarga-keluarga Katolik menjadi baginya kesempatan baik untuk berdoa dengan umat dan memberi bimbingan rohani dan penghiburan kepada yang berkesusahan dan menderita. la banyak membuat mujizat dan dikaruniai kemampuan mengetahui hal-hal yang rahasia dan kejadian-kejadian yang akan datang.
ltulah sebabnya banyak orang datang meminta pertolongannya. Suatu peristiwa ajaib terjadi atas diri seorang janda anak tunggal janda ini bekerja di Amerika. Tiap bulan ia selalu mendapat kiriman surat dan uang dari anaknya. Sekali waktu surat-surat tak kunjung datang lagi. Ibu itu gelisah sekali memikirkan kalau-kalau terjadi sesuatu atas diri anaknya. la lalu menulis surat dan membawanya kepada Bruder Fransiskus untuk diberkati sebelum dikirim. la termangu-mangu ketika bruder saleh itu mengatakan kepadanya bahwa puteranya sehat-sehat saja, dan tidak lama lagi akan berlibur ke ltalia. Bruder Fransiskus berjanji akan segera mengirim surat itu sebelum anaknya berangkat. Tak lama kemudian anak itu tiba di Genoveva dan bertemu dengan ibunya. Ketika Fransiskus mengunjungi rumah mereka untuk meminta derma, anak itu berkata: "Inilah bruder yang menyampaikan kepada saya surat ibu pada saat saya hendak naik kapal". Yang mengherankan ibu itu ialah bahwa surat itu dibawanya kepada bruder pada hari puteranya naik kapal untuk kembali ke ltalia.
Dalam tahun 1868 kota Genoveva ditimpa wabah kolera. Bruder Fransiskus mempersembahkan dirinya untuk menjadi korban, asal saja wabah itu dilenyapkan Tuhan. Dan terjadilah seperti yang dimintanya dalam doa. Fransiskus menjadi korban dan lenyaplah wabah ganas itu dari seluruh kota. la kemudian dihormati sebagai pelindung kota. la meninggal dunia pada tanggal 17 September 1868. Sri Paus Yohanes XXlII (1958-1963) menggelari dia "kudus" pada tanggal 9 Desember 1962.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info