Liturgia Verbi 2024-11-14 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Kamis, 14 November 2024



Bacaan Pertama
Flm 1:7-20

"Terimalah dia kembali, bukan lagi sebagai budak,
melainkan sebagai saudara terkasih."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon:

Saudara terkasih,
aku sudah memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan
karena kasihmu,
sebab engkau telah menghibur hati orang-orang kudus.

Karena itu
sekalipun dalam Kristus aku bebas memerintahkan kepadamu
apa yang harus engkau lakukan,
namun mengingat kasihmu itu lebih baik aku memintanya dari padamu.
Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua,
dan kini dipenjarakan demi Kristus Yesus,
mengajukan permintaan kepadamu
mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara,
yakni Onesimus.
Dahulu dia memang tidak berguna bagimu
tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.
Dia, buah hatiku itu, kusuruh kembali kepadamu.
Sebenarnya aku mau menahan dia di sini
sebagai gantimu untuk melayani aku
selama aku dipenjarakan karena Injil,
tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu,
supaya yang baik itu kaulakukan,
bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela.

Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak daripadamu,
supaya engkau dapat menerimanya untuk selamanya,
bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu,
yaitu sebagai saudara terkasih.
Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu,
baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan.
Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman,
terimalah dia seperti aku sendiri.
Dan kalau dia sudah merugikan dikau ataupun berhutang padamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku.
Aku Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri:
Aku akan membayarnya, untuk tidak mengatakan
"Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!"
karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan:
Hiburlah hatiku di dalam Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 146:7.8-9a.9bc-10,R:5a

Refren: Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.

*Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang-orang yang diperas,
dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar.
Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung,

*Tuhan membuka mata orang buta,
Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar.
Tuhan menjaga orang-orang asing.

*Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali,
tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya,
Allahmu, ya Sion, turun-temurun!



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:5

Akulah pokok anggur, kalian ranting-rantingnya, sabda Tuhan.
Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu,
dan kalian akan berbuah banyak.



Bacaan Injil
Luk 17:20-25

"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus,
kapan Kerajaan Allah datang.
Yesus menjawab,
"Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah.
Tidak dapat dikatakan,
"Lihat, ia ada di sini' atau 'ia ada di sana.'
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di di tengah-tengahmu."

Yesus berkata kepada para murid,
"Akan datang waktunya
kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu.
Tetapi kalian tidak akan melihatnya.
Orang akan berkata kepadamu,
'Lihat dia ada di sana!
Lihat dia ada di sini! '
Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut.
Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu
ke ujung langit yang lain,
demikian pulalah halnya Anak Manusia,
pada hari kedatangan-Nya kelak.

Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu
dan ditolak oleh angkatan ini."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita masih berfokus pada Kerajaan Allah.
Dari Bacaan Injil hari ini, orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, "Kapan Kerajaan Allah akan datang?"
Sesungguhnya yang dinanti-nantikan sejak dahulu adalah kedatangan Mesias, dan Mesias telah datang tetapi banyak orang tidak mau menerima Dia sebagai Mesias.
Mereka berharap Mesias yang datang itu berupa seorang raja yang memimpin suatu kerajaan.
Yang namanya kerajaan tentu ada istananya, ada bala tentaranya dan sebagainya.
Maka Yesus pun menegaskan kembali, "Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."

Ternyata masih saja orang-orang keliru tentang Mesias dan kerajaan Allah.
Mereka mau agar Allah dan kerajaan-Nya menjadi bagian dari dunia ini, menjadi sama seperti kerajaan-kerajaan dunia lainnya.
Jangan-jangan di antara kita pun ada juga yang berharap melihat tanda-tanda lahiriah dari Kerajaan Surga, kasat mata dan nampak nyata.

Begitu pula yang terjadi, ketika Yesus ditangkap dan dihadapkan kepada Pilatus, Yesus ditanya, "Engkau inikah raja orang Yahudi?"
Yesus menjawab, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Kerajaan Allah itu jauh-jauh-dekat.
Kita hanya punya satu kali kesempatan untuk datang dan melihat Kerajaan Allah, dan pada saatnya itu kita akan tinggal di sana selama-lamanya.
Jaraknya sangat jauh alang-kepalang, teknologi belum bisa menyediakan sarana komunikasinya.
Kita tidak bisa kirim pesan via SMS atau WhatsApp ke sana, seolah-olah kita putus hubungan dengan orang-orang yang kita kasihi yang telah tinggal di sana.
Tetapi Yesus mengatakan, ada semacam "miniatur" Kerajaan Allah bisa kita simpan di dalam hati kita, yang kita sebut iman.
Melaluinya, telah disediakan sarana komunikasi yang sangat canggih, yang bisa menjangkau sampai kepada Kerajaan Surga sekali pun kita masih tinggal di dunia ini.
Sarana komunikasinya sangat berbeda dengan sarana-sarana yang ada sekarang ini, karena dibangun secara rohaniah.
Dan saya percaya, sebagai warga dari Kerajaan Allah, setiap pesan yang kita kirimkan melalui sarana canggih ini pasti sampai kepada yang dituju, entah langsung kepada Allah Bapa, atau melalui perantaraan Yesus Kristus, Bunda Maria atau para orang kudus.
Sebaliknya pesan dari kerajaan itu akan sampai kepada kita jika kita memelihara "miniatur" tadi di dalam hati kita, memelihara iman kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yosef Maria Pignatelli, Pengaku Iman
Yosef Maria Pignatelli lahir di Saragossa, Spanyol pada tahun 1737. Anak bangsawan tinggi Spanyol ini mempunyai bakat-bakat ketabahan dan tahan uji yang kemudian terbukti di dalam peristiwa-peristiwa pahit yang dihadapinya. Ketika berusia 16 tahun, ia masuk Serikat Yesus di Tarragona dan kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1763. Sebagai imam ia ditugaskan berkarya di antara orang-orang miskin di Saragossa, kota kelahirannya.
Peristiwa pahit pertama yang dihadapinya sebagai seorang imam Yesuit ialah peristiwa pengusiran imam-imam Yesuit dari negeri Spanyol oleh Raja Charles III pada tahun 1767. Bersama rekan-rekannya, Yosef terpaksa menyingkir ke kota Corsica. Tak lama kemudian di Corsica pun mereka diusir lagi oleh bangsa Prancis yang menguasai daerah itu. Dari Corsica mereka pergi dan tinggal di Ferrara, Italia. Rupanya cobaan belum juga selesai karena suatu sebab, Paus Klemens XIV (1769-1774) membubarkan serikat itu dan kemudian mengawamkan semua anggotanya.
Sementara itu selama 20 tahun Yosef sendiri tinggal di Bologna, dan dari sana ia menolong rekan-rekan Yesuitnya yang kurang beruntung di pengasingan. Sementara itu muncullah angin baik di Rusia. Ratu Katerina melarang penyebaran surat yang berisi ancaman penindasan terhadap imam-imam Yesuit di negerinya.  Maka di Rusia, Serikat Yesus dapat hidup dengan aman dan dapat melaksanakan tugas misionernya dengan baik. Pada tahun 1792 Pangeran dari Parma mengundang 3 orang imam Yesuit dari Italia dan meminta mereka mendirikan serikatnya di sana. Hal ini didukung pula oleh Sri Paus Pius VI (1775-1799).
Yosef Pignatelli sendiri bertindak sebagai Superior Serikat. Maka sejak saat itu Serikat Yesus mulai hidup lagi, dan masuk ke Italia lagi. Sebagai langkah pertama pada tahun 1799, Yosef Pignatelli membuka novisiatnya di Colorno. Lalu pada tahun 1801, ia sendiri menyaksikan peristiwa pengesahan berdirinya kembali Serikat Yesus di Propinsi Rusia oleh Paus Pius VII (1800-1823). Dengan usaha keras ia membangun kembali Serikat Yesus di Kerajaan Napoli pada tahun 1804. Ia sendiri bertindak sebagai Provinsialnya. Sayang bahwa Provinsi Yesuit baru ini ditindas kembali oleh bangsa Prancis hingga tenggelam. Lalu Yosef pergi ke Roma, dan di sana ditunjuk sebagai Provinsial seluruh Italia.
Dari sana ia berusaha membaharui Serikat Yesus yang ada di Sardinia dan melindunginya dari jajahan bangsa Prancis. Walaupun Serikat Yesus belum dapat berdiri kokoh secara penuh sampai tahun 1814, namun sesudah wafatnya di Roma pada tanggal 11 Nopember 1811, Paus Pius XII (1939-1958) menyatakannya sebagai 'kudus' pada tahun 1954. Dia disebut tokoh 'Pembangun kembali Serikat Yesus'. Yosef Maria Pignatelli suka bekerja di kalangan kaum miskin; ia sangat baik hati, rendah hati serta halus perasaannya. Dalam imannya yang kokoh akan penyelenggaraan Allah, ia dengan teguh dan tabah menghadapi semua kemelut yang melanda serikatnya. Banyak orang mencintainya karena kepribadiannya itu.

Duns Scotus, Biarawan dan Pujangga Maria
Duns Scotus lahir di Maxton, Skotlandia pada tahun 1266 dan meninggal dunia di rumah biara Fransiskan di Koln, Jerman pada 8 Nopember 1308. Imam Fransiskan ini dikenal sebagai filsuf dan teolog kenamaan pada Abad Pertengahan. Sumbangannya di bidang filsafat dan teologi sangat besar pengaruhnya hingga kini.  Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1291, ia belajar lagi di Universitas Paris dan Oxford hingga meraih gelar doktor di bidang teologi pada tahun 1305. Setelah itu ia kembali menjadi mahaguru teologi di Universitas Cambridge, Oxford dan Paris.
Ia disebut 'doktor yang tajam dan halus' dalam pemikirannya dan dalam gaya bahasa Latin yang digunakannya. Banyak sekali karya filosofis dan teologisnya. Salah satu yang terkenal ialah 'Opus Oxoniense', sebuah komentar tentang hukuman mati atas diri Petrus Lombardia (1100-1160). Ia juga menulis sebuah karangan tentang 'Adanya Allah' dengan judul "De primo principio".
Tokoh-tokoh besar yang mempengaruhi Duns Scotus adalah Aristoteles (384-322 Seb. Mas.), Santo Agustinus (354-430), Avicenna (980-1037), dan Santo Bonaventura (1221-1274). Sebagaimana filsuf-filsuf besar lainnya di Abad Pertengahan, Duns Scotus pun mengajarkan bahwa manusia mempunyai dua kemampuan utama: 'intelek dan kehendak'. Tetapi ia lebih mengunggulkan 'kehendak' di atas 'intelek'. Dalam masalah inilah ia berbeda dari Santo Thomas Aquinas (1225-1274) yang lebih mengunggulkan 'intelek' di atas 'kehendak'. Keduanya memang tidak sependapat di dalam hal ini, namun sama-sama mengakui kemerdekaan kehendak dan intelek.
Bagi Scotus, kegiatan utama dari kehendak ialah cinta. Terpengaruh oleh pandangannya itu, maka salah satu tema teologinya didasarkan pada pandangan Santo Yohanes Penginjil tentang Allah, bahwa 'Allah itu Kasih'. Bagi dia, cinta merupakan aktifitas Allah yang paling luhur. Oleh dan di dalam cinta, Allah dengan tindakan kehendakNya yang bebas menciptakan dan memelihara semua ciptaanNya, teristimewa manusia. Karena Scotus menilai teologi sebagai suatu pengetahuan praktis, maka ia mengajarkan bahwa manusia harus menjawabi dan menghayati cinta Allah yang dilimpahkan kepadanya. Dalam rangka itu, Wahyu Allah merupakan norma bagi tindakan manusia. Dengan mengikuti norma-norma yang diwahyukan, manusia akan mencapai kebahagiaan abadi. Namun menurut pandangannya, kendatipun manusia akan menikmati cinta illahi dan memandang Allah, kebahagiaan abadi itu tercapai lebih karena cinta akan Allah daripada tahu tentang Allah.
Penyataan cinta Allah yang paling mulia terhadap semua makhluk ciptaan terutama manusia ialah "peristiwa inkarnasi, penjelmaan Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus." Yesus Kristus adalah pusat dan tujuan penciptaan, pusat sejarah manusia, dan alam semesta. Di sinilah terletak titik sentral teologi Scotus.  Kecuali itu Duns Scotus dikenal luas sebagai seorang pengajar dan pembela ulung ajaran tentang Maria 'yang dikandung tanpa noda dosa' (Maria Immaculata). Oleh karena itu ia dijuluki 'Doctor Marianus'. Bagi Scotus, Maria disebut Bunda Allah karena ia mengandung dan melahirkan - dengan demikian turut serta secara aktif dalam karya penebusan umat manusia - Pribadi Kedua dari Trinitas yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Oleh karena itu sudah seharusnya ia diperkandungkan tanpa noda dosa, baik dosa asal maupun dosa-dosa pribadi. Bagi Scotus, masalah keperawanan Maria - yang oleh teolog-teolog sebelum Scotus dianggap tak jelas dasarnya - tidak bertentangan dengan dogma tentang dosa asal atau dengan kebenaran bahwa Kristus menebus semua umat manusia. "Bunda Maria yang terberkati", katanya, "dibebaskan dari dosa asal dalam kaitan erat dengan pandangan kita tentang kemuliaan Puteranya". Untuk itu Scotus menegaskan bahwa Allah mempunyai kuasa untuk melakukan perkandungan tanpa noda dosa itu atas Maria yang dianggapNya layak mengandung dan melahirkan PuteraNya yang tunggal.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-11-13 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Rabu, 13 November 2024



Bacaan Pertama
Tit 3:1-7

"Dahulu kita sesat, tetapi berkat rakhmat-Nya, kita diselamatkan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus:

Saudara terkasih,
Ingatkanlah semua orang
agar tunduk pada pemerintah dan para penguasa.
Hendaklah mereka taat
dan siap sedia melakukan setiap pekerjaan yang baik.
Janganlah mereka memfitnah atau bertengkar.
Hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut
terhadap semua orang.
Sebab dahulu kita juga hidup dalam kejahilan:
tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan,
hidup dalam kejahatan dan kedengkian,
keji, saling membenci.

Tetapi ketika telah nyatalah
kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita,
kepada manusia
maka kita diselamatkan oleh-Nya.
Hal itu terjadi
bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,
melainkan karena rahmat-Nya
berkat permandian kelahiran kembali
dan berkat pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita
lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita.
Dengan demikian
kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya,
berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.

Demikanlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6,R:1

Refren: Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.

*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang,
dan menyegarkan jiwaku.

*Ia menuntun aku di jalan yang lurus
demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh berlimpah.

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
seumur hidupku.
Aku akan diam di dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
1Tes 5:18

Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian.



Bacaan Injil
Luk 17:11-19

"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah
selain orang asing itu?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem,
Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea.
Ketika Ia memasuki suatu desa
datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia.
Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, 
"Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Yesus lalu memandang mereka dan berkata,
"Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam."
Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir.

Seorang di antara mereka,
ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh,
kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
lalu tersungkur di depan kaki Yesus
dan mengucap syukur kepada-Nya.
Orang itu seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata,
"Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?
Di manakah yang sembilan orang tadi?
Tidak adakah di antara mereka
yang kembali untuk memuliakan Allah
selain orang asing ini?"

Lalu Ia berkata kepada orang itu,
"Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada sepuluh orang kusta datang kepada Yesus, semuanya disembukan tetapi hanya satu orang saja yang kembali kepada Yesus, tersungkur di depan kaki Yesus sambil mengucap syukur kepada-Nya.
Ia adalah seorang Samaria, orang asing bagi kalangan Yahudi.

Mari kita lihat yang sembilan orang kusta lainnya.
Pertama-tama, tidak ada orang yang mau menderita kusta, mereka juga tidak.
Belum tentu mereka menderita karena kesalahan atau pun perbuatan dosa yang mereka lakukan, bisa jadi saja di antara mereka ada yang baik dan tidak berdosa.
Yang namanya penyakit tidak pilih-pilih, jika manusia lemah maka penyakit pun datang, tak melihat warna kulit apalagi melihat agamanya apa.
Tetapi siapa pun dia, orang sakit patut mendapatkan belas kasihan.

Yang kedua, mereka pergi kepada Imam untuk menunjukkan kalau mereka sudah ditahirkan, ini perintah dari Yesus sendiri, mereka mentaatinya.
Salahkah orang yang mentaati perintah Tuhan?

Dan yang ketiga, bisa jadi sebagian dari mereka adalah orang Yahudi, bangsa terpilih.
Saling menolong di antara sesama saudara adalah hal lumrah, dan bahkan bagi sebagian keluarga, menolong saudara sendiri itu wajib hukumnya.

Tetapi ketiga alasan di atas akan menjadi mentah ketika kita berbicara rasa syukur dan tahu berterimakasih.
Benar, sakit bisa menimpa siapa saja, tapi apa kaitannya dengan Tuhan?
Apa iya kita menuduh Tuhan adalah sumber penyakit? Begitukah?
Justru Tuhan itulah sumber kesembuhan, terutama yang rohaniah.

Mentaati perintah Tuhan memang tanpa kompromi, tidak memandang apakah kita suka mematuhinya atau tidak.
Tetapi janganlah menjadikan perintah Tuhan sebagai alasan untuk membenarkan diri sendiri, itu sama saja dengan penyesatan.
Jika memang memiliki rasa berterimakasih, tentu setelah memperlihatkan diri di hadapan imam, ke sembilan orang kusta yang telah sembuh itu bisa datang kepada Yesus untuk bersyukur dan memuliakan nama-Nya.

Dan yang terakhir, berbelas kasihan itu tidaklah pandang-bulu, tidaklah tebang-pilih, dan tidak mengandung azas timbal-balik.
Mengapa kita mesti menggerutu ketika ada saudara kita tidak mau menolong kita?
Apa iya kita merasa senang menerima pertolongan dari saudara tetapi dilakukannya dengan bersungut-sungut?
Bukankah sebagai orang beriman sudah semestinya kita mengharapkan pertolongan justru dari Tuhan, tetapi memberi pertolongan bisa kepada siapa saja termasuk sanak saudara sendiri?

Nah, marilah kita berlatih untuk senantiasa bersyukur terhadap apa pun yang kita miliki, termasuk dalam segala kekurangan kita.
Marilah senantiasa memuliakan Tuhan dalam keadaan apa pun.



Peringatan Orang Kudus
Santo Stanislaus Kostka, Pengaku Iman
Stanislaus Kostka berasal dari Polandia. Bersama kakaknya Paul, ia dikirim belajar oleh orangtuanya di sebuah kolese Yesuit di Wina, Austria. Pada waktu itu ia baru berumur 14 tahun. Stanislaus, seorang pemuda yang periang, polos, dan peramah. Wataknya ini berbeda jauh dari kakaknya Paul. Bagi Paul, Stanislaus adalah seorang pengganggu, bagai duri di dalam matanya, sehingga ia sering memperlakukan Stanislaus secara kasar dan kejam. Stanislaus menerima semua perlakuan kakaknya itu dengan sabar. Namun akibatnya pada suatu hari ia jatuh sakit dan sangat kritis.
Dengan perlakuannya itu, Paul melalaikan kewajibannya sebagai seorang kakak yang seharusnya melindungi adiknya. Di Wina, mereka tinggal (indekos) di rumah seorang Protestan. Maka sewaktu Stanislaus jatuh sakit sangatlah mustahil untuk mendatangkan seorang imam. Ia minta pelayan memanggil seorang imam, namun tuan rumah tak mengizinkan seorang imam masuk ke dalam rumahnya. Untunglah bahwa ia ingat akan perlindungan Santa Barbara, yang menurut riwayat Orang-orang Kudus - tak pernah membiarkan orang yang minta bantuan perantaraannya meninggal dunia tanpa dibekali sakramen-sakramen terakhir. Maka Stanis pun berdoa kepada Tuhan dengan perantaraan Santa Barbara; tiba-tiba Santa Barbara menampakkan diri kepadanya didampingi dua malaekat. Tuhan dan menerimakan komuni kudus kepadanya. Beberapa hari kemudian Santa Maria, sambil menggendong PuteraNya, memasuki kamarnya dan menyembuhkannya.
Sebagai ucapan syukur kepada kerahiman Tuhan padanya, Stanislaus bertekad masuk Serikat Yesus. Dalam mewujudkan tekadnya itu dan agar tekadnya itu tidak dihalang-halangi oleh ayahnya, ia melarikan diri ke Roma dengan berjalan kaki. Di sana ia diterima oleh Santo Petrus Kanisius dalam novisiat Yesuit setelah membuktikan kesungguhan hatinya dengan menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya. Stanislaus bersungguh-sungguh di dalam menghayati panggilannya itu. Sepuluh bulan lamanya ia menjalani masa novisiatnya dengan sangat setia. Ia sangat saleh meskipun umurnya masih sangat muda.
Ia kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia pada tanggal15 Agustus 1868 bertepatan dengan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga. Stanislaus meninggal dunia sebagai novis Yesuit dalam usia 17 tahun. Segera setelah wafatnya, banyak orang cacat sembuh karena pengantaraannya.  Mujizatnya yang terbesar ialah bahwa kakaknya Paul yang jahat dan kasar itu, mengubah cara hidupnya ketika ia mencari Stanislaus di Roma. Paul pun kelak menjadi orang kudus.

Santo Didakus, Pengaku Iman
Santo Didakus - yang disebut juga Diego/Santiago/Yakobus - lahir pada tahun 1400, dari sebuah keluarga Spanyol yang sederhana. Semasa mudanya ia tinggal di sebuah tempat sunyi sebagai pertapa. Rezeki hariannya diperoleh dengan menganyam tikar. Namun ia sadar bahwa tanpa bimbingan tidak mungkin ia dapat mencapai kesempurnaan hidup Kristiani. Karena itu ia masuk tarekat Saudara-saudara Dina Fransiskan sebagai bruder di biara Arrizafa.
Ia tidak mau menjadi imam meskipun terus-menerus ditawarkan jabatan klerus itu kepadanya, sehingga sampai saat kematiannya ia tetap seorang bruder. Bruder Didakus rajin dan saksama dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Di sela-sela kesibukannya ia tetap menyiapkan waktu untuk berdoa. Ia berharap bahwa pekerjaan-pekerjaannya itu berkenan di hati Tuhan. Pengetahuannya tentang soal-soal rohani yang didapatnya dengan berdoa dan bermeditasi sangat dalam sehingga para ahli teologi pun datang kepadanya untuk meminta pendapatnya mengenai soal-soal yang sulit. Perhatiannya terhadap para pengemis dan orang sakit mengagumkan.
Didakus pernah bekerja selama beberapa tahun di kepulauan Kanari. Ia meninggal dunia pada tahun 1463 di Alkala, Spanyol. Konon menjelang ajalnya, ia berulang-ulang mengucapkan ayat-ayat "Dulce lignum" dari perayaan hari Jumat Suci: "Kayu lezat, paku nikmat, sedap pula bebannya."

Santa Fransiska Xaveria Cabrini, Pengaku Iman
Fransiska Xaveria Cabrini adalah orang pertama Amerika Serikat yang dinyatakan sebagai santa. Ia lahir di Sant Angelo di Lodi, dekat Milano, Italia pada tanggal 15 Juli 1850. Ayahnya petani kaya raya, kemenakan Agustins Defretis, orang penting kedua di Italia pada masa itu. Fransiska adalah puteri ke-13 dan anak bungsu. Sudah sejak kecil ia mendapat pendidikan yang baik dari para suster Hati Kudus. Sejak itu pula ia tertarik pada corak hidup membiara dan karya misi. Dua kali ia mengajukan permohonan menjadi biarawati, namun dua kali pula permohonannya ditolak karena kesehatannya kurang baik untuk menjalani hidup di biara.
Tetapi Uskup Dominikus Gelmini memberinya tugas sebagai perawat dan guru untuk anak-anak yatim-piatu di sebuah panti asuhan dekat kota Cordogno. Ia mengalami banyak kesukaran baik dalam tugas sebagai perawat dan guru, maupun dalam usahanya untuk menjadi seorang biarawati. Akhirnya baru pada tahun 1877, ia boleh mengucapkan kaul kebiaraannya. Keinginannya menjadi misionaris ke daerah Timur mendapat dukungan kuat dari uskupnya. Segera ia mendirikan sebuah tarekat religius yang kemudian terkenal sebagai tarekat Suster-suster Misionaris Hati Kudus. Dengan tarekat ini ia sangat berjasa bagi para imigran Italia yang tinggal di Chicago.
Pakaiannya sangat sederhana seperti yang lama. Paus Leo XIII (1878-1903) mengesahkan tarekat yang didirikannya, dan juga memberinya tugas baru menjadi misionaris di wilayah-wilayah Kristen di Barat yang lebih membutuhkan. Ditemani 6 orang suster, ia pergi ke Barat. Tidak sedikit kesukaran yang dialaminya. Namun dengan tekad dan kesungguhan hati yang membaja, ia berhasil berturut-turut mendirikan biara-biara, sekolah dan rumah sakit di seluruh Amerika Serikat, bahkan juga di Amerika Selatan dan Eropa. Oleh karena itu ia sering mengadakan perjalanan jauh walaupun kesehatannya sangat rapuh.
Pada tahun 1909, ia menjadi warga negara Amerika Serikat. Ia wafat di Chicago pada tanggal 22 Desember 1917, sebagai seorang penjasa besar bagi Amerika. Pada tanggal 7 Juli 1946, ia dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius XII (1939-1958). Ia dikenal sebagai pendiri Tarekat Suster-suster Misionaris Hati Kudus dan menjadi kebanggaan hati umat Amerika karena dialah orang kudus pertama Amerika Serikat.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-11-12 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Selasa, 12 November 2024

PW S. Yosafat, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Tit 2:1-8.11-14

"Hendaklah kita hidup saleh
sambil menantikan kebahagiaan yang kita harapkan
yaitu penampakan Allah dan penyelamat kita Yesus Kristus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus:

Saudaraku terkasih,
beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat.
Para lanjut usia hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana,
sehat dalam iman, kasih dan ketekunan.
Demikianlah pula para wanita tua,
hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah,
jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur,
tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik,
dan dengan demikian mendidik wanita-wanita muda
mengasihi suami dan anak-anaknya,
hidup bijaksana dan suci,
rajin mengatur rumah tangganya,
baik hati dan taat kepada suaminya,
agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Demikian pula terhadap orang-orang muda.
Nasihatilah mereka, supaya menguasai diri dalam segala hal,
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh
dalam pengajaranmu,
sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu
sehingga lawan menjadi malu,
karena tidak ada hal-hal buruk
yang dapat mereka sebarkan tentang kita.

Sebab sudah nyatalah kasih karunia Allah
yang menyelamatkan semua manusia.
Kasih karunia itu mendidik kita
agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi
dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah
di dunia sekarang ini,
sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia,
dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar,
dan Penyelamat kita Yesus Kristus.
Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita
untuk membebaskan kita dari segala kejahatan
dan untuk menguduskan bagi diri-Nya
suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 37:3-4.18.23.27.29,R:39a

Refren: Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia,
bergembiralah karena Tuhan;
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!

*Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh,
dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya;
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya.

*Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,
maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi;
tetapi orang-orang benar akan mewarisi negeri
dan tinggal di sana untuk selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.



Bacaan Injil
Luk 17:7-10

"Kami ini hamba-hamba tak berguna;
kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Yesus bersabda kepada para murid,
"Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba
yang membajak atau menggembalakan ternak baginya,
akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang,
'Mari segera makan'?
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu,
'Sediakanlah makananku.
Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum!
Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.'
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu,
karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Demikian jugalah kalian.
Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu
yang ditugaskan kepadamu,
hendaklah kalian berkata,
'Kami adalah hamba-hamba tak berguna;
kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Menjadi prioritas bagi kita dalam menjawab panggilan Tuhan, yakni tentang kerendahan-hati.
Nampaknya tidak mudah bagi seorang atasan untuk mengucapkan terimakasih kepada bawahannya, karena ia memandang rendah bawahannya itu.
Apalagi untuk meminta maaf, sulitlah hal ini bisa terjadi.
Hal ini terjadi di perkantoran atau di organisasi lain, dan bahkan di dalam keluarga, orangtua sepertinya merasa gengsi untuk mengucapkan terimakasih kepada anaknya sendiri, malah menuntut anaklah yang patut berterimakasih sebab orangtuanya telah membesarkan dia.

Pada Bacaan Injil hari ini, Yesus menyampaikan nasehatnya, agar hendaklah kita senantiasa rendah-hati, "Kami adalah hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."
Walau pun sesungguhnya kita telah mengerjakan banyak hal, telah berjasa besar, namun ketika kita mulai mengharapkan orang lain untuk menghargai kontribusi besar kita itu, maka bibit jumawa pun mulai tumbuh di dalam diri kita.
Jika hal ini dibiarkan, maka sifat jumawa itu akan bertumbuh menjadi semakin tinggi, saking tingginya sampai-sampai kita pun akan memandang rendah orang lain.

Yesus tidak menghendaki kita menjadi jumawa atau angkuh, lalu memandang rendah orang lain.
Pepatah mengatakan, "Seperti bulir padi, semakin berisi semakin menunduk."
Demikian pula halnya kita, semakin matang di dalam iman, maka kita semakin merendah di hadapan orang, terlebih lagi di hadapan Allah Bapa kita.
Mari kita laksanakan segera!



Peringatan Orang Kudus
Santo Yosafat Kunzewich, Uskup dan Martir Rusia
Pada tahun 1600, seorang pemuda berusia 16 tahun dikirim orangtuanya ke kota Wilma, barat laut kota Minak, Rusia, untuk dididik dalam ilmu perdagangan. Pemuda itu adalah Yohanes Kunzewich. Ia rajin belajar dan bekerja; namun sementara itu cepat sekali ia menyadari bahwa bakatnya bukan di bidang perdagangan. Ia sebaliknya lebih tertarik pada hal-hal kerohanian.
Di kota besar itu ia menyaksikan keadaan Gereja Rusia yang kacau balau, oleh pengaruh skisma yang timbul di kalangan umatnya. Umat memutuskan hubungannya dengan Gereja Roma dan tidak lagi mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Tak sukar baginya untuk memilih mana Gereja yang sebenarnya menurut kehendak Kristus. Ia yakin bahwa kebenaran dan cintakasih Kristen tidak ditemukan di dalam cara-cara kekerasan, tipu muslihat dan fitnah sebagaimana terlihat di dalam Gereja Ortodoks. Hidup rohaninya mulai berkembang terlebih dengan turut-sertanya ia di dalam kegiatan-kegiatan liturgi sebagai lektor atau penyanyi. Tidak ada upacara di gereja Tritunggal Mahakudus yang diabaikannya.
Pada tahun 1604 ia masuk biara Tritunggal Mahakudus dan menerima nama baru yaitu Yosafat. Jumlah calon di biara itu kurang sekali; tiga tahun lamanya ia sendiri saja, bersama pemimpin biara, yang bergelar Archimandret. Namun tujuan hidupnya jelas nyata yaitu: bertapa, berdoa dan bermeditasi, serta bermatiraga untuk memohon dari Tuhan persatuan Gereja Ortodoks dengan Gereja Roma dalam kandang kebenaran.
Pada tahun 1609 ia ditahbiskan menjadi imam; delapan tahun kemudian ia menjadi Uskup Polotsk. Yosafat ternyata seorang uskup yang saleh dan keras terhadap dirinya sendiri, tapi murah hati terhadap sesamanya. Ia seorang rasul yang rajin, terutama giat dalam usaha untuk menciptakan persatuan Gereja. Hasilnya nyata: Rusia Putih kembali kepada ikatan cintakasih Kristus di bawah pimpinan wakilnya, Sri Paus di Roma. Banyak orang memusuhi dia karena iri hati terhadap semua usahanya itu. Meskipun demikian ia tidak takut. Ia bersedia mempertaruhkan nyawanya demi cita-citanya mempersatukan Gereja.
Pada bulan Oktober 1623, ia pergi ke kota Witebesk, benteng orang skismatik dengan maksud menyampaikan kotbah yang jelas mengenai persatuan Gereja Kristus. Sementara itu musuh-musuhnya tetap mencari jalan untuk membunuhnya. Pada tanggal 12 Nopember sesudah Misa, beberapa penjahat masuk ke dalam kediamannya dan secara kejam menyerang dan membunuh pelayan-pelayannya. Uskup saleh ini tampil ke depan dan dengan berani mengatakan: "Aku inilah yang kamu cari. Mengapa kamu membunuh pelayan-pelayanku yang tak bersalah ini?" Yosafat kemudian dibunuh juga dan jenazahnya dibuang ke dalam sungai Dvina.
Kemartirannya membuka mata banyak orang skismatik yang kemudian bertobat dan bersatu dengan Gereja Roma yang benar. Di antaranya ada seorang Uskup Agung Ortodoks, pemimpin kaum oposisi.

Santo Nilus dari Sinai, Rahib dan Pengaku Iman
Nilus hidup pada pertengahan abad ke-4 di Konstantinopel. Pegawai tinggi kaisar ini telah berumah tangga dan diberkati Allah dengan dua orang anak. Tetapi lama kelamaan timbullah dalam hatinya hasrat untuk menjalani hidup sebagai rahib di tempat yang sunyi demi pengabdian yang total kepada Allah. Isterinya menyetujui perceraian mereka dengan syarat putera sulung mereka tetap tinggal mendampinginya. Demikianlah Nilus bersama Teodulus anaknya yang bungsu berangkat ke padang gurun Sinai, dan menetap di sana sebagai rahib. Rencana hidupnya dapat diringkas sebagai berikut: memuji Allah dengan perkataan, mengabdi kepadaNya dengan perbuatan, dan berbakti kepadaNya dengan pikirannya.
Hidupnya yang suci serta aman-tenteram itu pada suatu hari diganggu oleh serangan gerombolan penjahat orang-orang Arab. Banyak rahib dibunuh. Nilus dapat menyelamatkan dirinya, akan tetapi puteranya ditangkap dan ditawan sebagai budak.
Sesudah menguburkan jenazah teman-temannya, Nilus pun berusaha mencari Teodulus. Namun ia tidak berhasil menemukannya. Pada suatu hari secara kebetulan ia mendengar bahwa anaknya itu menjadi budak belian di Eleusa, sebuah kota dekat Birseba. Ia pun berangkat ke sana tanpa mengantongi uang sesen pun sebagai penebus Teodulus. Tidaklah mungkin ia dapat menebus anaknya itu. Baginya hanya tinggal satu kemungkinan yaitu menghadap Uskup Eleusa dan menceritakan kepadanya segala sesuatu yang telah terjadi atas dirinya. Atas bantuan uskup itu Teodulus dapat ditebus. Kemudian karena kepandaian serta kesalehan Nilus dan Teodulus, mereka ditahbiskan menjadi imam. Mereka kemudian pulang ke Sinai untuk kembali menjalani hidup tapa mereka di sana. Nilus meninggal dunia pada tahun 430 di gunung Sinai.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-11-11 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Senin, 11 November 2024

PW S. Martinus dr Tours, Uskup



Bacaan Pertama
Tit 1:1-9

"Angkatlah penatua-penatua seperti yang telah kupesankan kepadamu."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus:

Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus,
yang ditugaskan memelihara iman para pilihan Allah
serta pengetahuan akan kebenaran,
seperti nampak dalam ibadah kita;
jadi berdasarkan pengharapan akan hidup kekal,
yang sebelum permulaan zaman
sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,
yang pada waktu yang ditetapkan-Nya telah menyatakan sabda-Nya
dalam pewartaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku
sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.

Kepada Titus, anakku yang sejati dalam iman bersama:
Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita,
menyertai engkau.

Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud,
supaya engkau menyelesaikan apa yang masih harus diatur,
dan supaya engkau mengangkat penatua-penatua di setiap kota,
seperti yang telah kupesankan kepadamu.
Panatua-panatua itu haruslah orang yang tak bercacat,
yang mempunyai satu isteri saja,
yang anak-anaknya hidup beriman,
dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh
atau hidup tidak tertib.

Sebab sebagai pengatur rumah Allah
seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh,
bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
melainkan suka memberi tumpangan, dan suka akan yang baik,
bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri,
dan berpegang pada perkataan yang benar,
yang sesuai dengan ajaran yang sehat,
supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu,
dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Itulah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan,
dan tidak bersumpah palsu.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Flp 2:15-16

Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan.



Bacaan Injil
Luk 17:1-6

"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari
dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal',
engkau harus mengampuni dia."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan!
Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya.
Lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya,
lalu ia dilemparkan ke dalam laut,
daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini.
Jagalah dirimu!
Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia.
Dan jika ia menyesal, ampunilah dia.
Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari
dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal,' 
engkau harus mengampuni dia."

Lalu para rasul berkata kepada Tuhan,
"Tambahkanlah iman kami!"
Tetapi Tuhan menjawab,
"Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi,
kalian dapat berkata kepada pohon ara ini,
'Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut,'
maka pohon itu akan menurut perintahmu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan *The Power of Word* berikut ini.

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Dahulu, sebelum ada Google Maps atau Waze, saya mengandalkan "peta" berupa kertas lebar yang terpaksa dilipat-lipat saking lebarnya, dan tentu saja tidak praktis karena informasi yang dicantumkan sangat minim, dan tidak up-to-date pula.
Maka saya mesti menepi untuk bertanya kepada siapa saja yang ada di pinggir jalan.
Seringkali mereka geleng-geleng karena gak tahu, tapi ada juga yang dengan sengaja memberi arah jalan yang salah agar kita tersesat.
Dan jangan salah, ada juga yang dengan sungguh-sungguh hendak membantu kita menunjukkan jalan tetapi yang ditunjukkan itu jalan yang keliru atau jalan yang memutar sehingga menjadi jauh.
Ia sama sekali tidak bermaksud menyesatkan tetapi itulah kebenaran yang diyakininya, dan dengan rela hendak membantu kita.

Bagaimana dengan perjalanan rohani kita?
Rasanya sebelas-sebelas, bukan sebelas-duabelas, sebab hari ini tanggal 11 bulan 11, penyesatan juga selalu ada.
Terlebih lagi dengan tersedianya media sosial via internet, banyak sekali beredar ajaran-ajaran yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan Kitab Suci kita, yang terkadang sampai membuat saya merinding membacanya.
Penyesatan itu telah tercampur-aduk dengan kebenaran dari Tuhan sehingga menjadi sulit untuk dikenali mana yang dari Tuhan dan mana yang dari kekuatan jahat.

Saya sendiri tidak terlalu khawatir karena sejak semula mendalami Kitab Suci, saya meyakini kalau Yesus adalah pemandu jalan saya, dan Roh Kudus senantiasa memberi pencerahan terhadap ajaran-ajaran Yesus sehingga saya pun akhirnya punya "peta iman" yang bisa saya gunakan sebagai pemandu jalan rohani saya.
Tentu saja saya bisa tersesat karena kelemahan saya sebagai manusia, tetapi saya bisa segera tahu kalau arah jalan saya menyimpang dan selalu ada kesempatan untuk kembali ke jalan Tuhan.
Allah Bapa kita yang di Surga, keluarga dan kerabat dekat saya, selalu membuka tangan untuk memaafkan dan mengampuni kesalahan dan dosa saya.

Oleh karena itu, saya tidak terlalu khawatir ketika berselancar di dunia maya.
Malah seringkali saya dicerahkan oleh peristiwa-peristiwa yang diberitakan.
Beberapa hari yang lalu, saya menyaksikan pidato kemenangan Donald Trump setelah terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat.
Trump sering mengalami penyesatan dari orang-orang yang ingin menjatuhkan dia dari karir politiknya, dan bahkan beberapa kali mengalami upaya pembunuhan, dan Trump selalu lolos.
Ia percaya bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya, dan upaya pembunuhan itu malah memperkuat keyakinannya akan perlindungan Allah.
Maka Trump mengajak rakyat Amerika untuk kembali mengandalkan iman dalam menghadapi berbagai tantangan nasional.

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Iman kepada Kristus adalah perisai yang kokoh untuk menyelamatkan diri dari penyesatan.
Tadi telah kita dengarkan,
"Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini,
'Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut,' maka pohon itu akan menurut perintahmu."

Betapa dahsyatnya iman kepada Kristus itu.
Selain untuk melawan kuasa kejahatan, iman juga membuat kita menjadi waspada dan tidak mudah tergiur oleh penyesatan yang nampak menarik dan menggiurkan itu.
Dan menjadi lebih istimewa lagi,
ketika kita tersesat, sejauh mana pun kita tersesat, Tuhan selalu hadir untuk memanggil kita kembali ke jalan-Nya.
Tentu saja jaminan dari Tuhan ini tidak akan membuat kita mengabaikan perjalanan rohani kita, mengandalkan panggilan Tuhan, toh saat bertobat akan ada sukacita di Surga.
Jangan, sebab akan lebih baik lagi jika kita selalu berada di dekat-Nya, tak perlu mengalami penyesatan, menjadikan ajaran Yesus sebagai moda transportasi perjalanan iman kita.
Maka, membangun dan memelihara hubungan yang intim dengan Tuhan adalah keputusan yang tepat. Ini dapat kita lakukan dengan lebih sering berjumpa dengan-Nya melalui doa, dengan rajin-rajin mendengarkan sabda-Nya melalui Injil, dan dengan senantiasa membuka mata dan telinga agar mengetahui kehadiran-Nya di dalam hidup kita.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Martinus dari Tours, Uskup dan Pengaku Iman
Martinus lahir di Sabaria, Pannonia (sekarang: Szombathely, Hungaria Barat) pada tahun 335 dan dibesarkan di Italia. Ayahnya seorang perwira tinggi Romawi yang masih kafir. Sulpicius Severus, pengikut dan penulis riwayat hidupnya, mengatakan bahwa Martinus pada umur 10 tahun diam-diam mengikuti pelajaran agama Kristen tanpa sepengetahuan orangtuanya. Ayahnya sangat mengharapkan dia menjadi perwira Romawi seperti dirinya. Oleh karena itu pada usia 15 tahun, ia memasukkan Martinus dalam dinas militer.
Dalam suatu perjalanan dinas ke kota Amiens, pada musim dingin tahun itu, Martinus berpapasan dengan seorang pengemis malang yang sedang kedinginan di pintu gerbang kota. Pengemis itu mengulurkan tangannya meminta sesuatu dari padanya. Kasihan ia tidak membawa uang sesen pun pada waktu itu. Apa yang dilakukannya? Tergerak oleh belaskasihannya yang besar pada pengemis malang itu, ia segera menghunus pedangnya dan membelah mantelnya yang indah itu: sebagian
untuk dia dan sebagian diberikan kepada pengemis itu. Ketika memasuki kota Amiens, banyak orang menertawakan dia karena mantelnya yang aneh itu.
Pada malam itu juga, Yesus bersama sejumlah malaekat Allah menampakkan diri kepadanya. Dalam penglihatan itu Martinus melihat Yesus mengenakan mantel setengah potong yang sama dengan bagian mantel yang diberikan kepada pengemis malang tadi. Kepada para malaekat itu Yesus berkata: "Martin, seorang katekumen memberikan Aku mantel ini." Tak lama kemudian ia dipermandikan dan segera mengajukan permohonan pengunduran diri dari dinas ketentaraan. Kepada atasannya ia berkata: "Saya ini tentara Kristus, karena itu saya tidak boleh berperang." Atasannya dan perwira-perwira lainnya mencerca dan menuduhnya pengecut. Tetapi dengan tegas Martinus menjawab: "Saya berani pergi berperang dan bersedia berdiri di front terdepan tanpa membawa sepucuk senjata pun." Akhirnya permohonannya dikabulkan dan ia secara resmi berhenti dari dinas militer Romawi.
Sesudah itu ia menjadi murid Santo Hilarius, Uskup Poiters. Setelah beberapa lama dididik oleh Santo Hironimus, ia ditahbiskan menjadi imam dan diutus ke Illirikum, Yugoslavia untuk mewartakan Injil di sana. Tetapi karena ia mendapat banyak tantangan dari para penganut aliran sesat Arianisme, maka ia mengundurkan diri dan hidup bertapa di sebuah pulau dekat pantai selatan Prancis. Kemudian ia bergabung lagi dengan Santo Hilarius dan mendirikan sebuah biara di Liguge, Prancis. Inilah biara pertama di Prancis. Di dalam biara ini ia menjadi pembimbing bagi rahib-rahib lain yang ingin mengikuti jejaknya.
Kemudian pada usia 55 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup Tours. Ia tidak mempunyai istana yang istimewa, hanya sebuah bilik sederhana di samping sakristi gereja. Bersama rahib-rahibnya, Martinus giat mewartakan Injil. Kotbah-kotbahnya diteguhkan Tuhan dengan banyak mujizat. Dengan berjalan kaki, naik keledai atau dengan perahu layar ia mengunjungi semua desa di keuskupannya. Ia tak gentar menghancurkan tempat-tempat pemujaan berhala, dan tanpa takut-takut menentang praktek hukuman mati yang dijatuhkan kaisar terhadap tukang-tukang sihir dan penyebar ajaran sesat. Itulah sebabnya ia tidak disukai oleh orang-orang Kristen yang fanatik. Tetapi Martinus tetap pada pendiriannya: menjunjung tinggi keadilan dan menentang sistim paksaan. Martinus adalah salah seorang dari para kudus yang bukan martir. Ia meninggal dunia pada tanggal 8 Nopember 397.

Santo Mennas, Martir
Orang kudus ini berasal dari Mesir dan dikenal sebagai penjaga unta. Kemudian ia menjadi prajurit dalam dinas militer Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Sewaktu bertugas di Phrygia, Asia Kecil, ia ditangkap karena imannya dan dibunuh pada tahun 295. Jenazahnya dimakamkan di Karm Aba Mina yang sampai kini menjadi tempat ziarah ramai. Dahulu kala di Roma terdapat sebuah gereja yang didirikan di Via Ostia untuk menghormati dia.

Santo Teodoros Konstantinopel
Teodoros lahir di Kerak (sekarang: Yordan) dan meninggal di Bithynia, Asia Kecil pada tahun 841. Mulanya ia menjadi biarawan di Yerusalem dan setelah ditahbiskan menjadi imam, ia dikirim ke Konstantinopel bersama saudaranya Santo Theophanes untuk melancarkan perlawanan terhadap kaum bidaah Ikonoklasme yang didukung oleh Kaisar Leo V (813-820). Tetapi atas perintah raja, mereka dibuang ke sebuah pulau di Laut Hitam, terutama karena mereka berani mencela perceraian kaisar dengan isterinya, dan menentang usaha raja untuk mengeluarkan semua gambar suci dari dalam gereja. Ikonoklasme adalah aliran kepercayaan yang menentang dipasangnya gambar-gambar atau ikon-ikon suci di dalam gereja.
Kemudian ketika Theophilus, juga seorang penganut Ikonoklasme, menjadi kaisar (829-842), mereka kembali ke Konstantinopel. Namun kemudian mereka ditangkap sekali lagi dan dibuang. Jadi dua kali mereka mengalami pembuangan itu. Akibatnya Theodorus meninggal di Bithynia, Asia Kecil pada tahun 814, sebagai akibat dari penganiayaan atas dirinya. Sedangkan Theofanes setelah pembuangan itu menjadi Uskup di Nicea. Ia wafat pada tahun 845.
Theodoros sangat gigih dalam membebaskan Gereja dari kekuasaan dan pengawasan negara, yang dianggapnya selalu meremehkan semangat Kristiani. Ia juga dikenal sebagai tokoh pembaharu hidup membiara yang sangat besar pengaruhnya di kalangan Gereja Timur. Selama berada di tempat pembuangan itu, ia sangat rajin menulis berbagai karya tulis: katekese, kotbah, nyanyian dan buku-buku untuk membela iman yang benar.

Santo Theodoros Studite, Abbas dan Pengaku Iman
Theodoros lahir pada tahun 759 di sebuah kota dekat Akroinum, Asia Kecil. Dalam soal kehidupan membiara di Konstantinopel, Byzantium, beliau tergolong seorang rahib dan abbas yang mempunyai pengaruh besar. Ia tetap menjunjung tinggi penghormatan kepada gambar-gambar kudus yang dipajangkan di dalam gereja sebagai perlawanan terhadap bidaah ikonoklasme. Sebagai akibat dari perjuangannya mempertahankan ajaran-ajaran Gereja, ia beberapa kali dibuang dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 11 Nopember 826, di Akritas (sekarang: Cape Gallo, Yunani).
Pada tahun 794, ia menjadi Abbas sebuah biara, yang didirikan di lahan perkebunan milik ayahnya di Sakkoudion, dekat Olympus. Dalam kedudukan itu, ia melancarkan kritik terhadap perkawinan kembali kaisar Konstantinus VI (780-797), setelah perceraiannya; kritikan itu mengakibatkan pembuangan atas dirinya ke Salonika. Tetapi pada tahun 797, ia diizinkan kembali oleh penguasa yang baru. Tak lama kemudian para perompak-perompak Islam memaksa Theodoros bersama rahib-rahibnya pindah ke Konstantinopel. Di Konstantinopel mereka diizinkan menetap di sebuah biara pertapaan di Studion. Pada tahun 799 Theodoros menjadi Abbas di biara Studion dan aktif menulis beberapa karangan tentang corak hidup membiara.
Pada tahun 809 Theodoros sekali lagi dibuang demi melindungi Nicephoras, seorang awam yang diangkat menjadi patriark Konstantinopel. Tetapi pada tahun 813 dari tempat pembuangannya, Theodoros mendukung Patriark Nicephorus dalam usahanya melawan bidaah ikonoklasme; sebagai akibatnya, Nicephorus pun segera menyusul dia ke pembuangan. Tujuh tahun kemudian, Theodoros diizinkan kembali ke Konstantinopel, tetapi pertentangan yang terus menerus dilancarkannya terhadap para penganut ikonoklasme mengakibatkan pembuangannya yang terakhir di Akritas hingga wafatnya pada tanggal 11 Nopember 826. Ia dimakamkan pertama di Akritas dan kemudian relikuinya dipindahkan ke biara Studion pada tahun 844.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-11-10 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 10 November 2024



Bacaan Pertama
1Raj 17:10-16

"Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil
dan memberikannya kepada Elia."

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:

Sekali peristiwa
Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat.
Ketika ia tiba di dekat gerbang kota itu,
tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.
Elia berseru kepada perempuan itu,
"Cobalah, ambilkan aku sedikit air dalam kendi untuk kuminum!"
Ketika perempuan itu pergi mengambil air,
Elia berseru lagi,
"Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti!"

Perempuan itu menjawab,
"Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun,
kecuali segenggam tepung dalam tempayan
dan sedikit minyak dalam buli-buli.
Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
sebentar lagi aku pulang
dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku,
dan setelah memakannya, maka kami akan mati."
Tetapi Elia berkata kepadanya,
"Janganlah takut,
pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan,
tetapi buatlah lebih dahulu bagiku
sepotong roti bundar kecil dari padanya,
dan bawalah kepadaku,
kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel:
Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis,
dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang
sampai pada waktunya Tuhan menurunkan hujan
ke atas muka bumi."

Maka pergilah perempuan itu,
berbuat seperti yang dikatakan Elia.
Maka Elia, perempuan itu dan anaknya mendapat makanan
beberapa waktu lamanya.
Tepung dalam tempayan itu tidak habis
dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang
sesuai dengan firman Tuhan
yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 146:7.8.9a.9bc-10,R:1

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

*Dialah yang menegakkan keadilan
bagi orang yang diperas,
dan memberikan roti kepada orang-orang yang lapar.
Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

*Tuhan membuka mata orang buta,
Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar.
Tuhan menjaga orang-orang asing.

*Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali,
tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya,
Allahmu, ya Sion, turun-temurun!



Bacaan Kedua
Ibr 9:24-28

"Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya
untuk menanggung dosa banyak orang."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus
bukan yang buatan tangan manusia,
yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati,
tetapi ke dalam surga sendiri
untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita.
Ia pun tidak berulang-ulang masuk
untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri,
sebagaimana Imam Agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus
mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri.
Sebab kalau demikian,
Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini,
Ia hanya satu kali saja menyatakan diri
untuk menghapuskan dosa lewat kurban-Nya.

Seperti manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali saja,
dan sesudah itu dihakimi,
demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya
untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu
Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa
untuk menganugerahkan keselamatan
kepada mereka yang menantikan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:3

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 12:38-44 

"Janda miskin ini telah memberi lebih banyak
daripada semua orang lain."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari, dalam pengajaran-Nya,
Yesus berkata kepada orang banyak,
"Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat!
Mereka suka berjalan-jalan memakai jubah panjang
dan suka menerima penghormatan di pasar.
Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan
di rumah ibadat
dan tempat terhormat dalam perjamuan.
Mereka mencaplok rumah janda-janda
sambil mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang.
Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat."

Pada suatu hari lain,
sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan,
Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang
ke dalam peti itu.
Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
Lalu datanglah seorang janda miskin.
Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.

Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak
daripada semua orang yang memasukkan uang
ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya,
tetapi janda itu memberi dari kekurangannya;
semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus memperhatikan orang-orang memasukkan uang ke dalam peti persembahan, melihat seorang wanita memasukkan dua peser sebagai persembahannya.
Wanita itu bukan hanya miskin, tetapi juga sudah tak lagi didampingi suaminya; ia seorang janda.
Mungkin dua peser itu adalah seluruh nafkahnya pada hari itu, sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus.

Nampaknya persembahan tidak diukur dari nominalnya, melainkan dari seberapa besar pengorbanan yang dipersembahkan dengan sukarela itu.
Walaupun nominalnya kecil saja, tapi itulah seluruh nafkahnya.

Berbeda dengan pengemis di kota-kota besar yang bisa mendapatkan sampai jutaan rupiah dalam se bulan, dua peser yang didapatkan oleh wanita itu hanya bernilai se ribu atau dua ribu rupiah saja.
Artinya dalam se bulan hanya sekitar seratus ribu rupiah atau mungkin kurang dari itu.

Juga berbeda dengan sebagian dari kita yang mengatakan, "Bagaimana mau memberi kalau saya sendiri kekurangan?"
Lalu ia tidak membawa persembahan tetapi malah memohon dilimpahi rejeki.
Bukan mustahil, setelah memperoleh kelimpahan rejeki malah lupa atau tidak mau memberi, "Saya memperoleh semua ini dengan susah payah, kok kamu mau enaknya saja?"

Sesungguhnya dengan meniru wanita miskin itu, kita belajar untuk ber-empati kepada orang lain.
Janganlah mencelupkan tangan kosong ke dalam kotak kolekte, tapi kemudian berteriak agar gereja dipasangi AC; berteriak lebih kencang dibandingkan orang-orang yang perduli akan sumber dana untuk membayar listrik atau pun kebutuhan rumah tangga gereja lainnya.
Mengapa kita masih saja sibuk dengan selumbar di mata orang lain sementara balok di mata sendiri kita biarkan?
Janda miskin kita pandang rendah padahal Yesus sendiri meninggikan dia.



Peringatan Orang Kudus
Santo Andreas Avelino, Pengaku Iman
Andreas lahir di kota Napoli, Italia pada tahun 1521. Semasa mudanya, ia sudah menaruh cinta kasih yang besar kepada Santa Maria. Sehari-harian ia berdoa Rosario, walaupun masa itu doa ini belum menjadi kebiasaan di kalangan umat.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor di bidang Hukum Gereja. Ia bekerja di pengadilan Gerejawi di Tripoli, Italia. Walaupun ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia tidak berhasil menertibkan satu biara suster-suster yang brengsek, lalu membaktikan seluruh dirinya semata-mata demi kepentingan keselamatan jiwa-jiwa.
Sewaktu berusia 35 tahun, ia masuk Ordo Teatian. Ia berniat melawan kemauannya sendiri dan maju lebih jauh ke dalam kehidupan kerohanian dan kesempurnaan setiap hari. Ia menjadi pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyhur, teristimewa di keuskupan Milano bersama-sama dengan Santo Karolus Boromeus. Lebih dari limapuluh tahun lamanya, ia berusaha keras untuk mengembalikan orang-orang berdosa ke dalam pangkuan Gereja; banyak kesusahan yang harus ditanggungnya dalam usahanya mempertobatkan kembali banyak orang dan membawa mereka kembali kepada Kristus. Cacat pada badannya yang menyebabkan banyak kesulitan dalam perjalanannya tidaklah merintangi dia dalam tugas-tugasnya. Panggilan orang-orang sakit terus menerus dipenuhinya. Pada umur 80 tahun, ia meninggal dunia di kaki altar sementara merayakan Ekaristi Kudus. Banyaklah mujizat yang terjadi oleh perantaraannya, baik sebelum maupun sesudah kematiannya.

Santo Leo I atau Leo Agung, Paus
Ia lahir di Tuscany, Italia dari sebuah keluarga bangsawan kaya. Ia diangkat menggantikan Paus Sixtus III (432-440) dan dinobatkan pada tanggal 29 September 440. Ketika terpilih menjadi Paus, ia sedang menjalankan suatu misi diplomatik di Gaul (sekarang: Prancis) atas permintaan Kaisar Valentinianus III. Misi itu ialah mendamaikan Aetius dan Albinus, dua jenderal kekaisaran yang bertikai sehingga melemahkan pertahanan bangsa Prancis melawan serangan bangsa Barbar. Pengangkatan dirinya menjadi Paus sungguh mengejutkan karena pada waktu itu ia masih berstatus Diakon Agung di dioses Roma.
Ia segera menunjukkan bakat dan kemampuannya memimpin Gereja, dengan mengambil tindakan keras terhadap bidaah-bidaah yang berkembang pada masa itu: Pelagianisme, Manicheisme, Priscillianisme dan Monofisitisme. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang pernah dengan pedangnya membela Yesus di taman Getzemani. Leo menghadapi semua serangan terhadap ajaran iman yang benar dan serangan terhadap kota Roma dengan kesucian dan kefasihan lidahnya. Raja Atilla dan Genserik tak berdaya menghadapinya.
Pada tahun 442, Leo menghadapi masalah-masalah serius di dalam diosesnya, khususnya di Aquileia, Italia. Di sana ada beberapa pengikut Pelagius - seorang rahib Inggris yang menyebarkan ajaran sesat Pelagianisme - berniat kembali ke pangkuan Gereja namun tidak sudi melepaskan ajaran sesat yang telah dianutnya. Hal ini sangat merisaukan Leo, karena di antara ajarannya yang lain, Pelagius dengan tegas menolak pentingnya rahmat Allah bagi keselamatan. Menghadapi hal ini, Paus menuntut agar semua pengikut Pelagianisme yang mau kembali ke pangkuan Gereja harus membuat pengakuan umum akan iman Katolik di hadapan sinode para Uskup di wilayahnya dan secara terbuka menolak Pelagianisme.
Selanjutnya Leo menghadapi lagi aliran Manicheisme, yang mengajarkan adanya dualisme antara prinsip kebaikan dan kejahatan. Hidup manusia di dunia ini merupakan suatu pertentangan kekal antara kedua prinsip itu; semua hal duniawi, termasuk tubuh manusia, adalah jahat pada dirinya. Ditumpangi oleh bangsa Vandal yang suka berperang, banyak penganut Manicheisme berimigrasi dari Kartago ke Italia dan menetap di Roma. Menghadapi bahaya aliran sesat ini maka pada tahun 443 Leo menggalakkan kampanye menentang para penganut Manicheisme itu. Ia didukung oleh kaisar Valentinianus III. Banyak penganut aliran itu kemudian bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.
Di luar Roma, Paus kuatir akan bahaya bangkitnya kembali ajaran sesat Priscilianisme di Spanyol yang dalam beberapa hal sama dengan Manicheisme. Aliran itu mengajarkan bahwa unsur manusiawi dan unsur duniawi sama-sama merupakan hasil prinsip kejahatan dan bahwa hanya unsur ilahi sajalah yang baik. Sebagai jawaban terhadap seruan Paus, para Uskup Spanyol menyelenggarakan sinode untuk menghukum aliran sesat Priscillianisme di Spanyol.
Paus juga menyerang aliran sesat Monofisitisme, yang mengajarkan bahwa Kristus hanya mempunyai satu kodrat, yaitu kodrat ilahi. Ajaran ini menentang dogma tentang Kristus, Pribadi Ilahi yang mempunyai dua kodrat, Allah sekaligus Manusia. Aliran inilah yang menyebabkan krisis doktrinal paling besar dalam masa kepemimpinan Leo. Aliran ini berkembang luar biasa cepatnya, sehingga Santo Flavianus, Patriark Konstantinopel menyerukan kepada Leo akan dukungannya sebagai pembela dan pimpinan tertinggi Gereja. Leo menjawab seruan itu dalam sebuah suratnya kepada Flavianus. Di dalamnya ia menandaskan secara jelas bahwa Kristus sungguh Allah dan sungguh Manusia, tetapi satu Pribadi yaitu Pribadi Yesus Kristus. Surat kepada Flavianus ini kemudian menjadi pokok keputusan Konsili Kalsedon.
Ketika kaisar Teodosius II - pendukung kental para penganut Monofisitisme - mendengar pernyataan Paus itu, ia segera memerintahkan Dioscurus, Patriark Aleksandria yang menganut Monofisitisme, untuk menyelenggarakan satu konsili di Efesus. Uskup-uskup yang berkumpul dalam Konsili itu dijaga ketat oleh pasukan-pasukan kekaisaran. Santo Flavianus dipersalahkan dan mati karena pembelaannya terhadap ajaran iman yang benar sebagaimana ditekankan Paus Leo. Para utusan Paus tidak punya hak bicara dan tidak diperkenankan memimpin rapat. Surat yang dikirim Paus Leo tidak dapat didengarkan dengan baik karena kegaduhan dan teriakan-teriakan. Akhirnya konsili liar itu mengesahkan ajaran sesat Monofisitisme. Paus Leo mengutuk konsili itu dan menamakannya sebagai Konsili para Penyamun.
Sebagai protes terhadap keputusan konsili liar itu, Paus Leo menyelenggarakan sebuah konsili lain di Kalsedon pada tahun 451. Tugas Konsili ini ialah "menegaskan kodrat keallahan dan kemanusiaan dalam Pribadi Yesus Kristus serta mengutuk Monofisitisme dan membendung pengaruhnya". Sekitar 600 orang Uskup yang berkumpul dalam Konsili itu menerima ajaran dogmatik Leo yang tertulis di dalam suratnya kepada Santo Flavianus. Dalam tulisan-tulisannya yang bernada keras maupun manis, ia menyerang semua bidaah itu. Ia pantang menyerah ... seperti seekor singa menerjang setiap mangsa yang ada di hadapannya.
Selain menghadapi berbagai aliran sesat itu, Leo menghadapi juga serangan terhadap kota Roma. Tercatat serangan Attila, raja bangsa Hun pada tahun 452, dan serangan Genserik, raja bangsa Vandal yang suka berperang. Leo bersama sekelompok imam dan senator Roma menghadap Attila dan berbicara dengannya. Ia berhasil meyakinkan Attila, agar segera menarik pasukan-pasukannya dan tidak menyerang kota Roma. Demikian juga terhadap Genserik, raja Vandal itu. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang membela Yesus dengan pedangnya. Ia berhasil menerjang bangsa-bangsa Barbar yang mau menghancurkan kekristenan.
Dengan semua tindakannya, Leo menjadi salah seorang Paus pembela ajaran iman yang benar dan pembela kota Roma dari serangan bangsa Barbar. Ia seorang gembala yang baik yang berani membela umatnya dari berbagai serangan. Ia menjadi teladan bagi para gembala: penuh semangat, berhati lapang tetapi tetap saleh, sehingga dapat bertindak secara fleksibel. Surat-surat dan kotbah-kotbahnya sangat bernilai karena buah pikirannya yang dalam. Selain dikenal sebagai penulis, orator, diplomat, negarawan dan teolog, Leo juga seorang administrator besar. Selama masa pontifikatnya, ia membangun dan memperbaiki banyak gereja. Masa kepemimpinannya menandai salah satu masa yang paling penting dalam sejarah Gereja Perdana.
Ia wafat pada tanggal 10 Nopember 461 dan dimakamkan di ruang depan basilik Santo Petrus. Beliau adalah Paus non-martir pertama dalam sejarah Gereja. Pada tahun 688, Paus Sergius I (687-701) memindahkan relikuinya ke bagian dalam basilik itu. Pada tahun 1607 para pekerja menggali kembali relikuinya dan memindahkannya ke dalam basilik Santo Petrus yang baru. Pada tahun 1754, Paus Benediktus XIV (1740-1758) menggelari Leo sebagai Pujangga Gereja.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-11-09 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Sabtu, 9 November 2024



Bacaan Pertama
Yeh 47:1-2.8-9.12

"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci;
ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Sekali peristiwa
aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu Bait Suci,
dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu,
mengalir menuju ke timur;
sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur.
Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci,
sebelah selatan mezbah.
Lalu malaikat itu menuntun aku ke luar
melalui pintu gerbang utara,
dan dibawanya aku berkeliling dari luar
menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur.
Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.

Lalu malaikat itu berkata kepadaku,
"Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
menurun ke Araba-Yordan,
dan bermuara di Laut Asin;
maka air yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar.
Ke mana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,
sebab ke mana saja air itu sampai,
air laut di situ menjadi tawar,
dan ke mana saja sungai itu mengalir,
semuanya di sana hidup.

Pada kedua tepi sungai itu
tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan,
yang daunnya tidak pernah layu,
dan buahnya tidak habis-habis.
Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus.
Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 46:2-3.5-6.8-9,R:5

Refren: Kota Allah yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran sungai.

*Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.

*Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.

*Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan,
yang mengadakan pemusnahan di bumi.



Bacaan Kedua
1Kor 3:9b-11.16-17

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
kamu adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Sesuai dengan kasih karunia Allah
yang dianugerahkan kepadaku,
aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap
telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya.
Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atas dasar itu.
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain
daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Tidak tahukah kamu,
bahwa kamu adalah bait Allah,
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Jika ada orang yang membinasakan bait Allah,
maka Allah akan membinasakan dia.
Sebab bait Allah adalah kudus
dan bait Allah itu ialah kamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Taw 7:16

Telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini,
supaya nama-Ku tinggal di sini untuk selama-lamanya.



Bacaan Injil
Yoh 2:13-22

"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Ketika sudah dekat hari raya Paskah orang Yahudi,
Yesus berangkat ke Yerusalem.
Dalam Bait Suci didapati-Nya
pedagang-pedagang lembu, kambing-domba dan merpati,
dan penukar-penukar uang duduk di situ.
Maka Yesus membuat cambuk dari tali
lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci
dengan semua kambing-domba dan lembu mereka;
uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah,
dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata,
"Ambil semuanya ini dari sini,
jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan!"
Maka teringatlah murid-murid Yesus bahwa ada tertulis,
"Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."

Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya,
"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami,
bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Rombaklah Bait Allah ini,
dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:
"Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini,
dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah
ialah tubuh-Nya sendiri.
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati,
barulah teringat oleh murid-murid-Nya
bahwa hal itu telah dikatakan-Nya.
Maka percayalah mereka akan Kitab Suci
dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita memperingati Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran.
Peringatan ini untuk mengenang awal dari kemerdekaan para pengikut Kristus, mereka tidak lagi dikejar-kejar, dianiaya dan dipaksa-paksa untuk meninggalkan iman mereka.
Ini adalah rujuk masal dari perseteruan antara para pengikut Kristus dengan pemerintah Romawi, ditandai dengan pertobatan sang Kaisar dan menjadi pengikut Kristus.
Kaisar membangun gereja perdana di lingkungan istana kaisar (Lateran), yang sekarang dikenal dengan nama Gereja Santo Yohanes Lateran.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang "pembersihan" Bait Suci yang dilakukan oleh Yesus, tetapi yang susugguhnya dimaksudkan oleh Yesus bukanlah pembersihan Bait Suci dalam artian fisik bangunan dan kegiatan yang dilakukan di tempat itu.
Yang dimaksud oleh Yesus adalah tubuh-Nya sendiri, yang akan "diruntuhkan" di tiang salib, dan akan bangkit pada hari ketiga.

Rasul Paulus pada Bacaan Kedua telah mengungkapkan dengan sangat baik, "Kamu adalah tempat kediaman Allah, kamu adalah bait Allah. Kamu adalah ladang Allah."
Ini mesti kita tanggapi dengan antusias, tempat kediaman Allah di dalam diri kita telah tercemar oleh berbagai pelanggaran terhadap ketetapan Allah, oleh karenanya perlu "diruntuhkan" agar dibangun kembali bait Allah yang baru, yang "bersih" dan damai sejahtera, dan yang membuat kita menjadi merdeka sebagai pelaku firman untuk menjalankan Injil dengan sukacita dan tanpa paksaan sebagaimana layaknya orang yang merdeka.
Marilah kita menjadikan diri kita sebagai sumber mata air, yang memancarkan air yang hidup dan mengalir ke segala penjuru, yang akan membuat orang-orang di sekitar kita "berkeriapan" sukacita dan menghasilkan buah-buah.



Peringatan Orang Kudus
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran. Basilik agung ini didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga abad lebih berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Memang semenjak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk merayakan Ekaristi serta mendengarkan Firman Tuhan. Namun karena ketenteraman Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaan terhadap orang Kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang Kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-upacara keagamaan biasanya dirayakan di katekombe-katekombe, yaitu kuburan bawah tanah di luar kota.
Ketika Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano Dada tahun 303, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran, Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh Sri Paus Silvester I (314-335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai paus, maka basilik itu pun disebut 'induk semua gereja', baik di Roma maupun di seluruh dunia. Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.
Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi pesta bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus.
Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang hidup itu?

Santo Teodorus Tiro, Martir
Teodorus Tiro - yang juga dikenal dengan nama 'Teodoros Amasea' adalah prajurit Romawi yang beragama Kristen. Bersama rekan-rekannya yang ada di dalam divisi Tyronum, ia ditugaskan untuk menjaga keamanan di wilayah Pontus, Asia Kecil sekitar Laut Hitam. Menurut legenda, sementara ia berada dalam kedudukan sebagai seorang prajurit 'tiro' (= yang direkrut), ia dipaksa untuk turut serta di dalam upacara korban kepada dewa-dewa kafir Romawi; namun karena imannya ia dengan tegas menolak untuk turut serta di dalam praktek kekafiran itu. Ia tetap berpegang teguh pada imannya dan hanya Ingin menyembah Kristus sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah oleh manusia. Oleh karena itu ia ditangkap, disiksa secara bengis oleh pasukan kafir lainnya. Akhirnya pada tahun 306, ia dibakar hidup-hidup hingga mati.
Di kaki bukit Palatium, Roma, didirikan sebuah gereja untuk menghormati dia sebagai martir Kristus yang berani mati karena mempertahankan imannya. Makamnya sendiri terdapat di Euchaita, Asia Kecil.  Kemungkinan ia dan Teodorus Stratelates, yang juga disebut Teodoros dari Heraclea adalah orang yang sama.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/