Liturgia Verbi (C-I)
  Hari Biasa Pekan Paskah VI
  
  Sabtu, 1 Juni 2019
  
  PW S. Yustinus, Martir
  
  Ujud Misi/Evangelisasi - Teladan hidup para imam.
  Semoga para imam, karena kesaksian hidup mereka yang sederhana dan rendah hati,  dapat melibatkan diri secara aktif dalam aksi solidaritas terhadap mereka yang  paling miskin.
  
  Ujud Gereja Indonesia - Kegalauan anak muda.
  Semoga Gereja makin bersedia menyediakan sarana dan kegiatan tempat kaum muda  bisa menyibukkan diri dalam kerja dan karya yang bermanfaat bagi masyarakat  untuk mengelola kegalauan yang mengancam mereka.
  
  Hari Sabtu Imam. 
  Marilah berdoa bagi para imam,  agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam  menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.
  
  
  Bacaan Pertama
  Kis 18:23-28
  
  "Apolos membuktikan dari Kitab Suci,  bahwa Yesus adalah Mesias."
  
  Pembacaan  dari Kisah Para Rasul:
  
  Paulus meninggalkan Korintus
  dan kembali ke kota Antiokhia di Siria.
  Setelah beberapa hari lamanya tinggal di Antiokhia, 
  ia berangkat, dan menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia 
  untuk meneguhkan hati semua murid.
  Sementara itu datanglah ke Efesus 
  seorang Yahudi bernama Apolos, 
  yang berasal dari Aleksandria. 
  Ia seorang yang fasih berbicara 
  dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
  Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. 
  Dengan bersemangat ia berbicara 
  dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus; 
  tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
  Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. 
  Setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, 
  mereka membawa Apolos ke rumah mereka 
  dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
  
  Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, 
  saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, 
  supaya mereka menyambut dia. 
  Setibanya di Akhaya, 
  Apolos oleh kasih karunia Allah, 
  menjadi seorang yang sangat berguna 
  bagi orang-orang yang percaya.
  Sebab dengan tak jemu-jemunya 
  ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum 
  dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
  
  Demikianlah sabda Tuhan.
  
  
  Mazmur Tanggapan
  Mzm  47:2-3.8-9.10,R:8a
  
  Refren:  Allah adalah Raja seluruh bumi!
  
  *Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, 
  elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!
  Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, 
  Raja agung atas seluruh bumi.
  
  *Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, 
  bermazmurlah dengan lagu yang paling indah!
  Allah merajai segala bangsa, 
  di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
  
  *Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan 
  bergabung dengan umat Allah Abraham. 
  Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya; 
  sangat agunglah Dia!
  
  
  Bait Pengantar Injil
  Yoh 16:28
  
  Aku datang  dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; 
  kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa.
  
  
  Bacaan Injil
  Yoh  16:23b-28
  
  "Bapa mengasihi kamu, karena kamu  telah mengasihi Aku dan percaya."
  
  Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
  
  Dalam amanat perpisahan-Nya
  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
  "Aku berkata kepadamu: 
  Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, 
  akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
  Sampai sekarang 
  kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. 
  Mintalah maka kamu akan menerima, 
  supaya penuhlah sukacitamu.
  
  Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. 
  Akan tiba saatnya 
  Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, 
  tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.
  Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. 
  Dan tidak Kukatakan kepadamu, 
  bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,
  sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, 
  karena kamu telah mengasihi Aku 
  dan percaya bahwa Aku datang dari Allah.
  
  Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; 
  kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa."
  
  Demikianlah sabda Tuhan.
  
  
  
  Renungan Injil
  Di penghujung renungan tentang Roh Allah,  marilah kita mantapkan keyakinan kita, ternyata tugas Roh Allah tidak hanya  menginsafkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
  Roh Allah itu sendiri adalah bukti kalau Allah Bapa mengasihi kita, karena kita  telah mengasihi Kristus. 
  
  Ketika kita memanjatkan doa permohonan kepada Allah Bapa, dalam nama Kristus,  dan Allah Bapa berkenan mengabulkan permohonan kita, maka Roh itu akan  melaksanakan tugas-Nya memberi penghiburan bagi kita sebagai tanda permohonan  kita dikabulkan.
  Permohonan yang dikabulkan akan membawa sukacita, membawa penghiburan.
  
  Jadi, kalau kita percaya kepada Kristus, dan senantiasa mendengarkan suara Roh  Allah yang menjaga kita agar tidak melanggar perintah-Nya, maka kasih dan  karunia Allah akan kita terima sebagai balasannya.
  Siapa pun, termasuk orang jahat sekali pun, akan berusaha untuk memenuhi  permintaan dari orang yang dikasihinya, apalagi Allah Bapa kita yang di Surga.
  
  Tidak ada larangan bagi kita untuk memohon sesuatu dari Allah Bapa, dan tidak  ada syarat-syarat lain agar permohonan dikabulkan kecuali yang di atas tadi,  yakni percaya kepada Kristus dan menjalankan perintah-perintah-Nya.
  Pengabulan adalah soal lain.
  Tetapi akan menjadi tidak lumrah kalau kita meminta pertolongan dari orang yang  tidak kita percayai.
  Kita meminta dari seseorang karena kita percaya kepada orang itu.
  
  Memintalah kepada yang mempunyai, jangan kepada benda-benda yang kita anggap  keramat, jangan lupa kepada pohon-pohon besar atau bebatuan, yang semuanya itu  tidak mempunyai apa yang kita minta.
  Apa kata dunia, kalau kita merasa telah berdoa siang-malam, lalu Yesus berkata  kepada kita, "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam  nama-Ku." 
  Pantas saja kita merasa kalau permohonan kita tidak dikabulkan atau malah tidak  didengarkan.
  Apakah doa permohonan telah kita tujukan ke alamat yang benar, kepada Allah  Bapa sebagai satu-satunya pemegang kuasa untuk mengabulkan?
  Apakah kita telah mengajukan permohonan melalui perantaraan Yesus Kristus? 
  
  Lagi, pengabulan adalah soal lain.
  Tetapi Yesus telah mengatakannya, "Mintalah maka kamu akan menerima, 
  supaya penuhlah sukacitamu."
  Jika kita mempercayai perkataan Yesus ini, maka kita juga percaya bahwa semua  permohonan kita akan dikabulkan, yakni permohonan yang tentunya bermanfaat bagi  kita, bukan yang malah mencelakai kita atau orang lain.
  
  
  Peringatan Orang Kudus
  Santo  Yustinus, Martir
  Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir  di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun  waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul.
  Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik  pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan  tentang Allah. Suatu ketika ia berjalanjalan di tepi pantai sarnbil  merenungkan berbagai soal. la bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada  orang-tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya.  Orang-tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang  diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang  agama Kristen. Ia dinasihati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.
  Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan  menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman iru,  Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan  mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah,  terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di  Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi  kebenaran iman kristen.
  Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad  meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan  dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen  dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang  buas, ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman  kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama  Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh".
  Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan  penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Perisitiwa itu  terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar  pada zaman Gereja Purba.
  
  
  Santo Simeon, Pengaku Iman
  Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi  sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara  Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di  seputar pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara  mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela  hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai  saat kematiannya.
  
  
  Santo Johannes Storey, Martir
  Yohannes Storey hidup antara tahun 1510-1571. Anggota parlemen Inggris ini  sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya  ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu  muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan  nafasnya di London.
  
  
  Santo Pamphilus dari Sesarea, Martir
  Pamphilus lahir di Berytus, Phoenicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada  tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat  dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan  studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah  bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea,  ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi  imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap di sana dan teguh membela iman Kristen  selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai  martir sekitar tahun 309/310.
  Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai  tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan  mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes.  Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan  keahliannya di bidang teologi dan kitab suci, ia membimbing sekelompok pelajar  dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian  dijuluki 'Bapa Sejarah Gereja' - sangat akrab dengannya. Bersama dia,  Phamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah  hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan  perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya  sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu  versi penulisan Kitab Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada  versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku  lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi  Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang  literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di  bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan  di dalam perpustakaan Pamphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan  semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh orang-orang Arab pada abad  ketujuh.
  Kira-kira antara tahun 307 dan 308, Pamphilus ditangkap, dipenjarakan, dan  disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang  juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk rnembela Origenes; sebagian  fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban  kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia  dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310.
  
  
  Santo Ahmed, Martir
  Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama  dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida, Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan  dipermandikan menjadi Kristen, masing-masing dengan nama permandian: Bernard,  Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kakak-beradik ini berusaha  mengkristenkan Almansur, kakak mereka, tetapi tindakan mereka ini justru  mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan  ke tangan algojo untuk dibunuh.
  
  
  
  http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
  https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi