Liturgia Verbi 2016-10-11 Selasa.




Selasa Pekan Biasa XXVIII
11 Oktober 2016



Bacaan Pertama
Gal 4:31b-5:6

"Sunat tidak berarti sama sekali;
yang berarti hanyalah iman yang bekerja melalui cinta kasih."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
kita bukanlah anak dari wanita hamba,
melainkan dari wanita yang merdeka.
Sebab Kristus telah memerdekakan kita, 
supaya kita benar-benar merdeka.
Karena itu berdirilah teguh
dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan.
Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu,
Jika kalian menyunatkan diri,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya,
bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
Kalian lepas dari Kristus,
jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat;
kalian hidup di luar kasih karunia!
Sebab oleh Roh dan karena iman,
kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
Sebab bagi orang yang ada di dalam Kristus Yesus
hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti.
Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:41.43.44.45.47.48,R:41a

Refren: Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.

*Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan,
keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu,

*Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku,
sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

*Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa,
untuk seterusnya dan selamanya.

*Aku hendak hidup dalam kelegaan,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.

*Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.

*Aku menaikkan tanganku
kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai,
dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya,
menguji segala pikiran dan maksud hati.



Bacaan Injil
Luk 11:37-41

"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika, selesai mengajar,
Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya.
Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan.
Tetapi orang Farisi itu heran
melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan.
Lalu Tuhan berkata kepadanya,
"Hai orang-orang Farisi,
kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar,
tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.
Hai orang-orang bodoh,
bukankah yang menjadikan bagian luar,
Dialah juga yang menjadikan bagian dalam?
Maka berikanlah isinya sebagai sedekah,
dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Suatu ketika seseorang berkata kepada saya, "Saya mau menyunatkan anak saya sekali pun gereja tidak mewajibkannya tetapi 'kan tidak ada larangannya juga, apalagi katanya itu baik bagi kesehatan."
Wah, ini salah alamat kalau datang kepada saya hendak membicarakan urusan kesehatan, semestinya datang kepada orang yang kompeten dalam bidang kesehatan.

Pada Bacaan Pertama hari ini, Rasul Paulus secara tegas mengatakan bahwa Yesus Kristus telah memerdekakan kita, maka dari itu jangan lagi mau tunduk di bawah kuk perhambaan.
Segala perintah Tuhan, yang disampaikan oleh Kristus, hendaknya kita patuhi dengan perasaan merdeka, tidak ada keterpaksaan.
Begitu pula halnya dengan urusan sunat, bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti.
Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.

Pernyataan Rasul Paulus ini memang menimbulkan pertanyaan, lalu mengapa Yesus sendiri disunat?
Kita mengetahui dari Injil Lukas 2:21-24, ketika waktu pentahiran, yakni ketika Yesus berusia delapan hari, Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dikuduskan bagi Allah, termasuk disunat.
Ya, pada waktu itu Perjanjian Baru belum ada, maka orangtua Yesus melaksanakan ibadahnya menurut hukum Taurat.
Lagi pula, sunat adalah tanda perjanjian Allah dengan Abraham, maka semua orang yang hidup setelah masa Abraham mesti mematuhi tanda perjanjian itu.
Tetapi kemudian Yesus datang dengan membawa Perjanjian Baru, dan dalam urusan sunat, Yesus memperjelas bahwa sunat bukan berasal dari Taurat Musa, melainkan dari nenek-moyang sebelumnya; yang dimaksud adalah Abraham.
Yesus malah mengkritisi para ahli Taurat, mengapa mereka melakukan sunat justru pada hari Sabat?

Menurut saya sudah jelas bagi kita yang mengharapkan kebenaran Tuhan, kita mesti mengandalkan karunia Roh dan hidup di dalam iman kepada Kristus, mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya di dalam hati.



Peringatan Orang Kudus




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info