Liturgia Verbi 2025-07-05 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Sabtu, 5 Juli 2025

PF S. Antonius Maria Zaccaria, Imam

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Kej 27:1-5.15-29

"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Ketika Ishak sudah tua, matanya telah kabur,
sehingga ia tidak dapat melihat lagi.
Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya,
dan berkata kepadanya, "Anakku."
Sahut Esau, "Ya, bapa."
Berkatalah Ishak,
"Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan akan mati.
Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu.
Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang.
Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari.
Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan,
agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
Tetapi Ribka mendengarnya
ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya.
Setelah Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang
untuk dibawa kepada ayahnya,

Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah
kepunyaan Esau anak sulungnya,
yang disimpannya di rumah.
Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu.
Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin
lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih.
Lalu ia memberikan makanan yang enak
dan roti yang telah diolahnya
kepada Yakub, anaknya.

Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya
serta berkata, "Bapa!"
Sahut ayahnya, "Ya, anakku. Siapakah engkau?"
Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu.
Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku.
Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini.
Lalu berkatilah aku."
Lalu Ishak berkata kepada anaknya,
"Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!"
Jawab Yakub,
 "Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku."

Lalu kata Ishak kepada Yakub,
"Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,
apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata,
"Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau."
Jadi Ishak tidak mengenal dia,
karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya.
Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya,
"Benarkah engkau ini anakku Esau?"
Jawabnya, "Ya!"

Lalu berkatalah Ishak, "Dekatkanlah makanan itu kepadaku,
supaya kumakan daging buruan masakan anakku,
agar aku memberkati engkau."
Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya.
Lalu Ishak makan;
dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.
Berkatalah Ishak kepadanya,
"Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."
Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya.

Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia,
katanya,
"Sesungguhnya
bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan.
Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit
dan tanah-tanah gemuk di bumi
dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.
Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu,
dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu.
Jadilah tuan atas saudara-saudaramu,
dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.
Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia;
dan siapa yang memberkati engkau, terberkatilah dia."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 135:1-2.3-4.5-6,R:3a

Refren: Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.

*Pujilah nama Tuhan,
pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,
hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan,
di pelataran rumah Allah kita.

*Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik,
bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah!
Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya,
Ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.

*Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar,
bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata.
Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya,
di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.



Bacaan Injil
Mat 9:14-17

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita
selama mempelai itu bersama mereka?"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes
kepada Yesus dan berkata,
"Kami dan orang Farisi berpuasa,
tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita
selama mempelai itu bersama mereka?
Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka,
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut
pada baju yang tua,
karena jika demikian,
kain penambal itu akan mencabik baju itu,
lalu makin besarlah koyaknya.
Begitu pula
anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian
kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang
dan kantong itu pun hancur.
Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru,
dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Rupanya Yesus memang radikal. Ajaran-ajaran-Nya sering terdengar kontroversial bagi orang-orang Yahudi pada zamannya, bahkan bagi murid-murid Yohanes Pembaptis yang sudah terbiasa dengan praktik puasa sebagai tanda kesalehan. Kebingungan inilah yang mendorong mereka datang langsung kepada Yesus dan bertanya, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"

Langkah mereka ini patut diapresiasi. Alih-alih menghakimi dari kejauhan atau terjebak dalam prasangka, mereka berani mendekat untuk mencari kebenaran dari sumbernya. Ini adalah sikap yang sejalan dengan *critical thinking yang diajarkan Santo Tomas Rasul*: iman yang sejati tidak anti terhadap akal budi. Sebaliknya, akal budi adalah anugerah Allah untuk membantu kita memahami iman dengan lebih mendalam. Tomas mengatakan bahwa "kebenaran tidak pernah takut diuji, karena kebenaran berasal dari Allah sendiri."

Jawaban Yesus sangat memuaskan.
Ia memakai gambaran *mempelai laki-laki dan sahabat-sahabatnya*: selama mempelai itu hadir, sahabat-sahabatnya tidak pantas berdukacita atau berpuasa; saat itu adalah waktu untuk bersukacita! Namun Yesus juga menambahkan bahwa akan tiba waktunya mempelai itu diambil – pada saat itulah mereka akan berpuasa.

Di sini Yesus bukan meniadakan hukum Taurat, tetapi *menggenapi*. Ia datang untuk meluruskan penyimpangan yang terjadi dan menambahkan yang belum ada. Sama seperti dalam nubuat Nabi Amos (Am 9:11-15), Allah berjanji memulihkan pondok Daud yang roboh, membangkitkan kembali kehidupan yang tandus, dan mengumpulkan umat-Nya yang tercerai-berai. *Yesus adalah penggenapan janji itu*. Melalui-Nya, Allah membangun Perjanjian Baru yang menyempurnakan Perjanjian Lama, sehingga umat manusia mengalami keselamatan.

Mari kita refleksikan renungan hari ini:
Ketika mengalami kebingungan iman, apakah aku hanya diam ataukah mencari kebenaran seperti murid-murid Yohanes?
Apakah aku menggunakan akal budi untuk mendalami iman, seperti diajarkan Santo Tomas?
Maukah aku bersukacita dalam kehadiran Yesus, Sang Mempelai, dan tetap setia ketika "waktu puasa" datang dalam hidupku?



Peringatan Orang Kudus
Santo Antonius Maria Zakaria, Pengaku Iman
Hidup Antonius sangat singkat namun benar-benar dihayati dan diisi dengan berbagai perbuatan amal-kasih dan karya-karya demi menegakkan martabat Gereja dan kemuliaan Kristus. Ia lahir di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502.
Ketika menginjak usia remaja, orang-tuanya menyekolahkan dia di kota kelahirannya. la kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padua. Setelah menamatkan studinya, ia kembali bekerja di Cremona. Sebagai seorang dokter, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan banyak orang sakit. Di samping itu sebagai seorang cendekiawan beriman, ia memberi nasihat-nasihat rohani kepada orang-orang yang dirawatnya dan mengajak mereka untuk berdoa bersama. Antonius selalu berusaha agar mereka yang mendekati ajalnya sedapat mungkin meninggal dunia dengan tenang dalam keadaan ber-rahmat. Semua orang terutama para pasiennya sangat menyayangi dia karena semangat pengorbanannya yang tak mengenal lelah.
Sementara itu, minatnya untuk mengabdikan diri semata-mata pada Tuhan dan sesama semakin kuat dalam hatinya. la sadar bahwa Tuhan memanggilnya untuk suatu tugas suci bagi kemuliaan namaNya. Untuk itu, Antonius belajar teologi untuk lebih dalam mengenal ajaran-ajaran iman. la kemudian ditahbiskan menjadi imam dan berkarya di tempat asalnya. Semangat pengabdiannya dibakar oleh cinta kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesama dan dihiasi semangat hidup miskin dan tapa.
Situasi Gereja pada zaman itu tidaklah menyenangkan. Banyak umat hidup tidak sesuai dengan imannya. Demikian juga banyak imam. Setelah beberapa tahun bekerja di Cremona, ia pindah ke Milano. Rencananya sederhana namun jelas dan terang, yakni merasul dengan keteladanan hidup yang baik dan suci demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat. Untuk mengembalikan imam-imam kepada penghayatan panggilan imamatnya secara murni, Antonius memprakarsai pertemuan rohani berkala dengan imam-imam. Sedangkan untuk mengembalikan semangat iman umat, ia menggalakkan usaha pengajaran iman bagi umat.
Bersama dua orang rekannya: Bartolomeus Ferrari (seorang ahli hukum) dan Yakoppo Antonius Morigia (seorang ahli ilmu pasti), Antonius mendirikan sebuah tarekat apostolis. Anggota-anggota dari tarekat baru ini mengikuti jejak Rasul Paulus. Aturan hidup mereka didasarkan pada Surat-surat Santo Paulus. Oleh karena itu, mereka dinamakan Imam-imam Reguler Santo Paulus. Mereka juga dinamakan Imam-imam Barnabit, karena gereja Paroki mereka di Milano berpelindungkan Santo Barnabas. Tarekat mereka ini menyelenggarakan juga pendidikan ketrampilan untuk para pemudi dan menggerakkan mereka untuk melakukan karya-karya karitatif bagi orang-orang miskin dan terlantar. Dalam usaha pendidikan ini, Antonius dibantu oleh Datu Torelli, seorang janda yang bersemangat rasul. Dari taman pendidikan ini lahirlah kemudian Tarekat Suster-suster Angelika.
Semangat pengabdian Antonius pada sesama tampak jelas ketika kota Milano diserang wabah penyakit Pes, yang menelan banyak jiwa. Dalam situasi ini, Antonius bersama imam-imamnya dan puteri-puteri asuhannya tanpa mengenal lelah merawat para korban penyakit ganas itu. Mereka bahkan pergi jauh ke luar kota untuk menolong para korban penyakit itu sambil mewartakan Sabda Tuhan.
Antonius dikenal luas di kalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam yang sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang tetap menjadi seorang imam biasa agar lebih bebas untuk melayani umat. Oleh karena itu jabatan superior jenderal untuk tarekatnya dipercayakan kepada orang lain. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 Juli 1539 dalam usia 37 tahun. Dalam usia semuda itu, tenaganya benar-benar terkuras habis demi kemuliaan Tuhan dan martabat Gereja. Oleh Paus Pius IX (1846 - 1878), Antonius dinyatakan sebagai 'beato' pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878-1903), ia dinyatakan 'santo' pada tahun 1897.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-04 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Jumat, 4 Juli 2025

PF S. Elisabet dari Portugal



Bacaan Pertama
Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67

"Ishak sangat mencintai Ribka,
sehingga ia terhibur atas kematian ibunya."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Sara, isteri Abraham,  hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya.
Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan.
Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya.

Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya,
lalu berkata kepada orang-orang Het,
"Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu.
Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini,
supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal."
Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya,
di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre,
yaitu Hebron di tanah Kanaan.

Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya,
serta diberkati Tuhan dalam segala hal.
Berkatalah Abraham
kepada hambanya yang paling tua di rumahnya,
yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya,
"Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,
supaya aku mengambil sumpahmu.
Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi,
janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku
dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini.
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku,
untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku."
Lalu berkatalah hamba itu kepadanya,
"Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini?
Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu?"
Abraham lalu berkata,
"Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana!
Tuhan, Allah yang empunya langit,
telah memanggil aku dari rumah ayahku
dan dari negeri sanak saudaraku.
Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku,
'Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.'
Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu,
sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku.
Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau,
maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini.
Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana."

Beberapa waktu kemudian Ishak datang
dari arah sumur Lahai-Roi;
ia tinggal di Tanah Negeb.
Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di padang.
Ia melayangkan pandangannya,
dan melihat ada unta-unta datang mendekat.
Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya
dan membawa serta Ribka, calon isteri Ishak.
Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak.
Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya
kepada hamba Abraham,
"Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?"
Jawab hamba itu, "Dialah tuanku."
Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri.

Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak
segala yang dilakukannya.
Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya,
dan mengambil dia menjadi isterinya.
Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5,R:1a

Refren: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

*Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
Kekal abadi kasih setia-Nya.
Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan,
dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?

*Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum,
yang melakukan keadilan di setiap saat!
Ingatlah akan daku, ya Tuhan,
demi kemurahan terhadap umat.

*Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu,
supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu,
supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu,
dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat,
maka Aku akan membuat kalian lega.



Bacaan Injil
Mat  9:9-13

"Bukan orang sehat yang memerlukan dokter;
Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai.
Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku."
Matius segera berdiri dan mengikut Yesus.

Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius,
datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa,
makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
Melihat itu orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus,
"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

Yesus mendengarnya dan berkata,
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit.
Maka pelajarilah arti sabda ini,
'Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.'
Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merenungkan bagaimana Yesus bergaul dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, bahkan memilih Matius, seorang pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya [Mat 9:9-13]. Tindakan Yesus ini membuat orang-orang Farisi gusar. Bagi mereka, pemungut cukai adalah pendosa besar yang pantas dijauhi, bukan dirangkul.

Namun Yesus menjawab dengan tegas: *"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Aku menginginkan belas kasihan dan bukan persembahan."*

Orang-orang yang merasa dirinya benar seringkali menempatkan diri lebih tinggi daripada yang lain. Mereka cenderung memisahkan diri dari orang-orang yang dianggap tidak benar, entah karena takut "tertular" atau karena merasa lebih suci. Orang-orang seperti ini mudah jatuh pada sikap menghakimi, mengucilkan, bahkan membully orang-orang yang tersandung dosa, baik di lingkungan keluarga, gereja, masyarakat, maupun media sosial.

Di era digital ini, kita juga melihat fenomena *"cancel culture"* – orang-orang yang dianggap bersalah atau berdosa langsung dihakimi ramai-ramai, dikucilkan, bahkan dijatuhkan martabatnya di ruang publik. Sayangnya, tindakan ini sering tidak membuat orang itu berubah, tetapi justru semakin tersesat dalam luka batin dan kebencian.

Yesus justru menunjukkan sikap yang sebaliknya: Ia merangkul orang berdosa untuk membawa mereka pada pertobatan. Orang berdosa itu bagaikan orang sakit yang memerlukan pertolongan dokter. Tanpa pertolongan Yesus, mereka akan tetap terjerat dalam dosa-dosanya. Inilah teladan yang Yesus berikan kepada kita: mengulurkan tangan kasih kepada mereka yang jatuh, bukan menjauhi atau merendahkan mereka.

Namun kita pun diingatkan untuk tidak sembarangan menuding seseorang berdosa. Jangan sampai kita menjadi orang yang melihat selumbar di mata saudara kita, tetapi tidak sadar akan balok besar di mata sendiri [Luk 6:42b]. Kita harus terlebih dahulu membersihkan diri dari dosa-dosa kita sendiri, supaya dapat membantu orang lain dengan hati yang murni.

Kasih yang dikehendaki Allah bukanlah ritual lahiriah semata, tetapi belas kasih yang tulus. Abraham dalam bacaan pertama hari ini memberi teladan. Ia taat kepada Allah, penuh kasih dan perhatian kepada keluarganya [Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67]. Ia tidak hanya mempersembahkan korban kepada Tuhan, tetapi memperlihatkan kasih nyata dalam tindakannya sehari-hari.

Jika kita menghidupi kasih dan belas kasihan itu dalam keluarga kita, damai sejahtera Kristus akan hadir dan Roh Kudus akan memenuhi rumah kita.

*Marilah kita berhenti memusuhi orang-orang yang kita anggap tidak benar atau berdosa. Sebaliknya, ulurkanlah belas kasihan untuk menolong mereka kembali kepada Allah. Itulah persembahan yang paling berkenan di hadapan-Nya. Semoga kita semua menjadi saluran kasih Tuhan yang membawa terang dan pengharapan bagi mereka yang sedang bergumul dalam kelemahan.*



Peringatan Orang Kudus
Santa Elisabeth dari Portugal, Pengaku Iman
Puteri Raja Pedro III dari Aragon dan cucu Santa Elisabeth dari Hungaria ini lahir pada tahun 1271 dan meninggal dunia di Estremoz pada tanggal 4 Juli 1336. Ia dijuluki "Pembawa Damai" karena keberhasilannya menghentikan pertikaian antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal pada abad ke-14. Teladan hidupnya di kemudian hari menjadi contoh bagi para ibu rumah tangga, terlebih-lebih bagi mereka yang mengalami penderitaan batin karena ulah suaminya.
Pada usia 12 tahun ia dinikahkan dengan Raja Dionisius I dari Portugal, seorang raja yang rajin dan adil tetapi bejat dalam kehidupan pribadinya. Ia lekas cemburu dan tidak mempercayai kesetiaan isterinya, padahal ia sendiri tidak setia dan sering berbuat serong. Meskipun diliputi kebejatan moral suaminya, Elisabeth tetap teguh memegang prinsip-prinsip imannya. Setiap hari ia secara tetap berdoa memohon peneguhan Tuhan. la terkenal sebagai seorang permaisuri yang sederhana dalam hal makan-minum dan berpakaian. Kegiatan-kegiatan amalnya sangat luar biasa. Ia membantu wanita-wanita yang tidak kawin, menyiapkan penginapan kepada para peziarah dan mendirikan sejumlah lembaga amal, seperti sebuah rumah sakit di Coimbra, sebuah tempat penampungan bagi anak-anak yang terlantar, dan sebuah rumah bagi wanita-wanita pendosa yang bertobat. Di samping anak-anak kandungnya sendiri, ia juga merawat dan mendidik anak-anak suaminya yang lahir dari perkawinan gelapnya dengan wanita-wanita lain.
Kesucian hidup Elisabeth dan doa-doanya berhasil meluluhkan kekerasan Dionisius dan menghantarnya kepada pertobatan. Setelah bertobat, Dionisius rneninggal dunia pada tahun 1325. Sepeninggal Dionisius, Elisabeth menjadi seorang biarawati dalam Ordo Fransiskan di Coimbra. Sambil terus mengusahakan perdamaian di antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal. Elisabeth akhirnya menghembuskan nafasnya terakhir ketika sedang dalam suatu perjalanan misi untuk menghentikan suatu konflik yang melibatkan juga puteranya Raja Alfonso IV. la dimakamkan di kota Coimbra. Pada tahun 1625, ia digelari 'kudus' oleh Gereja.

Santo Ulrich atau Ulrikus, Uskup
Uskup dan sahabat Kaisar Jerman ini lahir pada tahun 890. Ia berusaha membangun sebuah tembok batu alam untuk melindungi kota Augsburg, Jerman dari serangan bangsa Hun yang kemudian berhasil dipatahkan oleh tentaranya.
Sebagai Uskup, Ulrich mengadakan perjalanan keliling keuskupannya untuk berkotbah dan meneguhkan iman umatnya, serta menegakkan keadilan. Ia mendirikan sebuah Katedral dan membuka seminari serta mendukung pendirian biara-biara. Di setiap pelosok keuskupannya, ia mendirikan banyak gereja dan kapel supaya umat dapat beribadat dengan baik.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-03 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Pesta S. Tomas, Rasul

Kamis, 3 Juli 2025



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 117:1.2,R:Mrk 16:15

Refren: Pergilah ke seluruh dunia,
dan wartakanlah Injil.

*Pujilah Tuhan, hai segala bangsa,
megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

*Sebab kasih-Nya hebat atas kita,
dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 20:29

Yesus berkata,
"Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."



Bacaan Injil
Yoh 20:24-29

"Ya Tuhanku dan Allahku."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Pada hari Minggu Paskah,
ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya,
Tomas, seorang dari kedua belas murid,
yang juga disebut Didimus,
tidak ada bersama-sama mereka.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya,
"Kami telah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas berkata kepada mereka,
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,
dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu
dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,
aku sama sekali tidak akan percaya."

Delapan hari kemudian
murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu,
dan Tomas bersama-sama dengan mereka.
Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang.
Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Damai sejahtera bagimu!"
Kemudian Ia berkata kepada Tomas,
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku,
dan jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah."
Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Kata Yesus kepadanya,
"Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan *The Power of Word* berikut ini.

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Tomas Rasul,
murid Yesus yang dikenal karena tidak mudah mempercayai sesuatu,
tetapi juga dikenal karena pengakuan imannya yang luar biasa.
Dalam Injil [Yoh 20:24–29],
Tomas menolak untuk percaya hanya karena cerita dari teman-temannya. Ia berkata:
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, serta mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
Sikap Tomas ini sering dianggap negatif.
Namun kalau kita renungkan dari kacamata masa kini,
sebenarnya Tomas menunjukkan critical thinking.
Ia tidak serta-merta menerima informasi tanpa bukti.
Ia ingin mencari kebenaran dengan jujur,
bukan menolak karena membenci, tapi karena ingin memahami dan meyakini.
Sikap seperti inilah yang semakin dibutuhkan di zaman kita.
Dalam era digital dan kecerdasan artifisial seperti sekarang,
berpikir kritis menjadi kemampuan yang penting.
Kita didorong untuk tidak mudah percaya,
untuk memverifikasi informasi, menguji data,
dan mempertanyakan segala hal sebelum menerimanya sebagai suatu kebenaran.
Critical thinking bisa menjadi alat yang sangat berharga bagi iman—
asal digunakan dengan hati yang terbuka dan rendah hati.
Tomas memang berpikir kritis.
Tetapi saat Yesus menampakkan diri dan menunjukkan bekas luka-Nya,
Tomas langsung berseru: "Ya Tuhanku dan Allahku!" [Yoh 20:28]
Inilah puncak pengakuan iman seorang murid.
Yesus menanggapi dengan sabda yang amat terkenal:
"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." [Yoh 20:29]
Iman yang sejati menuntut kepercayaan, bahkan ketika bukti tak kasat mata.
Iman bukan berarti menolak berpikir.
Iman juga bukan percaya secara membabi-buta.
Iman yang dewasa adalah iman yang bertumbuh dari pertanyaan yang jujur,
dan dari hati yang bersedia dituntun oleh Allah sendiri.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus hari ini,
mengingatkan kita bahwa kita semua kini menjadi anggota keluarga Allah,
dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus sebagai batu penjuru.
Kristus adalah dasar iman kita, bukan sekadar argumen atau pembuktian logis.
Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Paus Fransiskus pernah mengatakan begini:
"Tomas adalah seorang yang biasa seperti kita.
Ia meragukan, tetapi ia tidak tinggal dalam keraguan itu sendiri.
Ia mencari, dan ketika ia menjumpai Tuhan, ia menjadi percaya.
Ia percaya dengan segenap hatinya.
Jadi, Tuhan tidak takut terhadap pertanyaan kita, keraguan kita, bahkan ketidakpercayaan kita, selama kita mencari-Nya dengan tulus."
Itulah kunci utamanya: ketulusan hati.
• Di dunia kerja,
kita perlu critical thinking untuk mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab. Tapi kita juga perlu iman untuk tetap teguh dalam nilai, kejujuran, dan integritas.
• Di dalam keluarga, kadang kita mempertanyakan:
apakah Tuhan sungguh hadir dalam kesulitan kita?
Iman akan menuntun kita untuk percaya meski kita belum melihat jawabannya.
• Di media sosial, kita diajak untuk cerdas membaca—
apakah informasi yang kita baca itu membangun kasih, atau justru menyesatkan?
Maka kita butuh berpikir kritis, tapi juga berakar pada iman agar tidak terseret arus dunia.
Tuhan tidak melarang kita berpikir, melainkan mengundang kita untuk melangkah lebih dalam—untuk percaya.
Percaya bukan karena kita sudah tahu semuanya,
tetapi karena kita yakin kepada Pribadi yang mencintai kita,
bahkan yang menyerahkan hidup-Nya bagi kita.
Maka marilah kita menjadi murid-murid Kristus yang mampu berpikir kritis terhadap dunia,
namun percaya penuh kepada Tuhan.
Mampu bertanya dengan jujur, namun juga siap mendengar jawaban-Nya dengan iman.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas, Rasul
Thomas lahir di Galilea dan dikenal sebagai salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus. Perihal tempat dan waktu dia dipilih menjadi Rasul tidak dibeberkan di dalam Injil-injil. Banyak keterangan tentang pribadinya dapat kita temukan di dalam Injil Yohanes. Thomas yang disebut juga 'Didimus' (artinya: kembar) - adalah seorang nelayan pembantu. Ia tidak memiliki perahu sendiri seperti Petrus dan Andreas. Hidupnya hampir selalu serba kurang. Hal inilah yang membuat dia bersikap selalu hati-hati, pesimis dan cepat menyangka akan terjadi hal yang buruk atas dirinya. Banyak orang mempunyai gambaran yang kurang tepat tentang Thomas. Meskipun demikian, Thomas dikenal berani.
Thomas hadir pada peristiwa pembangkitan Lazarus dan Perjamuan Terakhir. Di antara keduabelas Rasul, Thomas dikenal sebagai orang yang tidak mudah mempercayai sesuatu. Sikapnya ini terlihat dengan sangat jelas dalam kaitannya dengan peristiwa penampakan Yesus setelah kebangkitanNya (Yoh 20:24-29). Oleh karena itu di kalangan umat sering terdapat gambaran yang kurang baik tentang Thomas. Setiap kali namanya disebut, yang terbayang di benak mereka adalah seorang Rasul yang tidak mau percaya kepada sesuatu hal yang belum disaksikannya sendiri.
Ketika Yesus mendengar bahwa Lazarus meninggal dunia, la berkeputusan untuk kembali ke Yudea, padahal baru saja orang mau melempariNya dengan batu di daerah itu. Sesudah para Rasul gagal menahan Yesus, Thomas dengan tegas mengajak: "Ayo, kita pergi juga! Biarlah kita mati bersama-sama dengan Dia". Thomas tak mau membiarkan Yesus pergi sendirian menantang bahaya. Thomas seorang yang terus terang, polos dan tidak malu-malu menyatakan ketidaktahuannya. Pada Perjamuan Terakhir, ketika Yesus berpamitan, Thomas bertanya dengan polos: "Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Keraguan Thomas ini mengundang Yesus untuk menyingkapkan rahasia Tritunggal yang mendalam itu: "Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa tanpa melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal BapaKu". Sikap ragu-ragu Thomas tampak jelas sekali dalam sikapnya terhadap berita penampakan Yesus kepada para Rasul: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya".
Tentang sikap Thomas ini, Santo Agustinus menulis: "Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. la melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengaku ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru: Ya Tuhanku dan Allahku".
Kepadanya Yesus bersabda: "Karena kau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya". Kata-kata Yesus ini masih berkumandang aktual hingga dewasa ini.
Tentang karya kerasulan Thomas sesudah itu, Kitab Suci tak menyebutkan apa-apa lagi. Juga tidak ada sepucuk surat peninggalan Thomas yang sampai kepada kita. Menurut tradisi, yang dibenarkan Santo Ambrosius dan Hieronimus, Thomas menyebarkan Khabar Gembira ke arah timur dengan mengikuti jalan para pedagang, yaitu ke Sirya, Armenia, Persia dan India. Dekat Madras, di kota Malaipur, Thomas menerima mahkota kemartirannya. Orang Kristen India Selatan, lebih-lebih di sepanjang pantai Syro-Malabar, percaya bahwa Thomas mentobatkan Raja Gondaphur dan bahwa mereka keturunan orang-orang Kristen abad pertama. Thomas mati ditusuk tombak, dan relikuinya masih tetap ada sewaktu makamnya dibuka kembali pada tahun 1523.

Santo Helidorus, Uskup
Helidorus lahir pada tahun 330. Ketika berziarah ke Yerusalem, ia bertemu dengan Santo Hieronimus dan menjalin persahabatan yang baik dengannya. Ajakan Hieronimus untuk bersama-sama tinggal di padang gurun ditolaknya. Helidorus kemudian pulang dan menjadi Uskup di Altino, Italia hingga kematiannya pada tahun 407.

Santo Horst atau Horestes, Martir
Bersama tunangannya, Eufemia, Horst menjadi pemimpin pemuda­pemudi Katolik di Byzantium (= Istambul). Kegiatan mereka membimbing para muda-mudi itu menimbulkan amarah pihak pemimpin masyarakat dan semua orang lain yang tidak menyukai Gereja Katolik. Ketika ditangkap dan ditanyai, dengan terus terang mereka mengaku beriman Kristen, sehingga bersama muda-mudi lainnya, mereka dibunuh pada tahun 304.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-02 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Rabu, 2 Juli 2025



Bacaan Pertama
Kej 21:5.8-20

"Ismael tak mungkin menjadi ahli waris bersama dengan anakku Ishak."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Abraham berumur seratus tahun,
ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.
Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih,
Abraham mengadakan perjamuan besar.
Pada waktu itu Sara melihat,
bahwa Ismael,
anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham
sedang main dengan Ishak, anaknya kandungnya.
Berkatalah Sara kepada Abraham,
"Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya,
sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris
bersama-sama dengan anakku Ishak."
Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu.
Tetapi Allah bersabda kepada Abraham,
"Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu.
Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan,
sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
Tetapi keturunan dari hambamu itu pun
akan Kujadikan suatu bangsa,
karena ia pun anakmu."

Keesokan harinya
pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air
dan memberikannya kepada Hagar.
Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar,
dan menyuruhnya pergi.
Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air di kirbat itu habis,
dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak,
dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya,
"Aku tidak tahan melihat anakku mati."
Sedang ia duduk di situ,
menangislah anaknya dengan suara nyaring.

Allah mendengar suara anak itu,
lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya,
"Apakah yang engkau susahkan, Hagar?
Janganlah takut,
sebab Allah telah mendengar suara anakmu
dari tempat ia terbaring.
Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia,
sebab Aku akan menjadikan dia  bangsa yang besar."

Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur.
ia pergi mengisi kirbatnya dengan air,
dan anaknya ia beri minum.
Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar.
Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:7-8.10-11.12-13,R:7a

Refren: Orang  tertindas itu berseru,
dan Tuhan mendengarkannya.

*Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkannya;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.

*Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus,
sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan.
Singa-singa muda merana kelaparan,
tetapi orang-orang yang mencari Tuhan,
tidak kekurangan suatu pun.

*Marilah anak-anak, dengarkanlah aku,
takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu!
Siapakah yang menyukai hidup?
Siapa yang mengingini umur panjang
untuk menikmati yang baik?



Bait Pengantar Injil
Yak 1:18

Atas kehendak-Nya sendiri
Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran,
agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.



Bacaan Injil
Mat 8:28-34

"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret
dan tiba di daerah orang Gadara.
Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan,
menemui Dia.
Mereka itu sangat berbahaya,
sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu.
Dan mereka itu pun berteriak, katanya,
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?
Adakah Engkau ke mari
untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi
sedang mencari makan.
Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya,
"Jika Engkau mengusir kami,
suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu."
Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!"
Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu.
Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang
ke dalam danau,
dan mati di dalam air.
Para penjaga babi lari,
dan setibanya di kota, mereka menceritakan segala sesuatu,
juga tentang dua orang yang kerasukan itu.
Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus
dan setelah mereka berjumpa dengan Dia,
mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dua orang kerasukan roh jahat muncul dari kuburan dan sangat berbahaya sehingga orang-orang di daerah Gadara menjadi ketakutan dan tidak berani melewati jalan itu. Yesus datang, dan kedua orang itu langsung berseru, "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?" Roh-roh jahat itu tahu bahwa Yesus berkuasa atas mereka, dan mereka pun akhirnya diusir dan masuk ke kawanan babi.

Seharusnya warga Gadara merasa lega dan bersyukur. Bahaya besar yang selama ini mengancam telah diatasi oleh Yesus. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka malah meminta Yesus pergi dari daerah mereka. Mungkin karena ketakutan akan kemungkinan pembalasan dari roh-roh jahat, atau mungkin karena kerugian materi akibat matinya kawanan babi. Apapun alasannya, mereka lebih memilih kehilangan Yesus daripada kehilangan rasa aman semu yang mereka miliki.

Rasa takut memang wajar dimiliki setiap orang. Ada ketakutan akan hal yang tidak kita kenal, termasuk roh jahat. Anehnya, rasa takut akan Tuhan justru sering tidak muncul. Padahal yang layak ditakuti bukanlah roh jahat, tetapi Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang sungguh berkuasa atas hidup dan mati, atas jiwa dan raga.

Banyak orang hari ini menghaluskan istilah "kerasukan setan" menjadi "gangguan roh halus". Bahkan tidak sedikit yang memilih "bernegosiasi" dengan roh-roh itu: menyuguhkan makanan, menaruh sesajen, atau mengikuti nasihat paranormal agar tidak diganggu. Saya pernah mengalaminya. Seseorang yang tinggal bersama saya diganggu roh jahat. Saya mengusirnya dalam nama Tuhan. Namun ada yang menyarankan agar saya berdamai, menyuguhkan sesuatu sebagai tanda minta maaf atau memohon agar tidak diganggu lagi.

Saya tidak menuruti saran itu sebagai bentuk pemujaan atau permohonan kepada roh jahat. Saya hanya mau memohon kepada Tuhan, bukan kepada roh jahat. Saya tidak memusuhi roh jahat, sama seperti Tuhan pun tidak memusuhi mereka—tetapi tidak berarti kita harus tunduk atau menjalin relasi dengan mereka.

Pertanyaannya: kalau ada roh jahat, bukankah ada juga roh yang tidak jahat? Apakah kita boleh berhubungan dengan roh yang baik? Jawabannya bukan "boleh" atau "tidak boleh", tetapi: *untuk apa?* Kalau tujuannya agar hidup kita sehat, kaya, atau beruntung—bukankah seharusnya kita hanya berharap kepada Tuhan?

Karena hanya Tuhan-lah yang layak kita sembah, satu-satunya yang punya kuasa atas roh dan tubuh kita. Jangan menukar Tuhan dengan rasa takut kepada roh jahat, dan jangan menggantikan iman kepada Allah dengan harapan pada roh lain, meskipun katanya "baik".

Nabi Amos dalam bacaan pertama mengingatkan: "Carilah yang baik dan jangan yang jahat... Aku benci dan tidak suka kepada perayaanmu... tetapi hendaklah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir" \[Am 5:14-15.21-24].

Kita diingatkan: jangan sampai ritual, doa, dan sesaji menjadi semata-mata rutinitas atau pengalihan dari relasi sejati dengan Tuhan. Iman kita harus teguh kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan roh—baik yang jahat maupun yang katanya baik.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bernardinus Realino, Pengaku Iman
Bernardinus lahir di Carpi, lembah sungai Po, Italia Utara pada tahun 1530. Setelah belajar ilmu kedokteran dan hukum, ia berturut-turut diangkat menjadi walikota di Fellizano, jaksa di Aleksandria dan sekretaris pada kedutaan di Napoli.
Setelah Kloside, istrinya meninggal dunia, ia berkenalan dengan Serikat Yesus di Napoli. Perkenalan itu berawal dari kotbah-kotbah seorang imam Yesuit yang diikutinya dengan rajin. Kotbah-kotbah ini sungguh menarik sehingga ia memutuskan untuk lebih memperhatikan kehidupan rohaninya. Keputusan ini semakin diperkuat oleh penampakan istrinya sebanyak tiga kali dengan pesan supaya ia meninggalkan karier duniawinya. Pesan istrinya itu pun kemudian dikuatkan lagi oleh penampakan Bunda Maria, padanya.
Terdorong oleh hal-hal di atas, Bernardinus memutuskan untuk mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Serikat Yesus. Permohonannya diterima dan setelah mengikuti suatu pendidikan khusus, Bernardinus ditahbiskan menjadi imam. Selama beberapa tahun ia bekerja di Napoli.
Sifatnya yang sopan dan ramah, penuh cinta dan pengertian kepada umatnya menyebabkan dia sangat dicintai oleh umat Napoli. Umat dengan berat hati melepaskan dia ketika ia dipindahkan ke Lecce, Propinsi Apulia, untuk mendirikan sebuah kolese. Di kolese Yesuit ini, Bernardinus memberi kuliah-kuliah filsafat dan teologi. Hingga akhir hidupnya dalam masa kerja selama 42 tahun, Bernardinus menetap di Lecce.
Sebagaimana di Napoli, di Lecce pun Bernardinus sungguh dicintai. Ia menampilkan diri sebagai seorang pewarta iman yang tangguh, pengkotbah ulung, pembimbing rohani dan bapa pengakuan yang disenangi umat. Kemasyhuran namanya bukan saja karena gaya kepemimpinannya yang penuh kesabaran, pengertian dan cinta, tetapi juga lebih-lebih karena kesalehan hidupnya dan mujizat-mujizat penyembuhan yang dilakukannya.
Bernardinus sangat akrab dengan anak-anak dan muda-mudi. Ia menjadi penolong dan penghibur yang tak kenal lelah bagi orang-orang yang malang. Ketika ajalnya mendekat, Walikota Lecce mengumpulkan semua pembantunya dan pemimpin-pemimpin masyarakat setempat untuk berdoa bagi keselamatan jiwa Bernardinus. Kepada mereka ia berkata: "Kota kita telah diberkati Allah dengan satu anugerah istimewa, yakni Pater Bernardinus Realino. Beliau telah mengabdi kota ini selama 40 tahun dan telah melakukan banyak hal dengan hidupnya yang suci, karunia-karunia dan berbagai mujizat. Setiap orang dari kota ini, juga mereka yang berasal dari kota lain telah menikmati sedikit kebaikan hati Pater Bernardinus. Oleh karena itu saya mengusulkan agar Pastor Bernardinus diangkat sebagai pelindung kota Lecce".
Ketika tiba saat terakhir hidupnya, Bernardinus berkata kepada para pemimpin masyarakat: "Dari surga, kediamanku yang abadi, Aku akan selalu melindungi kota Lecce dan seluruh umat". Bernardinus Realino meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 1616.

Santo Fransiskus di Girolamo, Imam
Imam Yesuit ini lahir pada tahun 1642. la berkarya sebagai pengkotbah di sekitar Napoli, Italia. la rajin mengunjungi penjara dan mencari orang-orang di tempat-tempat pelacuran dan di gang-gang gelap untuk dibina menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat. Kotbah-kotbahnya sungguh menarik dan karenanya ia banyak mentobatkan orang-orang berdosa. Pernah ia mentobatkan seorang wanita yang membunuh ayahnya dan kemudian melarikan diri ke luar negeri menjadi tentara. Fraasiskus meninggal dunia pada tahun 1716.

Santo Yohanes Fransiskus Regis, Imam
Yohanes Fransiskus Regis lahir di Fontcourverte,wilayah Keuskupan Narbonne, Prancis pada tahun 1579. la dididik di Kolese Beziers, milik Serikat Yesus. Pada tahun 1615, ketika berumur 18 tahun, ia masuk Serikat Yesus. Setelah mendapat pendidikan intensif di dalam tarekat itu, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1631.
Awal kariernya sebagai imam dimulainya di Languedoc. Wilayah kerja ini tergolong sulit, baik geografiknya maupun penduduknya. Keadaan geografisnya bergunung-gunung, baik di Prancis Tenggara maupun di perbatasan Swiss. Sedangkan penduduknya masih buta huruf, kurang beradab dan kasar tingkah lakunya. Banyak tantangan yang dihadapinya dalam karya pelayanan umat.
Meskipun demikian, Yohanes yang ramah, sopan dan lembut hati ini sungguh kuat pendiriannya dan pantang mundur dalam menghadapi semua kesulitan itu. la dengan penuh semangat naik-turun gunung untuk mengajar agama dan melayani Sakramen-sakramen demi membawa kembali mereka kepada Kristus. Pada musim panas, ia bekerja di kota, mengunjungi rumah-rumah sakit dan penjara-penjara. Di sana ia mengajar, berkotbah dan mendengarkan pengakuan. Ia membantu siapa saja yang datang kepadanya meminta bantuan.
Kesuksesannya di Montpellier dan Sommieres mendorong Uskup de la Baume dari Viviers memanfaatkan tenaga Yohanes sebaik-baiknya guna melayani umat. Yohanes bekerja keras selama lima tahun di dua wilayah itu untuk membawa kembali umat kepada penghayatan iman yang benar. Ia berhasil mentobatkan sejumlah besar penganut agama Protestan.
Empat tahun terakhir hidupnya, Yohanes tinggal di Velay. Di sana ia mendirikan satu perkumpulan yang giat dalam karya sosial untuk membantu para miskin. Ia meninggal dunia pada tahun 1640 di La Louvesc.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/