Liturgia Verbi 2024-07-01 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Senin, 1 Juli 2024

Ujud Gereja Universal: Pelayanan pastoral orang sakit.
Semoga Sakramen Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan kepada para penerima dan keluarga mereka kuasa Tuhan dan semakin menjadi tanda kasih dan harapan bagi semua orang.

Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan alternatif.
Semoga masyarakat semakin memahami keunikan setiap anak sehingga dapat terbuka pada bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang paling sesuai untuk membantu tumbuh dan berkembangnya anak.



Bacaan Pertama
Am 2:6-10.13-16

"Mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu."

Pembacaan dari Nubuat Amos:

Beginilah firman Tuhan,
"Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat,
Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.
Sebab mereka menjual orang benar untuk mendapatkan uang,
dan orang miskin karena sepasang kasut.
Mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu
dan membelokkan jalan orang sengsara.
Anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda yang sama,
sehingga melanggar kekudusan nama-Ku.
Mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah
di atas pakaian gadaian orang,
dan minum anggur orang-orang yang kena denda
di rumah Allah mereka.

Padahal Akulah yang memunahkan orang Amori,
dari depan mereka;
orang-orang Amori yang tingginya seperti tinggi pohon aras
dan kuat seperti pohon tarbantin.
Aku telah memunahkan buahnya dari atas dan akarnya dari bawah.
Akulah yang menuntun kalian keluar dari tanah Mesir,
dan memimpin kalian empat puluh tahun lamanya di padang gurun,
supaya kalian menduduki negeri orang Amori.

Sesungguhnya Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak
seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.
Orang cepat tidak mungkin lagi melarikan diri,
orang kuat tidak dapat menggunakan kekuatannya,
dan pahlawan tidak dapat melarikan diri.
Pemegang panah tidak dapat bertahan,
orang yang cepat kaki takkan terluput
dan penunggang kuda tak dapat meluputkan diri.
Juga orang yang berhati berani di antara para pahlawan
akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:16bc-17.18-19.20-21.22-23,R:22

Refren: Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah.

*Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku,
dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu,
padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?

*Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengan dia!
Engkau bergaul dengan orang berzinah.
Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat,
dan pada lidahmu melekat tipu daya.

*Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu.
Engkau memfitnah saudara kandungmu.
Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja?
Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu?
Aku Menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.

Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah;
waspadalah, jangan sampai Aku menerkam,
dan tidak ada yang melepaskan.
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.



Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab

Hari ini janganlah bertegar hati,
tetapi dengarkanlah suara Tuhan.



Bacaan Injil
Mat 8:18-22

"Ikutilah Aku."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus.
Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang.
Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya,
"Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi."

Yesus berkata kepadanya,
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang,
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya."
Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya,
"Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku."
Tetapi Yesus berkata kepadanya,
"Ikutilah Aku,
dan biarlah orang-orang mati menguburkan
orang-orang mati mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil pada hari ini sulit untuk dimengerti.
Mengapa Yesus tidak mengijinkan murid-Nya menguburkan ayahnya dahulu sebelum mengikuti Yesus?
Apa yang dimaksudkan Yesus dengan perkataan-Nya, "Biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka"?

Orang yang telah meninggal dunia seringkali disebut sebagai orang yang "telah mengakhiri hidupnya", karena ia tidak lagi hidup (secara jasmani).
Yesus tidak diutus untuk mengurusi orang yang telah meninggal, melainkan mengurusi orang yang masih hidup, untuk itulah Yesus diutus ke dunia ini.
Menjadi lebih berarti mengurusi anaknya yang masih hidup daripada ayahnya yang telah meninggal, karena anaknya masih berpeluang untuk diselamatkan.

Setelah meninggal dunia, kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk memperbaiki kehidupan rohani kita.
Saya belum pernah mendengar ada orang yang telah menghuni neraka lalu dipindahkan ke surga.
Orang yang percaya kepada Tuhan adalah orang yang punya tiket untuk masuk surga, tetapi karena dosa-dosa semasa hidupnya, ia tidak bisa langsung menuju surga, melainkan mengalami proses penyucian terlebih dahulu.
Hanya orang yang telah suci yang bisa masuk surga.
Bagi mereka yang tidak punya tiket, neraka telah menanti mereka.
Kepercayaan tidak bisa didapat melalui pernyataan melainkan melalui perbuatan semasih hidup di dunia ini.

"Ikutilah Aku" bukanlah ajakan untuk bersenang-senang, melainkan ajakan untuk berusaha keras untuk memperoleh tiket itu.
"Ikutilah Aku" bukan dimaksudkan secara fisik jasmani, melainkan mengikuti segala yang diperbuat Yesus, berbuat yang sama seperti yang diperbuat oleh Yesus.
Yesus tidak melarang murid-Nya untuk menguburkan ayahnya, tidak melarang murid-Nya berjauhan dari Yesus secara fisik.
Yang dikehendaki-Nya agar kita selalu mengikuti Yesus secara rohani.
Badan jasmani kita suatu saat nanti akan kembali menjadi debu, tetapi jiwa rohani kita tidak akan mati.
Ahli Taurat yang hendak mengikuti Yesus kemana pun Yesus pergi, adalah cermin mengikuti Yesus secara fisik jasmani, padahal yang diinginkan Yesus agar ahli Taurat itu menanggalkan ajaran-ajaran yang menyesatkan, lalu mengisi hati dan jiwanya dengan ajaran Yesus.
Itulah arti "mengikuti Yesus" yang sesungguhnya.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-06-30 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XIII 

Minggu, 30 Juni 2024



Bacaan Pertama
Keb 1:13-15;2:23-24

"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Allah tidak menciptakan maut,
dan Ia pun tidak bergembira
karena mahluk yang hidup musnah binasa.
Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada;
dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.
Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka,
dan dunia orang mati tidak merajai bumi.
Maka kesucian mesti baka.
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan,
dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia,
dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b,

Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.
Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,
Engkau menghidupkan daku
di antara mereka yang turun ke liang kubur.

*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,
hai orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!
Sebab hanya sesaat Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!
Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.
Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.



Bacaan Kedua
2Kor 8:7.9.13-15

"Hendaklah kelebihanmu
mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih,
sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu:
dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,
dalam kesungguhan untuk membantu,
dan dalam kasihmu terhadap kami.
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.

Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini
kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus,
agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
    "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan,
    dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Yesus Kristus, Juruselamat kita, telah mematahkan kuasa maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Mrk 5:21-43

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa,
setelah Yesus menyeberang dengan perahu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong,
lalu mengerumuni Dia.
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sampai habislah semua yang ada padanya,
namun sama sekali tidak ada faedahnya,
malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya,
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya.
Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Murid-murid menjawab,
"Engkau melihat sendiri
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu,
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Ketika Yesus masih berbicara,
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu,
dan berkata, "Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka
dan berkata kepada kepala rumah ibadat,
"Jangan takut, percaya saja!"
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu,
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
"Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke kamar anak itu.
Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata,
"Talita kum,"
yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,
sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan kita hari ini saya ambil dari renungan The Power of Word yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma.

*Sakit Itu Mahal*

Oleh Erna Kusuma

Doa Pembukaan:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
Sampai hari ini masih saja iman kami menurun ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, entah karena berbagai penyakit badan atau pun berbagai cobaan hidup lainnya.
Oleh karena itulah hari ini kami kembali datang kepada-Mu untuk memperoleh penyegaran melalui sabda dan ajaran dari Putera-Mu, Yesus Kristus, dan juga dari Kitab Suci pada nabi.
Maka bersabdalah ya Bapa, kami siap mendengarkan.
Amin.

Renungan:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Pada Bacaan Injil hari ini ada dua orang yang menderita sakit dan berharap Yesus menyembuhkan mereka.
Yang pertama adalah anak perempuan dari seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus.
Sebelum Yesus dan rombongan sampai di rumah Yairus, anak perempuannya sudah meninggal dunia, maka orang-orang pun mentertawakan ketika Yesus berkata, "Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Dan memang benar, Yesus tidak menyembuhkan anak perempuan itu
melainkan membangkitkan dari kematian.
Yairus, kepala rumah ibadat itu, menerima lebih dari yang dia minta.
Itu terjadi karena Yairus menanggalkan jabatan sebagai kepala rumah ibadat, bersimpuh di depan kaki Yesus, merendahkan dirinya, lalu memohon kepada Yesus.
Ini sesuatu yang sungguh sulit untuk dilakukan mengingat ia adalah seorang kepala rumah ibadat, suatu kedudukan yang terhormat, apalagi itu dilakukan di depan orang banyak.
Seringkali karena nama besar yang kita sandang membuat kita sulit untuk merendahkan diri di hadapan orang lain.
Tetapi Yairus tidak termakan oleh gengsi, ia percaya kalau Yesus dapat membuat anak perempuannya selamat dan tetap hidup.

Yang kedua,
adalah seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan.
Ia telah menghabiskan seluruh harta kekayaannya untuk memperoleh kesembuhan, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, sakitnya semakin memburuk.
Nampaknya sudah tak ada harapan lagi, kecuali mungkin Yesuslah harapan terakhirnya.
Ia tidak meminta Yesus untuk menumpangkan tangan-Nya, seperti yang diminta oleh Yairus.
Perempuan itu hanya ingin menjamah jubah Yesus, sebab ia percaya ia akan sembuh,
lalu ia pun mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya,
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
Yesus sendiri tidak menyadari telah terjadi proses penyembuhan, tetapi Yesus tahu akan ada tenaga yang mengalir keluar dari diri-Nya, maka Yesus pun bertanya,
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Perempuan itu takut dan gemetar, ia telah mengambil sesuatu tanpa se izin pemiliknya, tapi ia tetap tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Ketakutannya tidak beralasan sebab Yesus malah berkata,
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Terutama dari kisah perempuan yang menderita pendarahan itu,
kita disadarkan bahwa penyakit itu mahal.
Perempuan itu menghabiskan seluruh harta kekayaannya namun tetap gagal memperoleh kesembuhan.
Apa yang dapat kita petik dari kisah Yairus dan perempuan ini?
Benar, ketika kita menghadapi permasalahan yang di luar kemampuan kita untuk mengatasinya, maka kita mesti datang kepada Tuhan,
sebab Tuhan dapat membuat yang mustahil menjadi mungkin.
Jangan keliru atau tersesat ketika orang berkata, "Kalau kamu sakit, pergi ke dokter, bukan ke ruang adorasi di gereja."
Mungkin benar, kita tidak harus datang ke gereja, tetapi wajib hukumnya untuk datang kepada Tuhan untuk memohon pertolongan.
Biarlah Tuhan yang menolong, baik melalui mukjizat penyembuhan atau pun melalui tangan dokter dan para medis lainnya.

Ketika kita dalam keadaan terpuruk, tak sanggup bangkit dari kesusahan,
maka undanglah Yesus datang kepada kita,
dan dengarkanlah saat Yesus berkata, "Talita kum!",
yang akan memampukan kita untuk bangkit.
Marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa kami,
Hidup di dunia ini memang sangat rentan dengan berbagai macam penyakit,
dan kami adalah orang-orang yang lemah, yang rentan terpapar penyakit.
Oleh karena itu, pandang iman dan harapan kami, dan bergegaslah datang menjawab panggilan kami di saat kami sangat merindukan kehadiran-Mu.
Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman
Bertrandus adalah seorang imam abad keenam. Ia lahir pada tahun 553. Keluarganya tergolong kaya raya. la dikenal sebagai seorang imam yang pemurah: ia menghadiahkan beberapa bidang tanah warisannya kepada Gereja dan kepada orang-orang miskin.
Ia ditahbiskan imam di Paris dan kemudian dipilih menjadi pemimpin sebuah sekolah. Pada tanun 587, ia dipilih menjadi Uskup di Le Mans, sobuah kota kecil yang dihuni orang-orang Prancis.
Ketika pertentangan politik antara kaum Neustria (Prancis Barat) dan kaum Austrasia (Perancis Timur) terjadi, Bertrandus diusir dari takhta keuskupannya selama beberapa tahun. Kemudian Raja Clotaire II dari kelompok Neustria memanggilnya kembali untuk memimpin keuskupan.
Dari tuan-tuan tanah yang kaya, Bertrandus menerima sejumlah besar tanah untuk kepentingan Gereja. Tanah-tanah ini dimanfaatkannya untuk membangun gereja dan biara, dan sebuah rumah penginapan untuk para peziarah. Bertrandus meninggal dunia pada tahun 625, pada usia 70 tahun.

Santo Theobaldus, Pertapa
Theobaldus lahir pada tahun 1017 di Provins, Prancis, dari sebuah keluarga bangsawan. Semasa mudanya, ia banyak membaca buku-buku tentang kehidupan Santo Yohanes Pemandi dan riwayat hidup orang­orang kudus lainnya. Bacaan-bacaan ini menimbulkan dalam hatinya benih panggilan Allah untuk menjalani hdup seperti orang-orang kudus itu. la sungguh mengagumi cara hidup dan perjuangan para kudus untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.
Terdorong hasrat besar untuk meniru cara hidup para kudus itu, ia meninggalkan rumah mereka pada tahun 1054 tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia pergi ke Luxemburg. Di sana ia bekerja sepanjang hari di hutan Petingen sebagai pembakar arang bagi tetangga-tetangganya yang bekerja sebagai tukang besi. Sementara itu, ia terus menjalani hidup doa dan tapa secara diam-diam.
Ketika semua orang tahu akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Ia lalu mengasingkan diri ke Salanigo untuk menjalani hidup tapa. Tetapi ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya. la kemudian ditahbiskan menjadi imam agar lebih pantas menjalankan tugas-tugas misioner.
Pada tanggal 30 Juni 1066, Theobaldus meninggal dunia karena terserang penyakit yang berbahaya. Ia digelari 'kudus' oleh Paus Aleksander II pada tahun 1073.

Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman
Giacinta lahir di Vignarello, Italia pada tahun 1585 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia dididik di biara suster-suster Fransiskan. Seorang kakaknya sudah menjadi suster di biara ini.  Semasa kecilnya Giacinta dikenal sebagai anak yang baik namun ia kemudian bertingkah laku jelek ketika adik bungsunya lebih dahulu menikah (dengan Marquis Cassizuchi). Dia tersinggung karena merasa dilangkahi oleh adiknya. Sifat baiknya merosot, sebaliknya ia menjadi seorang pendendam di dalam keluarganya. Ia memutuskan masuk biara sekedar iseng-iseng. la masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus di Viterbo dengan mengambil nama Giacinta. Sekalipun sudah menjadi seorang suster, namun ia tidak melepaskan cara hidup foyanya dengan harta keluarganya; selama 10 tahun ia benar-benar menjadi batu sandungan bagi rekan-rekannya yang lain.
Pada suatu hari ia jatuh sakit keras. Seorang imam Fransiskan datang mendengarkan pengakuannya dan memberikan peringatan keras tentang cara hidupnya yang tidak sesuai dengan semangat ordonya. Ia bertobat, namun jatuh lagi ke dalam cara hidup seperti sedia kala. Tuhan mencobainya lagi dengan sakit lebih berat. Semenjak itu ia mulai tekun berdoa, bermatiraga dan merobah tingkah laku hidupnya. Lama kelamaan ia berubah menjadi seorang suster yang saleh dan menjadi pembimbing rohani bagi rekan-rekannya. Nasehat-nasehatnya sangat praktis berdasarkan pengalaman rohaninya sendiri. Ia menekankan pentingnya menghayati kerendahan hati, menghilangkan sifat cinta diri, kesabaran memikul salib penderitaan sehari-hari. Cinta dan perhatian­nya sangat besar, bukan saja terhadap rekan-rekan susternya tetapi juga terhadap komunitas biara suster lainnya. Ia turut serta mendirikan dua biara di Viterbo yang mengabdikan diri pada bidang pelayanan orang­orang sakit, orang-orang jompo dan miskin di Viterbo. la sendiri mencari dana dengan minta-minta. Giacinta wafat pada tanggal 30 Januari 1640 pada usia 55 tahun. la dinyatakan sebagai 'santa' pada tahun 1807.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-06-29 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
HR S. Petrus dan Paulus, Rasul

Sabtu, 29 Juni 2024



Bacaan Pertama
Kis 12:1-11

"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat,
Raja Herodes mulai bertindak dengan keras
terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus,
saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat
bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi,
ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
Setelah Petrus ditangkap,
Herodes menyuruh memenjarakannya
di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing terdiri dari empat prajurit.
Maksudnya ialah,
supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.
Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Pada malam
sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit,
terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu
prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus,
dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya.
Kata malaikat itu kepadanya, "Bangunlah segera!"
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
Lalu kata malaikat itu kepadanya,
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!"
Petrus pun berbuat demikian.
Lalu malaikat itu berkata kepadanya,
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar,
dan ia tidak tahu
bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi;
sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
Setelah mereka melalui tempat kawal pertama
dan tempat kawal kedua,
sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota.
Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.
Sesudah tiba di luar,
mereka berjalan sampai ke ujung jalan,
dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata,
"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes
dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:5b

Refren: Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.17-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Raul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya merasa senang Santo Petrus dan Paulus dirayakan secara bersamaan, keduanya memang cocok untuk dipasangkan, saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Santo Petrus adalah rasul yang pertama-tama dipanggil Yesus, sedangkan Paulus dipanggil paling akhir, yakni setelah Yesus bangkit dari alam maut.
Petrus adalah juru masak di dapur sedangkan Paulus adalah juru jual yang bekerja di ruang tamu.
Petrus lebih banyak mengurusi bangsa Yahudi sedangkan Paulus mengurusi bangsa non-Yahudi.
Petrus mewarisi hirarki gereja, Paulus mewarisi tarekat.
Oleh karenanya, pantaslah kalau kedua rasul ini kita rayakan bersamaan.

Keduanya, Petrus dan Paulus, adalah rasul Yesus, dan juga martir, tetapi Paulus tidak termasuk dua belas rasul karena ia dipanggil belakangan.
Keduanya memiliki riwayat yang kontroversial sebelum dipanggil menjadi rasul.
Petrus sebelumnya adalah seorang nelayan, mungkinkah ia menjadi pemimpin umat?
Begitu juga Paulus, yang sebelumnya malah mengejar-ngejar dan menganiaya para pengikut Yesus.
Namun tak dapat dipungkiri, keduanya adalah pilar utama gereja awal.

Perjalanan hidup rohani saya lebih mirip Paulus ketimbang Petrus.
Sekali pun saya tidak mengalami seperti yang dialami Paulus, yakni Yesus datang kepadanya dan berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Tetapi saya meyakini Tuhan telah mengutus orang-orang di sekitar saya untuk membawa saya "pulang ke kandang Tuhan".
Yesus meminta saya untuk berhenti berbuat dosa, berhenti menganiaya Yesus.
Lalu diberi-Nya saya berbagai kemudahan dan pemahaman agar saya bisa turut ambil bagian dalam pewartaan Injil.
Maka terjadilah demikian.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus dan Paulus, Rasul
Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai sokoguru Gereja. Simon, anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. la tidak berpendidikan tetapi cukup trampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. "Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus", kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau Simon anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)". (Yoh 1:41-42) Kefas berarti wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mujizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Petrus berkata kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Dengan kepercayaan ini, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. Dan di depan Yesus yang penuh kuasa ilahi itu Petrus bersujud: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia". Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta-merta berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau". "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia", demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. (Mat 26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin Konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) lahir di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.
Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada hentinya mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. la menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Di Yerusalem ia ditangkap oleh orang Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebab ia naik banding kepada kaisar, Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-06-28 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Jumat, 28 Juni 2024

PW S. Ireneus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
2Raj 25:1-12

"Rakyat Yehuda diangkut ke pembuangan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Pada tahun kesembilan pemerintahan Raja Zedekia,
dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu,
datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya
menyerang Yerusalem.
Ia berkemah mengepung kota itu
dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya.
Demikianlah kota itu terkepung
sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia.
Pada tanggal sembilan bulan yang keempat,
ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu
dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu,
maka dibelah oranglah tembok kota itu
dan semua tentara melarikan diri malam-malam
melalui pintu gerbang antara kedua tembok
yang ada di dekat taman raja,
sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling.
Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.

Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang
dan mencapai dia di dataran Yerikho;
segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia.
Mereka menangkap raja
dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla,
yang menjatuhkan hukuman atas dia.
Orang menyembelih putera-putera Zedekia di depan matanya,
dan kemudian dibutakannyalah mata Zedekia.
Lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel.

Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu
yaitu tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel
datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal,
pegawai raja Babel, ke Yerusalem.
Ia membakar rumah Tuhan, rumah raja,
dan semua rumah di Yerusalem;
semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api.
Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan
oleh semua tentara Kasdim
yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu.
Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu
dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel,
dan sisa-sisa khalayak ramai
diangkut ke pembuangan oleh Nebuzaradan,
kepala pasukan pengawal itu.
Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu
ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu;
mereka menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
2Tim 2:22b-26

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan,
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar.
Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang.
Ia harus cakap mengajar,
ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan,
sebab mungkin
Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat
dan memimpin mereka,
sehingga mereka mengenal kebenaran.
Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,
karena terlepas dari jerat Iblis
yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 137:1-2.3.4-5.6,R:6a

Refren: Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku,
bila aku tidak mengingat engkau.

*Di tepi sungai-sungai Babel,
di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion.
Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu
kita menggantungkan kecapi kita.

*Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita
meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian,
dan orang-orang yang menyiksa kita
meminta nyanyian sukacita,
"Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"

*Bagaimanakah kita menyanyikan
nyanyian Tuhan di negeri asing?
Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem,
biarlah menjadi kering tangan kananku!

*Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku,
jika aku tidak mengingat engkau,
jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 37:3-4.5-6.30-31

Refren: Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia;
bergembiralah karena Tuhan,
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan,
dan lidahnya mengatakan kebenaran.
Taurat Allah ada di dalam hatinya,
langkah-langkahnya tidaklah goyah.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:1-4

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Setelah Yesus turun dari bukit,
banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia.
Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta.
Ia sujud menyembah Yesus dan berkata,
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu,
dan berkata,
"Aku mau, jadilah engkau tahir!"
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya.
Lalu Yesus berkata kepadanya,
"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa
sebagai bukti bagi mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan saya ambil dari Daily Fresh Juice.
Injil dibawakan oleh adik Renata Putri dari Paroki Alam Sutra.

Para pendengar dan pewarta Daily Fresh Juice,
Secara khusus Matius mencatat peristiwa Yesus menyembuhkan seorang yang menderita sakit kusta di kalangan orang ibrani di jaman itu.
Penyakit kusta dianggap penyakit yang berbahaya karena dapat menular.
Penderita kusta dianggap najis dan mesti diasingkan dari masyarakat, diusir keluar dari desa atau kota tempat tinggalnya, ia wajib mengenakan pakaian yang cabik.
Rambut diurai dan ia mesti menutupi mukanya sambil berseru-seru: "Najis najis."
Saking seriusnya penyakit ini sampai-sampai ditulis panjang kali lebar dalam kitab imamat 13 dan 14.
Sampai sekarang pun penyakit kusta ini masih ada dan Indonesia termasuk 3 besar dunia.
Kasus kusta lebih dari 12.000 penderita kusta tercatat di Indonesia tahun 2022 yang lalu.
Meski demikian, pandangan terhadap kusta telah berubah secara signifikan.
Kusta dianggap tidak mudah menular, tidak akan menular kalau hanya bersalaman atau duduk bersama dan vaksinnya telah ditemukan sebagai perlindungan terhadap kusta, sudah ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan penderita kusta melalui terapi sekitar 6 bulan sampai satu tahun, penderita dapat disembuhkan.

Di jaman Yesus kusta adalah momok yang menakutkan.
Maka saya pun bertanya tanya bagaimana caranya penderita kusta itu berhasil mendekati Yesus.
Padahal waktu itu ada banyak orang berbondong bondong mengikuti Yesus.
Tentulah ia mesti berjuang keras untuk bisa sampai kepada Yesus.
Maka marilah kita belajar darinya tentang semangat juang untuk mencapai tujuan.
Jelas juga kalau ia berbeda dari penderita kusta lainnya yang umumnya diliputi keputusasaan karena penyakitnya tak kunjung sembuh.
Ia berjuang keras untuk bisa sampai kepada Yesus.
Tentulah karena ia percaya kalau Yesus dapat menyembuhkan penyakitnya.
Imannya inilah yang mendorong dia untuk berusaha keras mendekati Yesus.
Kembali kita diajak untuk belajar menumbuhkan iman dari penderita kusta ini.
Selanjutnya iman akan membangkitkan harapan.
Penderita kusta itu berharap Yesus berkenan mentahirkan dia.
Ia tidak meragukan kemampuan Yesus untuk menyembuhkan dia.
Makanya ia tidak bertanya, dapatkah tuhan menyembuhkan aku?
Ia percaya Yesus dapat menyembuhkan dia, tetapi mungkin ia ragu apakah Yesus mau menyembuhkan dia?
Makanya ia pun berkata, "Jika tuan mau tuan dapat mentahirkan daku."
Keraguannya sangat masuk akal sebab bisa jadi ia merasa sebagai orang berdosa sehingga merasa tak layak menerima pertolongan.
Waktu itu penyakit kusta dianggap sebagai penyakit kutukan.

Kisah Yesus menyembuhkan penderita kusta ini tidak hanya soal kehebatan Yesus menyembuhkan secara mukjizat dan seketika bukan hanya itu, justru yang ditunjukkan oleh Yesus bukan pamer pamer kehebatan semata, melainkan lebih karena kasihnya yang besar, terutama terhadap penderitaan orang kecil dan terpinggirkan.
Kita tahu Yesus itu mudah sekali tergerak oleh belas kasihan Yesus mengulurkan tangannya menjamah orang itu sambil berkata, aku mau, jadilah engkau tahir.
Ini sungguh luar biasa sebab di zaman itu tak seorang pun mau menjamah penderita kusta penyembuhan itu sendiri adalah mukjizat.
Hanya dengan berkata Yesus mentahirkan penderita kusta itu.
Nah kembali kita diajak untuk belajar mengasihi sesama, mengasihi siapa saja, tidak tebang pilih malah diminta untuk mengasihi orang yang membenci kita mewujudkan kasih kristus dengan berbuat sesuatu bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan.
Dan yang terakhir Yesus juga menunjukkan kalau Yesus menghormati hukum taurat, ia pun meminta si penderita yang sudah tahir itu untuk datang kepada imam membawa persembahan sesuai yang disyaratkan untuk mendapatkan status tahir sesuai taurat musa ini jelas Yesus itu tidak mentang mentang Yesus adalah sosok yang rendah hati.
Nah. Kita juga diminta untuk belajar menjadi sosok yang rendah hati.
Tak masalah kalau sebelumnya kita adalah orang berdosa.
Orang yang menderita penyakit rohani yang parah, orang yang najis di hadapan tuhan dengan iman dan harapan Yesus akan mentahirkan kita.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-06-27 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Kamis, 27 Juni 2024

PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
2Raj 24:8-17

"Raja Yoyakhin beserta semua para penguasa diangkut
sebagai orang buangan ke Babel."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Yoyakhin berumur delapan belas tahun
pada waktu ia menjadi raja,
dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem.
Nama ibunya ialah Nehusta, puteri Elnatan, dari Yerusalem.
Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan,
tepat seperti yang dilakukan ayahnya.

Pada waktu itu majulah tentara Nebukadnezar, raja Babel,
menyerang Yerusalem, dan kota itu terkepung.
Nebukadnezar sendiri datang menyerang
sementara orang-orangnya mengepung kota itu.
Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel:
ia sendiri, ibunya, perwira-perwiranya, para pembesar
dan pegawai-pegawai istananya.
Raja Babel menangkap Yoyakhin
pada tahun yang kedelapan pemerintahannya.

Seluruh isi rumah Tuhan dan isi istana raja dikeluarkannya;
dikeratnya pula emas dari segala perkakas emas
yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait Tuhan
seperti yang telah disabdakan Tuhan.
Seluruh penduduk Yerusalem diangkutnya ke pembuangan;
semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa:
sepuluh ribu tawanan;
juga semua tukang dan pandai besi.
Tidak ada yang ditinggalkan
kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri.
Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin ke pembuangan di Babel;
juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya,
dan orang-orang berkuasa di negeri itu
dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel.
Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya,
para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya,
sekalian pahlawan yang sanggup berperang,
dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel.

Kemudian raja Babel mengangkat paman Yoyakhin,
yang bernama Matanya, menjadi raja menggantikan Yoyakhin,
dan menukar namanya menjadi Zedekia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 79:1-2.3-5.8.9,R:9bc

Refren: Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan,
bebaskanlah kami.

*Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu,
menajiskan bait kudus-Mu,
dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.
Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu
kepada burung-burung di udara untuk dimakan;
daging orang-orang yang Kaukasihi
mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.

*Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air
sekeliling Yerusalem,
dan tidak ada yang menguburkan.
Kami menjadi celaan tetangga,
olok-olok dan cemooh orang sekitar.
Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus?
Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemah kami.

Demi kemuliaan nama-Mu,
tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabd-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia,
dan Kami akan datang kepadanya.



Bacaan Injil
Mat 7:21-29

"Rumah yang didirikan di atas wadas
dan rumah yang didirikan di atas pasir."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!'
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku,
'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,
dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata,
'Aku tidak pernah mengenal kalian!
Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!'"

Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang bijaksana,
yang mendirikan rumahnya di atas wadas.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas wadas.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan tidak melakukannya,
ia sama dengan orang bodoh,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya."

Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,
takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sabda Tuhan itu ibarat batu wadas yang kokoh.
Jika di atasnya dibangun rumah rohani, maka kokoh pulalah rumah tersebut.
Sebaliknya, jika tidak menggunakan batu wadas melainkan menggunakan pasir, maka rumah rohani tak dapat berdiri kokoh, mudah sekali roboh ketika dilanda banjir dan angin kencang.
Jika kita ingin memiliki rumah rohani yang kokoh, maka tak ada pilihan lain selain mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakan segala sesuatu yang menjadi kehendak Allah Bapa itu.

Yang namanya bencana bisa datang sewaktu-waktu tanpa terduga.
Yesus tidak melenyapkan bencana-bencana itu, melainkan menjadikan diri-Nya sebagai batu penjuru yang kokoh, menjadi batu wadas sebagai dasar penopang rumah, sehingga bencana yang datang itu tak sampai merobohkannya.
Memiliki rumah rohani yang kokoh adalah suatu keharusan.
Lihat saja bencana yang menimpa bangsa Israel sebagaimana yang dikisahkan pada Bacaan Pertama hari ini.
Semua orang diangkut ke pembuangan di Babel, termasuk raja Yoyakhin.
Itu terjadi karena perbuatan jahat yang telah dilakukan, tidak lagi mematuhi perintah-perintah Tuhan.
Menjadi orang buangan memang malapetaka, mesti meninggalkan kampung halaman untuk hidup bersusah-susah di negeri orang.
Se lain itu, juga mesti menanggalkan segala kehormatan yang dimiliki sebelumnya, termasuk harta benda, dan digantikan dengan kenistaan.

Percuma saja kita rajin berdoa, rajin datang ke gereja, tetapi tidak mau mendengarkan sabda Tuhan dan tidak melaksanakan apa yang disabdakan itu.
Yang terbaik adalah rajin berdoa, rajin bersekutu dengan sesama saudara se-iman di lingkungan gereja, dan berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan sabda Tuhan setiap saat.
Tunggu apa lagi?  Ayo kita kerjakan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja
Cyrillus lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 376. Pada tahun 412 ia dinobatkan menjadi Patriark Alexandria. Sebagai seorang ahli, ia telah memberikan banyak pandangan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Menghadapi berbagai pertentangan paham yang berkembang di antara umatnya, Cyrillus tetap tenang dan teguh di dalam pendirian dan imannya di atas landasan ajaran para rasul. Dengan tegas ia menentang ajaran Nestorius yang menggugat kepribadian Kristus dan kedudukan Bunda Maria sebagai bunda Allah.
Sekitar tahun 430, dalam sebuah surat kepada Paus Selestinus I (422-432), Cyrillus dengan tegas mengecam ajaran sesat Nestorius, Patriark Konstantinopel. Untuk memurnikan ajaran sesat itu, Cyrillus mengundang para uskup untuk mengadakan Konsili di Efesus pada tahun 431. Konsili ini mengutuk ajaran Nestorius yang menyesatkan itu. Terhadap hasil Konsili itu, Nestorius melancarkan serangan kepada Cyrillus dan kawan-kawannya. Cyrillus ditangkap dan dipenjarakan, kemudian dibuang. Meskipun diperlakukan dengan kejam, Cyrillus tetap gembira karena kesengsaraannya merupakan suatu pujian dan keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. la juga menghasilkan tulisan-tulisan yang berisi pembelaan-pembelaan ajaran iman yang benar, beberapa buku komentar Kitab Suci dan juga tentang Trinitas.
Lama-kelamaan orang semakin menyadari adanya kebenaran di dalam diri Cyrillus. Kali ini Gereja sekali lagi mendapat kemenangan atas serangan musuh-musuhnya yang timbul dari dirinya sendiri.
Setelah lama mengabdikan dirinya terhadap kepentingan perkembangan iman, Cyrillus meninggal pada tahun 444. Pada tahun 1882 ia digelari sebagai Pujangga Gereja.

Santa Emma, Pengaku Iman
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan me­ninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk, Austria Selatan.
Keputusannya untuk menjalani hidup bakti pada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Dicetakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekarja di rumah mereka. Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk, Austria Selatan. Biara - yang kemudian dijadikan biara Benediktin di Admont - ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 sete­lah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri menjadi biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh Gereja, ia digelari sebagai 'Santa'.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-06-26 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Rabu, 26 Juni 2024



Bacaan Pertama
2Raj 22:8-13;23:1-3

"Di depan rakyat raja membacakan segala perkataan dari
kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan,
dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Di masa pemerintahan Raja Hosea
Imam besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera raja,
"Aku telah menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan."
Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan,
dan Safan terus membacanya.
Kemudian Safan, panitera raja, masuk menghadap raja.
Ia melapor kepada raja,
"Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang
yang terdapat di rumah Tuhan
dan memberikannya kepada para pengawas
yang bertugas pada rumah Allah."

Diberitahukannya juga kepada raja,
"Imam Hilkia telah memberikan sebuah kitab kepadaku."
Lalu ia membacakannya di depan raja.
Segera sesudah mendengar isi Kitab Taurat itu
Raja Yosia mengoyakkan pakaiannya.

Kemudian raja memerintahkan Imam Besar Hilkia,
Ahikam bin Safan, Akhbor bin Mikha, Safan, si panitera,
dan Asaya, hamba raja,
"Pergilah, mintalah petunjuk Tuhan bagiku,
bagi rakyat dan seluruh Yehuda,
tentang perkataan kitab yang ditemukan itu.
Sebab murka Tuhan yang hebat bernyala-nyala terhadap kita,
oleh karena leluhur kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini
dan tidak berbuat seperti yang tertulis di dalamnya."

Sesudah itu raja menyuruh mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem.
Kemudian pergilah raja ke rumah Tuhan,
dan bersama-sama dia semua orang Yehuda
dan semua penduduk Yerusalem,
para imam, para nabi dan seluruh orang awam,
dari yang kecil sampai yang besar.
Di depan mereka semua
raja membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian
yang ditemukan di rumah Tuhan itu.

Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang,
dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan
untuk hidup dengan mengikuti Tuhan,
dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya,
peraturan dan ketetapan-ketetapan-Nya
dengan segenap hati dan segenap jiwa,
dan untuk menepati perkataan perjanjian,
yang tertulis dalam kitab itu.
Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:33.34.35.37.40,R;33a

Refren: Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan,
petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu.

*Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan,
petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu,
aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.

*Buatlah aku mengerti,
maka aku akan memegang Hukum-Mu;
dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

*Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu,
sebab aku menyukainya.

*Lalukanlah mataku dari hal-hal yang hampa,
hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!

*Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu,
hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4.5b

Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan;
barangsiapa tinggal di dalam Aku,
akan menghasilkan banyak buah.



Bacaan Injil
Mat 7:15-20

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri,
atau buah ara dari rumput duri?
Camkanlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini sepintas nampaknya mudah untuk dicerna, dari buahnyalah kita mengenal pohonnya.
Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, mana mungkin semak duri bisa menghasilkan buah anggur?
Menjadi tidak mudah ketika kita bermaksud mengenali "buah yang baik" itu.
Bagaimana caranya mengetahui apakah buah itu baik atau tidak?

Cobalah berhenti sejenak, lalu sebutkan tiga nama buah yang menurut kita baik.
Buah apa saja itu?
Jika semua jawaban dikumpulkan, maka akan didapat berbagai macam jawaban yang berbeda-beda.
Jika tidak setuju dengan kesimpulan saya ini, cobalah lemparkan pertanyaan itu ke peserta rekoleksi atau seminar, lalu kumpulkan jawabannya.
Ini adalah indikasi yang menunjukkan bahwa kita tidak sepaham mengenai "buah yang baik" itu.

Lalu, adakah di antara kita yang menjawab buah mengkudu yang rupanya jelek dan rasanya tidak keruan itu?
Apakah buah mengkudu atau noni itu buah yang baik atau tidak?
Barangkali sekarang kita menjawab "iya" padahal tidak termasuk tiga buah yang kita sebut sebelumnya, mengapa?
Bagi kebanyakan orang, buah yang baik itu identik dengan buah yang rasanya enak, karena memang maunya yang enak-enak saja.

Nah, kalau mengenali buah yang baik saja kita bisa keliru, bagaimana mengenali orang yang baik, bagaimana mengenali pemimpin yang baik?
Kalau seseorang bertabiat buruk, dengan mudah kita akan mengatakan "tidak baik".
Tetapi kalau seseorang bertabiat baik, rajin ke gereja dan berdoa, kemana-mana bawa Injil, sebentar-sebentar berucap "Puji Tuhan", suka berderma, apakah serta-merta kita akan mengatakan "baik"?

Hari ini Yesus mengingatkan kita untuk waspada terhadap "serigala berbulu domba", dalamnya laut dapat diukur dalamnya hati siapa tahu?
Bukan maksud Yesus agar kita pandai menilai orang, bukan maksudnya untuk menjadi "juri" bagi orang lain.
Malahan Yesus maunya agar menyingkirkan dahulu balok di mata kita sebelum membantu orang mengambil selumbar di matanya.
Yang perlu diwaspadai, janganlah hendaknya kita terbawa oleh arus penyesatan yang diperbuat orang lain, nampak seperti baik adanya padahal tidak.
Hendaknya kita selalu mengacu dan berlandaskan kepada Injil, karena setiap yang berasal dari Injil itu baik adanya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes dan Paulus, Martir
Kedua orang kudus kakak-beradik ini berasal dari keluarga istana Konstansia, puteri Kaisar Konstantinus Agung. Mereka berdua adalah pegawai tinggi negara yang setia. Konstansia menghadiahkan kepada mereka banyak harta. Namun selanjutnya kekayaan ini dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Yulianus Apostad menduduki takhta Kekaisaran Romawi, banyak orang dari keluarga istana Konstansia ditarik ke istananya. Yohanes dan Paulus pun dipanggil ke sana dan diberikan kedudukan yang terhormat. Tetapi keduanya menolak undangan itu, karena mereka tidak mau mengabdi kepada Yulianus yang murtad dari iman Kristen yang benar. Kaisar Yulianus naik darah dan mengeluarkan ancaman kepada Yohanes dan Paulus. Ia memberi waktu 10 hari kepada Yohanes dan Paulus untuk mempertimbangkan hal berikut: "Mempersembahkan kurban kepada Yupiter atau mati!"
Tanpa berpikir panjang, kedua kakak-beradik itu memutuskan untuk tidak mengkhianati imannya akan Kristus. Kesempatan 10 hari yang diberikan pada mereka untuk berpikir, dipergunakan untuk membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para miskin. Mereka tahu pasti bahwa kaisar akan bertindak secara bengis atas diri mereka. Oleh karena itu, mereka membagikan hartanya dengan maksud membebaskan dinya dari keterikatan batin pada barang-barang duniawi sekaligus menyilih dosa-dosanya.
Ketika tiba hari yang terakhir, yakni hari ke sepuluh, datanglah kepada mereka Prefek Terensius sambil membawa serta patung Yupiter. Mereka dipaksa untuk menyembah patung Yupiter itu. Dengan tegas mereka serentak menolak menyembah patung itu, dan menyatakan keteguhannya untuk tetap menyembah Kristus yang diimaninya. Oleh karena itu, keduanya dipenggal kepalanya di rumah mereka sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 362.

Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir
Maria Magdalena Fontaine dikenal sebagai pemimpin biara Suster-suster Karitas di Arras, Prancis. Bersama tiga orang kawannya, yakni Suster Frances Lanel (49 tahun), Teresa Fantou (47 tahun) dan Yoan Gerard (42 tahun), ia dipenggal kepalanya di Cambrai, Prancis.
Pada masa itu Revolusi Prancis sedang berkecamuk. Negara mengeluarkan suatu undang-undang yang ditujukan kepada rohaniwan-rohaniwati. Isi undang-undang ini dinilai sangat bertentangan dengan ajaran agama. Para biarawan-wati diharuskan menaatinya dan mengucapkan sumpah setia pada negara. Karena mereka menolaknya, maka banyak di antara mereka dibunuh.
Suster Maria Magdalena Fontaine bersama tiga orang kawannya dipanggil oleh para pejabat untuk mengucapkan janji setia pada negara sebagaimana diwajibkan undang-undang itu. Mereka bersedia pergi namun tidak bersedia mengucapkan sumpah setia itu, karena hal itu bertentangan dengan suara hati mereka. Karena itu mereka dituduh sebagai aktifis anti revolusi, ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 14 Februari 1794.
Tanpa banyak pertimbangan, keempat suster itu digiring ke tempat pembantaian. Mereka kelihatan tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya maut yang segera tiba. Mereka bahkan menyambut gembira hukuman mati itu. Sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu "Ave Maris Stella".
Di atas tempat pembantaian itu, kepala mereka satu per satu dipenggal dengan Guilotine. Suster Magdalena mendapat giliran terakhir. Ketika mendekati guilatine, ia berpaling kepada orang banyak yang berkumpul dan berkata: "Dengarkan hai umat Kristen! Kami adalah korban terakhir. Penganiayaan akan segera berakhir, tiang gantungan akan segera roboh dan altar-altar Tuhan Yesus akan muncul lagi dengan semarak", Ramalan ini ternyata benar-benar terjadi.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/