Liturgia Verbi 2017-02-23 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Kamis, 23 Februari 2017

PW S. Polikarpus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Why 2:8-11

"Aku tahu kesusahan dan kemiskinanmu."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, mendengar suatu suara,
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati dan hidup kembali:

Aku tahu kesusahan dan kemiskinanmu
-- namun sebenarnya engkau kaya! --
Aku tahu fitnah mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian;
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Jangan takut terhadap apa yang harus kauderita!
Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang
dari antaramu ke dalam penjara
supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.
Hendaklah engkau setia sampai mati,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat:
Barangsiapa menang,
ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Sir 5:1-8

"Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Jangan mengandalkan kekayaanmu,
dan jangan berkata, "Ini cukup bagiku."
Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti
untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu.
Jangan berkata, "Siapa berkuasa atas diriku?"
Camkanlah, Tuhan akan menghukum engkau dengan keras.

Jangan berkata, "Betul, aku sudah berdosa,
tetapi apakah menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati."
Jangan menyangka pengampunan terjamin,
sehingga engkau menimbun dosa demi dosa.

Jangan berkata,
"Belas kasihan Tuhan memang besar.
Dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya."
Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan
tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya,
dan geram-Nya turun atas orang jahat.

Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan,
jangan kautangguhkan dari hari ke hari.
Sebab tiba-tiba saja meletuslah kemurkaan Tuhan,
dan engkau binasa pada saat hukuman.

Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil,
sebab pada hari sial takkan berguna sedikitpun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17,R:6a

Refren: Ke dalam tangan-Mu, Tuhan,
kuserahkan nyawaku.

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung,
dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku!
Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku,
oleh karena nama-Mu
Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

*Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku;
Engkau membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu,
sebab Engkau telah menilik sengsaraku.

*Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu,
selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 1:1-2.3.4.6
Refrein: Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
1Tes 2:13

Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia,
melainkan sebagai sabda Allah.



Bacaan Injil
Mrk 9:41-50

"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan,
daripada dengan kedua belah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir
oleh karena kalian adalah pengikut Kristus,
ia tidak akan kehilangan ganjarannya.

Barangsiapa menyesatkan salah seorang
dari anak-anak kecil yang percaya ini,
lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia dibuang ke dalam laut.

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan,
daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka,
ke dalam api yang tak terpadamkan.
Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup,
daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah,
karena lebih baik bagimu masuk ke dalam Kerajaan Allah
dengan bermata satu
daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam.

Sebab setiap orang akan digarami dengan api.
Garam memang baik!
Tetapi jika garam menjadi hambar,
dengan apakah kalian akan mengasinkannya?
Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu
dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Marilah hari ini kita renungkan Injil Markus yang menuliskan perkataan Yesus tentang garam, "Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain."
Yesus menegaskan, "Garam memang baik!", maka dari itu kita diminta untuk mempunyai yang baik-baik dalam diri kita.
Jika ada yang tidak baik atau menyesatkan, janganlah disimpan dalam diri kita melainkan akan lebih baik kalau dipenggal saja.
Kita seringkali tidak menyadari kalau melakukan penyesatan adalah dosa berat.

Garam adalah senyawa netral, tidak akan berubah walau pun dijemur atau disimpan dalam waktu yang lama.
Yesus mau agar kebaikan kita bersifat netral, tidak berpihak selain kepada kebenaran Bapa kita, dan kebaikan itu hendaknya tetap disimpan di dalam diri kita dalam jangka waktu yang lama, serta tidak terkontaminasi oleh berbagai penyesatan orang.

Sifat netral yang dimaksud misalnya, kita tidak membela saudara sendiri karena kita tahu persis kalau ia itu bersalah, dan sebaliknya, kita tidak akan menghakimi saudara yang bersalah itu, Yesus malah meminta kita agar mengampuninya.
Konsep inilah yang lebih memungkinkan bagi kita untuk mewujudkan damai sejahtera Kristus itu.

Tanpa diminta pun garam akan secara konsisten melawan pembusukan.
Oleh sebab itu garam seringkali kita pakai untuk mengawetkan ikan, membasmi bakteri atau kuman, misalnya berkumur air garam ketika sakit gigi.

Dan yang tak kalah pentingnya, Yesus meminta kita agar menjadi garam bagi dunia.
Maksudnya apa?
Garam itu memberi rasa sedap pada makanan, dan saking pentingnya peran garam di dalam makanan sampai-sampai ada pepatah "Bagaikan sayur tanpa garam" alias hambar, tanpa rasa asin yang dihasilkan oleh garam.
Yesus mau agar kita pun menggarami orang lain, maksudnya menjadi berkat bagi orang lain, bukan bagi diri sendiri.

Nah, jika garam tak lagi asin, maka ia tak lagi dapat menjadi berkat.
Dan jika garam tak lagi asin, tidak ada cara untuk mengasinkannya kembali.
Garam yang tak asin itu bukan garam namanya, tak lagi berguna selain dibuang dan akan diinjak-injak orang.



Peringatan Orang Kudus
Santo Polykarpus, Uskup dan Martir
Polykarpus adalah seorang Uskup Gereja perdana di Smyrna (Turki). Murid Santo Yohanes Penginjil ini memimpin Gereja di Smyrna sampai meletusnya kekacauan yang didalangi oleh para musuh Gereja pada tahun155. la sendiri pun ditangkap oleh orang-orang itu.
Ketika ditangkap, ia tidak memberikan perlawanan apa pun, bahkan ia tersenyum dan menjamu para penangkapnya dengan makanan yang lezat. Kepada mereka, ia berkata: "Jadilah kehendak Tuhan atas diriku". la memohon agar kepadanya diberikan waktu sedikit untuk berdoa. Setelah itu, ia dibelenggu dan diarak di tengah-tengah orang banyak menuju kediaman prokonsul untuk diadili.
Sewaktu diadili, prokonsul dengan keras memaksanya untuk menghojat Kristus dan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. la dengan tegas berkata: "Sudah delapanpuluh enam tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami bahwa Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya menghojat Raja dan Penyelamatku? Tuhanku Yesus Kristus tidak saja berkata "bertahanlah dan teguhlah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelaskasihlah kepada sesamamu, dan bersatulah di dalam kebenaran, melainkan juga Dirinya sendiri dijadikan contoh yang mencolok mata tentang semuanya itu" ".
Mendengar kata-kata Polykarpus itu, prokonsul berang dan segera menjatuhkan hukuman bakar atas diri Polykarpus. Hukuman ini tidak sedikitpun menggentarkan hati Polykarpus, karena ia tahu bahwa kebenaran ada di pihaknya. la bahkan mensyukuri peristiwa tragis ini.
Berita pembunuhan atas diri Polykarpus ini tersebar ke seluruh umat Smyrna. Seluruh umat memang menyesalkan tindakan brutal prokonsul itu tetapi mereka tidak patah semangat untuk tetap mengimani Kristus. Mereka saling meneguhkan dengan mengedarkan selebaran berikut: "Kristus kita sembah karena Dia adalah Putra Allah. Para martir kita sayangi sebagai murid Kristus karena imannya yang tak terperikan kepada Kristus, Raja dan Tuhan, hingga titik darah penghabisan. Semoga kita pun menjadi kawan dan rekan mereka dalam menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepada kita".
Di atas kubur Polykarpus, mereka menulis: "Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata, dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Di tempat ini ingin kami berkumpul dengan gembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang jaya ".


Santo Willigis, Pengaku Iman
Willigis adalah seorang anak dari orang kebanyakan; namun ia berhasil menjadi kanselir tiga orang kaisar Jerman. Negarawan bijaksana ini berhasil menjaga keamanan seluruh negeri.  Sebagai Uskup Mainz dan wakil Paus, ia mengangkat uskup-uskup yang baik, mendirikan gereja- gereja dan membangun banyak jembatan. la membangun sekolah-sekolah untuk memajukan ilmu. Willigis menegakkan tata tertib dan memajukan kegiatan penghonnatan kepada Tuhan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi