Liturgia Verbi (A-II)
HR SP Maria Bunda Allah
Kamis, 1 Januari 2026
Ujud Gereja Universal: Praktik berdoa menggunakan Sabda Tuhan.
Semoga pengalaman berdoa menggunakan Sabda Tuhan menjadi sumber kehidupan dan harapan bagi pribadi dan komunitas kita, serta membantu kita untuk membangun Gereja yang lebih bersaudara dan misioner.
Ujud Gereja Indonesia: Korban kejahatan daring.
Semoga Gereja, masyarakat, dan aparat keamanan dapat bersatu padu mencegah dan memberantas penipuan dan kejahatan daring, dengan memberikan edukasi dan pendampingan bagi para korban.
Hari Perdamaian Sedunia
Bacaan Pertama
Bil 6:22-27
"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."
Pembacaan dari Kitab Bilangan:
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa,
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a
Refren: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita.
*Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
Bacaan Kedua
Gal 4:4-7
"Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan."
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:
Saudara-saudara,
setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;
dan kalau kamu anak,
maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2
Dahulu kala
dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita
dengan perantaraan para nabi,
Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.
Bacaan Injil
Luk 2:16-21
"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi.
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus."
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu,
para gembala memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan,
dan Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Renungan di hari pertama tahun 2026 ini dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma untuk *The Power of Word* berikut ini.
"*Memulai Tahun yang Baru Bersama Bunda Maria*"
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21
Oleh Erna Kusuma
*Doa Pembuka*:
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Allah Bapa yang Maharahim,
pada awal tahun yang baru ini kami datang kepada-Mu dengan hati terbuka.
Engkau telah mengaruniakan kepada kami Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah dan juga sebagai Bunda kami.
Melalui renungan ini, bukalah hati dan budi kami agar kami semakin mengenal Putra-Mu, Yesus Kristus,
dan belajar meneladan iman, ketaatan, serta kerendahan hati Maria.
Semoga sabda-Mu yang kami dengarkan hari ini menjadi terang yang menuntun langkah kami sepanjang tahun ini.
Amin.
________________________________________
*Renungan*:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Mengawali tahun baru, Gereja tidak langsung berbicara tentang rencana, target, atau resolusi hidup.
Gereja justru mengajak kita menoleh kepada seorang ibu.
Bukan sembarang ibu, melainkan Maria, yang kita imani sebagai *Bunda Allah*.
Sebutan "Bunda Allah" ini sering menimbulkan polemik.
Bagaimana mungkin Maria disebut Bunda Allah?
Bukankah Allah itu kekal, ada sebelum segalanya?
Bukankah Maria hanyalah manusia?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sejak awal bergulir dalam Gereja perdana.
Pada abad ke-5, muncul ajaran yang mengatakan bahwa Maria hanyalah "Bunda Yesus sebagai manusia", bukan Bunda Allah.
Yesus dipandang seakan-akan terbagi dua: Yesus manusia dan Yesus ilahi.
Maria dipandang hanya melahirkan manusia Yesus, bukan Yesus Ilahi, Sang Sabda yang menjadi manusia.
Gereja menanggapi ajaran ini dengan serius.
Maka pada tahun 431, para bapa Gereja berkumpul dalam *Konsili Efesus*.
Di sanalah Gereja menegaskan iman yang kita pegang sampai hari ini:
Yesus Kristus adalah satu Pribadi, Ia sungguh Allah dan sungguh manusia.
Tidak terbagi, tidak terpisah.
Dan karena Maria melahirkan Yesus Kristus yang adalah Allah sejati, maka Maria sungguh layak disebut *Theotokos*—Bunda Allah.
Gelar ini bukan untuk mengangkat Maria di atas Allah, melainkan justru untuk melindungi iman kita akan siapa Yesus itu.
Ketika Gereja menyebut Maria Bunda Allah, Gereja sedang bersaksi: Allah sungguh masuk ke dalam sejarah manusia.
Ia sungguh lahir, sungguh rapuh, sungguh membutuhkan seorang ibu.
Barangkali kemudian menjadi pertanyaan: mengapa perayaan ini ditempatkan tepat di awal tahun, tanggal 1 Januari?
Karena di awal tahun, Gereja ingin mengingatkan kita:
perjalanan hidup tidak dimulai dari kehendak kita sendiri, melainkan dari rahmat Allah.
Bacaan dari Kitab Bilangan hari ini berbicara tentang berkat: "Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau."
Dan dalam Injil, kita melihat Maria yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya.
Tahun baru bukan pertama-tama soal apa yang akan kita capai, tetapi tentang di tangan siapa kita meletakkan hidup kita.
Gereja menempatkan Maria di awal tahun agar kita belajar memulai segala sesuatu bersama Allah,
seperti Maria yang memulai panggilannya dengan satu kata sederhana: "Ya."
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Lalu, apa maknanya gelar *Bunda Allah* ini bagi kita, terutama bagi para ibu?
Maria tidak mengandung Allah dengan kekuatannya sendiri.
Ia mengandung karena ketaatan, karena kerendahan hati, karena kepercayaannya kepada Allah.
Maria mengajarkan bahwa menjadi ibu bukan hanya soal melahirkan, tetapi tentang menghadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Para bunda meneladani Maria ketika mereka menghadirkan kasih Allah di tengah keluarga.
Ketika mereka mendoakan anak-anaknya dalam diam.
Ketika mereka menyimpan kekhawatiran dalam hati, namun tetap setia.
Ketika mereka mungkin tidak selalu dimengerti, tetapi tetap mencintai tanpa syarat.
Seperti Maria, para ibu dipanggil untuk *menyimpan dan merenungkan*, bukan mengeluh dan menghakimi.
Dipanggil untuk membesarkan anak-anak bukan hanya agar berhasil di dunia, tetapi agar mengenal Tuhan dan hidup dalam kasih.
Hari ini, di awal tahun, kita semua—bukan hanya para ibu—belajar dari Maria.
Belajar menyerahkan hidup kepada Allah.
Belajar percaya bahwa Allah bekerja bahkan ketika kita belum memahami segalanya.
Belajar berkata "ya" dalam situasi yang mungkin tidak ideal, tidak mudah, bahkan penuh ketidakpastian.
Semoga di sepanjang tahun yang baru ini, kita berjalan dengan hati seperti Maria:
terbuka, percaya, dan setia.
Dan semoga melalui hidup kita, Allah sungguh hadir dan dikenal oleh dunia.
Amin.
________________________________________
*Doa Penutup*:
Marilah kita berdoa.
Allah Bapa yang penuh kasih,
kami bersyukur atas teladan iman Santa Perawan Maria, Bunda Allah.
Di awal tahun ini, kami menyerahkan seluruh perjalanan hidup kami ke dalam tangan-Mu.
Ajarilah kami untuk memulai setiap langkah bersama Engkau,
untuk menyimpan dan merenungkan kehendak-Mu di dalam hati,
dan untuk menghadirkan kasih-Mu di tengah keluarga, pekerjaan, dan pelayanan kami.
Secara khusus kami berdoa bagi para ibu dan para bunda,
semoga mereka dikuatkan dalam panggilannya untuk menghadirkan kasih, pengharapan, dan iman di tengah keluarga.
Bimbinglah kami semua agar sepanjang tahun ini hidup kami sungguh menjadi saluran berkat bagi sesama.
Kami serahkan doa dan hidup kami ini ke dalam tangan-Mu,
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Peringatan Orang Kudus
Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5. Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk. Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia". Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cerminan kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.
Santo Almakios atau Telemakus
Almakios adalah seorang biarawan. Tatkala ia mengunjungi kota Roma, ia berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang sering menimbulkan korban jiwa. Dalam usaha ini ia sendiri akhirnya terbunuh. Namun usahanya yang memuncak pada kematiannya itu membawa suatu perubahan, yakni bahwa sejak saat itu kaisar melarang pertunjukan berbahaya itu.