Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV
Selasa, 1 April 2025
Ujud Gereja Universal: Penggunaan teknologi baru. Semoga penggunaan teknologi baru tidak menggantikan relasi antarmanusia, melainkan membantu kita menghargai martabat manusia, dan menghadapi krisis masa kini.
Ujud Gereja Indonesia: Budaya kasih dan apresiatif.
Semoga tangan Tuhan menggerakkan anggota keluarga, sekolah, komunitas, dan masyarakat untuk menciptakan budaya kasih dan apresiatif yang dapat mematahkan budaya perundungan dan kekerasan.
Bacaan Pertama
Yeh 47:1-9.12
"Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci;
ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Kata nabi:
Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci,
dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci,
itu dan mengalir menuju ke timur;
sebab Bait Suci juga menghadap ke timur;
Air itu mengalir
dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci,
sebelah selatan mezbah.
Lalu malaikat itu menuntun aku ke luar
melalui pintu gerbang utara,
dan dibawanya aku berkeliling dari luar
menuju pintu gerbang yang menghadap ke timur.
Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Lalu malaikat itu pergi ke arah timur
dan memegang tali pengukur di tangannya.
Ia mengukur seribu hasta,
dan menyuruh aku masuk dalam air itu;
dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu;
sekarang sudah sampai di lutut.
Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu;
sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta,
dan sekarang air itu sudah menjadi sungai
di mana aku tidak dapat berjalan lagi,
sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang;
suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Lalu malaikat itu berkata kepadaku,
"Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?"
Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu.
Dalam perjalanan pulang,
sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon,
di sebelah sini dan di sebelah sana.
Malaikat itu berkata kepadaku,
"Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin,
maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar.
Ke mana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,
sebab ke mana saja air itu sampai,
air laut di situ menjadi tawar,
dan ke mana saja sungai itu mengalir,
semua yang ada di sana hidup.
Pada kedua tepi sungai itu
tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan,
yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis.
Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus.
Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 46:2-3.5-6.8-9,R:8
Refren: Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.
*Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
*Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.
*Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan,
yang mengadakan pemusnahan di bumi.
Bait Pengantar Injil
Mzm 51:12a.14a
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
Bacaan Injil
Yoh 5:1-3a.5-16
"Orang itu disembuhkan seketika."
Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Di Yerusalem, dekat Pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam,
yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda;
serambinya ada lima,
dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit.
Ada di situ
seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana,
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu,
berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?"
Jawab orang sakit itu kepada-Nya,
"Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu,
apabila airnya mulai goncang;
dan sementara aku sendiri menuju kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku."
Kata Yesus kepadanya,
"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu,
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Tetapi hari itu hari Sabat.
Karena itu orang-orang Yahudi berkata
kepada orang yang baru sembuh itu,
"Hari ini hari Sabat,
dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
Akan tetapi ia menjawab mereka,
"Orang yang telah menyembuhkan aku,
dia yang mengatakan kepadaku:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Mereka bertanya kepadanya,
"Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
Tetapi orang yang baru sembuh itu
tidak tahu siapa orang itu,
sebab Yesus telah menghilang
ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Kemudian ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah,
Yesus berkata kepadanya,
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi,
bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus,
karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Pada Bacaan Pertama hari ini [Yeh 47:1-9.12], Yehezkiel diperlihatkan oleh malaikat tentang sebuah sungai yang mengalir dari bawah ambang pintu Bait Allah. Air yang semula hanya sedikit itu semakin lama semakin banyak hingga menjadi sungai yang dalam dan melimpah. Sungai itu menjadi sumber kehidupan bagi berbagai pohon buah yang tumbuh di sepanjang bantaran sungai, serta berbagai ikan yang hidup di dalamnya. Air yang mengalir dari Bait Allah membawa kesuburan, menyembuhkan, dan memberi hidup di mana pun ia mengalir.
Pesan ini mengingatkan kita bahwa sumber kehidupan sejati berasal dari Tuhan sendiri. Mata air kecil yang memancar dari Bait Allah menggambarkan bahwa segala sesuatu yang besar sering kali bermula dari sesuatu yang kecil. Janganlah kita menyepelekan permulaan yang sederhana, karena dengan pemeliharaan dan kasih Tuhan, segala sesuatu dapat bertumbuh dan berkembang dengan luar biasa.
Begitu pula dengan kehidupan kita. Pada awalnya, kita hanyalah sebuah sel telur yang dibuahi. Namun, melalui proses yang menakjubkan, kita bertumbuh menjadi bayi, lalu berkembang menjadi dewasa. Iman kita juga demikian. Awalnya hanya sebesar biji sesawi, tetapi jika dipelihara dengan baik, akan bertumbuh menjadi pohon yang besar dan menghasilkan buah yang baik.
Dalam setiap tahap kehidupan kita, kita diajak untuk kembali ke sumber kehidupan itu, yaitu Tuhan sendiri. Air yang mengalir dari-Nya adalah kasih, rahmat, dan pengampunan yang terus-menerus mengalir dalam hidup kita.
Dalam Bacaan Injil hari ini [Yoh 5:1-3a.5-16], Yesus mengunjungi kolam Betesda di mana banyak orang sakit menantikan air kolam diguncangkan oleh malaikat Tuhan. Mereka percaya bahwa siapa pun yang pertama-tama masuk ke dalam kolam setelah airnya terguncang akan disembuhkan dari segala penyakitnya.*
*Di sana, Yesus melihat seorang yang sudah 38 tahun menderita sakit. Namun, karena tidak ada seorang pun yang membantunya turun ke kolam saat air terguncang, ia selalu gagal untuk sembuh. Lalu Yesus datang kepadanya dan bertanya, "Maukah engkau sembuh?"*
*Sekilas, pertanyaan Yesus ini terdengar aneh. Bukankah jelas bahwa orang sakit itu berada di kolam Betesda karena ingin sembuh? Namun, Yesus tentu tidak sedang menawarkan jasanya untuk menolong orang itu masuk ke dalam kolam. Sebaliknya, Yesus ingin mengalihkan perhatian orang itu dari kolam Betesda kepada diri-Nya. Bukan kolam yang menjadi asal-muasal dari kesembuhan, melainkan Yesus sendiri.*
*Yesus adalah Tabib Agung yang dapat menyembuhkan segala penyakit, bahkan tanpa perlu melalui proses fisik yang terbatas seperti masuk ke kolam. Kehadiran Yesus menegaskan bahwa penyembuhan sejati datang dari-Nya, bukan dari ritual atau kepercayaan tertentu. Ia menunjukkan bahwa sumber kehidupan dan penyembuhan yang sejati adalah Dia sendiri.
Sering kali kita mencari kesembuhan, kebahagiaan, atau keberhasilan dari berbagai cara yang terlihat logis di mata manusia. Kita mengandalkan kekuatan diri, mengandalkan bantuan dari luar, atau bahkan berharap pada sesuatu yang sifatnya sementara. Sama seperti orang-orang di kolam Betesda yang mengandalkan guncangan air untuk mendapatkan kesembuhan.
Namun, melalui Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa Dialah sumber sejati dari semua yang kita butuhkan. Penyembuhan, kehidupan, dan kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan di dalam-Nya. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan adalah asal-muasal dari segalanya, hidup kita akan lebih tenang dan berdaya.
Seperti air yang mengalir dari Bait Allah, kasih dan rahmat Tuhan terus mengalir kepada kita. Air yang semula kecil akan terus bertambah besar jika kita terbuka menerima kasih-Nya dan terus mempercayakan diri kepada-Nya.
Pertanyaannya, apakah kita sungguh mengarahkan diri kepada sumber yang sejati itu? Atau justru kita terjebak mengandalkan hal-hal lain yang bukan Tuhan?
Hari ini, Yesus juga bertanya kepada kita, "Maukah engkau sembuh? Maukah engkau mengalami hidup yang penuh dan bermakna?" Jawabannya ada di hati kita masing-masing. Mari kita kembali kepada-Nya, Sang Sumber Kehidupan yang sejati.
Peringatan Orang Kudus
Santo Hugo, Uskup dan Pujangga
Hugo lahir pada tahun 1053. Dalam usia yang masih sangat muda ia diangkat menjadi Uskup Grenoble, Prancis pada tahun 1080. Semula ia tidak bersedia menerima tugas yang mulia itu mengingat usianya masih sangat muda dan masih sering tertarik pada hal-hal duniawi. Tetapi ia akhirnya menerima juga jabatan itu karena pilihan atas dirinya didukung oleh banyak orang.
Dalam pelaksanaan tugas kegembalaannya, ia dengan tegas menentang praktek simonia (pembelian jabatan gerejani dengan uang) dan praktek pernikahan imam-imam serta menghukum para pegawai tinggi yang menyita harta kekayaan Gereja. la juga giat membantu sahabatnya Santo Bruno dalam pembangunan biara Kartus pertama. Hugo meninggal dunia pada tahun 1132.