Liturgia Verbi 2019-11-01 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
HR Semua Orang Kudus

Jumat, 1 November 2019

Ujud Misi/Evangelisasi - Dialog dan rekonsiliasi di Timur Tengah.
Semoga semangat berdialog, bekerja sama, dan rekonsiliasi tumbuh di wilayah Timur Tengan, di mana beragam komunitas agar dapat saing membagikan hidup dalam kebersamaan mereka.

Ujud Gereja Indonesia - Doa para lansia.
Semoga para lansia tetap mampu memaknai hidupnya karena mau berdoa dan terus belajar berdoa bagi kebutuhan Gereja dan masyarakat.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tiap-tiap tanggal 1 November kita memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus.
Ada lebih dari 700 orang kudus yang diakui oleh gereja, dan mendapat gelar Santo atau Santa, termasuk Beato dan Beata.
Mereka adalah para martir, Pengaku Iman, Pujangga Gereja, Paus, Uskup, Iman, dan sebagian lainnya adalah para tokoh umat dari perjanjian lama.
Hari Raya hari ini, tidak terbatas pada orang kudus yang telah diakui oleh gereja saja, melainkan juga yang belum mendapatkan pengakuan dan bahkan orang kudus yang tidak diketahui karena tidak tercatat dalam sejarah gereja.
Ke semuanya itu dihimpun dalam "Persekutuan Para Kudus".

Kita menghormati mereka karena iman mereka kepada Kristus, disucikan oleh Darah Anak Domba Allah, dan telah menerima ganjaran berupa kebahagiaan kekal di Surga.
Mereka memperoleh anugerah kebahagiaan itu karena ketaatan dan pengorbanan hidup mereka di dunia ini.
Mereka adalah orang-orang yang miskin di hadapan Allah, lemah lembut dan murah hati;  mereka juga lapar dan haus akan kebenaran.
Mereka adalah orang-orang suci yang membawa damai, sekali pun mesti dibayar dengan kedukaan, dicela, difitnah dan dianiaya demi mempertahankan kebenaran Kristus.

Oleh karena iman, ketaatan dan pengorbanan itulah mereka menerima ganjaran di Surga, melihat Allah karena mereka diakui sebagai anak-anak Allah, merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Itulah kebahagiaan kekal sebagaimana yang dimaksud oleh Yesus dalam Bacaan Injil hari ini.

Dan inilah alasannya mengapa saya menyertakan Riwayat Orang Kudus dalam Liturgia Verbi.
Setelah mendengarkan sabda Tuhan melalui Bacaan-bacaan Liturgi, lalu kita pun memetik suri-tauladan dari orang-orang kudus dengan membaca riwayat mereka sesuai dengan kalender peringatannya masing-masing, terisimewa dalam hal menjalankan perintah-perinitah Injil.

Mungkin kita tidak dicatat dalam deretan panjang orang-orang kudus, tidak mendapat gelar santo atau santa, tetapi kita tahu hanya orang-orang kudus yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga, yakni orang-orang yang percaya kepada Kristus dan menjalankan Injil Tuhan, dan yang telah disucikan oleh Darah Anak Domba Allah.
Tak se titik pun noda dosa boleh kita bawa memasuki Kerajaan-Nya, dan proses penyucian seharusnya dimulai sejak dahulu dan akan berlangsung terus-menerus sampai pada kesudahannya.
Janganlah menundanya sampai kita berada di Api Penyucian.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).

1) Dalam rangka "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman" (tanggal 2 November besok), setiap orang kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
2) Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal,
*yang menjalankan setiap hari dari tanggal 1 s/d 8 November memperoleh indulgensi penuh;
*yang menjalankan pada hari-hari lain, memperoleh indulgensi sebagian.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-31 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Kamis, 31 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Rom 8:31b-39

"Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita
dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi menyerahkan-Nya demi kita sekalian.
Bagaimana mungkin Dia tidak menganugerahkan segalanya
bersama Anak-Nya itu kepada kita?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
Allah, yang membenarkan mereka!
Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus yang telah wafat?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit?
yang juga duduk di sisi kanan Allah?
yang malahan menjadi Pembela kita?

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesesakan?
Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan?
Bahaya? Atau pedang?
Seperti ada tertulis,
'Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang hari
dan dianggap sebagai domba sembelihan.'
Tetapi dalam segalanya itu
kita akan menang oleh Dia yang mengasihi kita.

Sebab aku yakin,
baik maut maupun hidup,
malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang maupun yang akan datang,
atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun yang di bawah,
ataupun suatu makhluk lain mana pun,
takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah
yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 109:21-22.26-27.30-31,R:26b

Refren: Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan.

*Engkau, ya Allah, Tuhanku,
bertindaklah kepadaku demi kebesaran nama-Mu,
lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah!
Sebab sengsara dan miskinlah aku,
dan hatiku terluka dalam diriku.

*Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku,
selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu,
supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini,
bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.

*Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku,
aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak.
Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin
untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang menghukumnya.



Bait Pengantar Injil
Luk 13:35; Mrk 11:10

Teberkatilah yang datang atas nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di Surga.



Bacaan Injil
Luk 13:31-35

"Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi
dan berkata kepada Yesus,
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini,
karena Herodes hendak membunuh Engkau."

Jawab Yesus kepada mereka,
"Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu,
'Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang
pada hari ini dan esok,
dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan esok dan lusa
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.'

Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi
dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu,
sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap,
tetapi  kalian tidak mau.

Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!
Tetapi Aku berkata kepadamu,
kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata,
'Teberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ketika Yesus berada di daerah Galilea, beberapa orang Farisi berkata kepada Yesus, "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
Iya, Yesus memang dalam perjalanan menuju Yerusalem.
Yesus meninggalkan Galilea bukan karena takut akan ancaman itu, melainkan memang Yerusalem-lah tempat penyerahan diri-Nya.

Kapan Yesus bekerja dan kapan akan selesai, mengikuti ketetapan Allah, bukan ditetapkan oleh manusia.
Dengan kata lain, ancaman atau pun rencana yang bertentangan dengan ketetapan Allah tidak akan terlaksana.

Kita telah mengetahui ketetapan Allah, sekali pun masih ada banyak yang belum terungkap, tetapi itu sudah cukup menjadi alasan kita untuk menuruti ketetapan-Nya itu.
Apa yang telah ditetapkan Allah, itulah yang akan terjadi.

Ketetapan Allah dibuat berdasarkan kehendak Allah.
Dan salah satu ketetapan Allah adalah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya, memberi manusia pilihan-pilihan, baik yang seturut kehendak-Nya atau pun yang bertentangan.
Apa yang disampaikan Yesus berikut ini menunjukkan tentang hal itu,
"Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi  kalian tidak mau."

Allah menciptakan manusia, bukan robot.
Yang membedakan manusia dari robot adalah roh hidup yang diberikan kepada manusia, tidak kepada robot.
Robot diciptakan tanpa kemampuan untuk menentang kehendak penciptanya, tetapi Allah menciptakan manusia dengan kemampuan menentukan pilihan hidupnya sendiri-sendiri.

Kita adalah roh itu, roh yang tak dapat mati.
Setelah meninggalkan dunia ini (nanti), kita akan hidup kekal, tak ada reinkarnasi atau kembali ke dunia ini lagi.
Nah, pilihan hidup yang telah kita ambil itulah yang akan menentukan di mana kita akan meneruskan kehidupan kita yang kekal itu, apakah kita akan hidup kekal bersama Kristus di Surga atau di tempat lain.

Ketika kita dipanggil untuk terlibat dalam karya Allah, semasih kita hidup di dunia ini, maka kebebasan menentukan pilihan sudah dicabut, tak lagi menjadi pilihan bagi kita, sepenuhnya tergantung dari ketetapan Allah itu.
Para pastor atau pun suster telah menguburkan kebebasan pribadinya, lalu dengan sukacita menjalani hidup yang telah ditetapkan Allah baginya.
Mereka menjadi se rupa dengan Yesus, tak gentar menghadapi ancaman pembunuhan, apalagi kalau hanya sekedar dikata-katai jelek atau difitnah.

Semua orang memang dipanggil untuk terlibat dalam karya Allah di dunia ini, tetapi hanya sebagian yang menerima tugas khusus, dan sebagian besar lainnya menerima tugas umum yang mesti dilakukan oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Dengan memutuskan menjadi percaya, artinya kita telah menerima tugas perutusan-Nya, maka sesungguhnya kebebasan kita tak lagi seratus persen.
Injil adalah rambu-rambu lalu lintas yang sebaiknya kita patuhi, agar tak salah arah dan lebih dapat dipastikan kita berjalan ke arah tujuan kita, tujuan yang berbeda dari tujuan dunia, yang oleh Yesus justru kita hendak dipisahkan darinya, supaya kita sampai dan tinggal di bawah sayap-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-30 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Rabu, 30 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Rom 8:26-30

"Bagi mereka yang mengasihi Tuhan segala sesuatu mendatangkan kebaikan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Roh membantu kita dalam kelemahan kita.
Sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa.
Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelami hati nurani,
mengetahui maksud Roh itu,
yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
berdoa untuk orang-orang kudus.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih Allah sejak semula,
mereka itu juga ditentukan sejak semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan Allah dari semula,
mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 13:4-6,R:6a

Refren: Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan.

*Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku!
Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
supaya musuhku jangan berkata, "Aku telah mengalahkan dia,"
dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.

*Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya,
hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.
Aku mau menyanyi untuk Tuhan,
karena Ia telah berbuat baik kepadaku.



Bait Pengantar Injil
2Tes 2:14

Allah telah memanggil kita
untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.



Bacaan Injil
Luk 13:22-30

"Mereka datang dari timur dan barat,
dan akan duduk makan di dalam kerajaan Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
sambil mengajar.
Maka bertanyalah orang kepada-Nya,
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ,
"Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!
Sebab Aku berkata kepadamu,
'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu,
kalian akan berdiri di luar
dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata,
'Tuan, bukakan pintu bagi kami.'
Tetapi dia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.'
Maka kalian akan berkata,
'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu,
dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.'

Tetapi ia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.
Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kalian semua yang melakukan kejahatan!'
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi,
apabila kalian melihat
Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah,
tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan,
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu,
dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Setelah mendengarkan pengajaran dari Yesus, nampaknya orang-orang mulai menyadari cara hidup mereka yang keliru.
Ternyata lebih banyak pelanggaran ketimbang kepatuhan.
Maka mereka pun bertanya kepada Yesus, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
Yesus pun menjawab, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!"
Ada banyak orang gagal masuk melewati pintu yang sempit itu.
Nampaknya ada lebih banyak lagi orang yang justru tidak menuju pintu yang sempit itu, yang artinya tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah dan tidak diselamatkan.
Barangkali sebagian daripadanya malah tidak mengetahui keberadaan pintu itu.

Apakah ini artinya hanya sedikit saja yang masuk surga, dan sebagian besar lainnya akan masuk ke tempat dimana terdapat ratap dan kertak gigi itu?
Tidak seperti ini.
Allah Bapa kita ingin agar semua orang berhasil masuk ke dalam surga, jangan ada yang tidak.
Tetapi menjadi kehendak bebas dari masing-masing orang, apakah ia akan berusaha melewati pintu sempit itu atau tidak.

Yesus sendiri membantah, "Orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Orang dari mana-mana berhasil masuk ke dalam surga.
Artinya ada banyak orang yang berhasil diselamatkan.
"Sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
Contohnya Rasul Paulus, yang dahulunya adalah Saulus, lalu berhasil menjadi orang yang terdepan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-29 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 29 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Rom 8:18-25

"Seluruh mahluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara, aku yakin,
penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Sebab dengan sangat rindu
seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri,
melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya;
tetapi penaklukan ini dalam pengharapan,
sebab makhluk itu sendiri
juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulian anak-anak Allah.

Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh
dan merasa sakit bersalin;
dan bukan hanya mahluk-mahluk itu saja!
Kita yang telah menerima Roh Kudus
sebagai kurnia sulung dari Allah,
kita pun mengeluh dalam hati
sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.
Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan.
Sebab bagaimana orang masih mengharapkan
apa yang sudah dilihatnya?
Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,
maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-6,R:3a

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
"Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Syarat mutlak agar dibenarkan Allah adalah memiliki iman.
Kerajaan Allah diperuntukkan bagi orang-orang beriman, diibaratkan seperti biji sesawi yang kecil.
Biji sesawi itu ditaburkan, dan semua orang menerimanya, tetapi ada dapat tumbuh subur menjadi pohon yang besar, ada pula yang tidak.
Yang berhasil menjadi pohon yang besarlah yang dibenarkan oleh Allah.

Bertumbuhnya biji sesawi menjadi pohon besar adalah suatu proses, tidak tiba-tiba berubah, melainkan bertumbuh seiring berjalannya waktu.
Memang, ada yang tumbuhnya lebih cepat dan ada pula yang perlahan-lahan.
Tak masalah, yang penting biji itu bertumbuh, tidak menjadi mati.
Tentu pertumbuhan yang lebih cepat lebih baik asalkan akan menjadi pohon yang besar dan subur.
Kalau tidak menghasilkan buah, sia-sia saja menjadi besar.

Iman perlu senantiasa kita pelihara, kita rawat agar dapat menghasilkan banyak buah.
Cara merawatnya sesungguhnya sederhana saja, yakni: selalu mendengarkan sabda Tuhan dan menjalankannya.
Tidak perlu bakat atau talenta, tak perlu modal besar, siapa saja bisa asal mau.
Sesekali kita perlu berhenti, untuk memeriksa pohon iman kita, apakah sudah ada burung bersarang di situ?
Apakah sudah ada banyak buah yang dihasilkan?



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-28 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul

Senin, 28 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.



Bacaan Injil
Luk 6:12-19

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini diambil dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan
tentang apa yang dilakukan oleh Yesus ketika hendak mengambil suatu keputusan penting.
Memilih kedua belas rasul-Nya adalah keputusan yang sangat penting,
karena merekalah yang akan melanjutkan misi Kristus di dunia ini.
Yesus mempunyai pertimbangan sendiri dalam memilih rasul-Nya.
Yesus tidak memilih tokoh-tokoh umat atau ahli agama untuk menjadi rasul-Nya.
Dan Yesus berhasil dalam menentukan rasul-rasul-Nya,
meski pun salah satunya, yakni Yudas Iskariot dianggap gagal menjadi rasul Yesus.
Yudas Iskariot bukan Yudas yang kita peringati hari ini.

Tentu Yesus tidak secara sembarangan mengangkat rasul-rasul-Nya itu.
Tentu Yesus telah mempertimbangkannya secara seksama.
Dan sebelum mengambil keputusan,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa kepada Bapa-Nya.
Semalam-malaman Yesus berdoa di bukit itu.
Jelas sekali tercermin
kalau Yesus tidak memutuskan sesuai yang dikehendaki-Nya sendiri,
melainkan Yesus memutuskan sesuai yang dikehendaki oleh Bapa-Nya.
Untuk itulah Yesus berdoa semalam-malaman.
Ini adalah contoh ketaatan yang perlu kita teladani.

Saya jadi teringat presiden kita, Pak Jokowi
yang beberapa hari yang lalu juga mesti mengambil keputusan penting,
memilih dan mengangkat "rasul-rasulnya" dalam tanda petik,
memilih para menteri yang akan membantunya.
Saya tidak tahu,
apakah Pak Jokowi pergi ke atas bukit lalu berdoa semalam-malaman di situ.
Rasanya sih tidak.
Tapi saya meyakini, pasti Pak Jokowi berdoa kepada Tuhan.
Pak Jokowi menggunakan hak prerogative-nya untuk menyusun kabinetnya.
Ini se jalan dengan kaidah Katolik,
sama seperti Yesus, menggunakan haknya untuk menetapkan para rasul-Nya,
sama seperti Paus memilih Uskup, dan Uskup memilih pastor paroki.

Sayangnya, terjadi di banyak paroki, pastor paroki kehilangan hak prerogative-nya dalam memilih ketua lingkungan atau pun dalam memilih dewan pengurus paroki.
Malah ada, ketua lingkungan dipilih oleh umat melalui pemungutan suara.
Lalu apa yang terjadi?
Ketua lingkungan terpilih bertanggungjawab kepada umat yang memilihnya,
bukan kepada pastor paroki atau pun gereja.
Karena dipilih oleh umat, maka pastor paroki merasa tidak berwewenang untuk mencopot atau mengganti ketua lingkungan yang tidak bekerja dengan baik,
apalagi kalau sampai dikaitkan dengan upah, ketua lingkungan kan tidak digaji.

Saya pernah mendengar kisah dari suatu paroki.
Umat berbondong-bondong melakukan demo, memprotes pastor parokinya,
menuntut Uskup untuk mengganti pastor parokinya.
Usut punya usut, ternyata ada oknum pengurus yang memprovokasi.

Seperti inikah wajah gereja kita saat ini?
Saya rasa tidak.
Saya belum pernah mendengar ada demo yang menuntut untuk meng-amademen Injil.
Emangnya Injil itu seperti Undang-Undang Dasar yang bisa di-amandemen?

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Pengambilan keputusan adalah intisari dari manajemen.
Dan dalam mengambil suatu keputusan, sebagus apa pun suatu keputusan, tidak akan pernah memuaskan semua pihak.
Selalu ada pro dan kontra, selalu ada konsekuensi yang ditimbulkan.
Saya rasa itu pula yang terjadi ketika Yesus mengumumkan para rasul-Nya.
Bisa jadi saja ada yang merasa lebih pantas untuk dipilih menjadi rasul Yesus,
merasa lebih punya kemampuan, dan sebagainya.
Bisa jadi saja ada yang menuduh Yesus nepotisme, mengangkat Simon dan Yudas yang masih keluarga dekat-Nya.
Malah bukan mustahil ada yang berkomentar, "Kok nelayan buta huruf sih yang dipilih?"

Pak Jokowi mengalami hal yang serupa.
Begitu susunan kabinetnya diumumkan, berbagai komentar pro dan kontra menghiasi media.
Para pemimpin gereja juga sama.
Mereka mesti siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Demikian pula halnya kita sendiri.
Kita tentu pernah mengalami dan akan mengalami
bahwa kita mesti mengambil keputusan penting dalam hidup kita,
entah memutuskan akan menikah,
memutuskan akan masuk biara dan menjadi imam atau suster,
memutuskan pindah haluan, dari karyawan menjadi pengusaha,
dan lain sebagainya,
termasuk mengambil keputusan yang tidak populis,
misalnya memutuskan bercerai dengan pasangan hidup,
memutuskan berhenti menjadi pastor,
atau yang lebih konstrovesial, memutuskan pindah agama,
meninggalkan iman Katolik kita.

Jika ini yang hadir di hadapan kita,
maka keputusan memang mesti diambil.
Orang yang berhasil adalah orang yang berani mengambil keputusan
dan siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Lalu bagaimana caranya agar kita dimampukan
mengambil keputusan yang terbaik,
yang berorientasi kepada hasil,
dan yang meminimalisir dampak dari konsekuensainya?
Ilmu pengetahuan telah mengajarkan kepada kita
bagaimana proses pengambilan keputusan itu mesti ditempuh.
Sharing pengalaman dari para tokoh yang berhasil dalam pengambilan keputusan tentulah merupakan sumber informasi yang berguna.

Tetapi hari ini,
dari Bacaan Injil yang telah kita dengarkan bersama,
Yesus telah memberi contoh kepada kita
akan hal terpenting dalam pengambilan keputusan.
Umumnya orang mengambil keputusan secara gegabah,
dan tak jarang itu dilakukan secara emosional.
Soal hasil, nantilah, what will be will be lah…
Atau sambil berkomentar, "gitu saja kok repot…"
Ini jelas keliru.
Yesus memulai proses pengambilan keputusan dengan persiapan yang matang.
Jauh sebelum Yesus mengumumkan para rasul-Nya,
Yesus telah memanggil murid-murid-Nya.
Yesus menyusur danau Galilea untuk memanggil Simon Petrus dan Andreas
sebagai murid-murid yang pertama,
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Lalu Yesus memanggil juga Yakobus dan Yohanes, serta murid-murid lainnya.

Setelah tiba waktunya keputusan mesti diambil,
maka Yesus mendaki bukit untuk berdoa kepada Bapa-Nya.
Semalam-malaman Yesus berdoa di situ.
Sekali pun persiapan telah dilakukan dengan sangat matang,
Yesus tetap memerlukan pertolongan dari Bapa-Nya.
Adalah hal penting untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak Allah Bapa, dan itu yang terutama.

Lalu bagaimana dengan kita sendiri?
Sudahkah kita berdoa semalam-malaman untuk memohon pertolongan Allah Bapa?
Apakah kita masih rajin melirik jam tangan saat mengikuti misa di gereja?
Apakah kita masih ngedumel, kok kotbahnya panjang sekali sih?
Atau mungkin kita adalah seorang pengkritik,
selalu menggunakan kacamata gelap untuk melihat sesuatu.
Mengapa mesti bersusah-susah mendaki bukit kalau hanya untuk berdoa?
Bukankah Tuhan ada dimana-mana?

Memang, tidak harus mendaki bukit untuk berdoa,
tidak harus semalam-malaman.
Bukan berarti kalau berdoa di pantai Tuhan tidak akan mendengar,
atau kalau tidak semalam-malaman doa kita tak sampai di hadapan Tuhan.

Yang dimaksud tentulah sudah jelas,
bahwa kita mesti bertekun di dalam doa.
Mari kita lihat kembali ajaran Yesus tentang kisah seorang hakim yang tak benar,
Injil Lukas 18:1-8.
"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya
yang siang malam berseru kepada-Nya?
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Marilah kita akhiri renungan hari ini,
dengan meniru dua rasul yang kita peringati hari ini,
marilah kita menjadi seperti Simon yang rajin dan bertekun di dalam doa,
dan marilah kita menjadi seperti Yudas yang berani mengambil keputusan dan siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang kita ambil.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-27 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 27 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Sir 35:12-14.16-18

"Doa orang miskin menembusi awan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak.
Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin,
tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya.
Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan,
demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya.

Tuhan berkenan kepada siapa saja
yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya,
dan doanya naik sampai ke awan.
Doa orang miskin menembusi awan,
dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya.
Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya,
dan Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar
dan menjalankan pengadilan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.17-18.19.23,R:7a

Refren: Orang yang tertindas berseru,
dan Tuhan mendengarkan.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
Apabila orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar;
dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

*Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya,
dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.16-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Pada waktu pembelaanku yang pertama
tidak ada seorang pun yang membantu aku;
semuanya meninggalkan aku.
Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka.
Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan aku
dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Kor 5:19

Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.



Bacaan Injil
Luk 18:9-14

"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya,
sebagai orang yang didenarkan Allah,
sedang orang Farisi itu tidak."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus mengatakan perumpamaan ini
kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar
dan memandang rendah semua orang lain,
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa;
yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini:
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena aku tidak sama seperti semua orang lain;
aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah,
dan bukan juga seperti pemungut cukai ini!
Aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh,
bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu:
Orang ini pulang ke rumahnya
sebagai orang yang dibenarkan Allah,
sedang orang lain itu tidak.
Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Minggu ini, sampai dengan hari Kamis nanti, kita masih meneruskan renungan dari Injil Lukas, tentang siapa yang dibenarkan Tuhan dan siapa yang tidak.
Hari Jumat nanti, 1 November 2019, kita akan memperingati HR Semua Orang Kudus dan di hari Sabtu kita mengenang dan mendoakan arwah semua orang beriman.

Hari ini Yesus menyampaikan perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang sama-sama datang ke bait Allah untuk berdoa.
Orang Farisi dianggap sebagai ahli Taurat, orang yang taat kepada hukum Taurat, sedangkan pemungut cukai seringkali disamakan seperti seorang pendosa, orang yang seringkali memeras rakyat dengan beban pajak yang tinggi.
Memang berlaku umum, seseorang dinilai dari profesinya, dari sukunya, dan bahkan dari agama yang dianutnya.
Ini tentu keliru, mari kita luruskan.

Yesus tidak mengatakan bahwa orang Farisi itu tidak dibenarkan Allah.
Yesus menilai orang yang "nyombong" di dalam doanya itulah yang tidak dibenarkan oleh Allah, kebetulan saja ia seorang Farisi.
Tidak semua orang Farisi itu senang nyombong, mungkin memang banyak tapi tidak semuanya.
Rasul Paulus itu keturunan Farisi.
Itu diakuinya sendiri ketika ia dihadapkan kepada Mahkamah Agung untuk diadili, "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."

Tidak semua pemungut cukai itu orang jahat, mungkin banyak tapi tidak semuanya.
Lewi, yang juga dikenal sebagai Matius, adalah seorang pemungut cukai, tapi oleh Yesus malah dipilih untuk menjadi murid-Nya.
Yesus malah berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!"
Jadi, Yesus tidak membenarkan pemungut cukai, melainkan membenarkan orang yang menyadari dirinya telah berdosa dan memohon belas kasihan dari Allah, yang kebetulan ia seorang pemungut cukai.
Ketika berdoa di bait Allah, ia berdiri jauh-jauh, merasa tak pantas dekat-dekat dan bahkan tak berani menengadah ke langit.

Maka, marilah kita berhati-hati dalam menilai seseorang.
Jangan terlalu mudah mencela orang lain, apalagi kalau berpatokan atas profesi, suku, atau agamanya.
Yesus mau kita baik kepada semua orang.
Biarlah Tuhan yang membenarkan atau tidak membenarkan, bukan kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-26 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Sabtu, 26 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Rom 8:1-11

"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus tidak ada penghukuman.
Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus
dari hukum dosa dan hukum maut.
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
yang tidak berdaya karena daging,
telah dilakukan oleh Allah.
Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging,
yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa,
Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging
agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita.
Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh.

Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging;
tetapi mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Keinginan daging ialah maut,
tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera.
Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah,
karena ia tidak takluk kepada hukum Allah.
Hal ini memang tidak mungkin baginya!
Mereka yang hidup dalam daging,
tidak mungkin berkenan di hati Allah.

Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
maka ia bukanlah milik Kristus.
Tetapi kalau Kristus ada di dalam dirimu,
maka tubuh memang mati karena dosa,
tetapi roh adalah hidup karena kebenaran.
Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut,
diam dalam dirimu,
maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Itulah angkatan orang-orang
yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Yeh 33:11

Tuhan telah berfirman,
"Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."



Bacaan Injil
Luk 13:1-9

"Jikalau kalian semua tidak bertobat,
kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus
dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea,
yang dibunuh Pilatus,
sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan.
Berkatalah Yesus kepada mereka,
"Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya
daripada semua orang Galilea yang lain,
karena mereka mengalami nasib itu?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.
Atau sangkamu
kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya
daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian."
Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini,
"Ada seorang mempunyai pohon ara,
yang tumbuh di kebun anggurnya.
Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya.
Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu,
'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu
namun tidak pernah menemukannya.
Sebab itu tebanglah pohon ini.
Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'

Pengurus kebun anggur itu menjawab,
'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi.
Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya
dan memberi pupuk kepadanya.
Mungkin tahun depan akan berbuah.
Jika tidak, tebanglah'!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sebagai penutup renungan minggu ini, mari kita lihat apa benar kehadiran Tuhan dalam hidup kita akan menyelamatkan kita dari  marabahaya atau dijamin tidak akan menjadi korban kekerasan atau penganiayaan?
Saya rasa ini keliru.
Lihat saja, para rasul Yesus, orang-orang kudus lainnya, atau para nabi di jaman Perjanjian Lama, sebagian besar malah menemui ajalnya karena dibunuh, menjadi martir.
Jika demikian, lalu apa manfaatnya kehadiran Tuhan di dalam hidup kita?

Mari kita lihat.
Malapetaka tidak berasal dari Tuhan.
Dari Bacaan Injil hari ini jelas diungkapkan oleh Yesus bahwa orang-orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus bukan penghukuman Tuhan atas dosa-dosa yang mereka perbuat, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?  Tidak! kata-Ku kepadamu."
Maka kita boleh menyimpulkan bahwa orang yang hidup saleh bisa jadi saja mengalami musibah.
Ada banyak orang baik yang direngut nyawanya oleh penyakit badan, bukan karena penghukuman Tuhan.
Ketika bencana alam melanda, orang baik bisa menjadi korbannya.

Semasih kita hidup di dunia ini, maka hukum dunia berlaku untuk kita.
Dunia memang dapat membunuh badan, tetapi tidak kuasa membunuh jiwa kita.
Kehadiran Tuhan di dalam hidup kita terutama untuk keselamatan jiwa kita, walau pun tetap sangat dimungkinkan Tuhan menyelamatkan badan kita, terutama jika kita memohonkan kepada-Nya.
Yang pasti, orang yang tidak bertobat akan meninggal dunia bersama dengan dosa-dosanya.
Dosa itu melekat di dalam jiwa.
Ketika orang meninggal dunia, semua harta milik akan ditinggalkan, tidak dapat dibawa pergi meninggalkan dunia ini.
Tetapi dosa tetap melekat, ikut kita bawa meninggalkan dunia ini.
Artinya, jika tidak bertobat maka penghukuman Tuhan akan kita hadapi.
Rupanya tak ada pilihan bagi kita kecuali membersihkan diri sebersih-bersihnya dari noda dosa melalu pertobatan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2019-10-25 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Jumat, 25 Oktober 2019



Bacaan Pertama
Rom 7:18-25a

"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia.
Sebab kehendak memang ada dalam diriku,
tetapi berbuat baik tidak ada.
Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat,
melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki.
Jadi jika aku berbuat yang tidak aku kukehendaki,
maka bukan aku lagi yang memperbuatnya,
melainkan dosa yang diam dalam diriku.

Jadi dalam dirikku kudapati hukum berikut:
jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
malah yang jahatlah yang ada padaku.
Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah,
tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain
yang berjuang melawan hukum akal budiku
dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa
yang ada dalam anggota-anggota tubuhku.

Aku ini manusia celaka.
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Syukur kepada Allah!
Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:66.68.76.77.93.94,R:68b

Refren: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu, ya Tuhan.

*Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.

*Engkau baik dan murah hati:
ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

*Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku,
sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

*Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup,
sebab Taurat-Mulah kegemaranku.

*Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu,
sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.

*Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 12:54-59

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Prakiraan atau prediksi adalah gambaran apa yang akan terjadi, berdasarkan tanda-tanda yang terlihat sebelumnya.
Orang-orang di jaman Yesus dapat mengetahui kapan akan datang hujan dan kapan akan panas terik, berdasarkan tanda-tanda yang mereka lihat.
Tetapi banyak di antara mereka yang tidak dapat melihat kedatangan Mesias yang telah sejak lama mereka nanti-nantikan.
Tanda-tandanya telah banyak ditulis di Perjanjian Lama, baik berupa nubuat maupun petunjuk-petunjuk lainnya.
Tanda-tanda itu sudah muncul, tetapi mereka menolak kalau Yesus adalah Mesias.

Di jaman sekarang orang jauh lebih pandai memprediksi sesuatu.
Bukan hanya dalam urusan menilai gelagat dan tanda-tanda bumi dan langit saja, melainkan dalam berbagai hal yang dahulu dianggap misteri kini telah menjelma menjadi ilmu pengetahuan.
Kalau dahulu orang berkomunikasi jarak jauh menggunakan telepati tetapi sekarang dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja dan tak perduli dimana saja.

Kemampuan memprediksi dunia memang semakin canggih, tetapi tidak demikian halnya dengan kemampuan memprediksi tanda-tanda surgawi.
Sekarang ini masih banyak orang yang tidak percaya Tuhan.
Bahkan orang yang mengaku beragama pun sebetulnya dia meragukan apakah Allah masih hadir di dunia ini?

Padahal tanda-tanda kehadiran Allah masih sangat banyak, dan bahkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat menilai jaman sekarang ini kalau kita tidak membuka diri di hadapan Allah, kalau Injil pun tak kita sentuh?
Bagaimana kita dapat merasakan kehadiran Allah kalau kita menilainya menggunakan akal-rasional semata, sementara hati kita tak lagi "hidup"?
Maka Yesus telah menegur kita, "Mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?"



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi