Liturgia Verbi 2025-03-04 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Selasa, 4 Maret 2025

PF S. Kasimirus

MASA PRAPASKAH

1. Peringatan Wajib (Memoria obligatoria) yang jatuh pada
hari-hari biasa dalam Masa Prapaskah dirayakan sebagai Peringatan Fakultatif (Memoria ad libitum) (PUPL, no. 59.12).

2. "Masa Prapaskah mempunyai dua ciri khas, yaitu
mengenangkan atau mempersiapkan pembaptisan dan membina tobat" (KL 109). Dalam tradisi Gereja Masa Prapaskah menjadi masa untuk "Retret Agung".

3. Yang akan dibaptis pada Vigili Paskah dan orang serat yang akan kembali ke pangkuan Gereja, hendaknya mempersiapkan diri dan dibimbing secara intensif.

4. Kegiatan pendalaman iman, puasa, pantang, dan amal amat dianjurkan.

5. Selama Masa Prapaskah, "Alleluya" sebelum Injil atau dalam nyanyian-nyanyion diriadakan, juga hiasan bunga. Alat alat musik hanya boleh dimainkan secara sederhana untuk mengiringi nyanyian dan menggarisbawahi ciri tobat, (lih PPP. Seri Dokumen Gerejaus 71, no. 17) kecuali hari Minggu Prapaskah ke-4 dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam maso dunia ini (PUMR no. 313). Sebelum Berkat Penang hendaknya diucapkan Oratio super populum (Dot Asus Umat. 779 2020 Mm. 270.



Bacaan Pertama
Sir 35:1-12

"Mentaati perintah Tuhan sama dengan kurban keselamatan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Memenuhi hukum Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan banyak kurban,
dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan kurban keselamatan.
Membalas kebaikan hati orang
sama dengan mempersembahkan kurban sajian,
dan memberikan derma sama dengan menyampaikan kurban syukur.
Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan,
dan menolak kelaliman itu sama dengan kurban penghapus dosa.

Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong,
sebab semuanya wajib menuruti perintah Tuhan.
Persembahan orang jujur melemaki mezbah,
dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.
Tuhan berkenan akan kurban orang yang jujur,
dan takkan melupakannya.

Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan,
dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.
Bawalah pemberianmu dengan muka riang,
dan dengan suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh
menjadi barang kudus.
Berikanlah kepada Yang Mahatinggi
sesuai dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu:
itupun harus dengan murah hati dan seturut penghasilanmu.
Sebab Tuhan pasti membalas,
dan akan membalas engkau tujuh kali lipat.

Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab Ia tidak akan terima!
Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman.
Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:5-6.7-8.14.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi,
yang mengikat perjanjian dengan Daku,
perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya:
Allah sendirilah Hakim!

*Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman!
Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu:
Akulah Allah, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!

*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah,
dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:28-31

"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan renungan yang kemarin tentang betapa sukarnya orang kaya masuk ke Kerajaan Allah.

Sebetulnya, bukan soal kaya atau miskin yang menjadi inti permasalahan, melainkan soal ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Bapa. Kekayaan sering kali menjadi penghalang karena dapat mengikat hati manusia, membuatnya lebih bergantung pada harta dunia daripada kepada Allah. Namun, sesuatu yang mustahil bagi manusia, adalah mungkin bagi Allah. Dialah yang mampu membebaskan kita dari segala keterikatan yang menghambat perjalanan iman kita.

Lihatlah para murid Yesus. Mereka meninggalkan segala miliknya, bahkan keluarganya, untuk mengikuti Sang Guru. Mereka tidak hanya meninggalkan hal-hal duniawi, tetapi juga menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada kehendak Allah. Demikian pula dengan para imam, biarawan, dan biarawati yang telah mempersembahkan diri mereka kepada Allah. Mereka meninggalkan segala sesuatu untuk hidup dalam ketaatan, kemiskinan, dan selibat, mengabdikan seluruh hidup mereka bagi kemuliaan-Nya.

Barangkali kita bertanya, *"Lalu, apa yang akan kita dapatkan jika menaati perintah Yesus itu?"*

Yesus telah menjawabnya dengan tegas: *"Pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat, dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal."* (Mrk 10:30). Sebagai gantinya, Allah menganugerahkan berkat yang jauh lebih besar. Para murid memperoleh saudara-saudara baru dalam komunitas iman mereka, mendapatkan kasih dan perhatian dari sesama umat beriman, dan diterima di banyak tempat sebagai bagian dari keluarga rohani. Berkat yang berlimpah ini tidak selalu berupa materi, tetapi lebih kepada sukacita, damai sejahtera, dan kebersamaan dalam Kristus.

Banyak imam dan biarawan mengalami sendiri janji ini. Mereka tidak kekurangan, sebab selalu ada umat yang mengasihi dan menopang mereka. Seorang imam pernah bersaksi, *"Saya punya begitu banyak handuk dan kemeja pemberian umat, hingga bisa saya bagikan kepada yang lebih membutuhkan."* Itulah bukti nyata bahwa siapa yang memberi dirinya bagi Allah, tidak akan dibiarkan kekurangan.

Namun, Yesus juga tidak menutupi kenyataan bahwa mereka yang mengikuti-Nya akan menghadapi tantangan. *"Berkat seratus kali lipat itu disertai dengan berbagai kesusahan dan penganiayaan."* (Mrk 10:30). Salib tetap ada dalam perjalanan iman kita. Tetapi, penderitaan yang kita alami bukanlah tanpa makna. Justru melalui penderitaan itulah kita dimurnikan dan semakin menyerupai Kristus.

Maka, marilah kita dengan hati yang teguh mematuhi perintah Yesus: *menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti-Nya* (Mrk 8:34). Bukan hanya dengan meninggalkan harta benda, tetapi juga dengan meninggalkan ego, kelekatan duniawi, dan kehendak pribadi yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dengan demikian, kita akan menerima berkat sejati, yakni persatuan yang semakin erat dengan Kristus, dan akhirnya, kehidupan kekal di dalam kerajaan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Kasimirus, Pengaku Iman
Putra kedua Kasimir III, raja Polandia dan maharaja Lithuania ini, lahir pada tahun 1461. Keluarganya tergolong saleh dan taat agama. Ibunya, Elisabeth dari Austria, mendidik dia menurut tata cara hidup kerajaan dan hidup Kristiani yang berlaku pada masa itu. Setelah menanjak remaja, pendidikannya diserahkan kepada Yohanes Longinus. Kasimirus berkembang dewasa menjadi seorang putra raja yang berhati mulia, murah hati, sopan dan ramah dalam pergaulan dengan sesamanya. la disenangi banyak orang terutama teman-temannya sebaya. Kecuali itu, pendidikan itu berhasil menanamkan dalam dirinya sikap yang tepat dan terpuji terhadap kesemarakan dan kemewahan duniawi. Bahwasanya semua kemewahan dan hormat duniawi itu bersifat sia-sia dan bisa saja menjerumuskan manusia ke dalam keserakahan dan ingat diri.
Sikap itu terbukti kebenarannya tatkala ia terlibat dalam suatu perkara politik yang terjadi di kerajaan Hongaria. Banyak bangsawan Hongaria tidak suka akan Matias, rajanya. Mereka datang kepada Kasimirus dan memohon kesediaannya untuk menjadi raja mereka. Kasimirus mengabulkan permohonan itu dan segera berangkat ke Hongaria. Mendengar hal itu raja Matias segera menyiapkan sepasukan prajurit untuk berperang melawan kerajaan Polandia. Tetapi perang tidak terjadi karena campur tangan Sri Paus.
Dengan malu, pangeran Kasimirus pulang ke Polandia. Peristiwa ini menyadarkan dirinya akan kesia-siaan hormat duniawi. Maka mulai saat itu ia meninggalkan cara hidupnya yang mewah dan kehormatan duniawi, lalu memusatkan perhatiannya pada doa, puasa dan tapa. Banyak waktunya dihabiskan untuk berdoa. Pagi-pagi sekali ia sudah berdiri di depan pintu gereja untuk mengikuti perayaan Misa Kudus dan mendengarkan kotbah. la juga mulai lebih banyak memperhatikan kepentingan kaum fakir miskin dengan membagi-bagikan harta kekayaannya. Cinta kasih dan hormatnya kepada Bunda Maria sangatlah besar. "Omni die hic Mariae" (Mengasih Maria, kini dan selalu) adalah semboyannya.
Semua usahanya untuk memusatkan diri pada doa, tapa dan puasa membuat dia menjadi seorang beriman yang saleh. la menjadi orang kesayangan warganya, terutama kaum miskin di kota itu. la meninggal dunia pada tanggal 4 Maret 1484 karena serangan penyakit sampar. Seratus duapuluh tahun kemudian, kuburnya di Katedral Wien dibuka kembali dan relikuinya dipindahkan ke sebuah kapela. Tubuhnya masih tampak utuh dan menyebarkan bau harum. Tulisan doanya "Mengasih Maria, kini dan selalu" masih terletak rapi di kepalanya. Hal ini menunjukkan bahwa devosinya kepada Maria merupakan suatu persembahan yang berkenan di hati Maria.

Santo Lusius, Paus dan Martir
Lusius memangku jabatan paus menggantikan Paus Cornelius pada tanggal 25 Juni 253. la diasingkan selama aksi penganiayaan umat Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Gallus, dan baru kembali ke Roma setelah Gallus meninggal dunia.
Ketika berada di Roma, ia menerima sepucuk surat dari Santo Siprianus, Uskup Kartago. Di dalamnya Siprianus memuji keberanian Lusius dalam menghadapi aksi penganiayaan umat. Bersama Siprianus, Lusius menggalakkan karya karitatif untuk orang-orang Kristen yang dipenjarakan. Bagi orang-orang ini, Paus Lusius menetapkan bahwa setelah menerima pengampunan, mereka harus diberkati dan diperbaharui keanggotaannya di dalam Gereja.
Lusius ditentang oleh Novatianus, seorang imam berkebangsaan Roma yang mengangkat dirinya sebagai paus tandingan selama masa kepemimpinan Paus Cornelius (251-253). Novatianus menolak pengampunan kepada orang-orang Kristen yang murtad selama masa penganiayaan. Oleh Lusius, pandangan Novatianus dianggap sebagai suatu bidaah.
Lusius meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 254. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan para paus di katakombe Santo Kalikstus, di Jl. Appia



https://liturgia-verbi.blogspot.com/