Liturgia Verbi 2025-03-04 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Selasa, 4 Maret 2025

PF S. Kasimirus

MASA PRAPASKAH

1. Peringatan Wajib (Memoria obligatoria) yang jatuh pada
hari-hari biasa dalam Masa Prapaskah dirayakan sebagai Peringatan Fakultatif (Memoria ad libitum) (PUPL, no. 59.12).

2. "Masa Prapaskah mempunyai dua ciri khas, yaitu
mengenangkan atau mempersiapkan pembaptisan dan membina tobat" (KL 109). Dalam tradisi Gereja Masa Prapaskah menjadi masa untuk "Retret Agung".

3. Yang akan dibaptis pada Vigili Paskah dan orang serat yang akan kembali ke pangkuan Gereja, hendaknya mempersiapkan diri dan dibimbing secara intensif.

4. Kegiatan pendalaman iman, puasa, pantang, dan amal amat dianjurkan.

5. Selama Masa Prapaskah, "Alleluya" sebelum Injil atau dalam nyanyian-nyanyion diriadakan, juga hiasan bunga. Alat alat musik hanya boleh dimainkan secara sederhana untuk mengiringi nyanyian dan menggarisbawahi ciri tobat, (lih PPP. Seri Dokumen Gerejaus 71, no. 17) kecuali hari Minggu Prapaskah ke-4 dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam maso dunia ini (PUMR no. 313). Sebelum Berkat Penang hendaknya diucapkan Oratio super populum (Dot Asus Umat. 779 2020 Mm. 270.



Bacaan Pertama
Sir 35:1-12

"Mentaati perintah Tuhan sama dengan kurban keselamatan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Memenuhi hukum Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan banyak kurban,
dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan kurban keselamatan.
Membalas kebaikan hati orang
sama dengan mempersembahkan kurban sajian,
dan memberikan derma sama dengan menyampaikan kurban syukur.
Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan,
dan menolak kelaliman itu sama dengan kurban penghapus dosa.

Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong,
sebab semuanya wajib menuruti perintah Tuhan.
Persembahan orang jujur melemaki mezbah,
dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.
Tuhan berkenan akan kurban orang yang jujur,
dan takkan melupakannya.

Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan,
dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.
Bawalah pemberianmu dengan muka riang,
dan dengan suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh
menjadi barang kudus.
Berikanlah kepada Yang Mahatinggi
sesuai dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu:
itupun harus dengan murah hati dan seturut penghasilanmu.
Sebab Tuhan pasti membalas,
dan akan membalas engkau tujuh kali lipat.

Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab Ia tidak akan terima!
Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman.
Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:5-6.7-8.14.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi,
yang mengikat perjanjian dengan Daku,
perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya:
Allah sendirilah Hakim!

*Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman!
Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu:
Akulah Allah, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!

*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah,
dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:28-31

"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan renungan yang kemarin tentang betapa sukarnya orang kaya masuk ke Kerajaan Allah.

Sebetulnya, bukan soal kaya atau miskin yang menjadi inti permasalahan, melainkan soal ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Bapa. Kekayaan sering kali menjadi penghalang karena dapat mengikat hati manusia, membuatnya lebih bergantung pada harta dunia daripada kepada Allah. Namun, sesuatu yang mustahil bagi manusia, adalah mungkin bagi Allah. Dialah yang mampu membebaskan kita dari segala keterikatan yang menghambat perjalanan iman kita.

Lihatlah para murid Yesus. Mereka meninggalkan segala miliknya, bahkan keluarganya, untuk mengikuti Sang Guru. Mereka tidak hanya meninggalkan hal-hal duniawi, tetapi juga menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada kehendak Allah. Demikian pula dengan para imam, biarawan, dan biarawati yang telah mempersembahkan diri mereka kepada Allah. Mereka meninggalkan segala sesuatu untuk hidup dalam ketaatan, kemiskinan, dan selibat, mengabdikan seluruh hidup mereka bagi kemuliaan-Nya.

Barangkali kita bertanya, *"Lalu, apa yang akan kita dapatkan jika menaati perintah Yesus itu?"*

Yesus telah menjawabnya dengan tegas: *"Pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat, dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal."* (Mrk 10:30). Sebagai gantinya, Allah menganugerahkan berkat yang jauh lebih besar. Para murid memperoleh saudara-saudara baru dalam komunitas iman mereka, mendapatkan kasih dan perhatian dari sesama umat beriman, dan diterima di banyak tempat sebagai bagian dari keluarga rohani. Berkat yang berlimpah ini tidak selalu berupa materi, tetapi lebih kepada sukacita, damai sejahtera, dan kebersamaan dalam Kristus.

Banyak imam dan biarawan mengalami sendiri janji ini. Mereka tidak kekurangan, sebab selalu ada umat yang mengasihi dan menopang mereka. Seorang imam pernah bersaksi, *"Saya punya begitu banyak handuk dan kemeja pemberian umat, hingga bisa saya bagikan kepada yang lebih membutuhkan."* Itulah bukti nyata bahwa siapa yang memberi dirinya bagi Allah, tidak akan dibiarkan kekurangan.

Namun, Yesus juga tidak menutupi kenyataan bahwa mereka yang mengikuti-Nya akan menghadapi tantangan. *"Berkat seratus kali lipat itu disertai dengan berbagai kesusahan dan penganiayaan."* (Mrk 10:30). Salib tetap ada dalam perjalanan iman kita. Tetapi, penderitaan yang kita alami bukanlah tanpa makna. Justru melalui penderitaan itulah kita dimurnikan dan semakin menyerupai Kristus.

Maka, marilah kita dengan hati yang teguh mematuhi perintah Yesus: *menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti-Nya* (Mrk 8:34). Bukan hanya dengan meninggalkan harta benda, tetapi juga dengan meninggalkan ego, kelekatan duniawi, dan kehendak pribadi yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dengan demikian, kita akan menerima berkat sejati, yakni persatuan yang semakin erat dengan Kristus, dan akhirnya, kehidupan kekal di dalam kerajaan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Kasimirus, Pengaku Iman
Putra kedua Kasimir III, raja Polandia dan maharaja Lithuania ini, lahir pada tahun 1461. Keluarganya tergolong saleh dan taat agama. Ibunya, Elisabeth dari Austria, mendidik dia menurut tata cara hidup kerajaan dan hidup Kristiani yang berlaku pada masa itu. Setelah menanjak remaja, pendidikannya diserahkan kepada Yohanes Longinus. Kasimirus berkembang dewasa menjadi seorang putra raja yang berhati mulia, murah hati, sopan dan ramah dalam pergaulan dengan sesamanya. la disenangi banyak orang terutama teman-temannya sebaya. Kecuali itu, pendidikan itu berhasil menanamkan dalam dirinya sikap yang tepat dan terpuji terhadap kesemarakan dan kemewahan duniawi. Bahwasanya semua kemewahan dan hormat duniawi itu bersifat sia-sia dan bisa saja menjerumuskan manusia ke dalam keserakahan dan ingat diri.
Sikap itu terbukti kebenarannya tatkala ia terlibat dalam suatu perkara politik yang terjadi di kerajaan Hongaria. Banyak bangsawan Hongaria tidak suka akan Matias, rajanya. Mereka datang kepada Kasimirus dan memohon kesediaannya untuk menjadi raja mereka. Kasimirus mengabulkan permohonan itu dan segera berangkat ke Hongaria. Mendengar hal itu raja Matias segera menyiapkan sepasukan prajurit untuk berperang melawan kerajaan Polandia. Tetapi perang tidak terjadi karena campur tangan Sri Paus.
Dengan malu, pangeran Kasimirus pulang ke Polandia. Peristiwa ini menyadarkan dirinya akan kesia-siaan hormat duniawi. Maka mulai saat itu ia meninggalkan cara hidupnya yang mewah dan kehormatan duniawi, lalu memusatkan perhatiannya pada doa, puasa dan tapa. Banyak waktunya dihabiskan untuk berdoa. Pagi-pagi sekali ia sudah berdiri di depan pintu gereja untuk mengikuti perayaan Misa Kudus dan mendengarkan kotbah. la juga mulai lebih banyak memperhatikan kepentingan kaum fakir miskin dengan membagi-bagikan harta kekayaannya. Cinta kasih dan hormatnya kepada Bunda Maria sangatlah besar. "Omni die hic Mariae" (Mengasih Maria, kini dan selalu) adalah semboyannya.
Semua usahanya untuk memusatkan diri pada doa, tapa dan puasa membuat dia menjadi seorang beriman yang saleh. la menjadi orang kesayangan warganya, terutama kaum miskin di kota itu. la meninggal dunia pada tanggal 4 Maret 1484 karena serangan penyakit sampar. Seratus duapuluh tahun kemudian, kuburnya di Katedral Wien dibuka kembali dan relikuinya dipindahkan ke sebuah kapela. Tubuhnya masih tampak utuh dan menyebarkan bau harum. Tulisan doanya "Mengasih Maria, kini dan selalu" masih terletak rapi di kepalanya. Hal ini menunjukkan bahwa devosinya kepada Maria merupakan suatu persembahan yang berkenan di hati Maria.

Santo Lusius, Paus dan Martir
Lusius memangku jabatan paus menggantikan Paus Cornelius pada tanggal 25 Juni 253. la diasingkan selama aksi penganiayaan umat Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Gallus, dan baru kembali ke Roma setelah Gallus meninggal dunia.
Ketika berada di Roma, ia menerima sepucuk surat dari Santo Siprianus, Uskup Kartago. Di dalamnya Siprianus memuji keberanian Lusius dalam menghadapi aksi penganiayaan umat. Bersama Siprianus, Lusius menggalakkan karya karitatif untuk orang-orang Kristen yang dipenjarakan. Bagi orang-orang ini, Paus Lusius menetapkan bahwa setelah menerima pengampunan, mereka harus diberkati dan diperbaharui keanggotaannya di dalam Gereja.
Lusius ditentang oleh Novatianus, seorang imam berkebangsaan Roma yang mengangkat dirinya sebagai paus tandingan selama masa kepemimpinan Paus Cornelius (251-253). Novatianus menolak pengampunan kepada orang-orang Kristen yang murtad selama masa penganiayaan. Oleh Lusius, pandangan Novatianus dianggap sebagai suatu bidaah.
Lusius meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 254. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan para paus di katakombe Santo Kalikstus, di Jl. Appia



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-03-03 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Senin, 3 Maret 2025



Bacaan Pertama
Sir 17:24-29

"Bertobatlah kepada Tuhan dan hentikanlah dosamu."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Bagi orang yang menyesal Tuhan membuka jalan kembali.
Tuhan menghibur mereka yang kehilangan ketabahan.

Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosamu,
berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina.
Kembalilah kepada Yang Mahatinggi
dan berpalinglah dari dunia yang durjana,
dan hendaklah sangat membenci kepada kekejian.

Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi
sebagai pengganti orang yang hidup?
Siapakah gerangan mempersembahkan pujian di sana?
Dari orang mati lenyaplah pujian,
seperti dari yang tiada sama sekali.
Sedangkan barangsiapa hidup dan sehat, ia memuji Tuhan.
Alangkah besarnya belas kasihan serta pengampunan Tuhan
bagi semua yang berpaling kepada-Nya!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 32:1-2.5.6.7,R:11a

Refren: Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-sorailah, hai orang jujur.

*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni,
dan dosa-dosanya ditutupi!
Berbahagialah orang
yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan,
dan tidak berjiwa penipu!

*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi ditimpa kesesakan;
kendati banjir besar terjadi,
ia tidak akan terlanda.

*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan!
Engkau menjagaku terhadap kesesakan
Engkau melindungi aku,
sehingga aku luput dan bersorak.



Bait Pengantar Injil
2Kor 8:9

Yesus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya,
supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 10:17-27

"Juallah apa yang kau miliki, dan ikutlah Aku."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya.
Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia
dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya,
"Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Yesus berkata kepadanya, "Mengapa kaukatakan Aku baik?
Tak seorang pun yang baik selain Allah!
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah:
Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu!"

Kata orang itu kepada Yesus,
"Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya,
lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu:
Pergilah, juallah apa yang kaumiliki,
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin.
Maka engkau akan memperoleh harta di surga.
Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku."

Mendengar perkataan Yesus,
orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyaklah hartanya.
Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya
dan berkata kepada mereka,
"Alangkah sukarnya
orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu.
Tetapi Yesus menyambung lagi,
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum
dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Para murid semakin gempar
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata,
"Bagi manusia hal itu tidak mungkin,
tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini renungan saya ambilkan dari renungan *The Power of Word*

*Melepaskan Yang Duniawi untuk Memperoleh Yang Surgawi*"

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Dalam Injil hari ini, seorang pemuda yang kaya raya datang tergopoh-gopoh kepada Yesus dan bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Orang ini telah menjalankan semua perintah Allah, tetapi tampaknya masih ada keraguan dalam hatinya. Ia ingin memastikan apakah jalan yang ditempuhnya sudah cukup untuk memperoleh kehidupan kekal.

Yesus melihat lebih dalam ke dalam hatinya. "Hanya satu lagi yang masih kurang," kata-Nya, "Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku".
Mendengar itu, orang kaya itu menjadi kecewa dan pergi dengan sedih, sebab hartanya banyak.

Sering kali kita juga merasakan hal yang sama.
Ada sesuatu dalam hidup kita yang sulit untuk kita lepaskan,
entah itu harta, kedudukan, kebiasaan, atau hal-hal duniawi yang kita anggap berharga.
Kita ingin mengikuti Yesus, tetapi masih terikat pada dunia ini.

Yesus kemudian berkata kepada murid-murid-Nya,
"Alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah!
Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah".
Pernyataan ini membuat murid-murid tercengang.
Bukankah kekayaan sering dianggap sebagai tanda berkat dari Tuhan?
Jika orang kaya saja sulit masuk ke dalam Kerajaan Surga, lalu siapa yang bisa selamat?

Namun, Yesus tidak mengutuk kekayaan.
Ia tidak mengatakan bahwa menjadi kaya itu salah, tetapi Ia memperingatkan bahwa kekayaan dapat menjadi penghalang jika kita lebih mencintainya daripada mencintai Tuhan.
Masalah utama bukanlah harta, melainkan keterikatan hati pada harta.
Ketika kita lebih percaya pada kekayaan duniawi daripada pada janji Tuhan,
kita sedang berjalan di jalan yang berbahaya.

Yesus tidak meminta kita untuk menjadi miskin secara harfiah,
tetapi meminta kita untuk tidak mengabdi kepada dua tuan [Mat 6:24].
Jika kita lebih mencintai harta daripada Tuhan,
maka kita sedang menjadikan Mamon sebagai tuan kita.
Tetapi jika kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan,
segala yang kita miliki akan menjadi sarana untuk melayani-Nya.

Kisah ini mengingatkan kita pada ketaatan Abraham.
Ketika Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anak tunggalnya,
secara manusiawi ini tidak masuk akal.
Tetapi Abraham tetap taat,
dan Tuhan pun menunjukkan kasih-Nya dengan menyediakan pengganti.
Sama seperti Abraham, kita juga dipanggil untuk percaya
bahwa rencana dan rancangan Tuhan adalah sempurna,
jauh melebihi rencana dan rancangan kita sendiri.

Bacaan pertama dari Kitab Putera Sirakh 17 Ayat 24 sampai 29 juga menegaskan
bahwa Tuhan selalu memberi kesempatan kepada mereka yang mau bertobat:
"Berpalinglah kepada Tuhan dan tinggalkanlah dosa-dosamu,
berdoalah di hadapan-Nya dan hapuskanlah segala kesalahanmu" [Sir 17:25].
Tuhan tidak pernah menutup pintu bagi mereka yang ingin kembali kepada-Nya.
Jika kita merasa sulit untuk melepaskan keterikatan duniawi,
marilah kita mohon pertolongan Tuhan, sebab dalam banyak hak atau peristiwa, bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin.

Pertanyaannya sekarang: apakah kita lebih mencintai dunia ini atau lebih mencintai Tuhan? Beranikah kita melepaskan apa yang menghalangi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya?
Jika kita sungguh percaya kepada Tuhan, marilah kita menyerahkan diri kita dengan ketulusan hati, karena hanya Dia yang dapat menuntun kita ke dalam kehidupan yang kekal.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marinus, Martir
Untuk memimpin sebuah pasukan tentara Romawi sebanyak 100 orang sangatlah dibutuhkan seorang komandan pasukan (Senturio) yang tangkas dan bijaksana. Lebih-lebih karena pasukan ini akan ditugaskan di kota Sesarea, Palestina yang selalu bergolak.
Marinus terpilih untuk menjabat sebagai Senturio. Ketika upacara pelantikan diselenggarakan, tampillah seorang prajurit kafir menentang pengangkatan Marinus sebagai Senturio. Menurut dia, pengangkatan Marinus tidak sesuai dengan ketetapan kaisar karena Marinus beragama Kristen. Sebaliknya, prajurit kafir itu menawarkan diri untuk menjabat sebagai Senturio. Protes prajurit kafir itu diajukan ke hadapan pengadilan untuk diproses. Marinus pun dipanggil menghadap pengadilan. Dia dipaksa dengan kekerasan agar meninggalkan imannya.
Tetapi Marinus yang kokoh imannya itu tidak bersedia meninggalkan imannya. la lebih bersedia mati karena Kristus daripada menjadi kafir. Ketegasannya ini mengakibatkan kematiannya sebagai seorang martir pada tahun 262.

Santo Nikolo d'Albergati, Pengaku Iman
Nikolo hidup antara tahun 1375-1443. la pernah menjadi rahib dalam Ordo Kartusian. Kemudian ia diangkat menjadi kardinal dan duta kepausan untuk mengadakan perdamaian dengan raja Jerman dan Prancis. la dengan gigih membela hak paus dalam konsili dan memberikan sumbangan besar untuk memajukan ilmu pengetahuan.

Santa Kunigunde, Pengaku Iman
Permaisuri kaisar Heindrich II dari Jerman ini lahir pada tahun 980. Atas restu dan bantuan suaminya, ia mendirikan sebuah biara bagi Suster-suster Benediktin di Kaufungen, Jerman. Bersama dengan suaminya juga, Kunigunde membangun Katedral besar di Bamberg. Setelah kematian Heindrich pada tahun 1024, Kunigunde menjadi seorang suster biasa yang melayani gereja di Kaufungen.
Diceritakan bahwa pada suatu hari ia menampar abbas biara Kaufungen yang adalah keponakannya sendiri karena enak-enak makan sewaktu suster-suster lain sedang berdoa. Tamparan jarinya selamanya membekas pada pipi abbas itu. Kunigunde menjadi tokoh religius teladan dalam pekerjaan-pekerjaan kasar di rumah dan perawatan orang-orang sakit. la dihormati sebagai santa pelindung anak-anak yang sakit keras. Kunigunde meninggal dunia pada tanggal 3 Maret 1033. Pestanya dirayakan juga pada tanggal 13 Juli.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-03-02 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa VIII

Minggu, 2 Maret 2025



Bacaan Pertama
Sir 27:4-7

"Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Kalau ayakan digoyang-goyangkan maka sampahlah yang tinggal,
demikianpun keburukan manusia tinggal dalam bicaranya.
Perapian menguji periuk belanga penjunan,
dan ujian manusia terletak dalam bicaranya.
Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ,
demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya.
Jangan memuji seseorang sebelum ia bicara,
sebab justru bicaralah batu ujian manusia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 92:2-3.13-14.15-16,

Refren: Sungguh baik menyanyikan syukur kepada-Mu ya Tuhan.

*Sungguh baik menyanyikan syukur kepada-Mu ya Tuhan,
dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,
memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi
dan kesetiaanMu di waktu malam.

*Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma,
akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
mereka yang ditanam di bait Tuhan
akan bertunas di pelataran Allah kita.

*Pada masa tua pun mereka masih berbuah,
menjadi gemuk dan segar,
untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar,
bahwa Ia gunung batuku,
dan tidak ada kecurangan padaNya.



Bacaan Kedua
1Kor 15:54-58

"Ia telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
sesudah hal-hal yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa
dan yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati,
maka akan genaplah firman Tuhan:
"Maut telah ditelan dalam kemenangan!
Hai maut di manakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?"
Sengat maut ialah dosa
dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Tetapi syukur kepada Allah,
yang telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus, Tuhan kita.
Karena itu, saudara-saudaraku terkasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Flp 2:15-16

Kamu bercahaya seperti bintang-bintang,
bila kamu berpegang pada firman Kehidupan.



Bacaan Injil
Luk 6:39-45

"Yang diucapkan mulut meluap dari hati."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Dapatkah seorang buta menuntun orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?
Seorang murid tidak melebihi gurunya,
tetapi orang yang telah tamat pelajarannya
akan menjadi sama dengan gurunya.
Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu,
sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu,
'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu',
padahal balok yang dalam matamu tidak engkau lihat?
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.

Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik.
Dan juga tidak ada pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik.
Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya.
Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara,
dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur.
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik
dari perbendaharaan hati yang baik.
Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat
dari perbendaharaan hati-nya yang jahat.
Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita renungkan perkataan Yesus dalam Bacaan Injil hari ini: 
"Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?" 

Perkataan ini sangat mirip dengan peribahasa yang kita kenal: 
"Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tiada tampak." 

Kuman adalah makhluk yang sangat kecil, bahkan tak terlihat tanpa kaca pembesar. Bagaimana mungkin seseorang bisa melihat sesuatu yang begitu kecil di seberang lautan? Seharusnya itu mustahil. Apalagi jika matanya sendiri tertutup oleh balok sebesar gajah—bagaimana bisa melihat dengan jelas? 

Selumbar yang disebut Yesus adalah serpihan kayu kecil, sebanding dengan kuman yang disebut dalam peribahasa tadi. Yesus berbicara tentang orang yang gemar mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan yang sepele, sementara ia sendiri tidak menyadari atau mengabaikan kesalahan besar yang ada pada dirinya. Orang seperti ini cenderung membesar-besarkan kelemahan orang lain untuk membenarkan dirinya sendiri. Ini adalah sikap yang munafik. 

Maka Yesus menegaskan: 
"Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." 

Pesan ini jelas: sebelum kita menilai, mengkritik, atau menegur orang lain, kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri. Bagaimana mungkin seseorang yang matanya tertutup balok dapat membantu orang lain mengeluarkan selumbar? Kita harus bercermin terlebih dahulu—mengevaluasi diri, mengakui kesalahan, dan bertobat—agar kita mampu melihat dengan jernih sebelum menasihati atau membantu sesama. 

Di sisi lain, adakah orang yang benar-benar luput dari kesalahan? Adakah yang tak pernah berbuat salah? Saya sendiri pernah, bahkan sering, berbuat kesalahan. Itulah sebabnya saya sungkan menyalahkan orang lain. Saya sadar, sebelum saya menilai kesalahan orang lain, saya harus lebih dahulu memperbaiki diri saya sendiri. 

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh hari ini juga mengingatkan: 
"Perkataan seseorang mengungkapkan isi hatinya." (Sir 27:6) 

Jika hati seseorang dipenuhi kasih, pengampunan, dan kerendahan hati, maka kata-katanya akan mencerminkan itu. Sebaliknya, jika hatinya penuh kesombongan dan keinginan untuk merendahkan orang lain, maka ucapannya akan memantulkan hal itu juga. 

Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus menegaskan bahwa pada akhirnya, kemenangan sejati adalah kemenangan atas dosa dan kematian: 
"Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!" (1Kor 15:57) 

Jika kita menyadari bahwa kita semua lemah dan butuh anugerah Tuhan, kita tidak akan mudah menghakimi orang lain. Sebaliknya, kita akan lebih banyak berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mengandalkan rahmat-Nya. 

Mari kita singkirkan balok yang menutupi mata kita. Sebab hanya dengan mata yang jernih, kita bisa melihat dengan kasih.



Peringatan Orang Kudus
Santo Simplisius, Paus dan Martir
Kisah tentang Simplisius tidak banyak diketahui. Tanggal kelahirannya pun tidak diketahui. Yang tercatat tentang dirinya ialah bahwa Simplisius diangkat menjadi Paus pada tanggal 3 Maret 468, dan memimpin Gereja hingga kematiannya pada tanggal 10 Maret 483.
Selama masa kepausannya, Simplisius dengan gigih mempertahankan primasi Takhta Suci di Roma, dan menentang bidaah Monophisitisme yang berkembang pesat di belahan dunia Timur. Reaksinya diungkapkan dalam sebuah surat kecaman yang ditujukan kepada Kaisar Basiliscus dan Zeno. Kecuali itu, di dalam surat itu pun, Simplisius dengan keras mengecam penangkapan atas diri Patriark Aleksandria oleh Petrus Mongus dan Timotius Ailurus, pengikut aliran sesat itu; juga ia mengecam penangkapan atas diri Uskup Antiokia oleh Petrus Fullo, penyebar ajaran sesat lainnya.
Kemartiran Simplisius dituliskan oleh Ado dari Vienne dalam buku-nya tentang martir-martir Roma yang dibunuh karena imannya kepada Kristus.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/