Liturgia Verbi 2025-06-22 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
HR Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 22 Juni 2025



Bacaan Pertama
Kej 14:18-20

"Melkisedek membawa roti dan anggur."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Melkisedek, raja Salem,
adalah seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
Ketika Abram kembali dari kemenangannya atas beberapa raja,
Melkisedek membawa anggur dan roti,
lalu memberkati Abram, katanya,
"Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi,
Pencipta langit dan bumi,
dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi,
yang telah menyerahkan musuh-musuhmu ke dalam tanganmu."
Lalu Abram memberikan kepada Melkisedek
sepersepuluh dari semua jarahannya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 110:1.2.3.4,R:4bc

Refren: Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek.

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"

*Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion;
berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

*Engkau meraja di atas gunung yang suci
sejak hari kelahiranmu,
sejak dalam kandungan,
sejak fajar masa mudamu.

*Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal,
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek."



Bacaan Kedua
1Kor 11:23-26

"Setiap kali makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara terkasih,
apa yang telah kuteruskan kepadamu ini
telah aku terima dari Tuhan,
yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan,
mengambil roti,
dan sesudah mengucap syukur atasnya,
Ia membagi-bagi roti itu seraya berkata,
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu,
perbuatlah ini untuk mengenang Daku!"
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan,
lalu berkata,
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku.
Setiap kali kamu meminumnya,
perbuatlah ini mengenang Daku!"
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini,
kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.

Demikianlah sabda Tuhan.


MADAH EKARISTI
Puji, Sion, Penyelamatmu
Penuntun dan Gembalamu
Dengan puji-pujian.
     Puji sekuat jiwamu
     Dia luhur tak tertiru
     Puji takkan sepadan.
Yang kupuji hari ini
Roti hidup menghidupi
Itulah hidangannya.
     Hidangan di malam suci
     Murid-murid yang membagi
     Namun tetaplah utuh.
Nyaringkan sorak dan sorai
dengan lagu nan gemulai
Jiwa penuh gembira.
     Karna kini hari perayaan
     Pesta-Malam yang diperkenankan
     Jamuan yang semua.
Jamuan Raja yang baru
Paskah baru, Hukum baru
Jamuan yang lama silam.
     Lama berganti baru
     Kini lambang tak perlu
     Terang menghalau malam.
Tindakan Kristus di malam
Hendaklah diulang-ulang
untuk mengenangkan-Nya.
     Taatkan ajaran suci
     Hidangan anggur dan roti
     Jadi persembahannya.
Ajaran iman serani
Ialah daging dari roti
Anggurnya jadi Darah.
     Tak memegang tak memandang
     Imanmu pun tak menentang
     Karena rahasia.
Tampak dalam dua ragam
Di dalam ragam terpendam
Beda yang mahamulia.
     Daging Darah nan tersuguh
     Namun tetap Kristus utuh
     Dalam kedua rupa.
Dimakan pun tak terbelah
Tak terpecah tak terpisah
Utuh kita terima.
     Satu atau pun seribu
     Yang menyambut dapat satu
     Tertelan tak binasa.
Baik jahat pun menyambut
Tapi hidup atau maut
berlainan hasilnya.
     Kematian kehidupan
     Biar sama penyambutan
     Lain kejadiannya.
Walaupun Hosti terpecah
Jangan bimbang, ingatkanlah:
Isi remah tak berubah
Dengan utuh sepadan.
     Tak ada pisah dan belah
     Semu saja yang terpecah
     Intinya tanpa berubah
     Inti tak terkurangkan.

*Lihat Roti Malaikat
menjadi santapan umat
Sungguh Roti para putera
Anjing jangan diberi.
     Lambang pada zaman silam
     Ishak nyaris ditikam
     Dan anak domba paskahan
     Serta manna di gurun.
Gembalaku, roti jati
Yesus, kasihanilah kami!
Jagailah kami ini
Lihatkan bahagia nanti
Dalam alam hayatun.
     Kau yang tahu dan kuasa
     Penggembala manusia
     Kumpulkanlah kami di surga
     Jadikan waris nan mulia
     Bersama para kudus.
Amin. Alleluya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 6:51

Akulah roti hidup yang telah turun dari surga.
Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.



Bacaan Injil
Luk 9:11b-17

"Mereka semua makan sampai kenyang."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Kerajaan Allah,
dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan.
Pada waktu hari mulai malam,
datanglah kedua belas murid kepada Yesus dan berkata,
"Suruhlah orang banyak itu pergi,
supaya mereka pergi ke desa dan kampung-kampung sekitar ini
untuk mencari tempat penginapan serta makanan,
karena di sini kita berada di tempat yang sunyi."
Tetapi Yesus berkata kepada mereka,
"Kamu harus memberi mereka makan!"
Mereka menjawab,
"Yang ada pada kami tidak lebih dari lima roti dan dua ikan,
kecuali kalau kami pergi membeli makanan
untuk semua orang banyak ini."
Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok,
kira-kira lima puluh orang setiap kelompok."
Murid-murid melakukannya,
dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.
Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu,
lalu menengadah ke langit dan mengucap berkat,
kemudian membagi-bagi roti itu
dan memberikannya kepada para murid
supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian dikumpulkanlah potongan-potongan roti yang sisa,
sebanyak duabelas bakul.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merayakan *Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus*—sebuah pesta iman yang sangat mendalam maknanya bagi seluruh umat Katolik di seluruh dunia. Biasanya, pada hari ini juga dilangsungkan perayaan *Komuni Pertama* atau *Sambut Baru*, khususnya bagi anak-anak yang telah menjalani masa persiapan dan dinyatakan layak untuk pertama kalinya menerima Kristus dalam rupa roti Ekaristi.

Peristiwa ini bukanlah sekadar seremoni. Ini adalah perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus yang hadir sungguh-sungguh dalam rupa roti dan anggur. Para orangtua bersukacita menyaksikan anak-anak mereka menerima Sakramen Mahakudus untuk pertama kalinya, sebagai tanda kedewasaan iman yang sedang bertumbuh. Sejak saat itu, mereka bukan lagi anak-anak kecil, tetapi mulai diakui sebagai anggota penuh dalam perayaan Ekaristi umat Allah. Sudah semestinya para orangtua turut memberkati anak-anak mereka, seperti Melkisedek—imam Allah Yang Mahatinggi—yang memberkati Abraham [Kej 14:19].

Perayaan hari ini adalah pesta rohani. Sebagaimana Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan \[Luk 9:16-17], demikian juga Ia memberi makan kita dengan Tubuh dan Darah-Nya dalam Ekaristi. Ekaristi adalah perjamuan kasih—tanda pemberian diri Yesus yang total dan tanpa syarat. Dalam perayaan ini, kita tidak hanya mengenang, tetapi sungguh-sungguh *menghadirkan* kembali pengorbanan Kristus di salib, sebagaimana ditegaskan oleh Rasul Paulus: *"Setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang"* [1Kor 11:26].

Maka, menerima komuni bukanlah sekadar rutinitas rohani, melainkan tindakan iman dan kasih. Kita menerima berkat dari Allah, lalu melipatgandakannya melalui hidup kita yang penuh kasih, dan membagikannya kepada sesama. Dengan demikian, kita bukan hanya penerima berkat, tetapi juga *pembawa berkat*—sakramen hidup yang menghadirkan Kristus bagi dunia.

Tuhan tidak meminta kita memiliki banyak untuk berbagi. Ia hanya meminta kita menyerahkan apa yang kita miliki, sekecil apa pun, dan biarkan Ia yang melipatgandakannya. Lima roti dan dua ikan memang tidak cukup untuk ribuan orang, tetapi di tangan Yesus, itu menjadi berlimpah. Maka, jangan takut untuk berbagi kasih, waktu, perhatian, atau kepedulian, meski kita merasa sedikit atau terbatas. Tuhan akan menyempurnakannya.

Hari ini, marilah kita membuka hati untuk sungguh-sungguh menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Kita diperkuat, diubah, dan dikuduskan oleh-Nya. Dan sesudah itu, marilah kita keluar dari gereja membawa berkat itu kepada dunia—menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah bagi sesama.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Paulinus dari Nola, Uskup dan Pengaku Iman
Paulinus lahir dari sebuah keluarga bangsawan Romawi di Bordeaux, Prancis, pada tahun 353. Di antara kaum keluarganya yang berasal dari Spanyol, banyak yang berpangkat Senator, Prefek dan Konsul. Bakat sastera yang dimilikinya, serta pendidikan yang diperolehnya merupakan bekal dasar yang menguntungkan masa depannya. Ia menjadi seorang ahli pidato serta penyair masyhur yang dikagumi oleh Santo Hieronimus dan Agustinus.
Meskipun masih sangat muda, ia diangkat menjadi senator di Roma segera setelah ia menamatkan pendidikannya di sekolah tinggi. Tak lama kemudian, ia diangkat sebagai konsul di Nola menggantikan ayahnya. Di kota inilah ia untuk pertama kalinya menyaksikan perayaan Pesta Santo Feliks, martir. Dilihatnya ribuan orang berduyun-duyun ke kota untuk mengunjungi makam Santo Feliks. Paulinus terharu melihat orang-orang itu, yang dengan tekun merenungkan keteladanan Santo Feliks.
Dalam perjalanannya ke Prancis dan Spanyol untuk mengurus miliknya, ia dipermandikan di Bordeaux, kota kelahirannya, oleh Uskup Delphinus. Semenjak permandiannya ini, Tuhan mulai mencobainya. Kesengsaraan dan kesusahan turun silih berganti menimpanya. Tuhan menghendaki agar Paulinus melepaskan diri dari segala kemewahan duniawi dan sebaliknya erat bersatu denganNya. Ketika Paulinus berada di Spanyol, anaknya yang tunggal meninggal dunia. Hal ini sangat memberatkan dan menyedihkan hatinya, tetapi dengan penuh kepercayaan dan ketabahan dihadapinya. Sekarang mengertilah dia akan kehendak Allah. Ia meminta nasehat kepada Hieronimus tentang segala pengalamannya yang pahit.
Kepadanya Hieronimus mengatakan: "Putuskanlah hubungan dengan dunia dan pelajarilah Kitab Suci!" Maka Paulinus dan isterinya mengambil keputusan untuk hidup murni dan membagi-bagikan harta miliknya kepada para miskin. Corak hidup baru dijalaninya dengan sangat bijaksana, penuh bakti kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 394, Paulinus ditahbiskan menjadi imam di Barcelona dan kemudian ia kembali ke Nola. Bersama dengan beberapa rekannya. Paulinus menjalani hidup sebagai biarawan. la bekerja mengolah tanah, berdoa dan menulis. Dari harta kekayaannya yang masih sisa, ia mendirikan sebuah gereja yang indah untuk menghormati Santo Feliks. Pada tahun 409, Paulinus diangkat menjadi Uskup Nola. Dengan bijaksana dan penuh cinta kasih ia membimbing umatnya. Ia berani membela umatnya dari segala rongrongan.
Ketika Italia diserang oleh bangsa-bangsa Eropa Timur, Paulinus mendermakan segala hartanya untuk menebus umatnya yang ditangkap dan diperbudak. Setelah semua hartanya habis, Paulinus sendiri menyerahkan dirinya untuk dipenjarakan sebagai pengganti seorang umatnya. Tetapi tak lama kemudian ia sendiri dibebaskan. Setelah lama mengabdikan dirinya pada Tuhan dan sesamanya, Paulinus meninggal pada tahun 431.

Santo Thomas Moore, Martir
Thomas Moore adalah martir Inggris, negarawan dan pengacara terkenal. Ia menjadi lambang kebanggaan para pengacara. Ia lahir di London pada tanggal 6 Februari 1478. Ayahnya Sir John Moore adalah seorang pengacara dan hakim pada Mahkamah Kerajaan. Ibunya Agnes Granger adalah seorang ibu yang saleh. Ketika memasuki usia remaja, Thomas memulai pendidikannya di Sekolah Santo Antonius di London. Kira-kira pada tahun 1490, ia menjadi pelayan Kardinal John Morton, Uskup Agung Carterbury. Di sana ia mendapat pelajaran bahasa Yunani di bawah bimbingan William Grocyn. Setelah itu ia memasuki pendidikan dalam bidang hukum di London. Setelah menyelesaikan studi hukum itu, ia menjadi anggota Parlemen pada tahun 1504.
Minatnya pada sastera klasik sangat besar. Oleh karena itu ia belajar lagi karya-karya klasik dari Aristoteles dalam bahasa Yunani. Selain mahir dalam bahasa Yunani, Thomas pun mahir berbahasa Latin dan Prancis, serta ahli di bidang sejarah, ilmu pasti dan musik. Keahlian-keahliannya ini membuat dia menjadi seorang pengacara yang populer tetapi juga orang yang ragu-ragu akan panggilan imamat yang sudah lama bergolak dalam batinnya.
Atas nasehat Pastor John Colet, pembimbing rohaninya, Thomas akhirnya mengambil keputusan untuk tetap menjadi awam Katolik yang berkecimpung dalam bidang politik. la kemudian menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505. Tuhan mengaruniakan kepadanya tiga orang puteri dan seorang putera. Sepeninggal isterinya Jane Colt pada tahun 1511, Thomas menikah lagi dengan Alice Maddleton seorang janda.
Thomas benar-benar seorang awam Katolik yang beriman. Hidupnya sangat sederhana. Ia tidak pernah menerima uang semir untuk semua perkara yang ditanganinya. la bahkan berhasil memberantas korupsi dan kemalasan di dalam kantor Pengadilan Kerajaan. Sampai akhir hidupnya, ia tetap setia menjalankan tapa, doa dan renungan setiap hari. Seluruh anggota keluarganya setiap pagi diajaknya berdoa pagi dan malam. Pada waktu makan siang, mereka mendengarkan bacaan Kitab Suci atau riwayat Orang-orang Kudus. Dia sendiri setiap hari Jumat merenungkan sengsara Tuhan serta berbuat amal kepada orang­orang yang berkesusahan.
Keahliannya di bidang hukum dan sastera klasik membuat dia dikenal banyak orang hingga di luar negeri. Rumahnya ramai dikunjungi orang dan menjadi tempat pertemuan para ilmuwan dan seniman dari berbagai negara. Rakyat jelata sangat menyegani dan menghormatinya. Oleh karena itu, demi keberhasilan usahanya untuk memisahkan Gereja Inggris dari pengaruh Roma, Raja Henry VIII mengangkat dia menjadi Kanselir Kerajaan. Demi menunjukkan kepatuhannya kepada raja, Thomas menerima tugas ini. Tetapi tiga tahun kemudian ia mengundurkan diri sebagai protes terhadap tindakan Raja Henry VIII yang ingin kawin lagi secara tidak sah dan ingin mengangkat dirinya sebagai Kepala Gereja di Inggris. Ia mengasingkan diri ke pedalaman. Karena tidak menghadiri perkawinan raja dengan selirnya maka Thomas ditangkap. Namun beberapa hari berikutnya ia dibebaskan lagi. la dipanggil untuk mengucapkan sumpah setia kepada raja dan semua tindakannya, terutama sumpah untuk mengakui raja sebagai Kepala Gereja di Inggris. la bersama Uskup John Fischer menolak untuk bersumpah.
Bersama Uskup John Fischer, Thomas dipenjarakan lagi. Harta milik keluarganya disita. Keluarganya sangat menderita karena peristiwa itu. Mereka meminta Thomas agar mengikuti saja kehendak raja seperti dilakukan banyak Uskup. Tetapi Thomas menolak permintaan keluarganya itu dan tidak mau ikut main sandiwara. la dengan setia mengikuti bisikan suara hati dan keyakinannya.
Atas pertanyaan hakim: "Apakah engkau menganggap dirimu lebih bijaksana dan jujur daripada uskup-uskup dan pembesar-pembesar kerajaan ini?", Thomas dengan tegas menjawab: "Meski uskup-uskup tidak sependapat dengan aku, ada ratusan orang kudus yang mendukung aku; meski parlemenmu tidak sependapat dengan aku, aku didukung oleh konsili-konsili umum yang telah berkali-kali diadakan; meski seluruh kerajaan tidak sependapat dengan aku, seluruh kerajaan Kristen sependapat dengan aku".
Karena ketegasan dan pendiriannya itu, kepalanya dipenggal pada tanggal 6 Juli 1535. la mati sebagai seorang martir, seorang awam Katolik yang beriman kokoh.

Santo Yohanes Fischer, Uskup dan Martir
Yohanes Fischer adalah sahabat karib Thomas Moore dan Erasmus. Ia lahir di Baverley, Yorkshire pada tahun 1469 sebagai putera bungsu Roben dan Agnes Fischer.
Pada usia 14 tahun ia disekolahkan di Cambridge sampai memperoleh gelar Bakaleureat pada tahun 1487 dan gelar Master pada tahun 1491. Pada tahun itu juga ia ditahbiskan menjadi imam dalam usia 22 tahun. Kariernya terus meningkat dalam berbagai jabatan penting yang dipercayakan kepadanya: wakil kanselir, pembimbing rohani Lady Margareth Beaufort, ibu dari Raja Henry VIII dan usaha-usahanya dalam bidang pendidikan. Ia berhasil membujuk Lady Margareth untuk mendukung usaha Raja Henry dalam memajukan pendidikan. Ia mendirikan 'Kolese Kristus' dan dengan bantuan dana dari Lady Margareth ia mendirikan 'Kolese Santo Yohanes' di Cambridge. Masih banyak lagi usaha lain yang ia kerjakan demi pelayanannya kepada umat.
Pada usia 35 tahun, ia diangkat menjadi Uskup Bochester. la dikenal luas sebagai pengkhotbah ulung dan sebagai seorang uskup yang rajin dan bijaksana dalam rencana-rencananya. Sebagai orang yang cakap dalam ilmu ketuhanan, ia menulis beberapa buku antara lain tentang Sakramen Ekaristi (1527). Bahan-bahan khotbahnya sangat banyak diterbitkan.
Semua keberhasilannya demi pelayanan kepada umat dicapainya dengan banyak pengorbanan. Pada tahun 1529 tatkala ia menjabat sebagai penasehat Katarina dari Aragon, ia dengan tegas menentang kebejatan Raja Henry VIII, karena memperkosa Katarina. Karena itu ia dimusuhi oleh raja. Kecuali itu, ia berusaha keras untuk menggagalkan keinginan Raja Henry VIII untuk menjadi Kepala Gereja di Inggris. Selama itu hidupnya terus dibayang-bayangi ancaman kematian. Dua kali ia ditangkap dan dipenjarakan. Meski demikian ia tetap teguh pada pendirian dan imannya. Sementara mendekam di dalam penjara, Paus mengangkatnya menjadi Kardinal. Pengangkatan ini semakin memperhebat kemarahan Raja Henry, yang memuncak pada pembunuhan atas dirinya secara mengerikan. Pada tanggal 22 Juni 1535, ia dijatuhi hukuman mati penggal kepala. la dengan gagah berani menghadapi ajalnya demi umat, kebenaran dan Kristus. Ia seorang sarjana terkenal, ahli perpustakaan dan seorang uskup yang membaktikan diri sepenuhnya bagi kesejahteraan rohani umatnya. Pada tahun 1935, ia dinyatakan sebaga santo.

Beata Yulia Billiart, Biarawati
Yulia lahir pada tahan 1715 dan meninggal dunia pada tanggal 8 April 1816. Ia berasal dari sebuah desa kecil di wilayah Cuvilly, Prancis Utara. Ia dikenal juga sebagai salah seorang pendiri Perkumpulan Notre Dame de Namur di Belgia, yang mengabdikan diri di bidang karya pelayanan dan pemeliharaan anak-anak miskin.
Bakat mengajar telah berkembang dalam dirinya semenjak kecilnya. Selagi masih anak-anak, Yulia mengajar katekismus kepada teman-teman sebayanya. Ketika usianya menanjak remaja (14 tahun), ia sudah mengikrarkan kaul kemurnian hidup demi Tuhan. Perhatiannya kepada kepentingan orang lain semakin meluas. Selain tetap mengajar katekismus, ia pun mulai memalingkan perhatiannya kepada orang-orang sakit dengan melakukan kunjungan-kunjungan tetap. Di sana ia menghibur orang-orang sakit dan berdoa bersama mereka.
Suatu peristiwa pahit menimpanya ketika berusia 31 tahun. Tiba-tiba ia jatuh sakit, pincang dan cacat. Namun semuanya itu tidak memadamkan semangatnya untuk mengajar agama. Selama masa Revolusi Prancis, ia dengan berani melawan kaum revolusioner yang anti agama Katolik dan melindungi imam-imam dari bahaya pembunuhan. Karena tindakan-tindakannya ini, hidupnya sendiri pun terancam. Untuk menghindari bahaya atas dirinya, ia pergi ke Compiegne.
Pada tahun 1794, seorang sahabatnya mengungsikan dia ke Amiens. Di sini Yulia menjadi pelopor dan penggerak sekelompok wanita saleh untuk melakukan karya-karya amal. Di antara mereka terdapat Fransiska Blin de Bourdon, Viscountess de Gezaincourt yang menjadi sahabat Yulia. Bersama mereka Yulia mendirikan Perkumpulan Notre Dame, yang kemudian berkembang menjadi sebuah Kongregasi Suster Notre Dame.
Kira-kira pada tahun 1803, mereka mendirikan sebuah sekolah Katolik untuk remaja-remaja puteri sebagai awal Perkumpulan Notre Dame. Tujuan utama sekolah ini ialah mendidik remaja-remaja itu menjadi orang Katolik tulen. Meski demikian, sekolah inipun dimaksudkan untuk mendidik puteri-puteri itu menjadi guru-guru agama Katolik. Semua kegiatan pendidikan ini dilaksanakannya dengan girang hati dalam keadaan tetap pincang.
Pada tahun 1804, sesudah menjalankan doa novena selama lima hari, Yulia disembuhkan secara ajaib. la mulai berjalan normal kembali setelah menderita selama 22 tahun. Karya mereka segera tersebar dan dikenal luas. Sementara itu, perkumpulan ini telah diubah menjadi sebuah Kongregasi Suster, yang dikenal dengan nama Kongregasi Suster Notre Dame, yang mengabdikan diri di bidang pendidikan bagi kaum puteri.
Karena semakin berkembang luas dan dikenal, Kongregasi ini mendirikan lagi beberapa rumah biara di Belgia. Pada tahun 1809, Yulia pindah ke rumah induk biara Notre Dame di Namur, Belgia. la meninggal pada tanggal 8 April 1816. Pada tahun 1906, ia digelari sebagai 'beata'.

Santo Albanus, Martir
Riwayat hidup Albanus ditulis oleh Santo Beda kira-kira pada tahun 700. Albanus adalah orang Kristen pertama yang dibunuh di kepulauan Britania, dan martir Inggris pertama pada akhir abad ketiga. Sejak abad pertama, kepulauan Britania berada di bawah kekuasaan Romawi. Iman Kristen yang berkembang di sana dibawa oleh tentara­tentara Roma yang beragama Kristen.
Pada masa penganiayaan umat Kristen di seluruh Kekaisaran Romawi sewaktu Diokletianus menjadi kaisar, ada seorang imam dikejar-kejar oleh tentara-tentara Romawi. Imam ini bersembunyi di rumah Albanus, seorang kafir. Selama persembunyiannya, imam ini mengajari Albanus ajaran-jaran iman Kristen.
Pada suatu hari, Albanus mengenakan pakaian imam itu dan berjalan-jalan di luar rumahnya. Ia segera ditangkap dan diseret ke pengadilan. Dengan berani ia mengakui diri sebagai penganut agama Kristen. Karena itu pengadilan Romawi segera menjatuhkan hukuman pancung atas dirinya di atas sebuah bukit yang disebut Verulamium. Oleh orang Inggris, bukit ini disebut bukit Saint Albans.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/