Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa XXXIII
Minggu, 16 November 2025
Bacaan Pertama
Mal 4:1-2a
"Bagimu akan terbit surya kebenaran."
Pembacaan dari Nubuat Maleakhi:
"Sungguh, hari Tuhan akan datang,
menyala seperti perapian!
Maka semua orang yang gegabah
dan setiap orang yang berbuat fasik
akan menjadi seperti jerami,
dan akan terbakar oleh hari yang datang itu,"
firman Tuhan semesta alam,
"akar dan cabang mereka pun tidak akan ditinggalkan.
Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku,
bagimu akan terbit surya kebenaran
dengan kesembuhan pada sayapnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 98:5-6.7-8.9a,R:9
Refren: Tuhan datang untuk mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
*Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu merdu,
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring
bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
*Biarlah gemuruh laut dan segala isinya,
dunia dan semua yang diam di dalamnya!
Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan,
dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama.
*Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bacaan Kedua
2Tes 3:7-12
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:
Saudara-saudara,
kamu sendiri tahu,
bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami,
karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu.
Kami tidak makan rezeki orang dengan cuma-cuma,
tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
Bukan karena kami tidak berhak menerima rezeki dari kamu,
melainkan karena kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
Sebab ketika berada di tengah-tengahmu,
kami telah memperingatkan,
'Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan!'
Kami katakan ini karena kami dengar,
bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,
melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
Orang-orang yang demikian
kami peringatkan dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus,
supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya
dan dengan demikian makan dari hasil jerih payahnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Luk 21:28
Bangkitlah dan angkatlah mukamu,
sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Bacaan Injil
Luk 21:5-19
"Kalau kamu tetap bertahan,
kamu akan memperoleh hidupmu."
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Sekali peristiwa
ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah
dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah
dan dengan berbagai barang persembahan,
berkatalah Yesus,
"Akan datang harinya
segala yang kamu lihat di situ diruntuhkan,
dan tidak akan ada satu batu pun
dibiarkan terletak di atas batu yang lain."
Lalu murid-murid bertanya kepada Yesus,
"Guru, bilamanakah itu akan terjadi?
Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
Jawab Yesus, "Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku
dan berkata 'Akulah Dia' atau 'Saatnya sudah dekat.'
Janganlah kamu mengikuti mereka.
Dan bila kamu mendengar tentang perang dan pemberontakan,
janganlah kamu terkejut.
Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu,
tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
Kemudian Yesus berkata kepada mereka,
"Bangsa akan bangkit melawan bangsa
dan kerajaan melawan kerajaan.
Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat,
dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan.
Dan akan terjadi juga
hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
Tetapi sebelum semuanya itu
kamu akan ditangkap dan dianiaya.
Karena nama-Ku kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat,
dimasukkan ke dalam penjara,
dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa.
Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu,
jangan kamu memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
Aku sendirilah yang akan memberikan kamu kata-kata hikmat,
sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
Kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu,
saudara-saudaramu, kaum keluarga dan sahabat-sahabatmu,
dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh;
karena nama-Ku kamu akan dibenci semua orang
Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Pada Pekan Biasa Ke-33 ini, kita diajak untuk mencermati tentang anugerah Tuhan, terutama mengenai hambatan-hambatan yang membuat manusia kehilangan kesempatan untuk menerima anugerah itu.
Hari ini kita melihat dua faktor penghambat utama:
1. Krisis iman yang disebabkan oleh sekularisme, liberalisme, dan berbagai faham duniawi lainnya.
2. Kehadiran nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat.
Bacaan Injil hari ini [Luk 21:5-19] membuka renungan kita. Yesus menubuatkan keruntuhan Bait Allah yang megah:
"Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Nubuat ini benar terjadi ketika Yerusalem dihancurkan oleh bala tentara Roma di bawah Jenderal Titus pada tahun 70. Bait Allah dibakar, diruntuhkan hingga rata dengan tanah. Pada masa itu, para pengikut Yesus mengalami ketakutan luar biasa. Mereka dikejar-kejar, dijebloskan ke penjara, bahkan satu per satu pemimpin umat menjadi martir. Stefanus menjadi martir pertama sekitar tahun 34, lalu para rasul wafat sebagai martir, kecuali Rasul Yohanes yang hidup sampai usia lanjut.
Selama hampir tiga abad, umat Kristiani hidup dalam tekanan berat, dianiaya oleh bangsa-bangsa yang tidak percaya kepada Kristus. Baru setelah Konstantinus Agung bertobat pada tahun 324, masa kelam itu berakhir. Kaisar Konstantinus membangun sebuah basilik agung sebagai lambang kebebasan umat kristiani. Basilik itu tetap berdiri sampai sekarang sebagai Gereja Santo Yohanes Lateran, gereja katedral Roma. Dari masa itulah ajaran Kristus menyebar ke seluruh dunia—hingga tiba kepada kita di belahan dunia yang sangat jauh dari Yerusalem maupun Roma.
Lalu bagaimana keadaan gereja dewasa ini?
Sekitar sepertiga penduduk dunia adalah Kristiani, dan separuhnya adalah Katolik. Angka yang besar ini tampak memberi harapan. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu.
Di berbagai negara, puluhan gereja ditutup setiap tahun karena sepi umat. Banyak gereja yang pada hari Minggu hanya dihadiri belasan orang berusia lanjut. Sementara itu, semakin banyak generasi muda yang mengaku tidak beragama. Di berbagai tempat, faham sekularisme makin kuat—faham yang menganggap moralitas tidak harus berdasar pada iman atau pada Allah.
Kita melihat contohnya pada negara-negara yang tampak aman, tertib, dan hampir tanpa kriminalitas. Penjara-penjara kosong, kehidupan berjalan rapi, seolah-olah dunia bisa berjalan baik tanpa Tuhan. Namun di balik itu, banyak orang tidak lagi mengenal Allah sebagai sumber hidup. Nilai-nilai iman memudar, digantikan oleh keyakinan bahwa manusia bisa menentukan segalanya sendiri.
Selain itu, Yesus juga mengingatkan adanya bahaya lain yang tak kalah besar: penyesatan. Dalam Injil hari ini Ia berkata:
"Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan."
Banyak yang akan datang atas nama-Nya dan berkata, "Akulah Dia," atau, "Saatnya sudah dekat."
Tetapi Yesus menegaskan agar kita tidak mengikuti mereka.
Yesus juga menambahkan di tempat lain:
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya adalah serigala yang buas." [Mat 7:15]
Nabi-nabi palsu ini mengatas-namakan kebenaran, tetapi sebenarnya menjerumuskan banyak orang. Mereka membawa ajaran yang mudah diterima telinga, tetapi tidak bersumber pada Injil.
Karena itu Yesus menegaskan pesan yang sangat penting pada akhir bacaan:
"Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." [Luk 21:19]
Inilah inti dari renungan hari ini.
Bahwa di tengah dunia yang mengalami krisis iman, di tengah derasnya arus sekularisme dan liberalisme, di tengah banyaknya suara yang menyesatkan, Yesus meminta kita untuk tetap teguh, tetap berpegang pada kebenaran, tetap setia kepada-Nya.
Bacaan pertama hari ini juga memperingatkan tentang masa penghakiman:
"Hari itu akan datang, menyala seperti tanur." [Mal 4:1]
Namun bagi orang yang tetap setia, Allah berjanji:
"Bagimu yang takut akan nama-Ku, akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya." [Mal 4:2]
Sementara itu bacaan kedua mengingatkan kita untuk hidup tertib, bekerja dengan tekun, dan tidak menjadi beban bagi orang lain [2Tes 3:7-12].
Ketertiban hidup, disiplin, dan semangat tanggung jawab adalah bagian dari keteguhan iman itu sendiri.
Maka, marilah kita memelihara iman kita.
Jangan biarkan diri terseret arus duniawi.
Jangan menyerah pada penyesatan.
Jangan biarkan iman kita merapuh sedikit demi sedikit.
Sebab keteguhan itulah yang akan membawa kita kepada hidup yang dijanjikan Tuhan.
Peringatan Orang Kudus
Santa Gertrudis dari Hefta, Perawan
Gertrudis lahir di Eisleben, Jerman pada tahun 1256. Sejak berusia lima tahun, ia diserahkan orang-tuanya kepada para suster di Hefta, Jerman Utara. Di dalam biara itu ia dibesarkan dan dididik, kemudian menjadi suster dan rupanya tidak pernah keluar dari biara itu lagi. Guru dan sahabatnya ialah Suster Mechtildis, yang kelak dinyatakan juga sebagai 'Santa'. Tentang Suster Mechtildis, Gertrudis mengatakan: "Belum pernah saya melihat orang yang menyerupai dia di dalam biara kami ini, dan mungkin tak pernah akan ada."
Gertrudis mengenyam pendidikan tinggi dan terkenal sangat cerdas. Ia fasih berbicara bahasa Latin. Teman-temannya sebiara mengatakan bahwa dalam akal budinya tak ada suatu kesalahan dan dalam hatinya tak terlintas segumpal awan mendung kedukaan. Semuanya itu dimungkinkan oleh karena hidup rohaninya terpelihara dengan baik dalam persatuan erat dengan Kristus. Sewaktu berusia 20 tahun ia diperkenankan melihat Yesus dalam suatu penampakan. Semenjak itu ia mencurahkan seluruh jiwa-raganya pada hidup kontemplatif. Baginya, segala daya tarik pengetahuan duniawi telah terkubur dalam-dalam. Seluruh perhatiannya ia curahkan pada Kitab Suci, karya para pujangga Gereja dan perayaan ibadat. Hidupnya penuh dengan pengalaman rohani yang berturut-turut dikaruniakan Tuhan kepadanya. Banyak di antaranya dapat dibaca dalam suatu kumpulan karangan yang sebagian ditulis berdasar catatan, diktat dan hasil tulisan Gertrudis sendiri. Buku ini menyumbang banyak bagi kehidupan rohani di Abad Pertengahan. Buah pena itu amat menarik. Sebab, orang akan melihat bagaimana Gertrudis merintis penghormatan kepada Hati Kudus Yesus, yang sekarang ini sangat merata dan lazim dilakukan oleh umat Kristen Katolik di mana-mana. Itulah sebabnya Gertrudis kadang-kadang disebut juga 'Gertrudis Agung'.
Gertrudis terkenal kebaktiannya kepada Hati Kudus Yesus dan Santo Yosef, serta tekun merenungkan sengsara Yesus. Ia sering menyambut Ekaristi Kudus, walaupun pada masa itu hal ini tidak biasa. Ia pun rajin mendoakan Jiwa-jiwa di Api Penyucian. Ia meninggal dunia pada tahun 1302.
Santo Rochus Gonzales dkk, Martir
Rochus adalah imam Yesuit pribumi dari Paraguay, Amerika Selatan yang bekerja giat di antara suku-suku Indian. Bersama dengan Bruder Alfonsus Rodriguez, ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak menghendaki kemajuan bagi orang Indian Kristen. Dua hari kemudian, misionaris Yoanes del Castillo disiksa sampai mati lemas.