Liturgia Verbi 2025-06-19 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Kamis, 19 Juni 2025

PF S. Romualdus, Abas



Bacaan Pertama
2Kor 11:1-11

"Aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
alangkah baiknya,
jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa.
Dan memang kalian sabar terhadap aku!
Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi.
Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria
untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus.
Tetapi aku takut,
kalau-kalau pikiranmu disesatkan
dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus,
sebagaimana Hawa diperdayakan oleh ular dengan kelicikannya.

Sebab kalian sabar saja,
jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain
daripada yang telah kami wartakan,
atau memberikan kepadamu roh yang lain
daripada yang kalian terima,
atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima.
Padahal menurut pendapatku
sedikit pun aku tidak kurang
dibandingkan rasul-rasul yang tiada taranya itu.
Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata,
tidaklah demikian dalam hal pengetahuan.
Sebab kami telah menyatakannya kepadamu
pada segala waktu dan di dalam segala hal.

Apakah aku berbuat salah,
jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian,
karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma?
Jemaat-jemaat lain telah kurampok
dengan menerima tunjangan dari mereka,
agar aku dapat melayani kalian.
Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu,
aku tidak menyusahkan seorang pun.
Sebab apa yang kurang padaku,
dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia.
Dalam segala hal aku menjaga diriku,
supaya jangan menjadi beban bagimu.
Dan aku akan tetap berbuat demikian.
Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan,
bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi
oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya.
Mengapa tidak?
Apakah karena aku tidak mengasihi kalian?
Allah mengetahuinya!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 111:1-2.3-4.7-8,R:7a

Refren: Adil dan benarlah karya tangan-Mu, ya Tuhan.

*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,
dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
Besar perbuatan-perbuatan Tuhan,
layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

*Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya,
keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya.
Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan;
Tuhan itu pengasih dan penyayang.

*Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan,
segala titah-Nya teguh;
Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya,
dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.



Bait Pengantar Injil
Rom 8:15

Kalian akan menerima Roh pengangkatan menjadi anak.
Dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa."



Bacaan Injil
Mat 6:7-15

"Berdoalah kalian demikian."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus,
"Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka
doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.
Jadi janganlah kalian seperti mereka.
Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan,
sebelum kalian minta kepada-Nya.
Maka berdoalah demikian:

Bapa kami, yang ada di surga,
Dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah Kerajaan-Mu.
Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga.
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga.
Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang,
Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kemarin kita telah merenungkan tentang bagaimana seharusnya kita berdoa, seperti yang diajarkan oleh Yesus. Jangan pamer-pamer dan jangan bertele-tele. Bila hendak berdoa, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Allah Bapa yang ada di tempat tersembunyi. Sebab Bapa melihat yang tersembunyi dan mengganjar dengan setia.

Hari ini, kita melanjutkan permenungan dari Injil yang sama, yaitu ketika Yesus mengajarkan doa yang paling agung dan sederhana: Doa Bapa Kami. Doa ini tentulah telah sangat akrab bagi kita karena sering kita daraskan, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam komunitas.

Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan secara khusus bagian permohonan dalam Doa Bapa Kami: *"Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."*

Permohonan ini diawali dengan kata *"Berilah…"* yang menandakan sikap rendah hati seorang anak yang memohon kepada Bapa. Menariknya, Yesus mengajarkan agar kita meminta sesuatu yang sangat mendasar: makanan. Bukan harta, bukan kemewahan, melainkan sesuatu yang sederhana dan perlu—*makanan yang secukupnya*.

Kata *"kami"* menunjukkan bahwa doa ini bersifat komunal. Kita tidak hanya berdoa untuk diri sendiri, melainkan juga membawa serta saudara-saudari kita di dalam doa kita. Walau kita mendoakannya seorang diri, maknanya tetap mencakup kepedulian terhadap orang lain. Maka, doa ini mengajak kita untuk keluar dari egoisme dan mendoakan kesejahteraan bersama.

Selanjutnya, istilah *"rejeki"* seringkali disalahpahami sebagai sesuatu yang melimpah ruah atau keuntungan besar. Namun dalam konteks ini, Yesus merujuk pada *nafkah harian*—kebutuhan pokok yang diperlukan untuk hidup: makanan, sandang, papan, dan hal-hal esensial lain yang menopang kehidupan.

Yang sangat ditekankan adalah sifatnya yang *"secukupnya"*. Kita diajak untuk hidup dalam kepercayaan dan kesederhanaan, tidak menimbun kekayaan, tetapi cukup untuk hari ini. Inilah bentuk nyata dari iman kepada penyelenggaraan ilahi: percaya bahwa Allah akan mencukupkan apa yang kita perlukan setiap hari.

Terakhir, frasa *"hari ini"* menegaskan bahwa doa ini bersifat harian, bukan bisa diakumulasi atau "di-rapel" untuk satu minggu atau sebulan. Ini menunjukkan pentingnya sikap bergantung kepada Allah dari hari ke hari. Yesus ingin kita hidup dalam *kekinian*, dengan kesadaran bahwa setiap hari adalah anugerah dan setiap hari kita perlu datang kepada Bapa untuk memohon berkat-Nya yang baru.

Semoga dengan pemahaman yang semakin dalam akan makna doa, khususnya doa permohonan yang Yesus ajarkan ini, kita tidak lagi memohon dengan sikap yang keliru. Jangan sampai Yesus berkata kepada kita: *"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta."* [Mat 20:22a, Mrk 10:38a]

Sebaliknya, marilah kita berdoa dengan penuh iman, pengharapan, dan kasih. Memohon rejeki yang secukupnya, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi semua saudara kita. Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gervasius dan Protasius, Martir
Gervasius dan Protasius adalah anak-anak dari Santo Vitalis yang dibunuh di Ravenna karena Kristus dan Santa Valeria yang mati sebagai martir di Milano. Kedua kakak beradik ini dibunuh di Milano pada tahun 170 karena imannya kepada Kristus. Mereka dikuburkan di Milano. Kerangka mereka ditemukan kembali oleh Santo Ambrosius berdasarkan suatu ilham pada tahun 386 di dekat makam Santo Nabot.

Santo Romualdus, Martir
Romualdus lahir pada tahun 952. Keluarganya, sebuah keluarga bangsawan yang kaya. Sergius, ayahnya adalah seorang pangeran dari Ravenna. Keinginannya untuk menjalani kehidupan tapa yang jauh dari keramaian dunia berawal dari peristiwa pembunuhan seorang saudaranya oleh ayahnya karena perselisihan harta warisan. Romualdus yang menyaksikan peristiwa pembunuhan itu menjadi bingung dan takut sekali. Hari-hari hidupnya terus dihantui peristiwa naas itu.
Untuk menenangkan batinnya, ia melarikan diri dari rumah dan masuk sebuah biara yang ada di daerah itu. Selama delapan tahun di biara itu ia berdoa dan bermatiraga di bawah bimbingan Marinus, seorang pertapa saleh. Bimbingan Marinus berangsur-angsur mengembangkan kepribadian Romualdus hingga menjadi seorang biarawan dan pertapa yang saleh. Kemudian bersama Marinus, Romualdus merencanakan pendirian sebuah pertapaan.
Menyaksikan kemajuan hidup rohani Romualdus, ayahnya Sergius bertobat, bahkan ingin juga menjalani kehidupan tapa seperti anaknya. Maka ia masuk biara San Severo yang terletak dekat Ravenna.
Romualdus menghabiskan waktu 30 tahun lamanya di Italia untuk mendirikan pertapaan dan biara, sambil tetap berdoa, bermatiraga dan bekerja keras. Meski hidup rohaninya tampak sangat mantap, namun ia sama sekali tidak lepas dari cobaan-cobaan. Selama suatu kurun waktu yang lama, ia merasakan suatu kekeringan rohani yang amat dalam. Ia merasa ditinggalkan Allah.
Namun Tuhan sama sekali tidak meninggalkan dia. Pada suatu hari ketika ia sedang mendaraskan Mazmur yang berbunyi: "Aku akan memberikan engkau pengertian dan akan mengajarimu", ia merasakan sentuhan rahmat Allah yang membangkitkan lagi semangat rohaninya. Tiba-tiba seberkas cahaya ilahi yang terang-benderang menampakan diri padanya. Roh Allah kembali berdiam dalam hatinya. Semenjak itu Tuhan tidak meninggalkan dia lagi. la kembali bekerja dengan semangat. Ia dianugerahi kemampuan meramalkan apa yang akan terjadi dan kemampuan memberi bimbingan rohani kepada orang-orang yang datang kepadanya.
Lebih dari itu, ia ingin sekali agar bisa menghadapi kematiannya sebagai martir. Untuk itu ia berangkat ke Hongaria untuk mewartakan Injil setelah mendapat restu dari Sri Paus. Tetapi setibanya di Hongaria, ia jatuh sakit. Ia kembali lagi ke Italia. Setelah sembuh, ia berziarah ke berbagai tempat.
Biara Kamalduli yang didirikannya di dekat kota Fabriano berpengaruh besar di kalangan umat. Hampir saja Raja Otto III menjadi anggota biaranya. Romualdus meninggal dunia pada tahun 1027.

Santa Yuliana Falconieri, Biarawati
Yuliana lahir pada tahun 1270 dan meninggal dunia pada tahun 1341. Sebagai pendiri Tarekat Biarawati Servita, ia sangat dihormati. Semangatnya untuk meneladani pamannya Santo Aleksis, pendiri Ordo Servita, mendorongnya untuk melakukan hal yang sama bagi kaum wanita. Kiranya Tuhan sudah menanamkan benih-benih panggilan ilahi dalam dirinya sejak masa kecilnya, sebab Yuliana kecil sudah menjadi anggota Ordo Ketiga Servita, yang didirikan pamannya, sejak berumur 8 tahun. Keanggotaannya waktu itu dijalaninya dengan tetap tinggal bersama ibunya di rumah, sampai ibunya meninggal pada tahun 1304.
Sepeninggal ibunya, ia tinggal bersama beberapa orang wanita lainnya di sebuah rumah yang kemudian menjadi pusat biara Suster-suster Servita. Tarekat ini mengabdikan diri pada hidup kontemplatif dan hidup aktif dengan melakukan berbagai karya amal. Kemudian Yuliana diangkat sebagai pemimpin tertinggi tarekat itu. Sebagai pemimpin, ia mulai menyusun aturan-aturan tarekat itu. Kesalehan hidupnya dan kebijaksanaannya membuat ia mampu memimpin tarekat itu hingga berkembang pesat dan dikenal luas. Ketika ia meninggal pada tahun 1341, ia menerima secara ajaib Bekal Suci Tubuh Kristus. la digelari 'kudus' pada tahun 1737.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-06-18 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Rabu, 18 Juni 2025



Bacaan Pertama
2Kor 9:6-11

"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, camkanlah ini:
Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula.
Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan rasa sedih atau terpaksa.
Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian,
supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu
dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Seperti ada tertulis,
'Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma.
kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.'

Dia yang menyediakan benih bagi penabur,
dan roti untuk dimakan.
Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian
serta melipatgandakannya,
dan menumbuhkan buah kebenaranmu.
Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati,
yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 112:1-2.3-4.9,R:1a

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang sangat suka akan segala perintah-Nya.

*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Anak cucunya akan perkasa di bumi;
keturunan orang benar akan diberkati.

*Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya,
kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya.
Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap,
Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.

*Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma;
kebajikannya tetap untuk selama-lamanya,
tanduknya meninggi dalam kemuliaan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan mentaati Sabda-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.



Bacaan Injil
Mat 6:1-6.16-18

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda,
"Hati-hatilah,
jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang, supaya dilihat.
Sebab jika demikian,
kalian tidak memperoleh upah dari Bapamu di surga.
Jadi, apabila engkau memberi sedekah,
janganlah engkau mencanangkan hal itu,
seperti yang dilakukan orang-orang munafik
di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong,
supaya mereka dipuji orang.
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jika engkau memberi sedekah,
janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi,
maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu."
"Dan apabila kalian berdoa,
janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jikalau engkau berdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu,
dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.

"Dan apabila kalian berpuasa,
janganlah muram mukamu, seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya,
supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu,
'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi apabila engkau berpuasa,
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pokok Bacaan Injil hari ini menegaskan satu kebenaran mendalam yang diungkapkan oleh Yesus: *"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."*
Inilah prinsip dasar yang diangkat oleh Yesus dalam tiga bentuk kesalehan hidup, yakni memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa.

Yesus mengingatkan kita agar tidak melakukan perbuatan baik untuk dipamerkan. Kita tidak perlu membuat pengumuman saat memberi sedekah, tidak perlu berdoa keras-keras supaya orang lain mendengar, dan tidak perlu menunjukkan wajah muram agar orang tahu kita sedang berpuasa. Mengapa? Karena Allah Bapa kita melihat apa yang tersembunyi, dan Dia akan mengganjar sesuai ketulusan hati kita, bukan tampilan lahiriah.

Memberi sedekah adalah ungkapan belas kasih kepada sesama. Namun jika kita memberi agar dilihat orang lain dan mendapat pujian, itu bukanlah memberi dalam makna sejati, melainkan *membeli pujian*. Yesus menyampaikan perumpamaan yang cukup ekstrem: *"Janganlah tangan kirimu mengetahui apa yang diperbuat tangan kananmu."* Artinya, jangan sampai niat murni kita ternodai oleh keinginan pamer atau mencari pengakuan.

Dalam hal doa, Yesus mengajarkan agar kita tidak berdoa demi tontonan publik. Bukan panjang-pendeknya doa yang penting, bukan pula gaya atau retorikanya, melainkan kedalaman hubungan personal kita dengan Allah. Maka Yesus berkata, *"Masuklah ke kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi."*
Doa yang lahir dari hati yang tulus, sekalipun tak terdengar oleh manusia, pasti didengar oleh Allah.

Begitu pula dengan puasa. Puasa bukan sekadar menahan makan atau minum, apalagi untuk mencari simpati orang lain. Puasa yang benar adalah pengendalian diri demi mendekat kepada Allah. Maka Yesus mengajak kita untuk *"meminyaki kepala dan mencuci muka,"* supaya kita tetap tampak segar dan bersukacita, bukan lemah dan menyedihkan. Puasa bukan beban, melainkan bentuk sukarela dalam kasih kepada Allah.

Bacaan dari [2Kor 9:6-11] hari ini pun mendukung semangat itu: *"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."* Bukan karena terpaksa, bukan supaya dipuji, melainkan karena kerelaan hati dan kasih yang tulus. Allah sendiri akan melimpahkan berkat-Nya kepada orang yang murah hati dan tidak pamrih dalam memberi.

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk *tidak memamerkan perbuatan baik*, dan sekaligus *tidak menutup-nutupi dosa atau kesalahan kita*. Yang tersembunyi dari pandangan manusia tetap terlihat jelas oleh Allah. Maka marilah kita belajar hidup dalam keheningan yang tulus, dalam iman yang sungguh, serta dalam kasih yang tidak pura-pura.



Peringatan Orang Kudus
Santo Leontius, Hipatios dan Teodulus, Martir
Ketiga martir abad kedua ini adalah anggota pasukan khusus kekaisaran. Leontius, yang berpangkat perwira, dibunuh karena mengkristenkan dua orang tentaranya, yaitu Hipatios dan Teodulus. Hipatios dan Teodulus pun dibunuh bersama Leontius di Tripolis.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-06-17 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Selasa, 17 Juni 2025



Bacaan Pertama
2Kor 8:1-9

"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian
kasih karunia yang dianugerahkan
kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan,
sukacita mereka meluap,
dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan.
Aku bersaksi,
bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka,
bahkan melampaui kemampuan mereka.
Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami,
agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan
kepada orang-orang kudus.
Dan mereka memberikan lebih banyak
daripada yang kami harapkan.
Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah,
kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian,
dan menyelesaikan pelayanan kasih itu
sebagaimana ia telah memulainya.
Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini,
sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu:
- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,
dalam kesungguhan untuk membantu,
dan dalam kasihmu terhadap kami.

Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah!
Tetapi
dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu,
aku mau menguji keikhlasan kasihmu,
karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita,
Yesus Kristus:
Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian,
supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 146:2.5-6.7.8-9a,R:2a

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

*Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup,
dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.

*Berbahagialah orang
yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong,
yang harapannya pada Tuhan, Allahnya:
Dia yang menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya;
yang tetap setia untuk selama-lamanya.

*Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas,
dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar.
Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

*Tuhan membuka mata orang buta,
Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar.
Tuhan menjaga orang-orang asing.



Bait Pengantar Injil
Yoh 13:34

Perintah baru diberikan kepadamu, sabda Tuhan.
Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.



Bacaan Injil
Mat 5:43-48

"Kasihilah musuh-musuhmu."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
"Kalian telah mendengar bahwa disabdakan,
'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.'
Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu,
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.'
Karena dengan demikian
kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.
Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat,
dan juga bagi orang yang baik.
Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar
dan juga bagi orang yang tidak benar.

Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian,
apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja,
apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu kalian harus sempurna
sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini renungan dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma untuk Daily Fresh Juice:

*Tak Memusuhi, Meski Dimusuhi*

Mat 5:43-48
Oleh Erna Kusuma
________________________________________

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Hari ini kita kembali diajak merenungkan salah satu ajaran Yesus yang sangat radikal, sekaligus menantang, yakni perintah untuk mengasihi musuh.
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita tentu pernah merasa terluka oleh perkataan atau perbuatan orang lain,
bahkan mungkin oleh mereka yang justru dekat dengan kita.
Wajar jika dalam hati muncul rasa tidak suka, kecewa, bahkan keinginan untuk menjauh.
Tetapi mari kita dengarkan bersama sabda Tuhan hari ini,
dan biarkan firman-Nya menuntun kita pada jalan kasih yang sejati.

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
"Kalian telah mendengar bahwa disabdakan,
'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.'
Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu,
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.'
Karena dengan demikian
kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.
Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat,
dan juga bagi orang yang baik.
Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar
dan juga bagi orang yang tidak benar.

Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian,
apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja,
apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu kalian harus sempurna
sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."

Demikianlah sabda Tuhan.

________________________________________

Renungan:

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Hari ini Yesus meminta kita melakukan sesuatu yang jauh melampaui logika manusia, yang sulit untuk dilaksanakan, yakni:
"Kasihilah musuh-musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu".
Biasanya kita hanya ingin mengasihi mereka yang menyenangkan hati kita,
tetapi Yesus tidak meminta hal yang biasa.
Yesus meminta kita yang luarbiasa, yakni hidup dalam kasih yang tak bersyarat, kasih yang ilahi, yang penuh pengorbanan, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, tetap mengasihi sekali pun tidak dikasihi.
Itulah kasih yang agape.

Ya, kasih yang agape itu merupakan identitas kita sebagai anak-anak Allah.
Yesus berkata: "Dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, sebab Ia menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" [Mat 5:45].
Inilah standar kasih Bapa yang ingin kita teladani.
Kasih yang tidak memilih-milih.
Sebagai anak-anak-Nya,
kita pun dipanggil untuk mencintai bukan hanya orang yang mudah untuk kita cintai,
tetapi juga mereka yang pernah melukai atau menyakiti kita.
Yesus menegur kita dengan kata-kata yang tajam:
"Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai pun berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudaramu saja,
apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?" [Mat 5:46-47].

Kasih bukan sekadar sopan santun, atau sekedar basa-basi, atau keramahan sosial. Kasih itu keluar dari hati yang merdeka,
yang memilih mengasihi bukan karena orang itu pantas kita kasihi,
tetapi karena kita ingin menjadi seperti Bapa kita.

Kasih Allah itu mengampuni dengan tulus hati.
Kita tidak cukup dengan berpura-pura memaafkan: "Saya sudah memaafkan,"
tetapi di dalam hati kita masih menyimpan luka dan enggan untuk berdamai,
dan bahkan enggan untuk melihat wajah orang itu.

Tuhan tahu isi hati kita. Maka Yesus berkata:
"Apabila kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu" [Mat 6:15].
Sungguh keras, tapi itulah jalan yang akan membebaskan kita.
Mengampuni bukan berarti membenarkan perbuatan orang lain,
tetapi melepaskan beban dari hati kita sendiri.
Kadang kita tidak sadar telah memusuhi seseorang
hanya karena menyimpan kecewa atau karena ketidak-senangan,
padahal Tuhan melarang kita untuk memusuhi siapa pun.
Biarlah orang lain memusuhi kita,
tetapi kita tidak boleh membalas dengan cara yang sama.
Ini bukan soal apakah mereka layak dikasihi atau tidak,
melainkan soal ketaatan kita kepada kehendak Allah.

Biarlah orang lain memusuhi kita, tetapi Tuhan melarang kita untuk memusuhi.
Dan larangan ini bukan tanpa alasan. Tuhan tahu, kebencian adalah jerat yang membelenggu hati.
Sementara kasih—meski kadang tak dianggap dan tak dibalas—selalu membebaskan. Maka kasih adalah pilihan sadar, bukan reaksi spontan.
Kasih adalah ketaatan kepada kehendak Allah.
Dan kasih itu bersifat universal.
Lihatlah bagaimana Allah Bapa memperlakukan semua orang dengan adil.
Matahari tetap bersinar bagi yang jahat dan baik,
hujan turun bagi yang benar maupun tidak benar.
Semua orang, siapa pun dia, diberi oksigen untuk bernafas dan hidup.

Kita ini manusia lemah, yang mudah jatuh ke dalam dosa.
Ketika seseorang jatuh ke dalam kesalahan yang memalukan atau menyakitkan hati, bisa jadi kita akan menjauhi, mencibir, bahkan menghakiminya.
Kasih Allah tidak menuntun kita untuk menghukum,
melainkan menolong dan memulihkan.
Dalam [Gal 6:1] Paulus berkata,
"Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut."
Allah ingin menyelamatkan orang berdosa, maka kita pun harus menjadi rekan kerja Allah, mengambil bagian dalam karya penyelamatan, bukan menjadi alat penghakiman.

Para Pendengar Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Mungkin saat ini kita menyimpan perasaan sakit hati terhadap seseorang yang pernah menyakiti kita, mungkin kita belum sanggup bersalaman, atau belum bisa berbicara dengan mereka.
Tapi mari kita mulai dulu dengan berdoa. Doakanlah mereka.
Karena setiap kali kita berdoa bagi orang yang memusuhi kita,
hati kita sedang dibentuk oleh Allah untuk semakin menyerupai hati-Nya.
Mari kita memilih untuk tetap mengasihi,  untuk tetap mengampuni, agar dunia dapat mengenal kasih Allah melalui hidup kita, melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita.
Amin.
________________________________________

Mari kita berdoa:
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau telah lebih dahulu mengasihi kami bahkan ketika kami masih berdosa. Hari ini kami mendengarkan sabda-Mu yang mengajak kami untuk tidak memusuhi, tetapi tetap mengasihi dan mengampuni. Ini tidak mudah bagi kami. Tetapi kami percaya, bersama Engkau, kami sanggup belajar untuk tidak membalas luka dengan luka, tetapi menjawabnya dengan kasih. Berilah kami kekuatan untuk memaafkan dengan tulus, dan jadikan hati kami seperti hati-Mu—penuh belas kasih bagi siapa pun yang kami jumpai. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa lagi bulan depan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gregorius Barbarigo, Uskup dan Pengaku Iman
Gregorius Barbarigo lahir pada tahun 1625 dari sebuah keluarga bangsawan di Venesia, Italia. Banyak kaum kerabatnya berjasa bagi Gereja dan tanah airnya. Semasa kecilnya, keluarganya mengungsi ke tempat lain untuk menghindari bahaya wabah pes yang berkecamuk pada waktu itu. Ibunya meninggal dunia ketika ia berusia tujuh tahun. Sepeninggal ibunya di pengungsian itu, Gregorius bersama ayah dan saudara-saudaranya kembali lagi ke Venesia. Di Venesia, ia memulai pendidikan dasarnya.
Tatkala berusia 18 tahun (1648), Gregorius melanjutkan studinya ke Jerman atas biaya pemerintah Venesia. la berada di sana selama 5 tahun. Setelah menyelesaikan studinya, ia kembali ke Venesia dan mulai meniti kariernya. Selama berada di Jerman, Gregorius bertemu dan berkenalan dengan Kardinal Fabius Chigius, yang kemudian menjadi Paus Aleksander VII (1655-1667). Kardinal ini mengenal baik Gregorius sebagai anak asuhannya. Atas pengaruh kardinal, Gregorius kemudian melanjutkan studi lagi hingga ditahbiskan menjadi imam pada umur 30 tahun.
Sebagai imam baru, ia ditempatkan di Roma. Ia melayani Sakramen-sakramen, mengajar agama untuk anak-anak, mengunjungi orang­orang sakit serta menolong dan menghibur orang-orang yang berkesusahan. Kecintaannya kepada umatnya sungguh luar biasa. Hal ini nyata-nyata ditunjukkan tatkala penyakit sampar menimpa banyak orang. Ia menolong dan merawat orang-orang sakit itu tanpa mempedulikan kesehatan dan hidupnya sendiri.
Pada tahun 1657, dalam usia 32 tahun, ia diangkat menjadi uskup di Bergamo. Mulanya ia segan menerima jabatan mulia ini, sehingga dengan rendah hati meminta Sri Paus untuk membatalkan kembali penunjukan itu. Tetapi atas peneguhan Sri Paus, Gregorius menerima juga jabatan uskup itu. Tak lama kemudian, pada tahun 1660, ia diangkat menjadi kardinal. Empat tahun kemudian, ia diangkat sebagai uskup di Padua hingga ia meninggal dunia.
Sebagai uskup, ia memilih Santo Carolus Borromeus sebagai tokoh pujaannya. Ia mengunjungi semua paroki untuk meneguhkan umat dan imam-imamnya.  Untuk meningkatkan semangat iman dan mutu hidup iman umatnya, terlebih dahulu ia membina imam-imamnya. Ia selalu menegaskan pentingnya menghayati imamat sebaik-baiknya.   Katanya: "Untuk memperoleh umat yang saleh dan dewasa imannya, perlulah pertama-tama membina imam-imam yang saleh dan suci". Untuk itu, ia menaruh perhatian istimewa pada pendidikan di seminari­seminari sebagai taman pendidikan imam.
Karena tenaga rohaniwan sangat kurang, maka ia melibatkan juga kaum awam dan guru-guru Katolik untuk mengajar agama, baik di sekolah-sekolah mau pun di antara umat. Di seminari ia mewajibkan pelajaran bahasa-bahasa Timur, supaya kelak dapat memperoleh imam-imam yang cakap untuk berkarya di Konstantinopel (Istambul).
Sebagai kardinal, beliau biasanya mengikuti Konklaf. Dua kali ia menolak menjadi Paus, meskipun rekan-rekannya mendesaknya untuk menduduki takhta Santo Petrus. Ia meninggal dunia pada tanggal 15 Juni. Pada tanggal 26 Mei 1960, ia digelari "Santo" (Kudus) oleh Sri Paus Yohanes XXIII (1958-1963).



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-06-16 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Senin, 16 Juni 2025



Bacaan Pertama
2Kor 6:1-10

"Dalam segala hal kami menunjukkan
bahwa kami ini pelayan Allah."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kalian,
janganlah sia-siakan kasih karunia
yang telah kalian peroleh dari Allah.
Sebab Allah bersabda,
"Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau,
dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." 
Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu!
Hari inilah hari penyelamatan itu!

Dalam segala hal
kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung,
supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.
Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan,
bahwa kami ini pelayan Allah,
yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran
segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan,
dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati;
dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah;
dengan menggunakan senjata-senjata keadilan
baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan;
ketika dihormati atau dihina;
ketika diumpat atau dipuji;
ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya;
sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal;
sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup;
sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;
sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita;
sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang;
sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4,R:2a

Refren: Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!



Bait Pengantar Injil
Mzm 119:105

Sabd-Mu adalah pelita bagi kakiku,
dan cahaya bagi jalanku.



Bacaan Injil
Mat 5:38-42

"Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
"Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan,
'Mata ganti mata; gigi ganti gigi.'
Tetapi Aku berkata kepadamu,
'Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu,
berilah pipi kirimu.
Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,
serahkanlah juga jubahmu.
Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan
sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya,
dan jangan menolak orang
yang mau meminjam sesuatu dari padamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Melalui Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengecam paham yang selama ini dianut oleh bangsa Yahudi: *"Mata ganti mata, gigi ganti gigi"*. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai *"An eye for an eye, a tooth for a tooth"*, dan dalam bahasa Latin disebut *Lex Talionis*, yang berarti "Hukum Pembalasan".

*Lex Talionis* berbicara tentang pembalasan yang setimpal atas pelanggaran yang dilakukan seseorang. Siapa yang bersalah, harus dihukum setimpal dengan perbuatannya. Nuansa yang dibawa oleh hukum ini adalah keadilan. Tujuannya baik, yakni agar orang takut berbuat jahat dan mencegah pelanggaran hukum.

Saya sendiri sependapat bahwa hukum memang harus ditegakkan dengan adil. Maka saya cukup terkejut ketika Yesus berkata dalam Injil hari ini: *"Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."* Bukankah ini berarti kita dilarang membela diri? Bahkan Yesus melanjutkan: *"Jika seseorang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu."*

Rasanya tidak adil. Kita diminta menaati perintah Injil, tetapi mengapa orang yang melanggarnya tidak boleh kita lawan? Mengapa malah harus diberi lebih?

Kalau orang jahat dibiarkan begitu saja, bukankah kita para pengikut Kristus akan menjadi sasaran empuk? Mereka tidak takut dihukum, malah mungkin senang karena tahu bahwa kita akan "membalas" dengan memberi yang lebih baik. Apakah benar Yesus mengajarkan hal seperti itu? Bukankah Allah adalah hakim yang adil dan akan menghukum kejahatan?

Pertanyaan-pertanyaan ini wajar muncul. Namun kita perlu menyadari bahwa ajaran Yesus bukan berpihak kepada si pelaku kejahatan, melainkan justru ditujukan untuk kebaikan kita—para korban dari kejahatan itu.

Yesus ingin kita tidak terjebak dalam lingkaran kejahatan yang terus berulang. Jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, maka kita sendiri menjadi bagian dari kejahatan itu. Itulah yang dikecam oleh Yesus. *Lex Talionis* bisa saja membawa kita pada rasa puas sesaat, tetapi pada akhirnya menyeret kita jatuh ke dalam dosa.

Yesus mengajak kita mengambil jalan yang berbeda: jalan kasih dan pengampunan. Bukan karena kita lemah, melainkan justru karena kita kuat. Diperlukan keberanian dan kebesaran hati untuk menahan diri dari membalas, dan memilih untuk berbuat baik sebagai balasan dari perbuatan jahat.

Inilah makna terdalam dari ajakan Yesus: *"Jika seseorang ingin menggugat engkau dan mengambil bajumu, berikanlah juga jubahmu."* Dan: *"Jika engkau dipaksa berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil."*

Perbuatan-perbuatan ini bukanlah bentuk kelemahan, melainkan tindakan mulia yang menunjukkan kasih tanpa pamrih dan hati yang besar. Kasih seperti ini bisa meluluhkan amarah, menyembuhkan luka, bahkan menyentuh hati yang paling keras sekalipun.

Sebaliknya, menyimpan dendam dan terus mengingat kesalahan orang lain akan menumbuhkan kebencian. Dan kebencian membuat hati kita jauh dari damai. Bukankah setiap hari kita mendaraskan doa ini: *"Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami"?*

Jadi, wejangan Yesus hari ini bukanlah himbauan untuk menjadi lemah atau pasrah menerima kejahatan. Melainkan ajakan untuk tidak terjebak pada balas dendam. Kita diminta untuk menjadi teladan dalam mengampuni, menjadi terang di tengah dunia yang penuh kegelapan.

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang tidak mengandalkan pembalasan sebagai bentuk keadilan, tetapi menghadirkan kasih yang mampu menyembuhkan.



Peringatan Orang Kudus
Santa Yulita dan Santo Cyriacus, Martir
Yulita dikenal sebagai seorang janda beragama kristen yang kaya raya. Bersama Cyriacus, puteranya dan dua orang pembantunya, Yulita tinggal di Ikonium. Ketika umat Kristen dikejar-kejar oleh kaki tangan Kaisar Diokletianus, Yulita bersama Cyriacus dan kedua orang pembantunya itu melarikan diri ke Seleusia untuk mencari tempat berlindung yang aman dari ancaman.
Tetapi malang bagi mereka karena gubernur yang berkuasa di sana pun adalah seorang kafir yang tidak senang dengan orang-orang Kristen. Mendengar berita bahwa ada pendatang baru yang beragama Kristen, ia segera memerintahkan penangkapan atas Yulita bersama puteranya dan memasukkan mereka ke dalam penjara.
Yulita dikenal sebagai janda bangsawan yang kaya raya. Ketika ia ditanya tentang asal-usul dan kekayaannya, ia tidak memberitahukannya. Ia hanya memberitahukan bahwa ia beragama Kristen. Karena itu ia disiksa dan disesah. Cyriacus puteranya dipisahkan dari padanya. Cyriacus yang manis dan tampan menarik perhatian Gubernur Aleksander. Gubernur memangkunya dan membujuknya dengan berbagai janji muluk-muluk. Tetapi Cyriacus tidak tertarik pada segala janji itu. la malah terus menangisi ibunya yang sedang disiksa dengan hebatnya oleh kaki tangan gubernur. Pada kesempatan itu ia lalu berteriak: "Aku juga seorang Kristen". Sambil mengamuk untuk melepaskan diri dari Aleksander, Cyriacus menampar dan mencakari muka Aleksander. Dengan gusarnya Aleksander membanting Cyriacus dan meremukkan kepalanya.
Melihat ketabahan dan keteguhan hati anaknya, puaslah hati Yulita meskipun ia sendiri mengalami penyiksaan yang hebat. Aleksander semakin bertambah marah.  Ia segera memerintahkan para serdadu untuk memenggal kepala Yulita dan Cyriacus. Jenazah mereka dikuburkan di luar kota.

Santa Lutgardis, Perawan
Lutgardis lahir di Tongeren, Belgia pada tahun 1182. Ketika memasuki usia muda, orang-tuanya mau mengawinkan dia dengan seorang pemuda, ksatria. Namun karena alasan tertentu rencana perkawinan itu tidak jadi terlaksana.
Setelah peristiwa itu, orang-tuanya memasukkan dia ke asrama Suster-suster Benediktin, dengan maksud agar Lutgardis tertarik dengan kehidupan biara dan menjadi suster di kemudian hari. Tetapi Lutgardis yang cantik itu lebih suka bergaul dengan pemuda-pemuda. Pada suatu hari ia berbincang-bincang dengan seorang pemuda asing yang tidak dikenalnya. Ternyata pemuda itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Setelah beberapa lama Tuhan membuka matanya dan segera ia mengenal siapa sebenarnya pemuda itu. Yesus berkata kepadanya: "Janganlah lagi kau cari bujukan-bujukan cinta yang sia-sia. Lihatlah apa yang harus kau cintai! ". Lalu Yesus menunjukkan luka-lukaNya pada Lutgardis dan segera menghilang.
Sejak saat itu Lutgardis dipenuhi rahmat Tuhan. la mulai membaharui cara hidup dan tingkah lakunya dengan banyak berdoa dan bertapa sesuai permintaan Yesus. Oleh karena ia menginginkan peraturan­peraturan yang keras, dan bermaksud menyembunyikan karunia luar biasa yang diberikan kepadanya, ia pindah ke biara Ordo Cistersian pada tahun 1206. Ia memohon dengan sangat kepada Tuhan agar dilupakan saja oleh sanak familinya dan kenalan-kenalannya.
Di biara itu, bahasa pergaulan yang dipakai adalah bahasa Prancis, yang tidak dimengerti Lutgardis. Karena itu ia tidak bisa bergaul sebagaimana biasanya dengan kawan-kawannya.  la lalu memusatkan perhatiannya pada samadi dan meditasi serta doa untuk orang-orang berdosa dan para penganut ajaran sesat Albigensia.
Tuhan menganugerahkan banyak karunia istimewa kepadanya. Di antaranya kemampuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit secara ajaib. Tetapi kemudian ia sendiri meminta kepada Tuhan agar memberikan kepadanya kemampuan lain yang tidak berbahaya. Atas pertanyaan Yesus: "Apakah yang kau kehendaki dari padaKu?", ia menjawab: "Berikanlah padaku HatiMu, ya Tuhan! ". Lalu Tuhan pun memberikan kepadanya kelembutan HatiNya yang Mahakudus penuh cinta kasih sehingga ia pun menjadi seorang suster yang saleh dan suci.
Empat puluh tahun lamanya Lutgardis hidup tersembunyi dalam biara. la hampir tidak bisa bicara dengan teman-temannya. Yesuslah satu-satunya pendampingnya. Tujuh tahun terakhir hidupnya, ia hidup dalam kesepian yang mendalam karena matanya telah menjadi buta. Akhirnya pada hari Minggu 16 Juni 1246, sebagaimana telah dikatakannya sendiri lima tahun sebelumnya, ia meninggal dunia.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-06-15 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
HR Tritunggal Mahakudus

Minggu, 15 Juni 2025



Bacaan Pertama
Ams 8:22-31

"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada."

Pembacaan dari Kitab Amsal:

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya,
sebagai perbuatan-Nya yang pertama.
Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk,
pada mula pertama, sebelum bumi ada.
Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir,
yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada,
dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir;
sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya,
atau debu dataran yang pertama.
Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana,
ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
ketika Ia menetapkan awan-awan di atas,
dan mata air samudera raya meluap dengan deras,
aku ada di sana;
ketika Ia menentukan batas kepada laut,
supaya air jangan melanggar titah-Nya,
dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan.
Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya,
dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
aku bermain-main di atas muka bumi-Nya,
dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 8:4-5.6-7.8-9,R:2a

Refren: Ya Tuhan, Allah kami,
betapa megah nama-Mu di seluruh bumi.

*Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,
bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang:
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?

*Kau ciptakan manusia hampir setara dengan Allah,
Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak.
Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu,
segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.

*Domba, sapi, dan ternak semuanya,
hewan di padang dan margasatwa;
burung di udara dan ikan di laut,
dan semua yang melintasi arus lautan.



Bacaan Kedua
Rom 5:1-5

"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus,
dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara terkasih,
kita, yang dibenarkan karena iman,
kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh Dia kita beroleh jalan masuk
karena iman akan kasih karunia Allah.
Di dalam kasih karunia ini kita berdiri,
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Bukan hanya itu saja!
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita,
karena kita tahu,
bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
ketekunan menimbulkan tahan uji,
dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan,
karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Why 1:8

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
Allah yang kini ada, yang dulu ada, dan yang akan tetap ada.



Bacaan Injil
Yoh 16:12-15

"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku.
Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya,
itulah yang akan dikatakan-Nya,
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku;
sebab itu Aku berkata:
Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang Dia terima dari pada-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan




Renungan Injil
Di hari Minggu ini kita akan mendengarkan dan merenungkan Injil Tuhan mengenai *kebenaran* — bukan kebenaran menurut logika duniawi, tetapi kebenaran yang *tulen* dan *berasal dari Surga*. Kebenaran inilah yang tidak pernah meleset, karena bersumber dari Allah sendiri.

Hari ini kita merayakan *Hari Raya Tritunggal Mahakudus*, atau *Hari Minggu Trinitas*, yang jatuh satu minggu setelah Pentakosta. Hari Raya ini mengajak kita masuk dalam permenungan mendalam mengenai misteri terbesar iman Kristen: Allah yang Esa, tetapi hadir dalam tiga Pribadi: Bapa, Putera, dan Roh Kudus.

Sayangnya, misteri Tritunggal ini sering dipertanyakan dan bahkan dipelesetkan oleh orang-orang yang berusaha memahami Surga dengan kacamata dunia. Misalnya, ada yang bertanya, "Kalau ada Bapa dan Anak, di mana Ibunya?" atau menyamakan Tritunggal dengan "tiga nahkoda dalam satu kapal." Ini bukan sekadar keliru, tetapi juga menunjukkan keengganan untuk merendahkan hati di hadapan misteri ilahi.

*Janganlah kita mencampuradukkan Surga dan dunia.* Fakta-fakta duniawi memang nyata di bumi ini, tetapi belum tentu berlaku di Surga. Di dunia, kita melihat satu matahari yang terbit dan tenggelam setiap hari. Tetapi di Surga? Bisa saja tidak ada malam, tidak ada matahari, karena terang kemuliaan Allah bersinar abadi. Maka janganlah kita *sok tahu*, mencoba menafsirkan misteri Allah hanya dengan logika manusia.

Begitu pula dengan Tritunggal Mahakudus. Kita hanya tahu sebatas yang diwahyukan oleh Yesus, dan itulah yang kita imani. Dalam Injil hari ini, Yesus berkata: *"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya."* Ini bukan karena Yesus tidak mau berbicara, melainkan karena keterbatasan kita dalam memahami hal-hal surgawi.

Tapi Yesus menjanjikan *Roh Kebenaran* — yaitu Roh Kudus — yang akan memimpin kita kepada seluruh kebenaran. Roh ini tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi akan menyampaikan apa yang didengar-Nya dari Allah Bapa dan Allah Putera. Inilah kesatuan sejati Tritunggal: *satu dalam kebenaran, satu dalam kehendak, satu dalam kasih.*

Roh Kudus tidak membawa pesan lain dari Allah, melainkan menyampaikan sepenuhnya apa yang dari Allah. Yesus pun demikian: tidak berkata dan bertindak di luar kehendak Bapa. Maka kebenaran yang mereka bawa adalah kebenaran yang sama: *kebenaran Allah sendiri*. Kita dipanggil untuk mendengarkan, mengikuti, dan hidup menurut kebenaran ini.

Dalam Bacaan Kedua [Rom 5:1-5], Rasul Paulus menegaskan bahwa karena dibenarkan oleh iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Yesus Kristus. Dan kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Inilah kebenaran ilahi yang hidup dalam diri kita: kasih, damai, dan pengharapan.

Sementara itu, Bacaan Pertama [Ams 8:22-31] menggambarkan kebijaksanaan yang hadir bersama Allah sejak awal mula penciptaan. Kebijaksanaan itu bersukacita dalam ciptaan Allah dan tinggal di tengah-tengah manusia. Ini menggemakan kehadiran Kristus — Sabda dan Hikmat Allah yang kekal.

Tritunggal Mahakudus bukanlah konsep untuk diperdebatkan, melainkan misteri untuk *diimani* dan *dihayati*. Kita dipanggil untuk hidup seperti Allah Tritunggal itu: dalam *kasih*, *kesatuan*, dan *kebenaran*. Maka, marilah kita hidup di dunia ini dengan cara-cara surgawi — membiarkan Roh Kudus menuntun kita dalam setiap langkah, agar kita pun memuliakan Bapa melalui Putera, dalam terang Roh Kudus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Vitus, Modestus dan Santa Kresensia, Martir
Vitus, Modestus dan Kresensia hidup pada abad ketiga pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Riwayat hidup mereka ditemukan dalam buku Hieronomianum, karangan Santo Hieronimus, yang mengisahkan riwayat para martir. Diceritakan bahwa Vitus, Modestus dan Kresensia adalah martir-martir dari propinsi Lucania, Italia Selatan. Kemungkinan mereka lahir di Sisilia. Relikui mereka yang masih ada sampai sekarang pernah diserahkan kepada Santo Denis di Paris pada tahun 775. Dari sana relikui itu dibawa ke Corvey atau New Corbie di Saxony pada tahun 836. Di Jerman ada kebaktian khusus untuk menghormati mereka sebagai martir. Mereka dihormati sebagai pelindung para penderita saraf epilepsi dan penderita gigitan binatang liar, serta pelindung para penari dan aktor.
Vitus adalah putera tunggal Hylas, seorang senator dari Sisilia. Ia menjadi penganut agama Kristen sejak kecilnya. Permandiannya sebagai orang Kristen dilakukan tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia sudah menjadi orang suci dalam usianya yang muda itu. Dengan doa-doanya ia membuat banyak mujizat dan mempertobatkan banyak orang kafir dan orang berdosa.
Karena cara hidupnya dan segala yang terjadi melalui doa-doanya dianggap menambah keharuman nama orang-orang Kristen, maka Valerianus membujuk Hylas supaya memaksa anaknya untuk melepaskan imannya akan Kristus. Namun segala bentuk bujukan sang ayah tidak berhasil mematahkan keteguhan iman Vitus. Valerianus yang berkuasa terpaksa menempuh tindakan berani tanpa memperhatikan lagi kedudukan Hylas sebagai senator. Pertama-tama Valerianus menempuh cara halus dengan membujuk Vitus. Ia memberikan janji-janji muluk kepada Vitus. Tetapi pendirian Vitus tidak tergoncangkan. Melihat sikap keras Vitus ini, Valerianus meningkatkan tindakannya dengan mengancam dan menakut-nakuti Vitus. Ancaman-ancaman ini pun tidak mempan. Akhirnya Vitus ditangkap dan disiksa dengan keji. Namun semua penyiksaan atas dirinya tidak mampu menggoyahkan pendirian dan keteguhan imannya.
Oleh campur tangan Allah, Vitus berhasil meloloskan diri dari Sisilia bersama dua orang pengasuhnya: Modestus dan Kresensia. Seorang malaekat menuntun perahu yang mereka tumpangi menuju Lucania. Di Lucania mereka mewartakan Injil kepada penduduk setempat. Kemudian mereka pergi ke Roma. Di sana Vitus menyembuhkan putera Kaisar Diokletianus. Meski demikian, Diokletianus memaksanya untuk menyembah berhala. Pemaksaan ini ditolak Vitus dengan tegas.
Oleh karena itu, bersama Modestus dan Kresensia, Vitus disiksa dengan berbagai cara. Mereka dimasukkan ke dalam bak air yang mendidih dan kemudian dilemparkan ke sarang singa. Tetapi Tuhan tetap melindungi hamba-hambaNya. Singa-singa ganas itu tidak berbuat apa­apa terhadap mereka, bahkan sebaliknya menjilat kaki-kaki mereka. Melihat semua kejadian ajaib itu, mereka segera diikat dan ditarik oleh kuda sepanjang jalan-jalan kota, hingga tubuh mereka terkoyak-koyak. Ketika itu terjadilah angin taufan yang menghancurkan kuil berhala serta menewaskan banyak orang di kota itu. Mereka kemudian diselamatkan oleh seorang malaekat Tuhan ke Lucania. Akhirnya mereka dibunuh pada tahun 303.

Santa Germana Cousin, Perawan Kudus
Germana Cousin lahir pada tahun 1579. Ayahnya seorang petani di desa Pibrak, Prancis. Ibunya meninggal dunia sewaktu ia masih bayi. Kemungkinan karena ditinggal mati ibunya sejak kecil, Germana selanjutnya bertumbuh besar sebagai seorang yang tidak sehat badannya. Badannya lemah karena sakit paru-paru yang menimpanya, dan tangan kanannya yang lumpuh. Penderitaan ini semakin hebat tatkala ayahnya menikah lagi. Ia sungguh dianaktirikan oleh isteri kedua ayahnya. Ia diperlakukan bukan sebagai anak, tidak diperbolehkan bergaul dengan adik-adiknya, tempat tidurnya di kandang domba atau di sudut bawah tangga rumah, dibiarkan kedinginan dan kelaparan. Padahal sehari-harinya ia dengan tekun menjaga domba-domba ayahnya.
Meski hebat penderitaan yang ditanggungnya, hatinya yang hampa kasih sayang duniawi manusia diisi Tuhan dengan cintakasih dan penghiburan ilahi. Germana yang sehari-harinya bertugas menjaga domba-domba di padang rumput, rajin merayakan Misa Kudus dan rajin berdoa setiap hari. Apabila tak ada orang yang menggantikannya menjaga domba-dombanya, ia meninggalkan saja domba-domba itu di padang rumput agar bisa menghadiri perayaan Misa Kudus untuk menyambut Tubuh Tuhan. la yakin bahwa Tuhan akan memelihara dia dari segala yang jahat. Selain rajin berdoa dan mengikuti perayaan Misa Kudus, ia juga rajin mengumpulkan anak-anak sekolah dan bercerita kepada mereka tentang Yesus dan Bunda Maria.
Germana meninggal dunia pada tahun 1601 tatkala berusia 22 tahun. Peristiwa kematiannya tak diketahui siapapun termasuk anggota keluarganya. Pagi-pagi sekali ia ditemukan di atas tempat tidurnya di bawah tangga rumah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Kematiannya merupakan saat Allah menyatakan kesucian dirinya. Pada malam kematiannya, dua orang imam yang ada di daerah itu melihat pawai besar gadis-gadis menuju rumah Germana. Gadis-gadis ini kembali bersama-sama dengan seorang temannya yang bermahkotakan bunga-bunga. Keesokan harinya, kabar kematian Germana sampai kepada imam-imam itu. Peristiwa ajaib ini adalah peristiwa pertama yang ditunjukkan Allah untuk menandakan kesucian Germana kepada orang di sekitarnya.
Selama 43 tahun tak ada lagi peristiwa luar biasa yang terjadi di atas kubur Germana. Ketika seorang anggota keluarganya meninggal dunia, kuburan keluarga itu dibuka lagi. Betapa heran orang-orang yang datang ke kubur Germana. Mereka mendapati jasad Germana masih terbaring dalam keadaan utuh dan segar. Sejak itu banyak terjadi mujizat di kubur Germana. Pada tahun 1867 Germana dinyatakan kudus oleh karena kesabarannya menanggung penderitaan sebagai anak tiri.

Beata Paola Gambara Costa, Pengaku Iman
Paola lahir di Brescia, Italia pada tahun 1473 dari sebuah keluarga kaya-raya. Semenjak kecil ia sudah tertarik pada hal-hal kerohanian yang menjadi kewajiban imannya. Pada usia 12 tahun, ia menikah dengan Ludoviko Cantonio Costa, seorang pemuda bangsawan. Ia amat rajin berdoa, merayakan Ekaristi serta penuh cinta pada suaminya. Tuhan menganugerahkan kepadanya kecukupan dalam kebutuhan. kebutuhan hidup sehari-hari sebagaimana dialami oleh Nabi Eliza, dan semangat kedermawanan seperti Santa Elisabeth Hunggaria. la menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan banyak melakukan tanda­tanda heran. Paola wafat pada tanggal 31 Januari 1515 pada usia 42 tahun.

Santo Vladimir, Pengaku Iman
Raja Santo Vladimir I adalah Pangeran Kristen pertama dari negara Kiev, Rusia Selatan (Slavia Timur). Ia memerintah dari tahun 980 sampai 1015. Cucu Santa Olga (+ 969) ini dihormati sebagai santo pelindung Rusia. Ia lahir di Kiev kira-kira pada tahun 956. Semenjak kecilnya, ia dididik dan dibesarkan dalam lingkungan dan adat-istiadat kafir. Olga neneknya terus menerus mempengaruhi dia agar menjadi Kristen.
Sepeninggal ayahnya, Pangeran Sviatoslav dari Kiev (964-972), Vladiniir terlibat dalam pertikaian hebat dengan kedua adiknya laki-laki untuk memperebutkan hak kepemimpinan atas negara Kiev. Pada tahun 980 ia mengambil alih ibukota Kiev, dan memaksakan kekuasaannya pada kedua saudaranya. Pada waktu itu, ia tampil sebagai seorang penentang keras misionaris-misionaris Kristen pertama yang menyelusup masuk ke dalam wilayah Kiev dari Bulgaria, sebuah negeri Kristen Slavia lainnya. Namun perlakuannya yang kejam terhadap para misionaris itu berakhir tatkala pada tahun 988 ia menikah dengan Anna yang beragama Kristen. Anna adalah puteri Raja Basilius II dari Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium. Atas tuntutan Anna, Vladimir bersedia dipermandikan menjadi Kristen.
Semenjak itu, ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengkristenkan seluruh rakyatnya dan mendirikan gereja-gereja, antara lain Katedral Tiches di Kiev. Untuk maksud luhur itu, ia mendatangkan banyak rahib dari Yunani. Di atas semuanya itu ia berusaha mempertemukan kebiasaan-kebiasaan dan hukum-hukum negara Kiev dengan ajaran moral Kristen. Selama masa kekuasaannya, ia sungguh-sungguh berjuang memperluas wilayah kekuasaan bangsa Kiev, Rusia. la menciptakan kesatuan politik di seluruh negeri dengan mengangkat 12 puteranya menjadi gubernur di berbagai wilayah kerajaan.
Vladimir meninggal dunia pada tanggal 15 Juli 1015 di Berestovoe, Rusia. Dua orang puteranya, yaitu Boris (atau Romanus) dan Gleb (atau David) dibunuh sebagai martir pada waktu terjadi pemberontakan dari orang-orang kafir.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-06-14 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa X

Sabtu, 14 Juni 2025



Bacaan Pertama
2Kor 5:14-21

"Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa bagi kita."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, kasih Kristus menguasai kami.
Sebab kami mengerti bahwa
jika satu orang sudah mati untuk semua orang,
maka semua orang telah mati.
Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
agar mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk Dia
yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka.

Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun
seturut ukuran manusia.
Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
Jadi barangsiapa ada dalam Kristus,
ia adalah ciptaan baru.
Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang.

Semuanya itu datang dari Allah,
yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya
dengan perantaraan Kristus,
dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka.
Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Jadi kami ini utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kalian dengan perantaraan kami.
Maka dalam nama Kristus kami meminta kepada kalian:
berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Kristus yang tidak mengenal dosa,
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Demikialah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12,R:8a

Refren: Tuhan itu pengasih dan penyayang.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,
yang menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak terus menerus Ia murka,
dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

*Setinggi langit dari bumi,
demikian besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takut akan Dia!



Bait Pengantar Injil
MZM 119:36a.29b

Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu,
dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.



Bacaan Injil
Mat 5:33-37

"Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
"Kalian telah mendengar
apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita,
'Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.'
Tetapi Aku berkata kepadamu,
'Jangan sekali-kali bersumpah,
baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya,
ataupun demi Yerusalem,
karena Yerusalem adalah kota Raja Agung.
Jangan pula bersumpah demi kepalamu,
karena engkau tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya,
jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak.
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merenungkan salah satu ajaran penting Yesus dalam *Khotbah di Bukit*, yakni tentang larangan bersumpah. Ajaran ini tampaknya sederhana, namun sesungguhnya menyentuh inti dari karakter seorang murid Kristus: *kejujuran dan integritas hati*.

Bersumpah artinya menyatakan sesuatu sebagai kebenaran dengan mengundang Tuhan atau hal-hal sakral sebagai saksi, dan siap menanggung akibat jika apa yang dikatakan ternyata tidak benar. Dalam praktiknya, sebagian orang meyakini bahwa Yesus hanya melarang sumpah yang sembrono, sementara sebagian lain meyakini bahwa Yesus melarang segala bentuk sumpah. Mari kita cermati dengan jernih.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan seperti: "Demi Tuhan, aku tidak…", "Ya Allah, saya benar…" atau "Biar disambar petir kalau saya bohong…" Meskipun tampak ringan dan spontan, Yesus menegaskan bahwa semua bentuk sumpah seperti ini sebaiknya dihindari. Mengapa? Karena itu berarti kita melibatkan Tuhan atau hal sakral demi meyakinkan orang lain, padahal kebenaran seharusnya cukup ditegaskan lewat kesaksian hidup kita sehari-hari.

Yesus berkata: "Jika iya, katakanlah: iya, dan jika tidak, katakanlah: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat" [Mat 5:37]. Artinya, orang yang hidup dalam kebenaran tidak perlu bersumpah, sebab perkataannya memang dapat dipercaya. Kejujuran dan ketulusan adalah landasan dari relasi kita dengan sesama, dan itulah yang dituntut oleh Tuhan.

Namun, bagaimana dengan sumpah jabatan atau sumpah di pengadilan? Apakah itu bertentangan dengan ajaran Yesus? Tidak. Sumpah yang dimaksud oleh Yesus adalah sumpah yang muncul dari inisiatif pribadi untuk meyakinkan atau membela diri, bukan sumpah yang menjadi bagian dari kewajiban hukum atau kenegaraan. Dalam konteks formal seperti sumpah jabatan, itu lebih bersifat sebagai pernyataan tekad dan komitmen untuk menjalankan tugas dengan setia dan bertanggung jawab.

Bacaan Pertama hari ini [2Kor 5:14-21] memberikan landasan yang sangat kuat bagi kita untuk hidup dalam kebenaran. Rasul Paulus mengingatkan bahwa kita ini telah menjadi ciptaan baru karena kasih Kristus yang menguasai kita. Maka, cara hidup kita pun harus mencerminkan identitas baru itu: tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup untuk Dia yang telah mati dan bangkit bagi kita.

Hidup sebagai ciptaan baru artinya hidup dengan kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Itulah bentuk kesaksian yang paling nyata di tengah dunia yang dipenuhi tipu muslihat dan kepalsuan. Sebagai murid Kristus, mari kita menjadi pribadi yang kata-katanya bisa dipercaya, yang jujur tanpa perlu bersumpah, dan yang hidup dalam terang kasih dan kebenaran Tuhan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Metodius, Uskup
Metodius terkenal sebagai pejuang dan pembela yang gigih mempertahankan kebaktian terhadap gambar-gambar kudus dalam Gereja Katolik Timur. Karena perjuangannya yang suci ini, ia ditangkap dan didera lalu dikunci dalam sebuah kubur. Namun kemudian setelah ia dibebaskan ia dipilih menjadi Uskup Konstantinopel. Metodius mengadakan 'Pesta Iman Benar' yang sampai kini dirayakan pada hari minggu pertama dalam masa Puasa. Ia meninggal dunia pada tahun 847.




https://liturgia-verbi.blogspot.com/