Liturgia Verbi 2025-05-01 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa Pekan Paskah II

Kamis, 1 Mei 2025

PF S. Yusuf, Pekerja

Ujud Gereja Universal: Makna kerja.
Semoga dengan bekerja, setiap orang dapat menemukan kepenuhan makna hidup, keluarga-keluarga terpenuhi kebutuhannya, dan masyarakat semakin sejahtera.

Ujud Gereja Indonesia: Buah nyata perayaan liturgi.
Seperti ranting anggur yang menempel pada pokoknya dan berbuah, semoga kita yang telah bersatu dengan Kristus dalam Ekaristi, dapat membagikan buah nyata melalui pelayanan bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.



Bacaan Pertama
Kis 5:27-33

"Kami adalah saksi dari segala sesuatu dan Roh Kudus."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Pagi itu
kepala pengawal bait Allah serta orang-orangnya
menangkap para rasul yang sedang mengajar orang banyak
dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama Yahudi.
Imam Besar lalu mulai menegur mereka,
"Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama Yesus.
Namun ternyata
kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu,
dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab,
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus,
yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri
dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat,
supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus,
yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."

Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka,
dan mereka berusaha membunuh rasul-rasul itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2.9.17-18.19-20,R:7a

Refren: Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;
dan segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

*Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Kemalangan orang benar banyak,
tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.



Bait Pengantar Injil
Yoh 20:29

Karena telah melihat Aku, engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.



Bacaan Injil
Yoh 3:31-36

"Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus
di hadapan murid-muridnya,
"Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya;
siapa yang berasal dari bumi,
termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.
Siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya.
Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya
dan yang didengar-Nya,
tetapi tak seorang pun menerima kesaksian-Nya itu.
Siapa yang menerima kesaksian-Nya,
ia mengaku bahwa Allah adalah benar.

Sebab siapa yang diutus Allah,
Dialah yang menyampaikan firman Allah,
karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Bapa mengasihi Anak
dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Barangsiapa percaya kepada Anak,
ia beroleh hidup yang kekal,
tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak,
ia tidak akan melihat hidup,
melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yohanes Pembaptis bekerja secara total, orientasinya hanya kepada Kristus, urusan lain tak ada arti baginya. Ia tidak memikirkan untuk beristri, bahkan teman pun tak punya kecuali para muridnya. Suaranya lantang dan blak-blakan. Ia tak segan-segan berseru, *"Hai kamu keturunan ular beludak!"* Bahkan kepada seorang raja pun, tak ada takutnya ia menegur: *"Tidak halal engkau mengambil Herodias, istri dari saudaramu sendiri."*

Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang sederhana. Jubahnya dari bulu unta, bukan kain mahal; makanannya pun hanya belalang dan madu hutan. Namun, yang membuatnya begitu mulia bukan gaya hidup asketiknya semata, melainkan kerendahan hatinya yang luar biasa. Ia tidak mengejar nama besar atau popularitas pribadi. Sebaliknya, ia dengan rela menjadi jalan bagi Sang Mesias: *"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."* Dengan tegas ia menyatakan, *"Aku bukan Mesias. Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."*

Pada Bacaan Injil hari ini [Yoh 3:31-36], Yohanes menegaskan relasi antara Allah Bapa dan Anak-Nya. Allah mengaruniakan Roh Kudus kepada Yesus tanpa batas, dan menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya. Ini bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan penegasan bahwa seluruh rencana keselamatan manusia dipercayakan kepada-Nya.

Rencana itu tidak dibuat terburu-buru. Allah sudah mempersiapkannya dengan sangat matang selama berabad-abad, dan pada saat yang ditentukan, Ia *"membiarkan"* Putra-Nya mengalami penderitaan hebat di kayu salib. Sebagai seorang ayah, saya tidak bisa membayangkan jika anak saya berseru-seru meminta pertolongan seperti Yesus: *"Eli, Eli, lama sabakhtani?"* (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?). Anak saya tergores pisau dapur saja saya sudah kalang kabut. Maka dari itu, sungguh tak terbayangkan betapa besar kasih Allah bagi kita—hingga rela membiarkan Putra-Nya mengalami semua itu, demi keselamatan kita.

Bacaan dari [Kis 5:27-33] menampilkan keberanian para rasul yang tetap memberitakan Yesus meski telah dilarang oleh Mahkamah Agama. Mereka berkata, *"Kami harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia."* Sikap ini memperlihatkan betapa mereka sungguh mengerti harga dari keselamatan yang telah mereka terima. Mereka tidak bisa tinggal diam.

Keselamatan bukan sekadar gagasan rohani. Itu adalah tawaran nyata dari Allah, dengan harga yang tak ternilai. Maka jangan sia-siakan kasih sebesar itu. Jangan hanya mengagumi Yohanes Pembaptis atau menyanjung keberanian para rasul, tetapi hiduplah seperti mereka: sederhana, rendah hati, dan berani menjadi saksi Kristus, apa pun risikonya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yusuf Pekerja, Pelindung para Karyawan
Tradisi melukiskan pribadi Yusuf, suami Maria sebagai seorang tukang kayu di kota Nazareth. Ia seorang bangsawan yang saleh dan sederhana. Darah kebangsawanannya mengalir dari Raja Daud leluhurnya. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai isterinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat di dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.
Dalam pribadi Yusuf, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah Gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Raya Santo Yusuf Pekerja, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Buruh. Yusuf selanjutnya diangkat sebagai pelindung para karyawan/buruh yang bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. (Lihat juga kisah tentang Santo Yusuf pada Pestanya tanggal 19 Maret).


Yeremia, Nabi
Yeremia lahir kira-kira pada tahun 650 seb. Masehi di Anathoth, dekat kota Yerusalem, termasuk wilayah Kerajaan Yehuda. Keluarganya adalah sebuah keluarga imam yang saleh. Panggilannya sebagai Nabi di Israel diterimanya dari Allah pada tahun 627 seb. Masehi, dalam tahun ketigabelas pemerintahan raja Yosias (Yer 1:2). Meskipun panggilan ini terjadi pada usia mudanya, namun Yeremia sebenarnya telah ditentukan Allah sebagai Nabi ketika masih ada di dalam rahim ibunya (Yer 1:5) untuk mewartakan Sabda Allah kepada Israel, umat pilihan Allah. Tatkala Allah memanggilnya, ia menolak karena merasa tidak layak untuk mengemban tugas mulia itu. Tetapi akhirnya ia pun menerima panggilan itu karena Allah berjanji akan selalu menyertai dia dalam tugasnya. Yeremia adalah Nabi Israel terakhir sebelum pembuangan ke Babylonia.
Karya perutusannya sebagai Nabi dimulainya pada usia mudanya (Yer 1:6) sampai pada saat kejatuhan Yerusalem di tangan bangsa Babylonia pada tahun 587 seb. Masehi. Selama 40 tahun karyanya, Yeremia tanpa mengenal lelah memperingatkan para penguasa bangsa dan pemimpim agama serta seluruh umat Israel akan bahaya kejatuhan mereka karena dosa-dosa Yerusalem dan Yehuda.
Sejalan dengan itu, Yeremia terus menerus terlibat di dalam berbagai perselisihan dan pertentangan. Ia dengan gigih melawan Raja Yoakim dan Yoakin (609-597 seb. Masehi) yang memutarbalikkan kebijakan keagamaan dari Raja Yosia. Pada masa pemerintahan Raja Sedekia (597 -587 seb. Masehi), nada pewartaannya mulai berubah. Ia tidak lagi mengeluh tentang tugas perutusannya tetapi mulai lebih sungguh-sungguh membuktikan dirinya pada tugas yang dibebankan Allah padanya. Dengan gigih ia berusaha meyakinkan Yehuda akan penguasaan bangsa Babylonia. Meskipun demikian ia tetap tidak diterima, bahkan dituduh sebagai pengkhianat bangsanya oleh orang-orang yang menginginkan Raja Sedekia bersekutu dengan Mesir dan memberontak (Yer 37:17­21). Karena itu, Yeremia mengalami penderitaan batin dan frustrasi yang hebat.
Walaupun ia menderita, ia tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah. Cintanya akan Allah dan keakraban hubungannya dengan Allah menumbuhkan dalam dirinya suatu sikap iman yang kokoh. Sikap iman ini mendorong dia untuk mendalami lebih jauh teologi tradisional Israel tentang Perjanjian. Imannya itu berdasar pada pengetahuan yang mendalam akan Perjanjian Cinta Allah dengan Israel, Umat PilihanNya, yang memperkenankan Israel mengambil bagian dalam kekudusanNya. Dalam Perjanjian Cinta itu, Allah menuntut dari Israel ketaatan penuh pada kehendakNya sebagaimana diwahyukan di dalam perintah-perintahNya dan dinyatakan melalui Nabi-nabiNya. Menolak mengakui kebaikan dan cinta Allah yang diwahyukan adalah dosa. Dan dosa bagi Israel merupakan perbuatan melawan kesucian perkawinan antara Allah dan bangsa Israel (Yer 2:20, 25). Dosa mengakibatkan pengadilan Allah atas Israel untuk memurnikan mereka. Yeremia menyadari bahwa pengadilan Allah merupakan tahap awal pengampunan dan pembaharuan (Yer :3:1-4:4).  Ia menyadari bahwa Israel, yang dicekik oleh legalisme agama dan nasionalime, membutuhkan suatu pembaharuan batin yang radikal.
Dalam pewartaan tentang malapetaka yang akan terjadi atas Israel, Yeremia menubuatkan suatu 'Sisa Kecil', suatu kelompok kecil umat yang tetap setia pada Allah (Yer 23:3, 4; 30:10, 11; 31:10-14). Sisa Kecil ini adalah benih harapan di masa yang akan datang, kepadanya Allah mencurahkan pengampunan dan belaskasihanNya, dan dengannya Allah akan mengadakan suatu Perjanjian Baru (Yer 31:31-34). Allah akan menciptakan Iagi Israel suatu hubungan spiritual yang baru dan mendalam, dan akan menuliskan hukumNya di dalam hati mereka serta tinggal di dalam hati mereka.
Yeremia dengan tekun membantu perkembangan Sisa Kecil Israel yang saleh dari suku Yehuda ini karena mereka dengan sabar menantikan tibanya Hari Tuhan yang menyelamatkan. Penderitaan Yeremia yang demikian hebat menjadikan dia sebagai tokoh lambang bagi Yesus Kristus. Yeremia, yang hidup penuh penderitaan, namun tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah yang mengutusnya, menjadi lambang gambaran Hamba Yahweh yang menderita sebagaimana diramalkan Yesaya (Yes 35).


Santo Peregrinus Laziosi, Pengaku Iman
Peregrinus Laziosi lahir di kota Forli, Italia pada tahun 1260. Ia menaruh kebencian besar terhadap Gereja Katolik. la pun termasuk salah seorang yang memusuhi Sri Paus di Roma. Dengan sifatnya yang keras dan kasar, ia melancarkan serangan terhadap Gereja Katolik di wilayah Romagna.
Awal kehidupannya sebagai 'manusia baru' dalam iman Kristiani bermula dari tindakannya yang brutal terhadap Pastor Filipus Benizi (1225-1285). Diceritakan bahwa pada suatu kesempatan kotbah dalam rangka misi perdamaian yang dicanangkan Sri Paus, Pastor Filipus ditinju hingga roboh oleh Peregrinus. Tetapi Pastor yang saleh ini tidak memberikan suatu perlawanan balik terhadap Peregrinus. Ia bahkan bangkit dan berdoa untuk Peregrinus serta memaafkan dia.
Sikap Pastor Filipus ini menyentuh hati Peregrinus yang keras membatu itu. "Belum pernah aku menjumpai orang seperti dia ini" kata Peregrinus dalam hatinya. Ia lalu berlutut di hadapan Pastor Filipus dan meminta maaf atas perlakuannya yang kasar itu. Semenjak itu ia bertobat dan bertekad menjalani suatu kehidupan baru dengan doa dan matiraga. Rahmat Tuhan semakin hebat mempengaruhi hidupnya. Pada suatu hari, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan menyuruh dia pergi ke Siena. Di Siena ia diterima oleh Pastor Filipus sebagai salah seorang anggota Ordo Servit Santa Maria.
Di dalam ordo itu Tuhan terus melaksanakan rencanaNya atas diri Peregrinus. Pada suatu hari, Peregrinus jatuh sakit. la diserang penyakit kanker ganas pada kakinya. Dokter yang merawatnya menganjurkan agar kakinya dipotong demi menyelamatkan nyawanya. Sebelum ia tidur malam, ia berdoa kepada Yesus Tersalib hingga tertidur. Dalam mimpinya, ia melihat Yesus mengulurkan tanganNya dari atas salib dan menyentuh kakinya yang sakit itu. Ketika bangun dari tidur didapatinya kakinya sudah sembuh. Peristiwa ajaib ini semakin mengokohkan imannya akan kebenaran ajaran Gereja.
Rahmat kesembuhan ini mengobarkan semangatnya untuk tetap membaktikan dirinya kepada Tuhan dan Gereja dengan menjadi imam. Selama 62 tahun ia berkarya dengan penuh semangat diperkuat oleh doa dan matiraga yang mendalam. la meninggal dunia pada tahun 1345 dan diangkat Gereja sebagai pelindung para penderita sakit bernanah dan kanker.


Bulan Mei adalah Bulan Maria, dengan tema permenungan Maria sebagai Bunda Allah.
Bulan Mei adalah Bulan Liturgi Nasional (BLN), diharapkan liturgi mendapat perhatian khusus: didalami, dirancang, disiapkan, dan dilaksanakan dengan baik.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-04-30 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa Pekan Paskah II

Rabu, 30 April 2025

PF S. Pius V, Paus



Bacaan Pertama
Kis 5:17-26

"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara,
ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya,
yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem
mulai bertindak terhadap jemaat,
sebab mereka sangat iri hati.
Mereka menangkap rasul-rasul,
lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.

Tetapi waktu malam,
seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu
dan membawa mereka ke luar.
Kata malaikat itu,
"Pergilah, berdirilah di Bait Allah,
dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."

Mereka mentaati pesan itu,
dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah,
lalu mulai mengajar di situ.

Sementara itu
Imam Besar dan pengikut-pengikutnya
menyuruh Mahkamah Agama berkumpul,
yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel,
dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
Tetapi ketika para petugas datang ke penjara,
mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ.
Lalu mereka kembali dan memberitahukan,
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya,
dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu.
Tetapi setelah kami membukanya,
tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya."

Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala
mendengar laporan itu,
mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi
dengan rasul-rasul itu.
Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar,
"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara,
ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."
Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah,
lalu mengambil kedua rasul itu,
tetapi tidak dengan kekerasan,
karena mereka takut
kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:7a

Refren: Orang yang tertindas  berseru, dan Tuhan mendengarkan.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.



Bacaan Injil
Yoh 3:16-21

"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata,
"Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
tetapi barangsiapa tidak percaya,
ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Dan inilah hukuman itu:
Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang,
sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Sebab barangsiapa berbuat jahat,
membenci terang dan tidak datang kepada terang itu,
supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
tetapi barangsiapa melakukan yang benar,
ia datang kepada terang,
supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya
dilakukan dalam Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini renungan dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma untuk *The Power of Word*:

"Jagalah Terang Kristus dalam Hati Kita"
Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembukaan*
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Allah Bapa yang penuh kasih,
kami bersyukur atas terang kasih-Mu yang Kau tanamkan dalam hati kami.
Bantulah kami untuk selalu menjaga terang itu,
melindunginya dengan iman yang teguh,
dan membagikannya kepada sesama kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami.
Amin.

*Renungan*
Hari ini, kita diundang untuk merenungkan besarnya kasih Allah yang tiada batasnya.
Dalam Injil [Yoh 3:16-21], Yesus berkata,
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal."

Allah tidak mengutus Putera-Nya untuk menghakimi dunia,
tetapi untuk menyelamatkannya.
Cukup dengan percaya kepada-Nya,
kita sudah diselamatkan dan dianugerahi hidup kekal.
Kasih Allah ini bukan sekadar janji,
melainkan nyata dalam diri Yesus Kristus, Sang Terang yang datang ke dunia.

Dialah terang itu.
Dan terang ini telah diberikan kepada kita semua,
untuk tinggal di dalam hati kita.
Maka, tugas kita adalah
menjaga terang Kristus itu tetap menyala di dalam hati kita.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Sayangnya, dalam hidup ini,
ada banyak hal yang bisa memadamkan terang itu.
Bukan karena gelap lebih kuat,
tetapi karena kita sendiri yang kadang lalai, membiarkan terang itu padam.
Bayangkan saat malam tiba-tiba mati lampu.
Bukan kegelapan yang menyerang,
tetapi karena sumber terang kita padam.
Begitu pula dengan hati kita.
Kalau iman kita padam,
maka terang Kristus pun meredup, dan kegelapan dosa mulai menguasai.
Tapi kabar baiknya:
hanya setitik kecil terang saja sudah cukup untuk menghalau kegelapan.
Asal kita mau menjaga setitik iman,
asal kita mau terus menyalakan api kasih Tuhan di hati kita,
maka terang itu akan tumbuh makin besar.
Iman kitalah bahan bakar untuk menjaga terang itu.
Semakin kita bertekun dalam iman,
semakin teranglah hati kita,
dan semakin kuatlah kita berjalan di dalam terang Kristus.
Karena itu,
marilah kita sungguh-sungguh menjaga terang Kristus dalam hati kita.

Ada satu hal yang perlu kita ingat:
di mana ada terang, pasti ada bayang-bayang.
Bayang-bayang ini menjadi pengingat bahwa kita tidak boleh lengah.
Ada sisi gelap yang selalu mengintai.
Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita tidak menjaga terang itu,
kita bisa terjatuh ke dalam kegelapan lagi.
Itulah sebabnya pertumbuhan iman tidak bisa instan.
Kita perlu sabar, setia, tekun — sedikit demi sedikit.
Seperti pelita kecil yang terus kita jaga
supaya tetap menyala di tengah malam yang gelap.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Jagalah terang itu.
Jagalah hati kita agar tetap tinggal di dalam terang Kristus.
Sekali pun kita diminta untuk tetap memikul salib kita, mengatasi berbagai tantangan hidup, hendaknya terang Kristus tetap menyala di hati kita.
Dalam Bacaan Pertama [Kis 5:17-26], kita mendengar kisah para rasul
yang walaupun dipenjara karena memberitakan nama Yesus,
tidak dibiarkan tinggal dalam kegelapan.
Malaikat Tuhan membebaskan mereka dan berkata,
"Pergilah, berdirilah di Bait Allah, dan beritakanlah seluruh firman hidup ini."
Mereka setia menjaga terang itu.
Mereka tidak menyerah pada ketakutan,
tidak membiarkan kegelapan menguasai hati mereka.
Begitu pula hendaknya dengan kita sendiri.
Walau ada tantangan, walau kadang lelah,
walau dunia kadang terasa berat,
jangan pernah padamkan terang Kristus dalam hati kita.

Maka hari ini, mari kita jawab panggilan Yesus dengan sukacita:
Jagalah terang kasih Allah di hati kita.
Jagalah iman yang telah dianugerahkan kepada kita.
Mari menjadi pembawa terang bagi keluarga kita,
bagi sesama di sekitar kita, dan bagi dunia ini.
Amin.

*Doa Penutup*
Dan marilah kita menutup perjumpaan kita dengan berdoa bersama:

Allah Bapa yang Mahabaik,
terima kasih atas sabda-Mu hari ini.
Kami mohon, kuatkanlah iman kami agar terang Kristus terus hidup dalam hati kami.
Bimbinglah kami menjadi saksi kasih-Mu di tengah dunia yang gelap ini.
Kami berdoa kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus,
Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pius V, Paus
Antonio Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572). Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orang-tuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri harus berusaha bekerja untuk membantu orang­tuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di Pegunungan.
Tetapi berkat bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan­aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.
Ia menjadi maha guru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki takhta kepausan. Akhirnya atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi paus. Seluruh Gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang paus baru yang saleh dan suci.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja, beliau menghadapi banyak masalah. la bertugas mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat kristen atas Angkatan Laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kepausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan Negara Kepausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dicanangkannya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja sejagat.

Santo Marianus dan Yakobus, Martir
Marianus dan Yakobus yang berjabatan masing-masing sebagai lektor dan diakon adalah martir Gereja Purba yang mati pada tahun 259, pada masa pemerintahan kaisar Valerian (253-260). Keduanya ditangkap di Cirta (sekarang: Konstantin, Aljajair). Kemudian bersama banyak orang Kristen lainnya, mereka digiring ke Lambessa, sekitar 80 mil jauhnya dari Cirta. Di sana mereka disiksa lalu dipenggal kepalanya bersama orang-orang Kristen lainnya.


Santo Yosef-Benedik Cottolengo, Pengaku Iman
Yosef-Benedik hidup antara tahun 1786-1842. Ia membangun rumah penginapan untuk para gelandangan, yatim-piatu dan penderita sakit yang terlantar. Yosef mengurus 8000 orang lebih semata-mata dari derma saja, karena ia percaya penuh kepada Penyelenggaraan Ilahi.




https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-04-29 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa Pekan Paskah II

Selasa, 29 April 2025

PW S. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kis 4:32-37

"Mereka sehati dan sejiwa."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa.
Dan tidak seorang pun yang berkata
bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri,
tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
Dan dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus,
dan mereka semua hidup dalam kasih karunia
yang melimpah-limpah.

Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan.
Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah,
menjual kepunyaannya itu,
dan hasil penjualan itu mereka bawa
dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul;
lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang
sesuai dengan keperluannya.
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul
disebut Barnabas,
artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
Ia menjual ladang, miliknya,
lalu membawa uangnya itu
dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
1Yoh 1:5-2:2

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 93:1ab.1c-2.5,R:1a

Refren: Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan!

*Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan,
dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.

*Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak goyah!
takhta-Mu tegak sejak dahulu kala,
dari kekal Engkau ada.

*Peraturan-Mu sangat teguh;
bait-Mu berhias kekudusan,
ya Tuhan sepanjang masa.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 103:1-2.3-4.8-9.13-14.17-18a

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dia yang mengampuni segala kesalahan,
dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak terus-menerus Ia murka,
dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat,
Dia sadar bahwa kita ini debu.

*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.
Sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya
atas anak cucu mereka,
asal mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:15

Anak manusia harus ditinggikan
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.



Bacaan Injil
Yoh 3:7-15

"Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga,
selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata,
"Janganlah engkau heran
karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Angin bertiup ke mana ia mau;
engkau mendengar bunyinya,
tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang
atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Nikodemus menjawab, katanya,
"Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Jawab Yesus,
"Engkau adalah pengajar Israel,
dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui,
dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat,
tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Kamu tidak percaya
waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi,
bagaimana kamu akan percaya
kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?
Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga,
selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu tidak percaya waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?" 
[Dari Yoh 3:12]

Saya menyimpulkan bahwa memang lebih sulit mempercayai hal-hal surgawi ketimbang hal-hal duniawi. 
Kita berada di dunia ini, kita hidup di dalamnya, tetapi belum sekali pun kita pernah melihat surga. 
Meskipun demikian, sekali pun sulit bukanlah berarti kita tidak bisa mempercayai hal-hal surgawi. 
Imanlah yang menjadi kunci. 

Yang dimaksud Yesus tentang kelahiran kembali itu bukan secara jasmani, bukan berarti kita masuk kembali ke rahim ibu kita, melainkan kelahiran kembali secara roh. 
Roh kita yang diperbaharui melalui kelahiran kembali. 
Roh itu memang ada di dalam tubuh manusia, dan ini yang pertama-tama mesti kita percayai. 
Yesus mengibaratkannya seperti angin: kita tidak melihat wujudnya, tidak tahu dari mana ia datang dan ke mana ia akan pergi, tetapi kita mengetahui keberadaannya, kita bisa merasakan kehadirannya. 
Begitu pula dengan roh, kita tidak melihat wujudnya tetapi dapat merasakan keberadaannya dalam hidup kita. 

Untuk apa kita dilahirkan kembali secara roh? 
Yesus telah menjawabnya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." [Yoh 3:3] 
Tanpa kelahiran kembali, kita tetap terikat pada dunia ini, pada hal-hal fana yang tidak kekal. 

Sebelum Yesus melaksanakan penebusan bagi dunia, tak ada seorang pun dapat naik ke surga untuk melihat Kerajaan Allah. 
Yesus berkata, "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia." [Yoh 3:13] 
Setelah penebusan-Nya, barulah jalan menuju kehidupan kekal terbuka bagi manusia yang percaya kepada-Nya. 

Jika pada saatnya nanti kita berkesempatan melihat Kerajaan Allah, maka kita tahu bahwa hal-hal duniawi mesti kita tinggalkan di dunia ini. 
Segala sesuatu yang fana — kekayaan, jabatan, kehormatan — tidak dapat kita bawa. 
Kehidupan di surga adalah kehidupan seperti para malaikat: tidak ada kawin atau dikawinkan, tidak ada kelahiran baru, karena hidup di sana adalah hidup yang kekal dan abadi. 

Karena itulah kita mesti menyiapkan bekal surgawi, bukan bekal duniawi. 
Bekal surgawi itu adalah iman yang hidup, kasih yang nyata, pengharapan yang teguh. 
Bekal ini tidak dapat dirampas oleh dunia, dan justru inilah yang akan kita bawa menghadap Allah. 

Sebagaimana kisah para murid setelah kebangkitan Yesus dalam Kisah Para Rasul [Kis 4:32-37], kita mendapati bahwa mereka benar-benar memperlihatkan buah dari kelahiran baru itu. 
Seluruh kumpulan orang percaya sehati dan sejiwa, tidak ada seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, melainkan segala sesuatu adalah kepunyaan bersama. 
Tak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, sebab siapa yang memiliki tanah atau rumah, mereka menjualnya dan menyerahkan hasil penjualannya kepada para rasul untuk dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan. 

Itulah gambaran hidup orang-orang yang sudah dilahirkan kembali secara roh: 
mereka tidak lagi terpaut pada harta duniawi, melainkan berpusat pada kasih, pada kemurahan hati, dan pada kesatuan dalam Kristus. 
Mereka menyiapkan bekal surgawi mereka lewat perbuatan kasih yang nyata, bukan sekadar lewat kata-kata. 

Semoga kita pun semakin berani untuk mempercayai hal-hal surgawi, membangun bekal surgawi, dan membiarkan Roh Allah membarui hidup kita hari demi hari.



Peringatan Orang Kudus
Santa Katarina dari Siena, Perawan
Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, Katarina lahir pada tahun 1347. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Demi keutuhan Gereja, Allah memilih dia rnenjadi pembimbing dan pelindung Gereja dalam suatu kurun waktu yang suram.
Katarina tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Ketrampilan membaca sangat sedikit dikuasainya. Hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara. Ketika berusia 6 tahun, ia mengalami suatu peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. la melihat Kristus di atas gereja Santo Dominikus sedang memberkatinya.
Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa. Ibunya tidak suka melihat kelakuannya. Oleh karena itu, ia dipekerjakan di dapur dari pagi hingga malam. Ia tidak memberontak terhadap perlakuan ibunya. Sebaliknya, ia dengan taat dan rajin melakukan apa yang disuruh ibunya.
Kesabarannya dalan menaati suruhan ibunya, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Ia mampu mengatasi segala kesulitan yang menimpanya, sambil terus berdoa kepada Tuhan. Sesudah mengalami banyak kesulitan, ia diizinkan orangtuanya untuk masuk Ordo Ketiga Santo Dominikus.
Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Kerohanian dan kepribadiannya yang menarik mengangkat dia ke atas jabatan pemimpin biara itu.
Situasi Gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak menampilkan diri secara baik. Peperangan antar negara dan antar raja-raja timbul di mana-mana. Di samping itu, istana Sri Paus di Avignon, Prancis, yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin Gereja. Dalam suatu penglihatan, Kristus menganjurkan kepada Katarina untuk menyurati paus, raja­raja dan para uskup serta para panglima guna memperbaiki keadaan masyarakat dan Gereja. Paus Gregorius XI memintanya pergi ke Pisa dan Florence untuk mendamaikan kedua republik itu. Katarina berhasil meyakinkan paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja.
Semenjak masuk dalam Ordo Ketiga Santo Dominikus, Katarina makin memperkeras puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima komuni suci. la dikaruniai stigmata/luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigmata itu tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya. Kemudian setelah ia meninggal, stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas.
Katarina memiliki karisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Semuanya itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 ia meninggal dunia di Roma dalam usia 33 tahun.


Santo Petrus dari Verona, Martir
Petrus lahir di Verona, Italia, pada tahun 1205. Ia mendapat pendidikan di sekolah Katolik, padahal keluarganya menganut faham Katarisme. Faham Katarisme mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bersifat kebendaan (materi) adalah buruk dan jahat, oleh karena itu bukan ciptaan Allah yang mahabaik. Bumi dan segala isinya yang bersifat kebendaan bukan ciptaan Allah.
Ajaran Katarisme ini bertentangan sekali dengan ajaran iman Katolik yang diperoleh Petrus di sekolahnya. Di sekolah ia diajarkan tentang pengakuan iman Para Rasul (Credo) yang antara lain berbunyi: "Aku percaya akan Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi . . ." Ajaran iman Katolik ini lebih berkesan di hatinya. Kepada keluarganya ia berkata: "Pengetahuanku tentang rahasia-rahasia iman Katolik sangatlah jelas dan dalam, dan keyakinanku akan kebenaran-kebenaran itu sungguh kokoh, sehingga bagiku semuanya itu lebih merupakan sesuatu yang tampak di mataku daripada yang diimani belaka".
Setelah menanjak dewasa, Petrus masuk biara Dominikan. Di sana ia menerima pakaian biara dari tangan Santo Dominikus sendiri. Setelah menempuh pendidikan hidup membiara, ia ditahbiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, ia ditugaskan berkhotbah di seluruh wilayah Lombardia tentang ajaran iman yang benar. Hal ini menimbulkan kemarahan dan kebencian para penganut Katarisme. Para pengikut aliran sesat itu menyerangnya dengan berbagai tuduhan palsu. Tanpa menyelidiki secara mendalam benar-tidaknya ajaran yang disebarkan Petrus dalam khotbah-khotbahnya, para pembesar masyarakat menegur dan mengecamnya. Menghadapi kecaman-kecaman itu, Petrus tetap bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengkhotbah dan terus berdoa meminta kepada Tuhan agar kiranya ia dapat mati untuk Tuhan, sebagaimana telah diteladankan Kristus dengan mati di salib demi keselamatan manusia, termasuk dirinya. la selalu berkata: "Biarkanlah mereka melakukan apa saja atas diriku sesuai rencana mereka.  Aku tetap bergembira dan bersemangat, karena dengan mati aku akan lebih berpengaruh daripada sekarang".
Doa-doanya untuk mati dalam nama Tuhan terkabulkan, ketika ia dibunuh oleh dua orang Kataris sementara menjalankan tugasnya sebagai pengajar agama. Tetapi justru kematiannya ini membawa banyak berkat bagi orang-orang Kataris. Segera sesudah peristiwa pembunuhan atas dirinya, seorang dari pembunuh itu bertobat dan masuk biara Dominikan.


Santo Hugh/Hugo Agung, Abbas
Putra pangeran dari Samur, Prancis ini lahir pada tahun 1024. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk biara Benediktin dan menjadi Abbas biara Kluni pada usia 25 tahun. Ketika itu biara Prancis ini mulai kuat pengaruhnya di seluruh Eropa. Banyak biara Kluni didirikan pada masa kepemimpinan Hugo. Aturan-aturan hidup membiara dibuatnya untuk seluruh biara yang dibangunnya.
Kepribadiannya yang mengagumkan dan kesalehan hidupnya berpengaruh luas baik di kalangan Gereja maupun pemerintahan negara. Ia menjadi penasihat bagi sembilan orang paus, termasuk Sri Paus Gregorius VII (1073-1085) dan banyak pemimpin negara. la berusaha keras untuk membaharui cara hidup para imam dan berusaha membebaskan Gereja dari pengawasan negara. Karena semuanya itu, ia dikenal sebagai pencinta dan pencipta perdamaian, dan sebagai sahabat para kusta dan semua orang sakit yang berada di rumah sakit yang didirikannya di Marcigny. Ia meninggal pada tanggal 29 April 1109 dan digelari 'kudus' pada tahun 1120.




https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-04-28 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa Pekan Paskah II

Senin, 28 April 2025

PF S. Ludovikus Maria Grignion de Montfort, Imam
PF S. Petrus Chanel, Imam dan Martir



Bacaan Pertama
Kis 4:23-31

"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus,
lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi,
pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka,
lalu mereka menceriterakan segala sesuatu
yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.

Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu,
berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya,
"Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya.
Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami,
Engkau telah berfirman:
   Mengapa rusuh bangsa-bangsa,
   mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
   Raja-raja dunia bersiap-siap
   dan para pembesar bermufakat bersama-sama
   melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.
Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini
Herodes dan Pontius Pilatus
beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel
melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi.
Mereka melaksanakan segala sesuatu
yang telah Engkau tentukan dari semula
oleh kuasa dan kehendak-Mu.
Dan sekarang, ya Tuhan,
lihatlah bagaimana mereka mengancam kami.
Maka berikanlah kepada hamba-hamba-Mu
keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang,
dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat
oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."

Dan ketika mereka sedang berdoa,
goyanglah tempat mereka berkumpul itu.
Mereka semua penuh dengan Roh Kudus,
lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Demikanlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 2:1-3.4-6.7-9,R:12d

Refren: Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan.

*Mengapa rusuh bangsa-bangsa,
mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
Raja-raja dunia bersiap-siap
dan para pembesar bermufakat bersama-sama
melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya:
"Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka
dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!"

*Dia, yang bersemayam di surga, tertawa;
Tuhan memperolok-olok mereka.
Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya,
Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya:
"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion,
gunung-Ku yang kudus!"

*Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan:
Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan.
Mintalah kepada-Ku,
maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu
menjadi milik pusakamu,
dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi,
dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."



Bait Pengantar Injil
Kol 3:1

Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus,
carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.



Bacaan Injil
Yoh 3:1-8

"Jika seorang tidak dilahirkan kembali,
ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus;
ia seorang pemimpin agama Yahudi.
Ia datang kepada Yesus pada waktu malam dan berkata.
"Rabi, kami tahu,
bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah;
sebab tidak ada seorang pun
yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu,
jika Allah tidak menyertainya."

Yesus menjawab, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali,
ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Kata Nikodemus kepada-Nya,
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua?
Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya
dan dilahirkan lagi?"
Jawab Yesus, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh,
ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging,
dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh.
Janganlah engkau heran
karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Angin bertiup ke mana ia mau;
engkau mendengar bunyinya,
tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Berikut renungan Daily Fresh Juice:

"Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,"
Mari kita berkenalan lebih dekat dengan sosok Nikodemus, seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi yang telah menduduki posisi terhormat di tengah bangsanya.
Namun, yang menarik, Nikodemus justru mengambil langkah berani yang sangat tidak lazim bagi kelompoknya.
Sementara rekan-rekannya sesama Farisi menentang Yesus dan menganggap Yesus sebagai ancaman bagi kenyamanan mereka, Nikodemus malah diam-diam datang menemui Yesus.
Ia datang pada waktu malam.
Malam – waktu yang melambangkan kegelapan, keraguan, ketakutan.
Mungkin ia ingin menghindari sorotan orang, mengapa ia datang kepada Yesus.
Tetapi di balik itu semua, kita melihat keberanian iman yang bertumbuh di dalam dirinya.
Dengan rendah hati, Nikodemus berkata,
"Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah,
sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda seperti yang Engkau buat, jika Allah tidak menyertainya."

Namun, jawaban Yesus sungguh mengejutkan.
Yesus tidak langsung mengiyakan pujian Nikodemus.
Sebaliknya, Yesus membawa percakapan itu ke tingkat yang lebih dalam:
"Sesungguhnya,
jika seorang tidak dilahirkan kembali,
ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Nikodemus pun bingung.
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua?" tanyanya.
Nikodemus merindukan Kerajaan Allah, tetapi belum mengerti jalan untuk masuk ke dalamnya.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Di sinilah letak makna "Kelahiran Kembali" yang disampaikan oleh Yesus.
Bukan kelahiran secara jasmani,
bukan seperti seorang bayi kembali masuk ke rahim ibunya,
melainkan kelahiran secara rohani – dilahirkan dari air dan Roh.
Air melambangkan pembersihan, pemurnian –
gambaran Baptisan yang menyucikan kita dari dosa.
Roh melambangkan kehidupan baru –
Roh Kudus yang membaharui hati kita, menghidupkan iman kita,
dan yang mengarahkan kita kepada kehendak Allah.

Yesus menegaskan,
"Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging,
dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh."
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus juga menegaskan hal ini.
Ia menulis, "Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." [2 Kor 5:17]

Tubuh kita memang tetap tubuh yang lama,
tetapi hati dan jiwa kita diubah menjadi baru.
Kita mengalami kelahiran kembali –
bukan di dunia jasmani, tetapi di dalam dunia rohani.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Ketika saya merenungkan perjalanan hidup rohani saya, saya pun meyakini kalau Tuhan telah melahirkan saya kembali menjadi manusia baru.
Secara jasmani,
saya dilahirkan 66 tahun yang lalu, dari kandungan ibu saya.
Tetapi secara rohani, kelahiran baru itu terjadi jauh setelahnya, menjelang saya mencapai usia setengah abad.
Tahun 2005, sebuah buku renungan harian yang diberikan oleh Erna, istri saya, sebagai hadiah ulang tahun, telah menjadi titik awal pergumulan batin saya.
Seperti janin yang dikandung, iman saya mulai tumbuh perlahan-lahan di dalam kandungan Roh.
Saya mesti mengalami banyak kebingungan, banyak pertanyaan, dan berulang-kali jatuh bangun.
Lima tahun kemudian, di awal tahun 2010, di saat "Pesta Pembaptisan Tuhan, barulah saya mulai merasakan "dilahirkan kembali".
Bukan karena usaha saya sendiri, tetapi karena hembusan Roh Kudus yang membukakan mata hati saya.

Memahami Injil pun awalnya tidak mudah.
Saya berusaha memahaminya dengan pemikiran duniawi saya,
dengan akal budi yang terbatas.
Injil bukanlah sekadar kumpulan kata; Injil adalah Roh yang hidup.
Ketika Roh Kudus menghembusi saya, saya pun merasa menjadi manusia baru.
Apa yang dulunya susah, tetap susah, tetapi ada semangat baru untuk mengatasinya.
Apa yang dulunya berat, tetap berat, tetapi kuk yang dipasang oleh Yesus membuatnya menjadi lebih ringan.

Rupanya Nikodemus pun mengalami perubahan itu.
Ia tidak berhenti hanya pada kunjungan diam-diam di malam hari itu.
Pada suatu kesempatan, ketika imam-imam kepala ingin menangkap Yesus, Nikodemus berdiri dan membela-Nya.
Ia berkata:
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan diketahui perbuatannya?" [bdk Yoh 7:45-52]
Dan pada akhirnya, di saat Yesus wafat, Nikodemus muncul secara terbuka, membantu Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah Yesus dari salib.
Ia bahkan membawa campuran minyak mur dan gaharu – sebuah penghormatan besar kepada Yesus yang kini diterimanya sepenuhnya sebagai Sang Mesias.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Kalau kita sungguh-sungguh mau menjadi manusia baru,
kita pun dipanggil untuk mengikuti jejak Nikodemus:
Memantapkan untuk percaya, berani mengambil risiko iman,
dan meninggalkan zona nyaman kita.

Dunia ini penuh tantangan.
Ada wabah penyakit, bencana alam, ada berbagai kesusahan hidup lainnya.
Namun manusia baru tidak mudah gentar.
Manusia baru tetap berharap kepada Roh Kudus yang memimpin dan menguatkan.

Marilah kita pun berdoa seperti para murid dalam Kisah Para Rasul pada Bacaan Pertama hari ini,
"Dan sekarang, ya Tuhan,
lihatlah bagaimana mereka mengancam kami,
dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu
keberanian untuk memberitakan firman-Mu,
ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan,
dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."

Dan lihatlah, tempat mereka berkumpul itu berguncang, dan mereka semua dipenuhi Roh Kudus. [bdk Kis 4:31]
Mujizat bukanlah semata-mata hal-hal spektakuler.
Mujizat terbesar adalah hati yang diperbarui,
iman yang bertumbuh, dan kasih yang menghidupkan.
Akhirnya,
Marilah kita membuka hati kita,
membiarkan Roh Kudus menghembuskan nafas kehidupan baru ke dalam diri kita.
Sehingga kita pun layak mendengarkan Yesus berkata kepada kita:
"Terimalah Roh Kudus!"
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Louis Marie Grignon de Montfort, Pengaku Iman
Louis Grignion lahir di Montfort, Prancis, dari sebuah keluarga miskin pada tahun 1673, Di masa mudanya, ia dikenal lekas marah bila ada sesuatu yang tidak memuaskan hatinya. Namun ketika ia meningkat dewasa, ia mampu mengendalikan sifatnya itu dan berubah menjadi seorang yang penuh pengertian dan rendah hati. Perubahan ini menjadi suatu persiapan yang baik baginya untuk memasuki perjalanan hidup yang panjang sebagai seorang imam.
Pendidikannya yang berlangsung di Paris dirintangi oleh banyak kesulitan, terutama karena kekurangan uang, baik untuk biaya pendidikannya maupun untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya sungguh memprihatinkan. Biliknya sangat sempit, tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Untuk memperoleh sedikit uang, ia berusaha bekerja, malam di sebuah rumah sakit sebagai penjaga jenazah-jenazah. Namun semua penderitaan yang menimpanya dihadapinya dengan penuh ketabahan demi mencapai cita-citanya yang luhur.
Setelah beberapa tahun berkarya sebagai imam misionaris di dalam negeri dan menjadi pembimbing rohani di sebuah rumah sakit, ia berziarah ke Roma untuk bertemu dengan Sri Paus Klemens XI (1700­1721). Di Roma ia diterima oleh Sri Paus. Melihat karya dan kepribadiannya, Sri Paus memberi gelar "Misionaris Apostolik" kepadanya. Oleh Sri Paus, ia ditugaskan untuk mentobatkan para penganut Yansenisme yang sudah merambat di seluruh Prancis. Tugas suci ini diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat berhasil.
Di Poiters, ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Suster-suster Putri Sapienta, sedangkan di Paris ia menyiapkan Anggaran Dasar bagi tarekat imam-imamnya. la menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh­sungguh dengan menggantungkan seluruh hidupnya kepada kemurahan hati umatnya.
Dua kali ia lepas dari usaha pembunuhan oleh para penganut Yansenisme. Di Indonesia ia dikenal sebagai salah seorang pelindung Legio Maria. la mendirikan Tarekat Montfortan, yang anggota-anggotanya berkarya juga di Kalimamtan Barat. Tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskannya dengan berdiam di sebuah gua yang sunyi untuk berdoa dan berpuasa hingga menghembuskan nafasnya pada tahun 1716 dalam usia 43 tahun.


Santo Petrus Louis Chanel, Martir
Petrus Louis Chanel dikenal sebagai misionaris Prancis yang merintis pewartaan Injil di pulau Futuna, Lautan Teduh. Bersama beberapa misionaris lainnya, ia meninggalkan Prancis pada tahun 1837 menuju Futuna. Sesampai di Futuna, ia dengan giat mempelajari bahasa dan adat istiadat setempat agar bisa dengan mudah berkomunikasi dengan rakyat setempat. Usahanya ini berhasil menarik perhatian penduduk setempat.
Meskipun demikian, para pemimpin masyarakat tidak menyambut baik, bahkan menentang keras penyebaran iman kristen di antara penduduk Futuna. Musumusu, salah seorang kepala suku Futuna sangat menentang Petrus. Ia melancarkan aksi penangkapan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang mengikuti pelajaran agama pada Petrus. Terhadap Petrus sendiri, ia merencanakan pembunuhan. Untuk maksudnya yang jahat itu, bersama beberapa orang pengawalnya, ia pergi kepada pastor Petrus untuk mengobati kakinya yang luka.
Dengan ramah Petrus menyambut mereka dan mengabulkan permohonannya. Tetapi tiba-tiba mereka menangkap Petrus dan menganiaya dia sampai mati. Lalu mereka dengan diam-diam menguburkan Petrus. Pada hemat mereka, kematian Petrus akan mengakhiri semua kegiatan pengajaran iman di Futuna. Tetapi perhitungan itu meleset karena kematian imam yang saleh itu ternyata semakin menyemangati orang-orang serani di seluruh pulau Futuna untuk tetap mempertahankan imannya. Tiga tahun setelah kematian Petrus, seluruh penduduk Futuna telah menjadi kristen, termasuk Musumusu yang telah membunuh Petrus.
Petrus Louis Chanel menjadi martir pertama dari Kongregasi Persekutuan Santa Perawan Maria dan martir pertama di Pasifik.




https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-04-27 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Paskah II (Kerahiman Ilahi)

Minggu, 27 April 2025

Minggu Kerahiman Ilahi.



Bacaan Pertama
Kis 5:12-16

"Jumlah orang yang percaya kepada Tuhan makin bertambah."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Pada waktu itu
para rasul mengadakan banyak tanda dan mujizat
di antara orang banyak.
Semua orang beriman selalu berkumpul di Serambi Salomo
dalam persekutuan yang erat.
Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka.
Namun mereka sangat dihormati orang banyak.

Makin lama makin bertambahlah jumlah orang
yang percaya kepada Tuhan,
baik laki-laki maupun perempuan.
Bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya,
dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam,
supaya, apabila Petrus lewat,
setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
Juga banyak orang dari kota-kota di sekitar Yerusalem
datang berduyun-duyun.
Mereka membawa orang-orang yang sakit
dan orang-orang yang diganggu roh jahat.
Dan mereka semua disembuhkan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 118:2-4.22-24.25-27a,R:1

Refren: Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik!
Kekal abadi kasih setia-Nya!

*Biarlah Israel berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"

*Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan,
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!

*Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan!
Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran!
Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan!
Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan.
Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.



Bacaan Kedua
Why 1:9-11a.12-13.17-19

"Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan,
dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus,
sedang berada di pulau yang bernama Patmos
terdorong oleh karena firman Allah
dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh,
dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring,
seperti bunyi sangkakala.
Kata suara itu,
"Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab,
dan kirimkanlah kepada jemaat di Asia."
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku.
Ketika aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki,
dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Ketika aku melihat Dia,
tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati.
Tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,
lalu berkata: "Jangan takut!
Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Aku adalah Yang Hidup.
Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya,
dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat,
baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 20:29

Karena telah melihat Aku, Tomas, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.



Bacaan Injil
Yoh 20:19-31

"Delapan hari kemudian Yesus datang."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus wafat di salib,
pada malam pertama sesudah hari Sabat,
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat
dengan pintu-pintu yang terkunci
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.
Pada waktu itu datanglah Yesus,
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Damai sejahtera bagi kamu!"

Sesudah berkata demikian,
Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka.
Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
Maka kata Yesus sekali lagi,
"Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus Aku,
demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Dan sesudah berkata demikian,
Yesus mengembusi mereka dan berkata,
"Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni,
dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada."

Pada waktu Yesus datang itu,
Tomas, seorang dari kedua belas murid,
yang disebut Didimus,
tidak ada bersama-sama mereka.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya,
"Kami telah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas berkata kepada mereka,
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,
dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu,
dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,
sekali-kali aku tidak akan percaya."

Delapan hari kemudian
murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu,
dan Tomas pun bersama-sama dengan mereka.
Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang.
Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Damai sejahtera bagi kamu!"
Kemudian Yesus berkata kepada Tomas,
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku,
dan jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah."
Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Kata Yesus kepadanya,
"Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Memang masih banyak tanda lain
yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya,
yang tidak tercatat dalam kitab ini.
Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat,
supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah,
dan supaya oleh imanmu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sesungguhnya ada hal yang menarik untuk kita renungkan dari Bacaan Injil hari ini, 
yakni tentang bagaimana kita merespon suatu berita atau informasi yang kita terima. 
Penggunaan media sosial telah menyebabkan berita tersebar secara cepat dan meluas. 
Tetapi sebagai konsekuensinya, kita malah menjadi bingung, 
membedakan mana berita yang benar dan mana yang hoaks atau tidak benar. 
Bagaimanapun, kita mesti menentukan sikap: mempercayai berita itu atau tidak.

Ada dua sosok figur yang tergolong ekstrem dalam merespon suatu berita. 
Yang pertama adalah Rasul Tomas, yang cenderung menolak berita yang diterimanya, dan memerlukan pembuktian sebelum menerimanya sebagai kebenaran. 
Saking ekstremnya, sampai-sampai Yesus mesti menegur Tomas, 
*"Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."* [Yoh 20:29]

Sikap Rasul Tomas ini sangat bertolak belakang dengan sikap Bunda Maria. 
Ketika malaikat Gabriel datang membawa berita tentang rencana kelahiran Yesus Kristus, 
dengan ketaatan yang tinggi Maria menjawab, 
*"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu."* [Luk 1:38]

Terhadap berita yang kita terima dari media sosial, 
kita memang perlu berhati-hati seperti Tomas. 
Namun terhadap berita yang berasal dari Injil, 
sudah seharusnya kita meniru ketaatan Bunda Maria: percaya secara utuh.

**

Ada hal lain dalam Bacaan Injil hari ini yang mungkin terasa kurang menarik, 
tetapi sesungguhnya jauh lebih penting untuk kita renungkan, 
yakni tentang pendelegasian kewenangan dari Yesus kepada para rasul-Nya, perihal pengampunan dosa.

Yesus berkata: 
*"Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni; dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."* [Yoh 20:22-23]

Pernyataan ini bukan sekadar pemberian otoritas, 
tetapi juga mengungkapkan kerahiman Allah yang luar biasa besar, 
yang menghendaki supaya manusia bisa mengalami pemulihan, 
baik secara rohani, maupun dalam kesehatan jiwanya.

Perbuatan dosa itu sungguh merugikan, 
menjauhkan kita dari Tuhan, merusak relasi dengan sesama, 
dan juga merusak jiwa kita sendiri. 
Dosa melukai jiwa kita, sama seperti paku yang ditancapkan pada sepotong kayu. 
Melalui Sakramen Tobat, Tuhan mengampuni dosa kita — paku dicabut — 
tetapi bekas luka pada kayu, pada jiwa kita, masih tersisa.

Bahkan meski dosa telah diampuni, 
jika bekas luka ini belum dipulihkan, 
kita harus dimurnikan melalui api penyucian di purgatorium, 
agar layak memasuki Surga.

Frank Sheed, seorang pewarta Injil, menggambarkan: 
*Sakramen Tobat menghapus dosa, seperti mencabut paku dari kayu,* 
*tetapi hanya proses pertobatan dan penitensi yang dapat memperbaiki lubang bekas paku itu.*

Maka pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini, 
kita diundang untuk menerima anugerah besar: **indulgensi penuh**. 
Dengan menerima Sakramen Tobat, menerima Komuni Suci, dan berdoa dalam ujud Sri Paus, 
kita dapat memperoleh penghapusan total atas hukuman dosa yang sudah diampuni, 
memulihkan jiwa kita sejak sekarang, 
dan memperpendek, atau bahkan menghapus sama sekali, proses pemurnian kelak.

**

Bacaan kedua dari *Kis 5:12-16* menunjukkan betapa besarnya kuasa yang Tuhan berikan kepada para rasul: 
banyak mukjizat dan tanda ajaib terjadi melalui tangan mereka. 
Bahkan hanya bayangan Petrus yang jatuh mengenai orang sakit, sudah cukup untuk menyembuhkan mereka. 
Ini memperlihatkan bahwa kuasa ilahi yang Yesus delegasikan sungguh bekerja nyata di dalam Gereja.

Begitu pula dalam Bacaan ketiga dari *Why 1:9-11a.12-13.17-19*, 
kita melihat gambaran Kristus yang bangkit, mulia, penuh kuasa. 
Yohanes, murid yang dikasihi, bersaksi tentang perjumpaannya dengan Yesus yang hidup: 
*"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya, dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut."* [Why 1:17-18]

Yesus yang telah bangkit, yang memegang kunci kehidupan kekal, 
adalah juga Yesus yang memberi kuasa kepada Gereja-Nya untuk membukakan pintu pengampunan dan keselamatan bagi kita.

**

Maka, marilah kita bersyukur: 
Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di Surga. 
Tuhan sudah menunjukkan jalannya melalui iman, pertobatan, pengampunan, dan kerahiman. 
Tinggal sekarang kita memilih: 
apakah mau berjalan di jalan itu dan mengalami pemulihan jiwa mulai sekarang, 
atau membiarkan jiwa kita menanggung luka-luka dosa sampai waktunya pemurnian nanti?

Tuhan tidak ingin kita takut. 
Tuhan ingin kita percaya. 
Tuhan ingin kita berjalan bersama-Nya, menuju rumah kekal di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja
Petrus Kanisius lahir pada tanggal 8 Mei 1521 di Nijmegen, Belanda. Ketika itu Nijmegen masih termasuk bagian wilayah Keuskupan Agung Cologne dan berada di bawah kekuasaan Jerman. Petrus adalah putra tertua dari Yakob Kanis. Yakob Kanis, ayahnya menjabat sebagai Walikota Nijmegen, dan menjadi guru pribadi bagi anak-anak raja dari Lorraine. Semasa hidupnya Petrus menyaksikan pergolakan hebat dalam tubuh Gereja oleh munculnya gerakan Reformasi pimpinan Martin Luther.
Pada umur 14 tahun, Petrus masuk Universitas Cologne dan mencapai gelar Magister (Master of Arts) pada usia 19 tahun. la bercita-cita menjadi seorang ahli di bidang hukum. Untuk itu ia melanjutkan studinya di Universitas Louvain. Tetapi kemudian ia berubah haluan. Ia mulai tertarik dengan kehidupan membiara. Ketertarikannya pada kehidupan membiara ini berkaitan erat dengan cara hidup para pertapa di biara Kartusian yang disaksikannya sendiri selama belajar di Cologne. Karena itu, ia kembali ke Cologne untuk belajar Teologi. Di sana ia mengikuti latihan-latilan rohani Santo Ignasius Loyola, yang dipimpin oleh Petrus Faber, seorang imam Yesuit yang saleh. Latihan rohani ini sungguh meresap dalam hatinya sehingga Petrus memutuskan untuk menjadi seorang iman Yesuit juga. Niatnya untuk memasuki biara Kartusia dibatalkannya.
Ketika berumur 22 tahun, Petrus memasuki Serikat Yesuit. Di Cologne, Petrus turut mendirikan rumah Yesuit pertama, tempat ia menjalani masa novisiatnya. Pada tahun 1546, ia ditahbiskan menjadi imam dan segera terkenal sebagai seorang pengkhotbah ulung. Kardinal Otto Truchsess von Waldburg, Uskup Augsburg, memilihnya menjadi teolog pribadinya pada Konsili Trente. Dalam konsili itu, Petrus mendapat kesempatan untuk berbicara, baik di Trente maupun di Bologna. Kemudian ia dipangil ke Roma oleh Santo Ignasius sendiri, dan pada tahun 1548 ia dikirm untuk mengajar retorik di sekolah Yesuit pertama di Messina, Sisilia.
Sebagai jawaban terhadap permohonan raja William 1V dari Bavaria, yang membutuhkan profesor-profesor Katolik untuk melawan ajaran­ajaran bidaah, Paus Paulus III (1534-1549) mengirim Petrus dan dua orang imam Yesuit lainnya ke Ingolstadt untuk mengajar di sebuah universitas yang ada di sana. Pada tahun 1550, setahun setelah Petrus mengucapkan kaul kekal dalam Serikat Yesus, Petrus diangkat menjadi rektor universitas Ingolstadt. Melalui khotbah-khotbah dan katekesenya, ia berhasil membangkitkan lagi semangat hidup keagamaan di kalangam umat di wilayah itu. Pada tahun 1552, atas permohonan Raja Ferdinand I dari Austria, ia pergi ke Vienna untuk menjalankan misi yang sama. Di Vienna, Raja Ferdinand menawarkan kepadanya jabatan Uskup Vienna, tetapi selalu ditolaknya.
Pada tahun 1554, atas permintaan Paus Yulius III, Ignasius Loyola mengizinkan Petrus menjadi administrator Takhta Suci yang mengalami kekosongan. Di sini ia menyusun buku katekismusnya yang terkenal: Ringkasan Ajaran Kristen, yang dipakai di seluruh Eropa selama beberapa abad sebagai buku pegangan. Kemudian ia menyusun lagi dua buah buku katekismus yang lebih singkat untuk sekolah-sekolah. Kemudian Petrus diangkat sebagai pemimpin serikat untuk sebuah wilayah kerja Yesuit yang meliputi Jerman Selatan, Austria dan Bohemia. Dalam masa kepemimpinannya, ia membuka sebuah kolese di Munich dan Praha dan bertanggungjawab atas pembaharuan sekolah-sekolah di Augsburg. Pada tahun 1562, ia mendirikan sebuah kolese di Insbruck dan mengambil bagian sebagai pembicara dalam Konsili Trente sebagai Teolog Kepausan.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai pemimpin serikat ia mengajar di Universitas Dillingen di Bavaria. Di sini ia giat menulis suatu seri buku sebagai tanggapan terhadap sebuah buku yang diterbitkan sekelompok penulis Protestan dari Magdeburg. Karyanya yang terakhir diselesaikannya di Frieburg, Switzerland, tempat ia mendirikan sebuah universitas dan membantu membangun sebuah penerbitan Katolik pada tahun 1580. Pada tahun 1591 ia jatuh sakit tetapi terus menulis hingga kematiannya pada tanggal 21 Desember 1597 di Frierbuxg. Oleh Paus Pius XI (1922-1939) Petrus digelar sebagai seorang Pujangga Gereja yang mashyur.


Santa Zita, Pengaku Iman
Santa Zita dilahirkan di Monte Sagrati, Italia Tengah pada tahun 1218. Pada umur 12 tahun ia menjadi pelayan/pembantu rumah pada keluarga Pagano Di Fatinelli, seorang pengusaha tekstil yang kaya.
Zita juga bekerja di pabrik tuannya. Sebagai buruh, ia memperlihatkan perilaku yang saleh dan murah hati. Hal ini menimbulkan amarah dari pelayan-pelayan yang lain. Selain itu, ia pun dimarahi oleh tuannya karena mengambil sejumlah besar makanan dan pakaian untuk dibagikan kepada para miskin. Namun keluarga Fatinelli memahami maksud Zita dan turut menambahkan bantuan kepadanya untuk melanjutkan karya-karya cinta kasih.
Setelah beberapa tahun, ia dibiarkan membantu anak-anak dan menjadi pengurus rumahtangga Fatinelli. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, keluarga Fatinelli membebaskan dia dari tugas-tugas rumah dan membiarkan dia mengunjungi orang-orang sakit dan para tawanan di penjara.
Setelah kematiannya, jenazahnya dikuburkan di gereja Santo Frediano di Lucca. la meninggal pada tanggal 27 April 1278 di Lucca, dekat tempat kelahirannya. Pada tahun 1696, ia digelari 'kudus' oleh Sri Paus Innocentio XII (1691-1700).


Santa Lydia Longley, Pengaku Iman
Lydia Longley lahir pada tahun 1674 di Groton, sebuah daerah koloni lnggris di Amerika Serikat. Keluarga Longley penganut agama Protestan Puritan, yang keras sekali pandangan hidupnya. Ibunya meninggal dunia ketika Lydia bersama tiga orang adiknya: Will, Jemina dan John masih kecil. Dalam usia remajanya, Lydia terpaksa menggantikan ibunya dalam mengurusi adik-adiknya. Hai ini dilakukannya sampai saat ayahnya William Longley menikah lagi dengan Crips Deliverance, seorang janda muda. Semenjak itu, Crips mengambil alih lagi tugas-tugas Lydia sebagai ibu rumah tangga.
Dari perkawinan kedua ini, William memperoleh lagi empat orang anak: Yosef, Betty, Richard dan Mathaniel. William mendidik anak-anaknya penuh disiplin bahkan keras. Mereka dilatih untuk bekerja, berdoa dan menulis.  Lydia dibebani tugas mendampingi adik-adiknya dalam melaksanakan tugas-tugas itu. Setiap hari Minggu, mereka bersama-sama pergi ke Gereja untuk berdoa bersama orang kristen lainnya, dan mendengarkan khotbah pendeta Hobart. Selain itu, William melatih anak-anaknya menggunakan senjata untuk membela diri bila ada suatu bahaya. Bahaya besar yang selalu mengancam hidup mereka ialah serangan orang-orang Indian yang masih biadab.
Pada tahun 1694, daerah Groton diserang oleh orang-orang Indian Abenaki. Ayah dan ibunya bersama beberapa orang lainnya mati terbunuh dalam peristiwa itu. Tinggallah Lydia, Betty dan John dibiarkan hidup oleh orang-orang Indian itu. Mereka dibawa sebagai tawanan ke New France, daerah koloni Prancis. Di tengah perjalanan itu, Betty meninggal dunia dan John dipisahkan dari Lydia.
Setiba di New France, Lydia dihadapkan ke depan Penguasa Prancis setempat. Di sana hadir juga Tuan Le Ber, seorang duda yang beragama Katolilk. Oleh Tuan Le Ber, Lydia ditebus dan diangkat menjadi anaknya sendiri. Semenjak itu, kehidupan Lydia tergantung sepenuhnya pada kebaikan hati Tuan Le Ber dan anak-anaknya Pierre dan Jeanne. Ia merasa senang karena diperlakukan sebagai anak kandung dengan cara hidup Katolik dari keluarga Le Ber, maupun dari segenap warga kota New France. Lydia kemudian berkenalan dengan Pastor Pere Meriel, imam di New France dan Suster-suster Notre Dame. Atas permintaan Tuan Le Ber, seorang suster datang mengajarkan bahasa Prancis kepada Lydia. Pada suatu hari, Lydia diperkenalkan pada Suster Mere Bourgooys, pendiri kongregasi tersebut. Pertemuannya dengan Suster Mere Bourgooys menumbuhkan dalam hatinya keinginan untuk menjadi suster juga.
Atas pengaruh keluarga Le Ber, suster-suster dan pastor Pere Meriel, Lydia kemudian dipermandikan menjadi Katolik pada tanggal 24 April 1696 dengan nama Magdalena. Kemudian ia diterima menjadi suster dengan nama Suster Magdalena. Pada tanggal 19 September 1699, ia mengikrarkan kaul kekal. Setelah bertugas di New France selama beberapa tahun, Lydia dikirim ke pulau Orleans untuk menjadi superior biara Keluarga Kudus di sana. Ia meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1758 dan dimakamkan di kapela Kanak-kanak Yesus di Montreal.




https://liturgia-verbi.blogspot.com/