Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa III
Minggu, 26 Januari 2025
Hari Minggu Sabda Allah
Bacaan Pertama
Neh 8:3-5a.6-7.9-11
"Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti."
Pembacaan dari Kitab Nehemia:
Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan,
pada hari pertama bulan ketujuh,
imam Ezra membawa kitab Taurat ke depan jemaat,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti.
Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu
di halaman di depan Gerbang Air
dari pagi sampai tengah hari
di hadapan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian
seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu.
Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat,
karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang.
Pada waktu ia membuka kitab itu, semua orang bangkit berdiri.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung,
dan semua orang menyahut, "Amin! Amin!"
sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut
dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.
Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan,
sehingga pembacaan dimengerti.
Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab itu,
serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat,
berkata kepada seluruh hadirin,
"Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu.
Jangan kamu berdukacita dan menangis!"
karena semua orang itu menangis
ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.
Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka,
"Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis;
dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!
Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita!
Jangan bersusah hati,
sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu!"
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.9.10.15,R:Yoh 6:63c
Refren: Sabda-Mu, ya Tuhan,
adalah roh dan kehidupan.
*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
*Titah Tuhan itu tepat,
menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni,
membuat mata berseri.
*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.
*Mudah-mudahan Engkau sudi
mendengarkan ucapan mulutku,
dan berkenan akan renungan hatiku,
ya Tuhan, gunung batu dan penebusku!
Bacaan Kedua
1Kor 12:12-30
"Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya."
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara,
seperti halnya tubuh itu satu dan anggotanya banyak,
dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja,
demikian pula Kristus.
Sebab kita semua,
baik orang Yahudi maupun orang Yunani,
baik budak maupun orang merdeka,
telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh,
dan juga diberi minum dari satu Roh.
Karena tubuh pun tidak terdiri atas satu anggota saja,
tetapi atas banyak anggota.
Andaikata kaki berkata,
"Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Dan andaikata telinga berkata,
"Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata,
di manakah pendengaran?
Andaikata seluruhnya telinga,
di manakah penciuman?
Tetapi Allah telah memberikan kepada semua anggota,
masing-masing secara khusus,
suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Andaikata semuanya adalah satu anggota,
di manakah tubuh?
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,
malah paling dibutuhkan.
Kepada anggota-anggota tubuh
yang menurut pandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus.
Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok,
kita berikan perhatian khusus;
hal ini tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok.
Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa,
sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia
diberikan penghormatan khusus,
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita;
jika satu anggota dihormati,
semua anggota turut bersukacita.
Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya.
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat:
Pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi,
ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya Ia menetapkan juga:
mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin,
dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?
Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat?
atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh,
atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Luk 4:18-19
Tuhan Allah telah mengutus Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.
Bacaan Injil
Luk 1:1-4;4:14-21
"Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci."
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita
tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
seperti yang disampaikan kepada kita oleh saudara-saudara
yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
Karena itu,
setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama
dari awal mulanya,
aku mengambil keputusan
untuk membukukannya dengan teratur bagimu.
Dengan demikian engkau dapat mengetahui,
bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Sesudah dicobai Iblis di padang gurun,
dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.
Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
Selama di situ Ia mengajar di rumah-rumah ibadat
dan semua orang memuji Dia.
Lalu Yesus datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan.
Dan menurut kebiasaan-Nya,
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,
lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya,
dan setelah membukanya,
Ia menemukan nas di mana ada tertulis:
Roh Tuhan ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta;
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.
Kemudian Yesus menutup kitab itu,
mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk;
dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
Lalu Yesus memulai mengajar mereka, kata-Nya,
"Pada hari ini genaplah nas tadi
sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Yes… Lukas mengawali Injilnya dengan sangat baik, sangat meneguhkan saya, tekad hendak membukukan dengan teratur perihal kedatangan Anak Manusia, agar dapat difahami dengan lebih baik tentang kebenarannya.
Tekad atau Iktikad memang diperlukan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Tekad yang bulat maksudnya tak ada keragu-raguan lagi.
Mari kita ikuti jejak Lukas ini, bertekad untuk turut serta mewartakan Injil, jika mungkin, dengan teratur.
Teratur artinya ada aturan-aturannya, bukan berantakan, bukan sesempatnya, bukan sambil lalu.
Perlu ada konsistensi dan kesinambungan.
Nas Kitab Suci telah digenapi oleh kedatangan Anak Manusia, artinya tidak lagi berupa nubuat melainkan telah menjadi fakta.
Semestinya hal ini dapat memupus keragu-raguan kita, jika masih ada.
Kita masih memiliki "hidup" yang mirip nubuat karena kita belum tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi hidup tetap mesti dijalankan.
Tinggal masalahnya, bagaimana kita akan menjalaninya.
Apakah kita jalankan dengan teratur atau berantakan?
Apakah kita jalankan dengan tekad yang bulat atau dengan keragu-raguan?
Tahun rahmat Tuhan telah datang, dan bahkan telah lama datang.
Hal ini sesungguhnya telah terang menderang, tetapi mengapa kita masih saja "ngumpet" di dalam kegelapan? Masih saja ngumpet di balik bayang-bayang?
Mari kita bangkit, rahmat Tuhan bukan bayang-bayang.
Peringatan Orang Kudus
Santo Timotius dan Titus, Uskup
Timotius dikenal sebagai rekan kerja dan pendamping terpercaya dari Santo Paulus Rasul dalam perjalanan-perjalanan misinya. Ia (mungkin) lahir di Lystra, sebuah kota di Asia Kecil. Ayahnya kafir, sedangkan ibunya beragama Yahudi. Bersama ibunya Eunike dan neneknya Lois, Timotius bertobat dan menjadi Kristen pada saat Santo Paulus pertama kali mengunjungi Likaonia (2Tim 1:5). Semenjak masa mudanya Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya. Bahkan kitab itu menjadi bacaan utamanya.
Tujuh tahun kemudian (setelah menjadi Kristen) – ketika Santo Paulus kembali ke Lystra – Timotius sudah menjadi seorang pemuda yang aktif, saleh dan bersemangat rasul. Ia dipuji oleh saudara-saudara seiman di Lystra dan Ikonium (Kis 16:2). Untuk menghilangkan pertentangan antara kaum Yahudi dan Yudeo-Kristen, Timotius disunat (Kis 16:3). Ia lalu menemani Paulus ke Berea. Di sana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya. Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5). Ketika berada bersama Paulus di Efesus, ia diutus ke Makedonia (Kis 19:22) dan lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis 20:4).
Timotius dikenal sebagai orang yang bersama Paulus menulis enam pucuk surat (1Tes 1:1; 2 Tes 1:1; 2Kor 1:1; Flp 1:1; Kol 1:1; Fil 1). Namanya tercantum lagi di dalam Surat-surat Penjara yang memberitakan tentang pengutusan Timotius untuk mengunjungi orang-orang Kristen di Filipi. "Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh mempertahikan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku…" (Fil 2:20-23).
Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus. Hal ini dapat terlihat pada awal setiap surat yang ditujukan Paulus kepadanya: "Anakku yang terkasih…". Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius terhadap setiap ajarannya: "Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Lystra" (2Tim 3:10-11). Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia mengangkat Timotius sebagai Uskup di Efesus. Ia dibunuh dengan kejam pada tahun 97.
Selain Timoitus, Titus adalah seorang rekan seperjalanan Paulus. Ia berasal dari Antiokia di Asia Kecil. Ia lahir di dalam sebuah keluarga yang masih kafir. Karena pewartaan Paulus, Titus bertobat dan mejadi seorang Kristen yang aktif dalam karya pewartaan Injil. Ia menemani Paulus ke Yerusalem untuk menghadiri konsili mengenai Hukum Musa. Sesudah itu, Paulus mengirim dia dua kali ke Korintus untuk menasihati orang-orang Kristen di sana dalam beberapa masalah yang membahayakan kesatuan iman dan kebenaran iman.
Karena jasa-jasanya dan semangatnya dalam melayani Injil dan orang Kristen, maka Paulus mengangkat Titus menjadi Uskup di Kreta. Paulus menahbiskan dia untuk melanjutkan misi yang telah dimulai di pulau Kreta. Titus meninggal di Kreta.
Santa Paula, Janda
Paula dikenal sebagai seorang wanita bangsawan Romawi. Sebagai seorang ibu rumah tangga, ia menjalankan kewajibannya dengan penuh semangat cinta kasih. Kecuali itu, ia mengisi hari-hari hidupnya dengan suatu hidup yang saleh di hadapan Tuhan. Ketika ia memasuki umur 32 tahun, suaminya tercinta meninggal dunia. Sekarang ia sendiri harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua kebutuhannya, rohani dan jasmani. Pendidikan iman bagi anak-anaknya sungguh mendapat perhatian utama.
Selagi berada dalam kepedihan yang mendalam karena kematian suaminya, Tuhan mengetuk hatinya untuk kehidupan bakti hanya kepadaNya. Paula yang sudah biasa menjalin hubungan dengan Tuhan melalui doa-doanya, mendengarkan suara Tuhan itu. Ia lalu mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dengan hidup menyendiri dalam kesunyian tapa dan karya-karya amal kasih.
Santo Hieronimus dimintainya untuk menjadi pembimbing rohaninya. Setelah menjalani hidup demikian selama tiga tahun, ia meninggalkan anak-anaknya yang sudah dewasa dan berangkat ke Tanah Suci bersama putrinya Eustakia. Ia bermaksud untuk menetap di Betlehem, kota yang dimuliakan sebagai tempat kelahiran Kristus Penebus. Ia memberikan devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus dengan doa dan bermatiraga. Paula yakin bahwa orang yang tidak pernah merenungkan hidup Yesus selagi kanak-kanak, sulit untuk menghayati kebesaranNya. Cintanya kepada Yesus, Kanak-kanak suci, melebihi cintanya kepada anak-anaknya sendiri. Bila berada di gua Betlehem, hatinya terharu dan sambil menangis ia berdoa: "Aku memberi salam kepadamu hai Betlehem, rumah roti kehidupan, yang turun dari surga dan dilahirkan Maria, Perawan yang suci".
Kepada semua orang yang berziarah ke Betlehem, ia menyediakan tempat-tempat penginapan dan dengan rajin melayani mereka. Untuk Santo Hieronimus dan para biarawannya, ia membangun sebuah rumah khusus. Rumah ini kelak menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Paula meninggal dunia pada tahun 404 dalam usia 57 tahun.
Santo Stefanus Harding, Pengaku iman
Stefanus Harding lahir pada tahun 1048. Pada masa mudanya ia memperoleh pendidikan di biara Sherborne di Dorsetshire. Kemudian sebagai seorang awam ia berziarah ke Roma. Dalam perjalanannya kembali, ia singgah di pertapaan Molesme, di hutan belantara Burgundy, Prancis. Di sana ia meminta bergabung dengan rahib-rahib yang tinggal di pertapaan itu.
Tetapi beberapa tahun kemudian ia mulai merasa tidak puas dengan cara hidup para rahib yang ada di sana. Menurut pendapatnya, mereka terlalu memperhatikan hal-hal kesenangan duniawi dan lupa mengembangkan hidup rohani yang mendalam. Dengan demikian semangat hidup awal yang mendasari pertapaan itu mulai ditinggalkannya. Kesan yang sama menghinggapi juga beberapa rahib lainnya. Maka bersama dengan rahib-rahib itu, Stefanus angkat kaki dari pertapaan itu dan berusaha mendirikan satu pertapaan baru di Citeaux. Stephanus menjadi abbas pertapaan itu pada tahun 1109. Ia berusaha membimbing perkumpulan baru itu dalam keadaan serba kekurangan: tidak ada dana dan sering kehabisan makanan. Selain itu, ia menghadapi kenyataan tidak adanya panggilan baru karena cara hidup mereka yang keras dan penyakit misterius yang merenggut nyawa beberapa orang rekannya.
Tetapi pada waktu semangat hidup mereka mulai redup, datanglah 30 orang pemuda meminta bergabung bersama mereka. Tigapuluh pemuda ini dipimpin oleh Bernardus, yang kemudian menjadi orang kudus terkenal. Semenjak itu wajah pertapaan Citeaux mulai bersinar terang dan berkembang pesat. Dari Citeaux para rahib itu mulai mendirikan rumah-rumah biara pertapaan baru di Pontigny, Morimond, dan Clairvaux. Bernardus, yang ketika itu berusia 24 tahun, diangkat sebagai abbas di Clairvaux. Setelah 9 biara baru didirikan, Stefanus menyusun konstitusi Cistersian pada tahun 1119. Ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai abbas pada tahun 1133, karena sudah lanjut umurnya dan sudah mulai buta. Stefanus Harding meninggal dunia di Citeaux pada tahun 1134.
Santo Robertus Molesmes dkk: Alberik dan Stephan Harding, Pengaku Iman
Robertus dari Molesmes dikenal sebagai pendiri Ordo Cistersian. Ia lahir sekitar tahun 1024 di Champagne, Prancis. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk Ordo Benediktin di biara Moutier-lacelle, dekat Troyes. Sebagai seorang pemuda yang luar biasa, ia diangkat menjadi pemimpin biara sesudah menyelesaikan novisiatnya. Pada tahun 1068, ia menjadi Abbas di biara Santo Michael dari Tonnerre di Langers. Di biara ini, ia berusaha menyusun – meskipun tidak berhasil – aturan-aturan yang lebih keras.
Sementara itu, beberapa rahib yang bertapa di hutan Callan meminta Robert mengajari mereka aturan-aturan Santo Benediktus. Dengan restu Paus Aleksander II (1060-1073), Robert menjadi superior kelompok ini. Pada tahun 1075, mereka mendirikan pertapaan di hutan Molesmes. Di bawah kepemimpinan Robert, komunitas ini berkembang pesat, menjadi makmur dan terkenal, tetapi lama kelamaan para rahib mulai tidak taat lagi pada aturan ordo. Pada tahun 1098, kelompok rahib pembaharu sekitar 20 orang, termasuk tiga serangkai: Robert, Alberik dan Stephan Harding, meninggalkan pertapaan Molemes itu dan mendirikan sebuah komunitas baru di Citeaux atau Cistersian, yang tidak jauh dari Dijon. Komunitas baru ini dengan Robert sebagai pemimpinnya, mendirikan satu ordo baru yang dikenal dengan nama 'Ordo Cistersian'.
Tetapi kemudian atas permohonan para rahib di Molesmes dan atas perintah Paus, Robert kembali ke pertapaan Molesmes untuk membaharui komunitas itu. Robert meninggal dunia di Molesmes pada tanggal 2 Maret 1110. Ia dinyatakan 'kudus' pada tahun 1222.