Liturgia Verbi 2025-02-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Sabtu, 1 Februari 2025

Ujud Gereja Universal: Panggilan imamat dan hidup religius.
Semoga komunitas gerejawi mendukung kaum muda yang merasa terpanggil untuk melayani misi Kristus melalui panggilan imamat dan hidup religius.

Ujud Gereja Indonesia: Atlet.
Semoga kegigihan dan sportivitas para atlet mendapat apresiasi yang layak dari masyarakat dan pemerintah, serta memberikan inspirasi bagi orang muda dalam mewujudkan cita-cita.

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Ibr 11:1-2.8-19

"Abraham menantikan kota
yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan
dan bukti dari segala yang tidak kita lihat.
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian
kepada nenek moyang kita.

Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat
ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya;
ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.
Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu
seolah-olah di suatu tanah asing,
dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub,
yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh,
yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri.

Karena iman pula
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat,
karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia.
Itulah sebabnya,
dari satu orang, yang malahan telah mati pucuk,
terpancar keturunan besar,
seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut,
yang tidak terhitung banyaknya.

Dalam iman, mereka semua telah mati
sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu,
tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya;
dan melambai-lambai kepadanya dan mengakui,
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan,
bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal,
yang telah mereka tinggalkan,
maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke sana.
Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik,
yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka,
karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai,
Ia, yang telah menerima janji itu,
rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
walaupun kepadanya telah dikatakan:
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah
yang akan disebut keturunanmu."
Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang
sekalipun mereka sudah mati!
Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Luk 1:69-70.71-72.73-75,R:68

Refren: Terpujilah Tuhan Allah Israel,
sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

*Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya.
Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala,
dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.

*Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita
dan dari tangan semua lawan yang membenci kita,
untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita
dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.

*Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,
akan membebaskan kita dari tangan musuh.
Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut
dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Demikian besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.



Bacaan Injil
Mrk 4:35-41

"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana
lalu bertolak,
dan membawa Yesus dalam perahu itu
di mana Ia telah duduk;
dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.
Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Yesus pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau,
"Diam! Tenanglah!"
Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Mereka menjadi sangat takut
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Siapa gerangan orang ini?
Angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita sudah berulang kali mendengarkan Injil Markus tentang bagaimana Yesus menenangkan badai di danau, tapi selalu saja ada "insight" yang kita dapatkan dari bacaan itu.
Mari kita refresh.

Para murid dilanda ketakutan besar saat angin ribut dan gelombang mengancam mereka, sementara itu Yesus tidur dengan tenang di buritan.
Dalam kepanikan, para murid membangunkan-Nya dan berkata, "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" (Mrk 4:38).
Lalu Yesus bangun, menghardik angin dan danau, dan seketika itu juga semuanya menjadi teduh.
Ini memperlihatkan kuasa Yesus atas alam, tetapi lebih dari itu, juga menyingkapkan ketidakpercayaan para murid.
Yesus menegur mereka: *"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"* (Mrk 4:40).
Pertanyaan ini menggugah kita semua.
Sering kali dalam hidup, kita menghadapi badai: masalah, penderitaan, ketidakpastian, dan ketakutan yang mengguncang iman kita.
Seperti para murid, kita mudah panik dan merasa seolah-olah Tuhan diam, tidak peduli dengan penderitaan kita.
Namun, apakah benar Tuhan tidak peduli? Ataukah kita yang kurang percaya bahwa Ia tetap berdaulat atas segalanya?

Dalam Ibrani 11:1 dikatakan, *"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."*
Iman berarti percaya meskipun kita belum melihat jawaban atau penyelesaian.
Abraham, yang disebut dalam Ibrani 11:8-19, menjadi contoh nyata dari iman sejati. Ia taat kepada Allah bahkan ketika diperintahkan untuk pergi ke tempat yang tidak diketahuinya dan ketika diminta mempersembahkan Ishak.
Abraham percaya bahwa Allah sanggup melakukan apa pun, bahkan membangkitkan orang mati. Ia tidak melihat jawaban langsung, tetapi tetap percaya sepenuhnya kepada janji Allah.

Ketika Yesus menenangkan badai, Dia menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas alam semesta.
Jika angin dan danau saja taat kepada-Nya, mengapa kita masih meragukan kuasa-Nya dalam hidup kita?
Peristiwa ini mengajarkan bahwa iman bukanlah tentang melihat segala sesuatu dalam keadaan aman dan terkendali, tetapi tentang percaya kepada Yesus meskipun badai masih berhembus.

Maka, marilah kita belajar untuk memiliki iman yang teguh, seperti Abraham, yang percaya kepada Allah tanpa ragu, dan seperti para murid yang akhirnya menyaksikan sendiri kuasa Yesus.
Percayalah, Yesus selalu hadir dalam hidup kita, dan dalam waktu-Nya, Ia akan menenangkan badai yang kita alami.



Peringatan Orang Kudus
Santa Brigida, biarawati
Brigida lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453.  Ayahnya, Dubthach, adalah seorang pangeran yang masih kafir.  Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen.  Brigida dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.  Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi biarawati.  Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan.  Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk para wanita.  Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apa pun bahkan sering kali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.
Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan-rintangan tersebut.  Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare.  Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberinya status sebagai wanita bebas (bukan lagi budak).  Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.  Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan trampil.  Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya, bahkan menerima mereka di dalam biaranya.  Dengan demikian dia tidak lagi hidup sendirian di dalam biara.  Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.
Kecuali itu, ia juga memulai usaha di bidang pendidikan.  Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolahnya di Kildare.  Sekolah ini semenjak awal menjadi terkenal sebagai sebuah sekolah ketrampilan.  Di kemudian hari, setelah Brigida wafat pada tahun 523, sekolah ini dibagi menjadi dua, yang satu untuk pria dan yang lain untuk wanita.  Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.
Penghormatan kepada Santa Brigida masih berlangsung hingga sekarang.  Di Irlandia, Brigida dikenal sebagai salah satu Orang Kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba.  Ia dihormati sebagai pelindung Negara Irlandia, dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.

Santo Severus, Uskup
Severus dikenal sebagai seorang penenun kain di Ravenna, Italia pada abad ke-4.  Ia beranak-istri dan menjabat sebagai diakon.  Sewaktu ia menghadiri pemilihan uskup baru, sekonyong-konyong seekor burung merpati hinggap di atas kepalanya.  Dan secara aklamasi umat memilihnya menjadi uskup.  Mayatnya dan mayat istrerinya, Santa Vinsensia dan anaknya, santo Inosensius dicuri pada tahun 836 dan dibawa ke Mainz, Jerman.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-31 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Jumat, 31 Januari 2025

PW S. Yohanes Bosko, Imam



Bacaan Pertama
Ibr 10:32-39

"Kalian telah menderita banyak.
Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu.
Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita
karena kamu harus bertahan dalam perjuangan yang berat,
baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan,
maupun waktu kamu mengambil bagian
dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.
Memang kamu telah turut mengambil bagian
dalam penderitaan orang-orang hukuman,
dan ketika hartamu dirampas,
kamu menerima hal itu dengan sukacita,
sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik
dan yang lebih langgeng sifatnya.
Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu,
karena besarlah upah yang menantinya.
Kamu sungguh memerlukan ketekunan,
supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah,
kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Sebab dalam Alkitab tertulis:
"Sedikit, atau bahkan sangat sedikit waktu lagi,
Dia yang ditetapkan untuk datang itu akan tiba
tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri,
maka Aku tidak berkenan lagi kepadanya."
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri
dan akan binasa!
Sebaliknya: kita ini orang-orang yang percaya
dan yang beroleh hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40,R:39a

Refren: Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia,
bergembiralah karena Tuhan;
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa,
sebab Tuhan menopang tangannya.

*Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan;
Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
Tuhan menolong dan meluputkan mereka
dari tangan orang-orang fasik.
Tuhan menyelamatkan mereka,
sebab mereka berlindung pada-Nya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan  kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 4:26-34

"Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih.
Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu ketika Yesus berkata,
"Beginilah hal Kerajaan Allah:
Kerajaan Allah itu seumpama orang
yang menaburkan benih di tanah,
malam hari ia tidur, siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas
dan tunas itu makin tinggi!
Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkai, lalu bulir,
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit,
sebab musim menuai sudah tiba."
Yesus berkata lagi,
"Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu?
Atau dengan perumpamaan manakah
kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.
Memang biji itu yang paling kecil
daripada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan,
ia tumbuh dan menjadi lebih besar
daripada segala sayuran yang lain
dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
sehingga burung-burung di udara
dapat bersarang dalam rimbunannya."

Dalam banyak perumpamaan semacam itu
Yesus memberitakan sabda kepada mereka
sesuai dengan pengertian mereka,
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka.
Tetapi kepada murid-murid-Nya
Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tujuan utama mewartakan Injil adalah agar orang menjadi percaya, lalu bertobat dan tidak lagi berbuat dosa.
Selanjutnya ia mesti memelihara imannya untuk terus bertumbuh.
Proses pertumbuhan ini memang perlu waktu, secara berangsur-angsur bagian yang gelap menyusut oleh terang.
Kita tidak bisa melakukannya seperti menyalakan lampu di dalam kamar, yang semula gelap lalu tiba-tiba menjadi terang.

Yesus menggunakan biji sesawi untuk menggambarkan proses pertumbuhan iman itu.
Biji sesawi yang sangat kecil itu dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar.
Darimana memulainya?
Cukup dengan menaburkan benih itu di tanah, lebih bagus lagi kalau di tanah yang subur agar pertumbuhannya menjadi lebih sempurna.
Seringkali terjadi, kita tak pernah tahu bagaimana benih itu tumbuh menjadi tunas, lalu menghasilkan daun, batang dan rantingnya.
Tetapi kita tahu kalau ia tumbuh, kita dapat melihatnya walau pun tak dapat menjelaskan bagaimana terjadinya.
Begitu pula dengan pertumbuhan iman.

Seringkali kita tidak melihat hasil instan dari usaha dan iman kita di dalam kehidupan kita.
Kita mungkin bertanya-tanya, "Apakah doa-doaku dijawab? Apakah usaha baikku menghasilkan buah? Apakah penderitaanku akan berakhir?"
Namun, seperti yang dikatakan dalam Ibrani 10:36, "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan-Nya."

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menjaga agar kita tetap menjadi tanah yang subur.
Orang menggunakan pupuk untuk memelihara kesuburan tanah, menyiraminya dengan air.
Begitu pula hendaknya dengan iman kita, perlu secara tekun disirami dan diberi pupuk agar benih bertumbuh dengan baik.
Mendengarkan dan merenungkan Injil sama seperti menyirami rohani kita dengan air kehidupan, dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
Mari kita lakukan itu.



Peringatan Orang Kudus
Santa Marcella, Martir
Marcella dikenal sebagai putri bangsawan Romawi yang beragama Kristen.  Ia menikah dengan seorang pangeran Roma.  Pernikahan ini tidak berlangsung lama karena suaminya meninggal dunia beberapa bulan kemudian.
Pengalaman pahit ini membukakan bagi Marcella pintu masuk menuju suatu cara hidup baru yakni cara hidup religius-asketis.  Dengan cara hidup ini, Marcella bermaksud mengabdikn dirinya kepada Tuhan semata-mata dengan doa, puasa dan tapa sambil melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada para miskin dan melarat di kota Roma.  Cara hidup religius-asketis yang dijalaninya mengikuti pola yang dipraktekkan oleh para rahib di dunia Timur.
Dalam menjalani cara hidup ini, ia dibimbing oleh Santo Yerome.  Banyak wanita Roma lainnya mengikuti Marcella.  Mereka berdoa dan berpuasa serta mengenakan mode pakaian yang sama dengan yang dikenakan Marcella.  Bersama Marcella, mereka mengabdikan diri pada pelayanan orang-orang miskin dan terlantar.  Perkumpulan religius-asketis ini terus berkembang pesat.  Pengikut-pengikutnya semakin banyak.  Karena itu Marcella membangun beberapa biara di seluruh kota Roma.
Karena komunitas ini berpengaruh luas di seluruh kota, Marcella kemudian ditangkap dan dianiaya oleh orang-orang Goth (Jerman) yang pada waktu itu menguasai Roma.  Marcella meninggal sebagai seorang martir Kristus kira-kira pada akhir Agustus 410.

Santo Yohanes Bosko, Imam
Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat kota Torino, Italia.  Ketika menanjak remaja, anak petani sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang.  Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam tua yang baik hati.  Jerih payah imam tua ini menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan.  Oleh karena itu, sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkan dia ke Castelnuovo.  Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun.  Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di Seminari Chieri dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1841.
Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda.  Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak-anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin.  Cita-citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia-manusia yang berguna dan mandiri.  Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga-keluarga yang miskin.  Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.  Salah seorang muridnya yang terkenal ialah Dominikus Savio, yang kemudian menjadi Orang Kudus.
Keberhasilannya itu terus membakar semangatnya untuk memperluas karyanya.  Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama.  Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan-ketrampilan yang berguna untuk hidupnya.  Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu.  Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama.  Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda-pemuda itu dari aksi-aksi kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin-pemimpin di bidang industri dan teknik.  Lebih dari itu, cara pendidikan dan cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda-pemuda itu menjadi orang-orang Kristen yang taan agama bahkan saleh.
Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846-1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian.  Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri-puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri.
Bosko mendirikan banyak perkumpulan dan sekolah.  Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku-buku dan pamflet.  Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara Takhta Suci dan para penguasa Eropa.  Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa.  Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja.
Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: "Katakanlah kepada anak-anakku, 'Aku menanti mereka di surga!' ".  Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun.  Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai 'Beato' (Yang Bahagia) dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari 'Santo' oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922-1929).

Santo Aidan, Uskup dan Pengaku Iman
Aidan tinggal di sebuah biara di pulau Iona yang didirikan oleh Santo Kolumbanus.  Biara inilah yang menghasilkan banyak imam misionaris untuk Skotlandia dan Inggris Utara.  Aidan terkenal ketika pada tahun 634 ia diutus sebagai misionaris di Kerajaan Umbria Utara atas permintaan Santo Oswaldus, Raja Umbria Utara.
Sebelumnya pernah seorang imam berkarya di daerah itu, namun ia kurang berhasil.  Kepada Aidan ia mengutarakan alasan kegagalannya: "Orang Umbria belum beradab, kepala batu bahkan masih liar.  Sangat sulit kita mempertobatkan mereka".  Aidan menjawab: "Menghadapi orang-orang kafir, kita hendaknya terlebih dahulu memberi kesaksian tentang seluruh ajaran iman Kristen dengan tingkah laku dan tutur kata kita yang sesuai dengan ajaran iman itu.  Mungkin Anda terlalu tegas terhadap mereka dan menyajikan ajaran-ajaran iman dengan cara yang sulit dipahami.  Seturut nasehat para Rasul, seharusnya Anda lebih dahulu menyajikan kepada mereka ajaran-ajaran yang mudah dicerna; kemudian apabila mereka sudah dikuatkan oleh Sabda Allah, barulah ajaran-ajaran yang lebih berat untuk dipahami dan dilaksanakan disajikan kepada mereka".
Aidan kemudian diutus ke Kerajaan Umbria.  Dengan cara hidupnya dan tutur katanya yang lemah lembut, ia bersama Raja Oswaldus berhasil mengkristenkan rakyat Umbria.  Ia menjadi gembala yang disenangi karena contoh dan teladan hidupnya.  Ia pun tidak segan-segan menegur para petinggi kerajaan jika tingkah laku mereka tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Kristen.  Oswaldus bersama seluruh rakyat sangat senang dengan Aidan.
Setelah ditahbiskan menjadi uskup, Aidan menetap di pulau Lindisfarne yang kelak disebut 'Pulau Suci', karena biara yang didirikannya di sana menghasilkan banyak imam misionaris yang saleh.  Aidan meninggal dunia pada tahun 651 dan hingga kini dihormati sebagai rasul bangsa Inggris Utara, sebagai Santo Agustinus dari Canterbury untuk Inggris Selatan.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-30 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Kamis, 30 Januari 2025



Bacaan Pertama
Ibr 10:19-25

"Marilah kita berpegang teguh pada harapan!
Marilah kita saling memperhatikan
dan saling mendorong dalam cinta kasih."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
berkat darah Yesus,
kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus
dengan penuh keberanian,
karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang memberi hidup bagi kita,
yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri,
dan kita mempunyai seorang Imam Agung
sebagai kepala Rumah Allah.
Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat,
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita,
sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia!
Di samping itu marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong
dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri
dari pertemuan-pertemuan ibadat umat,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang! 
Sebaliknya marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Itulah angkatan orang-orang
yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Mzm 119:105

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku,
dan cahaya bagi jalanku.



Bacaan Injil
Mrk 4:21-25

"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian.
Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan
di bawah gantang atau di bawah tempat tidur,
melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi
yang tidak akan dinyatakan,
dan tidak ada suatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi,
"Camkanlah apa yang kamu dengar!
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
akan dikenakan pula padamu;
dan malah akan ditambah lagi!
Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini renungan dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma, diambilkan dari renungan *The Power of Word*, berikut ini.

*Menjadi Pembawa Terang Kristus untuk Menerangi Dunia*
Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembukaan*
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
Begitu banyak karya-karya-Mu yang ajaib terjadi di sekitar kehidupan kami, tetapi oleh karena kedegilan kami tak dapat menyaksikannya.
Walau demikian, kami tetap berharap dapat menyadari kehadiran-Mu melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi oleh karena perkenan-Mu.
Oleh karena itu bersabdalah ya Bapa, agar kami dimampukan untuk menyadari kehadiran Roh Penolong dan Pendamping hidup kami.
Amin.

*Renungan*
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Intisari dari Surat Ibrani 10:24-25 pada Bacaan Pertama hari ini adalah mengajak kita untuk saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan perbuatan baik.
Hal ini sejalan dengan pesan Yesus, "Tempatkanlah pelita itu di atas kaki dian", agar semakin banyak orang melihat Terang Kristus melalui hidup kita.
Hendaknya Terang Kristus itu bukan hanya untuk menerangi diri sendiri,
tetapi juga untuk menerangi dan menguatkan sesama.
Terang Kristus dapat kita wujudkan berupa kasih yang kita tunjukkan, keadilan yang kita perjuangkan, dan kesetiaan dalam iman.
Pelita yang menyala melambangkan terang iman, kebaikan, dan kebenaran yang harus kita pancarkan dalam kehidupan.
Maka menjadi penting bagi kita untuk memelihara pelita itu agar tetap menyala.

Berbuat kebaikan nampaknya dilematis.
Di satu sisi, Yesus mengajarkan kepada kita, "Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." [Matius 6:3-4]
Tetapi hari ini Yesus mengajarkan bahwa pelita yang menyala tidak seharusnya disembunyikan, melainkan ditempatkan di tempat yang tinggi agar menerangi sekelilingnya.
Janganlah kita terburu-buru menilai kalau Yesus itu tidak konsisten.
Yang dimaksud ketika kita memberi sedekah, bukan untuk disembunyikan, minimal yang menerima sedekah akan mengetahuinya.
Yesus malahan mengatakan, "Tidak ada suatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap."
Yang dimaksud oleh Yesus, janganlah pamer-pamer di hadapan orang banyak kalau kita memberi sedekah, yang sesungguhnya bertujuan untuk dipuji orang, bertujuan untuk kepentingan diri sendiri.
Yang seperti ini jangan diletakkan di atas tiang dian.
Sedekah mesti kita berikan secara diam-diam, seperti ketika kita memberi kolekte di gereja, pemberian kita semunyikan di dalam genggaman tangan.

Lalu apa yang mesti kita tempatkan di atas tiang dian?
Ya, Terang Kristus-lah yang mesti kita tinggikan, agar lebih banyak orang boleh menerima cahaya-Nya.
Biarlah orang yang berada jauh tetap dapat melihat cahaya-Nya itu, dan ketika mendekat mereka akan merasakan ada kasih Kristus di situ.
Yesus tidak meminta kita untuk mengarak pelita itu keliling kota, melainkan cukup dengan meletakkannya di atas tiang dian saja, jangan disembunyikan di bawah gantang.
Gantang adalah alat berupa mangkok atau baskom yang digunakan untuk mengukur atau menakar.
Jika pelita ditempatkan di bawahnya, atau di tempatkan di bawah tempat tidur, maka cahaya tak dapat memancar secara optimal, hanya cukup untuk menerangi kita sendiri saja, orang lain tidak kebagian.
Tetapi dalam konteks ini, gantang adalah representasi dari: Egoisme dan kepentingan Pribadi, Hal-hal duniawi seperti ambisi pekerjaan atau kesenangan dunia, yang seringkali membuat kita menjadi tidak peduli terhadap sesama, atau rasa takut dan malu karena khawatir akan penilaian orang lain.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi pembawa pelita yang bersinar di tengah dunia.
Jangan biarkan terang Kristus menjadi redup gegara kita kepincut oleh terang lain yang seolah-olah lebih bersinar dan lebih gempita, seperti misalnya popularitas atau kekayaan dunia.
Yesus juga telah mengingatkan kita tentang ukuran yang kita pakai untuk menilai dan bertindak, "Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
Dan bahkan Yesus mengawali perkataan dengan perintah tegas,
"Camkanlah apa yang kamu dengar!" sebab inilah prinsip keadilan ilahi.
Jika kita murah hati dalam memberi, kita akan menerima kelimpahan.
Jika kita penuh kasih dalam menilai orang lain, kita pun akan mendapatkan kasih. Sebaliknya, jika kita pelit dan egois, kita sendiri akan mengalami kekurangan.
"Siapa yang mempunyai, akan diberi lagi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil."
Di luar sana rupanya masih ada saja orang yang belum memiliki pelitanya sendiri, mereka butuh kebaikan kita untuk berbagi cahaya dari pelita kita.
Inilah tugas perutusan kita.

Marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa kami,
Jadikanlah kami pelita yang bersinar bagi dunia.
Berilah kami keberanian untuk menyatakan iman dalam tindakan nyata,
dan menunjukkan kemurahan hati untuk berbagi kasih dengan sesama.
Semoga dengan demikan hidup kami dapat menjadi terang untuk  memuliakan nama-Mu, sebagaimana yang diharapkan oleh Putera-Mu, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gerardus, Pengaku Iman
Gerardus adalah kakak santo Bernardus.  Ia mula-mula tidak mau masuk biara.  Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib dibebaskan, ia ikut adiknya dalam kehidupan membiara dalam pertapaan yang menganut aturan yang keras.  Ia meninggal dunia pada tahun 1138.

Santa Batildis, Pengaku Iman
Ketika masih gadis, ia dijual kepada seorang pejabat istana, tetapi kemudian ia dinikahi oleh raja.  Sepeninggal suaminya, ia memerintah sampai putranya dewasa dan menggantikannya sebagai raja.  Batildis kemudian menjadi suster biasa di Chelles, Prancis.  Ia meninggal dunia pada tahun 680.

Santa Maria Ward, Pengaku Iman
Maria Ward hidup antara tahun 1585-1645.  Puteri bangsawan Inggris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa Kudus.  Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth.  Pada umur 20 tahun, ia melarikan diri ke Belgia untu masuk biara Klaris.  Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup setaat mungkin pada aturan biara.  Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara.  Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya.  Beberapa kali ia pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati, namun dibebaskan lagi.  Ia kemudian kembali ke Belgia memimpin 'Putri-putri Inggris' dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Sri Paus di Roma.  Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang bidaah, dan pada tahun 1631 'Suster-suster Jesuit'-nya dilarang oleh Paus.  Namun akhirnya direhabilitir dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.

Beato Sebastianus, Imam
Sebastianus berasal dari keluarga miskin.  Keluarganya sangat mengharapkan agar dia membantu menghidupi keluarganya.  Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu.  Ia masuk Seminari dan mengikuti pendidikan imamat.  Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan.  Ia sendiri sungguh-sungguh insyaf akan kelemahannya.  Satu-satunya jalan keluar baginya untuk mengatasi kelemahannya dan dengan demikian bisa meraih keberhasilan ialan melipatgandakan usaha belajarnya.Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan.  Ia mencapai cita-citanya menjadi imam.  Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino.  Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya.  Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik.  Selama 60 tahun ia mengabdikan diri kepda Tuhan, Gereja dan umatnya.Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat luar biasa yaitu kemampuan membuat mujizat.  Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati.  Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara umatnya.  Tentang hal ini Sebastianus berkata: "Apa artinya menjadi Abdi-abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memajukan karya penyelamatan Allah dan kerajaanNya di antara manusia.  Semuanya itu harus dilakukan di tengah-tengah umat". Imannya yang kokoh pada Allah dan kesetiaannya pada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesamanya manusia, terlebih rekan-rekan imamnya se-tarekat.  Ia meninggal dunia pada tahun 1740.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-29 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Rabu, 29 Januari 2025



Bacaan Pertama
Ibr 10:11-18

"Kristus menyempurnakan untuk selamanya
orang-orang yang dikuduskan-Nya."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari,
dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama,
yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa,
dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya
di sebelah kanan Allah.
Sekarang Ia hanya menantikan saat,
di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Sebab oleh satu kurban itu saja
Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya
mereka yang Ia kuduskan.
Tentang hal itu Roh Kudus pun memberi kesaksian kepada kita,
sebab Ia sendiri bersabda,
"Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka,
pada hari-hari yang akan datang:
Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka
dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan,
tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 110:1.2.3.4,R:4bc

Refren: Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek.

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"

*Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion;
berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

*Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu,
sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.

*Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal:
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya,
menurut Melkisedek."



Bait Pengantar Injil


Benih itu melambangkan sabda Allah,
penaburnya ialah Kristus.
Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.



Bacaan Injil
Mrk 4:1-20

"Seorang penabur keluar untuk menabur."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea.
Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya
mengerumuni Dia,
sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh,
lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu ada di darat,
di tepi danau itu.
Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka
dalam bentuk perumpamaan.
Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka,
"Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit,
layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,
sehingga benih itu tidak berbuah.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik,
lalu tumbuh dengan subur dan berbuah,
hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang seratus kali lipat."
Dan Yesus bersabda lagi,
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Ketika Yesus sendirian,
pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid
menanyakan arti perumpamaan itu.
Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah,
tetapi kepada orang-orang luar
segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap,
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti,
biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini?
Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami
semua perumpamaan yang lain?
Penabur itu menaburkan sabda.
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan,
ialah mereka yang mendengar sabda,
lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda
yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu,
ialah orang-orang yang mendengar sabda itu
dan segera menerimanya dengan gembira,
tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan
karena sabda itu, mereka segera murtad.
Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri,
ialah yang mendengar sabda itu,
tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia,
tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
sehingga sabda itu tidak berbuah.
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik,
ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah,
ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
dan ada yang seratus kali lipat."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita diajak untuk merenungkan tentang bagaimana kita menerima firman Tuhan dan bagaimana kita dapat menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita.

Yesus menggambarkan bagaimana firman Tuhan ditaburkan ke dalam hati manusia dengan berbagai respons yang berbeda. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu, di tengah semak duri, dan di tanah yang subur.

Perumpamaan ini bukan hanya tentang mendengar firman, tetapi juga tentang bagaimana hati kita enerimanya.
Tuhan adalah Sang Penabur yang setia, selalu menaburkan firman-Nya kepada semua orang tetapi respons kita-lah yang  sangat menentukan apakah firman itu akan berakar dan berbuah.
Ada kalanya kita seperti tanah di pinggir jalan—hati kita keras dan firman itu tidak masuk.
Ada saatnya kita seperti tanah berbatu—menerima firman dengan sukacita, tetapi tidak berakar kuat sehingga ketika pencobaan datang, iman kita goyah.
Mungkin kita juga seperti tanah penuh semak duri—terhimpit oleh kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan sehingga firman itu tidak bisa bertumbuh dengan baik.
Kita semua dipanggil untuk menjadi tanah yang subur, di mana firman itu berakar, bertumbuh, dan menghasilkan buah berlipat ganda.

Dalam Ibrani 10:11-18, kita melihat bagaimana pengorbanan Yesus Kristus adalah benih kehidupan yang sempurna.
Para imam dalam Perjanjian Lama mempersembahkan korban setiap hari, tetapi tidak pernah bisa menghapus dosa secara sempurna.
Tetapi Yesus sebagai Imam Besar kita telah mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selamanya, dan dengan itu Ia telah menyempurnakan kita yang dikuduskan.
Ini mengingatkan kita bahwa hati kita harus menjadi tanah yang siap menerima pengorbanan Kristus sebagai sumber kehidupan sejati.
Sering kali, tantangan dunia bisa membuat kita enggan membiarkan firman Tuhan berakar dalam hidup kita.
Kita tetap diundang untuk membuka hati kita, agar firman Tuhan bukan hanya tertanam, tetapi juga bertumbuh dan menghasilkan buah yang melimpah.
Hidup dalam firman berarti membiarkan Roh Kudus membimbing kita, menguduskan kita, dan mengubah kita sesuai dengan kehendak Tuhan.


Marilah kita bertanya kepada diri sendiri: tanah manakah yang mencerminkan hati kita saat ini?
Jika kita masih keras, berbatu, atau penuh duri, mari mohon kepada Tuhan agar hati kita diperbarui oleh kasih-Nya.
Sebab hanya dalam tanah yang subur, firman Tuhan bisa bertumbuh dan menghasilkan buah yang menyelamatkan kita serta membawa berkat bagi banyak orang.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman
Gildas terkenal di dareah Celtic selama abad ke enam.  Ia mempunyai suatu pengaruh yang besar dan tetap terhadap perkembangan kehidupan monastik di negeri Irlandia.
Finnian dari Clonard (470-552) bersama banyak pemimpin Irlandia belajar di bawah bimbingan Gildas di Inggris.  Kemudian Gildas dibawa dari Wales ke Irlandia untuk mengajar di Sekolah Armagh.  Setelah mengajar beberapa tahun, ia diangkat sebagai rektor disekolah itu.  Pada tahun 540 ia kembali lagi ke Wales dan tinggal di pulau Flatholm, Inggris.
Gildas adalah seorang yang tulus dan beriman teguh.  Ia menuduh teman-temannya sebagai orang-orang yang menyangkal kebenaran iman Kristen.  Mereka dinamainya sebagai 'Pastor tak beriman yang menjual imamatnya dan pemimpin buta bagi para orang buta menuju kehancuran'.  Karyanya "De Ercidio Brutanniae" (Kehancuran Inggris) melukiskan pula pengetahuannya akan Kitab Suci dan karya-karya klasik.
Tahun-tahun terakhir kehidupannya, ia habiskan di sebuah pulau kecil, Morbihan Bay, Inggris.  Di sana ia meninggal dunia pada tahun 570.

Beato Joseph Freinademetz, Imam
Freinademetz lahri pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen.  Semenjak kecil, ia bercita-cita menjadi imam.  Kedua orang tuanya merestui cita-citanya yang luhur itu.  Maka ia masuk Seminari untuk mengikuti pendidikan imamat.  Ia berhasil meraih cita-citanya tatkala ditahbiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.  Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakan Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah.  Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan iman-imam misionaris.  Freinademetz yang memiliki semangat missioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini.  Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok.  Untuk itu ia mempelajari bahasa Tionghoa dan adat istiadat bangsa Cina.
Cita-citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris ke negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer.  Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong.  Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka.  Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung.  Di sana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat.  Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan umat di Shantung.  Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umat baik yang dewasa maupun anak-anak.  Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa-desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis.  Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati-hati terhadap segala bahaya.  Tetapi ia tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketia ia dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam.  Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil.  Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka.  Akhirnya dia dilepaskan kembali dan dibiarkan menjalankan tugasnya seperti biasa.  Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya.  Di sana ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan kotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilan yang diraihnya, ia diminta untuk menjadi Uskup.  Tetapi hal ini ditolaknya.  Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena serangan penyakit Typhus.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-28 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Selasa, 28 Januari 2025

PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Ibr 10:1-10

"Aku datang untuk melaksanakan kehendak-Mu, ya Allah."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Di dalam Taurat hanya terdapat bayangan
dari keselamatan yang akan datang,
bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Karena itu dengan kurban yang sama, yang setiap tahun diulangi,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan
mereka yang ambil bagian di dalamnya.
Sebab jika hal itu mungkin,
pasti orang tidak mempersembahkan kurban itu;
mereka yang melakukan ibadah itu tidak lagi merasa berdosa,
sebab telah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
Tetapi justru oleh kurban-kurban itu
setiap tahun orang diperingatkan akan dosa-dosa mereka.
Sebab tidak mungkin
darah lembu atau domba jantan menghapuskan dosa!

Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata,
"Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki!
Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa
Engkau juga tidak berkenan.
Maka Aku berkata:
Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku,
sebagaimana tertulis dalam gulungan Kitab tentang Aku.

Jadi mula-mula Ia berkata,
"Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan;
Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran
dan kurban penghapus dosa"
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
Dan kemudian Ia berkata,
"Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Jadi yang pertama Ia hapuskan
untuk menegakkan yang kedua.
Dan karena kehendak Allah inilah
kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 40:2.4ab.7-8a.10.11,R:8a.9a

Refren: Ya Tuhan, kini aku datang
untuk melakukan kehendak-Mu.

*Aku sangat menanti-nantikan Tuhan;
lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong.
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku
untuk memuji Allah kita.

*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan,
tetapi Engkau telah membuka telingaku;
kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut.
Lalu aku berkata, "Lihat, Tuhan, aku datang!"

*Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup;
Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku,
kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan,
kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan
tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 3:31-35

"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus
ke tempat Ia sedang mengajar.
Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus.
Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia;
mereka berkata kepada Yesus,
"Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar,
dan berusaha menemui Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka,
"Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?"
Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu,
lalu berkata, "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Barangsiapa melakukan kehendak Allah,
dialah saudara-Ku laki-laki,
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tiap-tiap tanggal 28 setiap bulannya, saya ditugasi untuk membawakan renungan Daily Fresh Juice.
Berikut ini renungannya:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Hari ini kita diajak untuk merenungkan ajaran Yesus
yang menyampaikan pesan mendalam tentang makna menjadi bagian dari keluarga Allah.
Yesus memberikan pemahaman yang baru tentang hubungan keluarga sejati,
yaitu hubungan persaudaraan Yesus dengan mereka yang melaksanakan kehendak Allah.
Terlebih dahulu marilah kita mendengarkan Injil Markus Pasal 3, Ayat 31 sampai 35,
yang dibawakan oleh anak bungsu kami, Renata Luisa Kusuma berikut ini.


"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."
Inilah Injil Suci menurut Markus:

[Bacaan Injil, dibawakan oleh anak bungsu kami, Renata Luisa Kusuma]

Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Tidak ditulis secara jelas di dalam Injil, apa sesungguhnya alasan keluarga Yesus berusaha menemui Yesus.
Pada ayat sebelumnya, yakni di ayat 21 ditulis, "Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi."
Apa iya keluarga-Nya beranggapan bahwa Yesus tidak waras?
Saya rasa tidak.
Di dalam budaya Yahudi, keluarga memiliki otoritas dalam menjaga dan membimbing anggota keluarganya.
Ajaran Yesus dianggap dapat menimbulkan kontroversi, maka keluarga-Nya mesti bertanggungjawab untuk menjauhkan Yesus dari konflik yang semakin memanas.
Alasan yang mungkin lebih mudah diterima oleh orang-orang adalah dengan mengatakan kalau Yesus sudah tidak waras lagi.
Ada dugaan kalau pihak keluarga khawatir akan reputasi keluarga, dampak dari ajaran Yesus yang dianggap radikal, bisa mencoreng nama baik keluarga mereka.
Ada juga dugaan kalau keluarga justru ingin menyelamatkan Yesus, mencegah Yesus membuat kegaduhan yang lebih heboh di masyarakat.
Tetapi saya sendiri melihat kalau pihak keluarga belum sepenuhnya mengerti akan misi Yesus, sebagaimana yang ditulis pada Injil Yohanes 7 ayat 5, "Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya."

Penolakan terhadap Yesus tidak hanya dari keluarga-Nya sendiri.
Penduduk Nazaret bahkan berniat hendak melemparkan Yesus dari tebing karena ajaran-Nya dianggap kontroversial itu.
Maka Yesus pun berkata, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."

Melalui Injil Markus pada hari ini Yesus menegaskan bahwa relasi kekeluargaan bukan hanya relasi berdasarkan hubungi darah semata.
Ini dilakukan sebab pada masa itu pertalian darah merupakan relasi penting dan sangat dihargai.
Hubungan rohani lebih penting daripada hubungan darah.
Tentu saja Yesus tidak menolak keluarga-Nya. Yesus tetap menghormati ibu-Nya, tetapi rupanya Yesus ingin mengajarkan tentang hubungan spiritual dengan diri-Nya dan dengan Kerajaan Allah.
Yesus menyadarkan kita dengan pertanyaan, "Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?"
Bahwa hubungan yang sejati dengan Yesus diwujudkan melalui iman dan ketaatan kepada Allah.
Setiap orang yang melakukan kehendak Allah adalah bagian dari keluarga rohani-Nya.
Bahwa ketaatan kepada Allah jauh lebih daripada ketaatan kepada keluarga duniawi, sebab ketaatan ini membutuhkan komitmen, menjadikannya sebagai prioritas utama.
Dengan tegas Yesus menyatakan, "Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, dialah ibu-Ku, dialah saudara-saudara-Ku."
Pernyataan ini menjadi landasan penting dalam ajaran-Nya, menekankan bahwa hubungan spiritual yang sejati dan mendalam dengan Tuhan harus diutamakan melebihi segala bentuk relasi duniawi.
Yesus memperluas konsep keluarga Allah yang tidak dibatasi oleh keturunan, tetapi berdasarkan iman dan ketaatan kepada Allah.

Lebih lanjut, Yesus memperdalam ajaran-Nya dengan mengatakan, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."
Pernyataan ini menegaskan bahwa hubungan dengan Yesus bukanlah hubungan hierarkis antara tuan dan hamba, melainkan hubungan persahabatan yang intim dan penuh kasih.
Yesus membuka hati-Nya dan membagikan segala sesuatu yang Ia dengar dari Bapa-Nya kepada para pengikut-Nya, memperlihatkan kepercayaan dan kedekatan yang mendalam.
Dalam persahabatan dengan Yesus, kita diajak untuk memahami kehendak Allah dan menjalankannya dengan sepenuh hati.
Ini adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan yang tulus dan hubungan yang penuh kasih dengan Tuhan, yang didasarkan pada iman dan pengetahuan yang telah diungkapkan oleh Kristus sendiri.
Dengan demikian, Yesus tidak hanya mengajarkan pentingnya hubungan spiritual di atas hubungan duniawi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana hubungan ini dapat berkembang menjadi persahabatan sejati dengan Tuhan, sebuah relasi yang penuh dengan kepercayaan, kasih, dan pengertian mendalam tentang kehendak Allah.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Thomas lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Keluarganya adalah sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya, Theodora, adalah putri bangsawan dari Teano. Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim belajar pada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Di sana Thomas memperlihatkan suatu kepandaian yang luar biasa. Ia rajin belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tantang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum atas kecerdasan Thomas, mengirim dia belajar di Universitas Napoli.  Di universitas itu, Thomas berkembang pesat dalam pelajaran filsafat, logika, tatabahasa, retorik, musik dan matematika. Ia bahkan jauh lebih pintar dari guru-gurunya pada masa itu. Di Napoli, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan karya-karya Aristoteles yang sangat mempengaruhi pandangan-pandangannya di kemudian hari. Thomas yang tetap menjauhi semangat duniawi dan korupsi yang merajalela di Napoli, segera memutuskan untuk menjalani kehidupan membiara. Ia tertarik pada corak hidup dan karya pelayanan para biarawan Ordo Dominikan yang tinggal di sebuah biara dekat kampus universitas, tempat dia belajar. VERITAS ("Kebenaran") yang menjadi motto para biarawan Dominikan sangat menarik hati Thomas. Keluarganya berusaha menghalang-halangi dia agar tidak menjadi seorang biarawan Dominikan. Mereka lebih suka kalau Thomas menjadi seorang biarawan Benediktin di biara Monte Cassino. Untuk itu berkat pengaruh keluarganya, dia diberi kedudukan sebagai Abbas di Monte Cassino. Tetapi Thomas dengan gigih menolak hal itu. Agar bisa terhindar dari campurtangan keluarganya, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tetapi di tengah jalan, ia ditangkap oleh kedua kakaknya dan dipenjarakan di Rocca Secca selama dua tahun. Selama berada di penjara itu, keluarganya memakai berbagai cara untuk melemahkan ketetapan hatinya. Meskipun demikian Thomas tetap teguh pada pendirian dan panggilannya. Di dalam penjara itu, Thomas menceritakan rahasianya kepada seorang sahabatnya, bahwa ia telah mendapat rahmat istimewa. Ia telah berdoa memohon kemurnian budi dan raga pada Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua orang malaekat untuk meneguhkan dia dan membantunya agar tidak mengalami cobaan-cobaan yang kotor dan berat. selama berada di penjara, Thomas diijinkan membaca buku-buku rohani dan terus mengenakan jubah Ordo Dominikan. Ia menggunakan waktunya untuk mempelajari Kitab Suci, Metafisika Aristoteles dan buku-buku dari Petrus Lombardia. Ia sendiri membimbing saudarinya dalam merenungkan Kitab Suci hingga akhirnya tertarik juga  menjadi seorang biarawati. Akhirnya keluarganya menerima kenyataan bahwa Thomas tidak bisa dipengaruhi. Mereka membebaskan Thomas dan membiarkan dia meneruskan panggilannya sebagai seorang biarawan Dominikan. Untuk sementara Thomas belajar di Paris. Ia kemudian melanjutkan studinya di Cologna, Jerman di bawah bimbingan Santo Albertus Magnus, seorang imam Dominikan yang terkenal pada masa itu.  Di Cologna, Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250. Pada tahun 1252 ia diangkat menjadi professor di Universitas Paris dan tinggal di biara Dominikan Santo Yakobus.  Ia mengajar Kitab Suci dan lain-lainnya di bawah bimbingan seorang professor kawakan. Tak seberapa lama Thomas terkenal sebagai seorang pujangga yang tak ada bandingannya pada masa itu. Ia jauh melebihi Albertus Magnus pembimbingnya di Cologna dalam pemikiran dan kebijaksanaan.  Tulisan-tulisannya menjadi harta Gereja yang tak ternilai hingga saat ini. Taraf kemurnian hatinya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan; kerendahan hatinya tak kalah dengan kecerdasan budi dan kebijaksanaannya. Oleh karena itu, Thomas diberi gelar " Doctor Angelicus", yang berarti "Pujangga Malaekat". Pada tahun 1264 ia ditugaskan oleg Sri Paus Urbanus IV (1261-1264) untuk menyusun teks liturgi Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. lagu-lagu hymne (pujian) antara lain "Sacris Solemniis" dan "Lauda Sion" menunjukkan keahliannya dalam Sastra Latin dan Ilmu Ketuhanan. Dalam suatu penampakan, Yesus Tersalib mengatakan kepadanya : "Thomas, engkau telah menulis sangat baik tentang DiriKu. Balasan apakah yang kauinginkan daripadaKu?" Thomas menjawab : "Tidak lain hanyalah DiriMu!" Dalam perjalanannya untuk menghadiri konsili di Lyon, Prancis, Thomas meninggal dunia di Fossa Nuova pada tahun 1274.

Santo Karolus Agung, Raja dan Pengaku Iman
Karolus hidup antara tahun 742-814.  Ia dikenal sebagai seorang negarawan dan kaisar Franken yang gigih membela kepausan.  Sebagai ahli perang ia berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah di bawah pemerintahannya.  Karolus Agung memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah, katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan.  Ia menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan semangat kepada para seniman.  Hidup pribadinya tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai 'santo' di keuskupan Aachen, Jerman.

Santo Petrus Nolaskus, Pengaku Iman
Petrus lahir tahun 1182 dari keluarga bangsawan Nolasco.  Menjelang umur 25 tahun, ia dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya namun dengan tegas ia menolak paksaan itu karena ia sudah menjanjikan kemurnian dirinya dan mempercayakan segala harta miliknya kepada Tuhan.
Di masa hidupnya bangsa Moor yang beragama Islam menguasai sebagian besar negeri Spanyol.  Perdagangan budak belian yang diambil dari Afrika Utara merupakah salah satu praktek kekafiran yang paling mencolok dari bangsa ini.  Petrus menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang Afrika Utara yang menjadi budak belian itu, terutama mereka yang telah menjadi Kristen.  Semangat imannya untuk membebaskan orang-orang itu dari cengkeraman orang Moor bergejolak kuat dalam batinnya.  Akhirnya didorong oleh suatu penglihatan ajaib, Petrus bersama Raymundus Penafort dan raja Yakobus dari Aragon mendirikan 'Ordo Pembebas Hamba Sahaya'.  Mereka mempersembahkan ordo ini kepada perlindungan Santa Perawan Maria.  Dengan semangat iman dan cinta kasih sejati, ia bersama rekan-rekannya berhasil membebaskan banyak orang Kristen (tercatat 890 orang) dari belenggu perbudakan dan dari penjara-pernjara Islam.  Petrus bahkan mempertobatkan pemimpin-pemimpin Moor.
Semangat kerasulannya menarik banyak orang awam untuk turut serta bersamanya membebaskan sesamanya dari belenggu perbudakan dan belenggu dosa.  Selama 25 tahun Petrus mengabdikan dirinya dalam karya pembebasan budak belian itu.  Semangatnya yang meluap-luap dalam karyanya itu akhirnya terbentur dengan keadaan kesehatannya yang terus merosot karena termakan usia dan beratnya tugas penyelamatan itu.  Setelah ia mengamalkan iman dan cinta kasih Kristiani melalui tindakan serta teladan hidupnya, Petrus Nolaskus meninggal dunia tepat pada hari raya Natal tahun 1256.

Manfredus, Pengaku Iman
Manfredus gemar membaca riwayat hidup para pertapa dan rahib sehingga sesudah ditahbiskan menjadi imam – dengan berkat uskupnya – ia menjadi pertapa di sebuah gua di pegunungan Alpen.  Ia berpuasa keras dan berdoa terus menerus, sehingga banyak orang minta didoakan olehnya.  Manfredus meninggal dunia pada tahun 1430.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-27 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Senin, 27 Januari 2025

PF S. Angela Merici, Perawan



Bacaan Pertama
Ibr 9:15.24-28

"Kristus hanya sekali saja mengorbankan diri-Nya
untuk menanggung dosa orang banyak."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah dipanggil
dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran
yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus
bukan yang buatan tangan manusia,
yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati,
tetapi ke dalam surga sendiri
untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita.
Ia pun tidak berulang-ulang masuk
untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri,
sebagaimana Imam agung
setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus
mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri.
Sebab kalau demikian
Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini,
Ia hanya satu kali saja menyatakan diri,
untuk menghapuskan dosa lewat kurban-Nya.

Manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali,
dan sesudah itu dihakimi.
Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya
untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu
Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa
untuk menganugerahkan keselamatan
kepada mereka, yang menantikan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6,R:1a

Refren: Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!

*Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu merdu;
dengan nafiri dan sangkala yang nyaring,
bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Mrk 3:22-30

"Kesudahan setan telah tiba."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem,
dan berkata tentang Yesus, "Ia kerasukan Beelzebul!"
Ada juga yang berkata,
"Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
Maka Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan,
"Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah,
kerajaan itu tidak dapat bertahan,
dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah,
rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri,
kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan,
malahan sudahlah tamatlah riwayatnya!

Camkanlah,
Tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat,
untuk merampas harta bendanya,
kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu.
Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni,
ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus,
ia tidak mendapat ampun untuk selama-lamanya,
sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa kekal."
Yesus berkata demikian karena mereka bilang
bahwa Ia kerasukan roh jahat.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita renungkan perkataan Yesus yang menurut saya sangat kontrovesial, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa kekal."
Menghujat artinya mencaci-maki dan memfitnah, tetapi yang dimaksud di sini sebagai "Menghujat Roh Kudus" adalah sikap keras kepala, yang dengan sadar dan terus-menerus menolak kebenaran Allah dengan memutar-balikkan kebenaran itu serta menolak Roh Kudus yang sedang bekerja.
Menurut ajaran Gereja Katolik, menghujat Roh Kudus berarti menolak untuk bertobat dan menutup hati terhadap rahmat keselamatan.
Dosa ini adalah penolakan terus-menerus terhadap pertobatan, sehingga seseorang sendiri menutup kemungkinan menerima pengampunan.
Jika ini ia lakukan secara terus-menerus sampai akhir hidupnya, maka dosa ini menjadi dosa kekal yang tak ada lagi kesempatan untuk pertobatan.
Jika seseorang pada suatu saat menyesal dan membuka hatinya bagi rahmat Allah, ia pasti akan diampuni. 
Jika sampai akhir hidupnya ia masih menyisakan dosa-dosa yang tak sempat memperoleh pengampunan, sepanjang yang bersangkutan percaya dan tidak menolak Allah, maka yang bersangkutan tetap akan menerima penyucian di Purgatorium.

Oleh karena itu, percayalah kepada Injil dan segeralah bertobat ketika kita menyadari telah berbuat dosa.



Peringatan Orang Kudus
Santa Angela Merici, Perawan
Angela Merici lahir di Desenzano del Garda, Lombardia, Italia Utara pada tanggal 21 Maret 1474.  Sepeninggal ibunya, Angela bersama kakaknya dipelihara oleh pamannya.  Ketika itu Angela berumur 10 tahun.  Bimbingan pamannya berhasil membentuk Angela dan kakaknya menjadi orang-orang yang patuh dan taat agama.
Sepeninggal kakaknya, Angela masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus.  Kemudian ia kembali ke Desenzano setelah pamannya meninggal dunia pada tahun 1495.  Di Desenzano ia mengalami suatu penglihatan di mana ia sedang mengajar agama kepada pemudi-pemudi.  Penglihatan ini memberi semangat baginya untuk mendirikan sebuah perkumpulan untuk para pemudi.  Untuk maksud itu, ia mengumpulkan beberapa kawannya untuk mengajar anak-anak gadis.  Pada tahun 1516, Angela pindah ke Brescia dan mendirikan sebuah sekolah.  Karya pendidikannya berkembang pesat dan disenangi banyak orang.
Banyak kaum wanita diajaknya untuk membantu dia dalam karya pendidikan itu.  Bersama wanita-wanita ini, Angela mendirikan sebuah perkumpulan di bawah perlindungan Santa Ursula.  Wanita-wanita yang menjadi anggota perkumpulannya dibiarkan tetap tinggal dengan keluarganya, agar supaya mereka tetap berhubungan dengan dunia luar.  Hal yang dituntut dari mereka ialah kesediaan melaksanakan tugas-tugas dengan penuh semangat.
Pengesahan dari Takhta Suci atas perkumpulan yang didirikan Angela tidak cepat diberi.  Sambil menanti pengesahan Sri Paus, Angela berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.  Dalam perjalanannya itu, ia mengalami kejadian pahit ini: kedua matanya tiba-tiba menjadi buta.  Namun peristiwa ini tidak mengendurkan semangatnya untuk mengunjungi Tanah Suci.  Ia melanjutkan perjalanannya sambil meyerahkan diri sepenuhnya pada penyelenggaraan ilahi.  Imannya dibalas Tuhan dengan suatu mujizat.  Penglihatannya pulih kembali ketika kembali dari ziarah itu, tepat di tempat mana dia mengalami kebutaan.
Kira-kira pada tahun 1533, datang lagi 12 orang wanita untuk membantu Angela dalam usaha pendidikan anak-anak miskin dan buta huruf.  Mereka berpindah ke sebuah rumah dekat gereja Santa Afra di Brescia.  Di sini ia mulai membentuk sebuah Ordo baru, yang disebutnya Ordo Ursulin.
Sri Paus Paulus III (1534-1549) mengesahkan ordo ini pada tanggal 25 November 1535.  Angela sendiri diangkat menjadi pemimpin ordo hingga hari kematiannya pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dekat Desenzano.  Pada tanggal 30 April 1768, Sri Paus Klemens XIII (1758-1769) menggelari dia 'Beata' (=Yang Bahagia) dan kemudian digelari 'Santa' pada tanggal 31 Mei 1807 oleh Sri Paus Pius VII (1800-1823).



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-26 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa III

Minggu, 26 Januari 2025

Hari Minggu Sabda Allah



Bacaan Pertama
Neh 8:3-5a.6-7.9-11

"Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti."

Pembacaan dari Kitab Nehemia:

Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan,
pada hari pertama bulan ketujuh,
imam Ezra membawa kitab Taurat ke depan jemaat,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti.
Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu
di halaman di depan Gerbang Air
dari pagi sampai tengah hari
di hadapan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian
seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.

Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu.
Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat,
karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang.
Pada waktu ia membuka kitab itu, semua orang bangkit berdiri.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung,
dan semua orang menyahut, "Amin! Amin!"
sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut
dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.

Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan,
sehingga pembacaan dimengerti.

Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab itu,
serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat,
berkata kepada seluruh hadirin,
"Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu.
Jangan kamu berdukacita dan menangis!"
karena semua orang itu menangis
ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.

Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka,
"Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis;
dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!
Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita!
Jangan bersusah hati,
sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.9.10.15,R:Yoh 6:63c

Refren: Sabda-Mu, ya Tuhan,
adalah roh dan kehidupan.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat,
menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni,
membuat mata berseri.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*Mudah-mudahan Engkau sudi
mendengarkan ucapan mulutku,
dan berkenan akan renungan hatiku,
ya Tuhan, gunung batu dan penebusku!



Bacaan Kedua
1Kor 12:12-30

"Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
seperti halnya tubuh itu satu dan anggotanya banyak,
dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja,
demikian pula Kristus.
Sebab kita semua,
baik orang Yahudi maupun orang Yunani,
baik budak maupun orang merdeka,
telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh,
dan juga diberi minum dari satu Roh.

Karena tubuh pun tidak terdiri atas satu anggota saja,
tetapi atas banyak anggota.
Andaikata kaki berkata,
"Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Dan andaikata telinga berkata,
"Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata,
di manakah pendengaran?
Andaikata seluruhnya telinga,
di manakah penciuman?
Tetapi Allah telah memberikan kepada semua anggota,
masing-masing secara khusus,
suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Andaikata semuanya adalah satu anggota,
di manakah tubuh?
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,
malah paling dibutuhkan.
Kepada anggota-anggota tubuh
yang menurut pandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus.
Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok,
kita berikan perhatian khusus;
hal ini tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok.
Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa,
sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia
diberikan penghormatan khusus,
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita;
jika satu anggota dihormati,
semua anggota turut bersukacita.

Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya.
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat:
Pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi,
ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya Ia menetapkan juga:
mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin,
dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?
Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat?
atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh,
atau untuk menafsirkan bahasa roh?

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Luk 4:18-19

Tuhan Allah telah mengutus Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.



Bacaan Injil
Luk 1:1-4;4:14-21

"Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita
tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
seperti yang disampaikan kepada kita oleh saudara-saudara
yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
Karena itu,
setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama
dari awal mulanya,
aku mengambil keputusan
untuk membukukannya dengan teratur bagimu.
Dengan demikian engkau dapat mengetahui,
bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

Sesudah dicobai Iblis di padang gurun,
dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.
Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
Selama di situ Ia mengajar di rumah-rumah ibadat
dan semua orang memuji Dia.
Lalu Yesus datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan.
Dan menurut kebiasaan-Nya,
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,
lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya,
dan setelah membukanya,
Ia menemukan nas di mana ada tertulis:
   Roh Tuhan ada pada-Ku,
   oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
   untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
   dan Ia telah mengutus Aku
   untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
   dan penglihatan bagi orang-orang buta;
   untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
   untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.
Kemudian Yesus menutup kitab itu,
mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk;
dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
Lalu Yesus memulai mengajar mereka, kata-Nya,
"Pada hari ini genaplah nas tadi
sewaktu kamu mendengarnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yes… Lukas mengawali Injilnya dengan sangat baik, sangat meneguhkan saya, tekad hendak membukukan dengan teratur perihal kedatangan Anak Manusia, agar dapat difahami dengan lebih baik tentang kebenarannya.
Tekad atau Iktikad memang diperlukan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Tekad yang bulat maksudnya tak ada keragu-raguan lagi.
Mari kita ikuti jejak Lukas ini, bertekad untuk turut serta mewartakan Injil, jika mungkin, dengan teratur.
Teratur artinya ada aturan-aturannya, bukan berantakan, bukan sesempatnya, bukan sambil lalu.
Perlu ada konsistensi dan kesinambungan.

Nas Kitab Suci telah digenapi oleh kedatangan Anak Manusia, artinya tidak lagi berupa nubuat melainkan telah menjadi fakta.
Semestinya hal ini dapat memupus keragu-raguan kita, jika masih ada.
Kita masih memiliki "hidup" yang mirip nubuat karena kita belum tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi hidup tetap mesti dijalankan.
Tinggal masalahnya, bagaimana kita akan menjalaninya.
Apakah kita jalankan dengan teratur atau berantakan?
Apakah kita jalankan dengan tekad yang bulat atau dengan keragu-raguan?

Tahun rahmat Tuhan telah datang, dan bahkan telah lama datang.
Hal ini sesungguhnya telah terang menderang, tetapi mengapa kita masih saja "ngumpet" di dalam kegelapan? Masih saja ngumpet di balik bayang-bayang?
Mari kita bangkit, rahmat Tuhan bukan bayang-bayang.



Peringatan Orang Kudus
Santo Timotius dan Titus, Uskup
Timotius dikenal sebagai rekan kerja dan pendamping terpercaya dari Santo Paulus Rasul dalam perjalanan-perjalanan misinya.  Ia (mungkin) lahir di Lystra, sebuah kota di Asia Kecil.  Ayahnya kafir, sedangkan ibunya beragama Yahudi.  Bersama ibunya Eunike dan neneknya Lois, Timotius bertobat dan menjadi Kristen pada saat Santo Paulus pertama kali mengunjungi Likaonia (2Tim 1:5).  Semenjak masa mudanya Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya.  Bahkan kitab itu menjadi bacaan utamanya.
Tujuh tahun kemudian (setelah menjadi Kristen) – ketika Santo Paulus kembali ke Lystra – Timotius sudah menjadi seorang pemuda yang aktif, saleh dan bersemangat rasul.  Ia dipuji oleh saudara-saudara seiman di Lystra dan Ikonium (Kis 16:2).  Untuk menghilangkan pertentangan antara kaum Yahudi dan Yudeo-Kristen, Timotius disunat (Kis 16:3).  Ia lalu menemani Paulus ke Berea.  Di sana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya.  Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5).  Ketika berada bersama Paulus di Efesus, ia diutus ke Makedonia (Kis 19:22) dan lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis 20:4).
Timotius dikenal sebagai orang yang bersama Paulus menulis enam pucuk surat (1Tes 1:1; 2 Tes 1:1; 2Kor 1:1; Flp 1:1; Kol 1:1; Fil 1).  Namanya tercantum lagi di dalam Surat-surat Penjara yang memberitakan tentang pengutusan Timotius untuk mengunjungi orang-orang Kristen di Filipi.  "Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh mempertahikan kepentingan Kristus Yesus.  Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.  Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku…" (Fil 2:20-23).
Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus.  Hal ini dapat terlihat pada awal setiap surat yang ditujukan Paulus kepadanya: "Anakku yang terkasih…".  Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius terhadap setiap ajarannya: "Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.  Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Lystra" (2Tim 3:10-11).  Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia mengangkat Timotius sebagai Uskup di Efesus.  Ia dibunuh dengan kejam pada tahun 97.
Selain Timoitus, Titus adalah seorang rekan seperjalanan Paulus.  Ia berasal dari Antiokia di Asia Kecil.  Ia lahir di dalam sebuah keluarga yang masih kafir.  Karena pewartaan Paulus, Titus bertobat dan mejadi seorang Kristen yang aktif dalam karya pewartaan Injil.  Ia menemani Paulus ke Yerusalem untuk menghadiri konsili mengenai Hukum Musa.  Sesudah itu, Paulus mengirim dia dua kali ke Korintus untuk menasihati orang-orang Kristen di sana dalam beberapa masalah yang membahayakan kesatuan iman dan kebenaran iman.
Karena jasa-jasanya dan semangatnya dalam melayani Injil dan orang Kristen, maka Paulus mengangkat Titus menjadi Uskup di Kreta.  Paulus menahbiskan dia untuk melanjutkan misi yang telah dimulai di pulau Kreta.  Titus meninggal di Kreta.

Santa Paula, Janda
Paula dikenal sebagai seorang wanita bangsawan Romawi.  Sebagai seorang ibu rumah tangga, ia menjalankan kewajibannya dengan penuh semangat cinta kasih.  Kecuali itu, ia mengisi hari-hari hidupnya dengan suatu hidup yang saleh di hadapan Tuhan.  Ketika ia memasuki umur 32 tahun, suaminya tercinta meninggal dunia.  Sekarang ia sendiri harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua kebutuhannya, rohani dan jasmani.  Pendidikan iman bagi anak-anaknya sungguh mendapat perhatian utama.
Selagi berada dalam kepedihan yang mendalam karena kematian suaminya, Tuhan mengetuk hatinya untuk kehidupan bakti hanya kepadaNya.  Paula yang sudah biasa menjalin hubungan dengan Tuhan melalui doa-doanya, mendengarkan suara Tuhan itu.  Ia lalu mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dengan hidup menyendiri dalam kesunyian tapa dan karya-karya amal kasih.
Santo Hieronimus dimintainya untuk menjadi pembimbing rohaninya.  Setelah menjalani hidup demikian selama tiga tahun, ia meninggalkan anak-anaknya yang sudah dewasa dan berangkat ke Tanah Suci bersama putrinya Eustakia.  Ia bermaksud untuk menetap di Betlehem, kota yang dimuliakan sebagai tempat kelahiran Kristus Penebus.  Ia memberikan devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus dengan doa dan bermatiraga.  Paula yakin bahwa orang yang tidak pernah merenungkan hidup Yesus selagi kanak-kanak, sulit untuk menghayati kebesaranNya.  Cintanya kepada Yesus, Kanak-kanak suci, melebihi cintanya kepada anak-anaknya sendiri.  Bila berada di gua Betlehem, hatinya terharu dan sambil menangis ia berdoa: "Aku memberi salam kepadamu hai Betlehem, rumah roti kehidupan, yang turun dari surga dan dilahirkan Maria, Perawan yang suci".
Kepada semua orang yang berziarah ke Betlehem, ia menyediakan tempat-tempat penginapan dan dengan rajin melayani mereka.  Untuk Santo Hieronimus dan para biarawannya, ia membangun sebuah rumah khusus.  Rumah ini kelak menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.  Paula meninggal dunia pada tahun 404 dalam usia 57 tahun.

Santo Stefanus Harding, Pengaku iman
Stefanus Harding lahir pada tahun 1048.  Pada masa mudanya ia memperoleh pendidikan di biara Sherborne di Dorsetshire.  Kemudian sebagai seorang awam ia berziarah ke Roma.  Dalam perjalanannya kembali, ia singgah di pertapaan Molesme, di hutan belantara Burgundy, Prancis.  Di sana ia meminta bergabung dengan rahib-rahib yang tinggal di pertapaan itu.
Tetapi beberapa tahun kemudian ia mulai merasa tidak puas dengan cara hidup para rahib yang ada di sana.  Menurut pendapatnya, mereka terlalu memperhatikan hal-hal kesenangan duniawi dan lupa mengembangkan hidup rohani yang mendalam.  Dengan demikian semangat hidup awal yang mendasari pertapaan itu mulai ditinggalkannya.  Kesan yang sama menghinggapi juga beberapa rahib lainnya.  Maka bersama dengan rahib-rahib itu, Stefanus angkat kaki dari pertapaan itu dan berusaha mendirikan satu pertapaan baru di Citeaux.  Stephanus menjadi abbas pertapaan itu pada tahun 1109.  Ia berusaha membimbing perkumpulan baru itu dalam keadaan serba kekurangan: tidak ada dana dan sering kehabisan makanan.  Selain itu, ia menghadapi kenyataan tidak adanya panggilan baru karena cara hidup mereka yang keras dan penyakit misterius yang merenggut nyawa beberapa orang rekannya.
Tetapi pada waktu semangat hidup mereka mulai redup, datanglah 30 orang pemuda meminta bergabung bersama mereka.  Tigapuluh pemuda ini dipimpin oleh Bernardus, yang kemudian menjadi orang kudus terkenal.  Semenjak itu wajah pertapaan Citeaux mulai bersinar terang dan berkembang pesat.  Dari Citeaux para rahib itu mulai mendirikan rumah-rumah biara pertapaan baru di Pontigny, Morimond, dan Clairvaux.  Bernardus, yang ketika itu berusia 24 tahun, diangkat sebagai abbas di Clairvaux.  Setelah 9 biara baru didirikan, Stefanus menyusun konstitusi Cistersian pada tahun 1119.  Ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai abbas pada tahun 1133, karena sudah lanjut umurnya dan sudah mulai buta.  Stefanus Harding meninggal dunia di Citeaux pada tahun 1134.

Santo Robertus Molesmes dkk: Alberik dan Stephan Harding, Pengaku Iman
Robertus dari Molesmes dikenal sebagai pendiri Ordo Cistersian.  Ia lahir sekitar tahun 1024 di Champagne, Prancis.  Ketika berusia 15 tahun, ia masuk Ordo Benediktin di biara Moutier-lacelle, dekat Troyes.  Sebagai seorang pemuda yang luar biasa, ia diangkat menjadi pemimpin biara sesudah menyelesaikan novisiatnya.  Pada tahun 1068, ia menjadi Abbas di biara Santo Michael dari Tonnerre di Langers.  Di biara ini, ia berusaha menyusun – meskipun tidak berhasil – aturan-aturan yang lebih keras.
Sementara itu, beberapa rahib yang bertapa di hutan Callan meminta Robert mengajari mereka aturan-aturan Santo Benediktus.  Dengan restu Paus Aleksander II (1060-1073), Robert menjadi superior kelompok ini.  Pada tahun 1075, mereka mendirikan pertapaan di hutan Molesmes.  Di bawah kepemimpinan Robert, komunitas ini berkembang pesat, menjadi makmur dan terkenal, tetapi lama kelamaan para rahib mulai tidak taat lagi pada aturan ordo.  Pada tahun 1098, kelompok rahib pembaharu sekitar 20 orang, termasuk tiga serangkai: Robert, Alberik dan Stephan Harding, meninggalkan pertapaan Molemes itu dan mendirikan sebuah komunitas baru di Citeaux atau Cistersian, yang tidak jauh dari Dijon.  Komunitas baru ini dengan Robert sebagai pemimpinnya, mendirikan satu ordo baru yang dikenal dengan nama 'Ordo Cistersian'.
Tetapi kemudian atas permohonan para rahib di Molesmes dan atas perintah Paus, Robert kembali ke pertapaan Molesmes untuk membaharui komunitas itu.  Robert meninggal dunia di Molesmes pada tanggal 2 Maret 1110.  Ia dinyatakan 'kudus' pada tahun 1222.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/