Liturgia Verbi 2025-01-23 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa II

Kamis, 23 Januari 2025

Hari Ke-6 Pekan Doa Sedunia



Bacaan Pertama
Ibr 7: 25-8:6

"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang demi Dia datang kepada Allah.
Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka.

Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan:
yakni saleh, tanpa salah, tanpa noda,
yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa,
dan ditinggikan mengatasi segala langit;
yang tidak seperti imam-imam besar lain,
yang setiap hari harus mempersembahkan korban
untuk dosanya sendiri
dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya.
Hal itu telah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya,
yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban.

Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang tidak sempurna
menjadi Imam Agung.
Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah,
yang menetapkan Putera yang sudah sempurna
sampai selama-lamanya,
menjadi Imam Agung.

Inti segala yang kita bicarakan ini ialah:
kita mempunyai Imam Agung yang seperti itu:
Ia duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga,
dan melayani ibadah di tempat kudus,
yaitu di dalam kemah sejati,
yang didirikan oleh Tuhan dan bukan buatan manusia.
Setiap Imam Agung ditetapkan untuk mempersembahkan
kurban atau persembahan kepada Allah.
Oleh karena itu Yesus harus mempunyai sesuatu
untuk dipersembahkan.
Sekiranya Ia berada di bumi ini,
Ia sama sekali tidak akan menjadi imam,
karena di sini sudah ada orang-orang
yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
Tetapi pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan
dari apa yang ada di surga,
sama seperti yang diberitahukan kepada Musa,
ketika ia hendak mendirikan kemah.
"Ingatlah," demikian firman Tuhan.
"Buatlah semuanya itu menurut contoh
yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu!"
Tetapi sekarang Yesus telah mendapat suatu pelayanan
yang jauh lebih agung,
karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia,
yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17,R:8a.9a

Refren: Ya Tuhan, kini aku datang
untuk melakukan kehendak-Mu.

*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan
tetapi Engkau telah membuka telingaku;
kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut.
Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"

*"Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku:
Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada di dalam dadaku."

*Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup;
Engkau tahu itu, ya Tuhan.

*Biarlah bergembira dan bersukacita
semua orang yang mencari Engkau;
biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu
tetap berkata: "Tuhan itu besar!"



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Mrk 3:7-12

"Roh-roh jahat berteriak, "Engkaulah Anak Allah." 
Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa,
Yesus menyingkir ke Danau Galilea dengan murid-murid-Nya,
dan banyak orang dari Galilea mengikuti- Dia.
Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea,
dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon
datanglah banyak orang kepada-Nya,
sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
Karena orang banyak itu,
Yesus menyuruh murid-murid-Nya
menyediakan sebuah perahu bagi-Nya
jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka.
Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang,
sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak
ingin dijamah oleh-Nya.
Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus,
mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak,
"Engkaulah Anak Allah!"
Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka
memberitahukan siapa Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan renungan tentang tugas perutusan untuk mewartakan Injil.
Hari ini kita melihat halangan dalam pelaksanaan tugas tersebut, yang juga dialami oleh Yesus.
Yesus berhasil memukau halayak ramai dengan ajaran-ajaran-Nya, dan juga dengan mujizat penyembuhan.
Maka, orang dari berbagai pelosok pun berdatangan, orang dengan berbagai macam penyakit yang dideritanya.
Mereka berdesak-desakan, sampai-sampai Yesus khawatir desakan masa itu akan menghimpit Yesus, lalu Yesus menyingkir ke Danau Galilea naik ke sebuah perahu.

Lihatlah, orang-orang tidak lagi memperhatikan tata-krama dan sopan santun.
Mereka hanya memikirkan kesembuhan dirinya sendiri, saling berebut untuk mendekat kepada Yesus, ingin dijamah oleh Yesus.
Fenomena seperti ini sesekali saya saksikan sendiri ketika hendak memasuki ruang misa di gereja.
Orang bedesak-desakan dan berebut mengambil air suci, sambil berjalan membuat tanda salib memburu tempat duduk yang lebih nyaman, tak nampak ada penghormatan terhadap Allah yang hendak dijumpainya.
Tetapi, iya begitulah, kepada mereka-mereka inilah kita diminta untuk mewartakan Injil.

Egoisme, pemikiran yang hanya berorientasi kepada diri sendiri semata, lalu mengabaikan orang lain, adalah roh jahat yang dapat menguasai kita.
Mula-mula egois, jika dibiarkan, lama-lama akan menjelma menjadi keserakahan, dan berakhir menjadi kejahatan.
Sebagai pewarta, kita dituntut untuk berorientasi kepada orang lain, yakni orang-orang yang memerlukan pertolongan, bukan berorientasi kepada diri sendiri, apalagi untuk mengejar popularitas.
Apa iya, Injil kita jadikan "kendaraan" untuk mencapai tujuan popularitas itu?



Peringatan Orang Kudus
Santo Ildephonsus, Uskup dan Pengaku Iman
Sebagai seorang pemuda turunan bangsawan, Ildephonsus memiliki banyak harta kekayaan dan dihormati masyarakat.  Kehidupannya dihiasi dengan kesenangan-kesenangan duniawi bersama kawan-kawannya.  Meskipun demikian, Tuhan mempunyai suatu rencana khusus atas dirinya.  Atas rahmat Allah, Ildephonsus merobah cara hidupnya.  Ia meninggalkan segala kefanaan duniawi, lalu mengikuti Yesus.
Kemudian, ia mengajukan permohonan kepada pimpinan sebua biara, dekat Toledo, Spanyol untuk menjadi seorang biarawan.  Permohonannya itu diterima.  Sejak itu ia mulai menjalani suatu corak hidup yang baru, yang bias lebih mendekatkan dirinya pada Tuhan.  Perkembangan hidup rohani menjadi perhatiannya yang utama.  Devosi kepada Bunda Maria merupakan kecintaannya.  Ia kemudian dipilih menjadi Abbas biara itu.
Sebagai pimpinan biara, Ildephonsus mengerahkan seluruh perhatian dan dayanya demi kemajuan biaranya.  Dengan bijaksana dan pandangan-pandangannya yang baik, ia mampu melawan setiap ajaran iman yang tidak benar.  Pernah ia menulis sebuah buku untuk melawan ajaran sesat yang menyangkal Keperawanan Bunda Maria sebagai Bunda Allah.
Pada tahun 657, ia diangkat sebagai Uskup Agung kota Toledo.  Dengan bijaksana ia memimpin umatnya.  Devosi kepada Bunda Maria yang menjadi kecintaannya merambat luas menjadi devosi seluruh umatnya.  Bahkan atas anjurannya, di seluruh kerajaan Spanyol, devosi kepada Maria menjadi suatu devosi dan ibadat nasional.  Bunda Maria pernah menampakkan diri kepadanya ketika ia sedang merayakan misa pada Pesta Maria Diberi Kabar Gembira, dan mengucapkan banyak terima kasih atas jasa-jasanya untuk membela kehormatannya.  Ia meninggal dunia pada tahun 667.

Santa Emerensiana, Martir
Emerensiana adalah saudara angkat Santa Agnes.  Menurut cerita rakyat, Emerensiana dirajam dengan batu hingga mati ketika ia sedang berdoa di makam Santa Agnes, dua hari setelah wafatnya.
Ketika itu Emerensiana masih menjalani masa katekumenat.  Ia seorang katekumen yang rajin mengikuti pelajaran-pelajaran agama dan menata hidupnya menurut ajaran iman Kristen.  Meskipun ia masih katekumen, kematiannya telah merupakan suatu permandian baginya, permandian dalam darah.  Oleh karena itu cukup beralasan apabila jenazah Emerensiana dimakamkan di pekuburan Kristen di Roma sebagai seorang martir.  Kisah tentang seluruh hidupnya tidak banyak diketahui.

Santo Yohanes Penderma, Pengaku Iman
"Jika kita yang hina dan tidak layak ini, memohon bantuan Tuhan siang dan malam, kiranya perlu juga kita bersedia mendengarkan dan mengabulkan keluhan dan permintaan sesama saudara kita".  Inilah pikiran dasar yang menjadi motto hidup Yohanes Penderma.  Motto ini sungguh mewarnai seluruh hidup dan pelayanannya kepada umat.
Yohanes lahir di Siprus pada pertengahan abad keenam.  Ia mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak.  Hidup mereka sekeluarga sangat bahagia.  Tetapi oleh karena suatu sebab, istri dan anak-anaknya meninggal mendahului dia ke alam baka.  Peristiwa duka ini dianggapnya sebagai kehendak dan rencana Tuhan atas dirinya.  Sepeninggal istri dan anak-anaknya, ia memutuskan untuk mengabdikan seluruh sisa hidupnya bagi karya pelayanan kepada kaum fakir miskin.  Harta kekayaannya dibagi-bagikan seluruhnya kepada para miskin itu.  Para miskin itu disebutnya sebagai "majikan-majikannya" yang menuntut pelayanan segera.  Ia sendiri menganggap dirinya sebagai hamba dan pelayan mereka.
Perhatiannya kepada kaum fakir miskin ini semakin meningkat ketika ia diangkat menjadi Batrik Aleksandria.  Ia berusaha mengumpulkan semua kaum miskin kira-kira berjumlah tujuh ribu limaratus orang, dan sedapat mungkin membantu mereka agar memperoleh pekerjaan.  Setiap hari Rabu dan Sabtu, ia menyiapkan waktu khusus di gereja untuk berbincang-bincang dengan mereka, mendengarkan keluhan-keluhan mereka, serta menolong memecahkan masalah mereka.  Terhadap orang-orang kaya yang kikir dan angkuh, ia bersikap tegas.  Namun ketegasannya itu tidak mengurangi simpatik mereka pada Yohanes, karena sikapnya yang lembut, ramah dan penuh cinta kepada seluruh umatnya.
Tuhan menganugerahkan kepadanya kemampuan membuat mujizat-mujizat, dan kebijaksanaan memimpin Gereja.  Ia dinamakan Yohanes Penderma karena kesediannya membagikan hartanya kepada para miskin dan kelembutannya dalam mendengarkan mereka.  Ia meninggal dunia pada tahun 620.

Santa Martina, Perawan dan Martir
Martina dikenal sebagai putri bangsawan Romawi yang kaya raya.  Hari kelahiran dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti.  Yang diketahui tentang dirinya ialah bahwa ia adalah seorang wanita dermawan yang membagi-bagikan harta warisan orang tuanya kepada para miskin.  Penganiayaan terhadap dirinya hingga mati diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan kaisar Aleksander Severus (222-235).  Perlakuan sadis ini ditimpakan atas dirinya karena dia tidak sudi membawakan korban kepada dewa-dewa bangsa Romawi.  Ia dipaksa dengan berbagai macam cara yang kejam, namun pendiriannya tetap teguh, yakni bahwa imannya akan Kristus yang memberikan kebahagiaan kekal lebih penting dari kehidupan dunia yang fana ini.
Sejumlah mujizat dihubungkan pada Martina.  Untuk menghormati dia maka pada abad ketujuh didirikan sebuah gereja kecil.  Kemudian pada tahun 1634, Sri Paus Urbanus VIII (1623-1644) mendirikan sebuah gereja untuk menghormatinya.

Beato Henrikus Suso OP, Pengaku Iman
Terlahir di Konstance, Swiss pada tanggal 21 Maret 1295 dengan nama "Henry von Berg".  Kemudian ia lebih suka mengenakan nama ibunya 'Suso'.  Henrikus meninggal dunia pada tanggal 25 Januari 1366 di Ulm, Jerman.
Pada usia 13 tahun ia masuk Ordo Dominikan dan selama lima tahun menjalani pendidikan hidup rohani dalam ordo ini.  Pada usia 18 tahun, ia mengalami suatu 'pertobatan' batin yang luar biasa, suatu sentuhan rahmat yang menghantar dia kepada suatu kehidupan heroik dalam doa dan pentobatan orang-orang berdosa.
Setelah menyelesaikan studi teologinya di Konstance, ia pergi ke Cologne pada tahun 1324 untuk memulai kariernya di bawah bimbingan Meister (atau Master) Eckhart.  Eckhart sungguh memperngaruhi kehidupan rohani dan ajaran Suso secara mendalam.
Pada tahun 1326, Suso kembali ke Konstance untuk mengajar teologi di sekolah biara Dominikan.  Dalam kurun waktu ini, ia mulai banyak menulis tentang mistisisme.  Dalam bukunya berjudul "Buku Kecil tentang Kebenaran", Suso memaparkan mistisisme secara teoritis dan dengan tegas membela ajaran Eckhart.  Dalam buku ini ia menunjukkan kesetiaannya kepada Eckhart sekaligus berusaha membenarkan dirinya terhadap tuduhan-tuduhan orang kepadanya.  Dalam bukunya berjudul "Buku Kecil tentang Kebijaksanaan Abadi" – yang disebut sebagai hasil karya terindah dari mistisisme Jerman – Henri menuliskan percakapan-percakapan rohaninya dengan Kristus.  Buku ini penuh dengan devosi kepada luka-luka Yesus, kepada nama Yesus, kepada Maria dan kepada Ekaristi.  Suso sendiri kemudian menterjemahkan buku ini ke dalam bahasa Latin dengan judul Horologium Sapientiae ("Jam Kebijaksanaan").  Dalam bukunya berjudul "Kehidupan", Suso menuliskan percakapan-percakapan rohani dengan muridnya, Elisabeth Stagel.  Buku ini lebih merupakan kisah sebuah jiwa daripada suatu biografi.  Ajaran Suso hangat, personal dan lembut.  Bahasanya indah dan punya daya tarik yang mendalam.
Dari tahun 1335, Suso membaktikan seluruh dirinya dalam karya pewartaan Sabda dan bimbingan rohani kepada umat dan rohaniwan dan rohaniwati.  Dalam hal ini, Suso dikaruniai bakat istimewa.  Karya ini mencampakkan dia ke dalam kesibukan mengunjungi banyak biara untuk memberi bimbingan rohani.  Ia pergi ke biara suster-suster Dominikan di Swiss, dan ke Nederland.  Ia dibantu oleh sahabat-sahabatnya mistikus Yohannes Tauler dan Henry dari Nordlingen.  Karena bakat dan pengalamannya ini, ia diangkat menjadi pemimpin "Sahabat-sahabat Allah" suatu serikat religius yang terdiri dari rohaniwan dan awam untuk mendalami bentuk-bentuk kehidupan rohani yang lebih tinggi.
Pada tahun 1343-1344, Suso menjadi pemimpin imam-imam Dominikan Konstance, yang tinggal di pengasingan Diessenhofen karena menolak mendukung Kaisar Louis dari Bavaria.  Pada tahun 1349, ia dikirim ke Ulm untuk mewartakan dan membimbing umat dan rohaniwan-rohaniwati di sana.  Di sanalah ia menghembuskan nafasnya pada tanggal 25 Januari 1366.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-22 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa II

Rabu, 22 Januari 2025

PF S. Vinsensius, Diakon dan Martir

Hari Ke-5 Pekan Doa Sedunia



Bacaan Pertama
Ibr 7:1-3.15-17

"Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut tata imamat Melkisedek."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi.
Ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja,
Melkisedek menyongsongnya dan memberkati dia.
Dan Kepadanya
Abraham memberikan sepersepuluh dari semua jarahannya.
Menurut arti namanya
Melkisedek pertama-tama adalah raja kebenaran,
atau juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah;
harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan!
Dan karena dijadikan sama dengan Anak Allah,
ia menjadi imam sampai selama-lamanya.

Sungguh, Yesus telah ditetapkan seorang imam
menurut tata imamat Melkisedek;
artinya:
menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia,
tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
Sebab tentang Yesus diberi kesaksian,
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut tata imamat Melkisedek."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 110:1.2.3.4,R:4bc

Refren: Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek.

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"

*Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion;
berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

*Engkau meraja di atas gunung yang suci
sejak hari kelahiranmu, sejak fajar masa mudamu.

*Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal:
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya,
menurut Melkisedek."



Bait Pengantar Injil
Mat 4:23

Yesus memberitakan Injil kerajaan Allah,
dan menyembuhkan semua orang sakit.



Bacaan Injil
Mrk 3:1-6

"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat.
Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat,
supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu,
"Mari, berdirilah di tengah!"
Kemudian Yesus berkata kepada mereka,
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat? 
menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"
Tetapi mereka itu diam saja.
Yesus jengkel karena kedegilan mereka!
Dengan marah Ia memandang sekeliling,
lalu berkata kepada orang tadi,
"Ulurkanlah tanganmu!"
Ia pun mengulurkan tangannya, maka sembuhlah seketika.
Lalu keluarlah orang-orang Farisi
dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian
untuk membunuh Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita lanjutkan renungan tentang tata-aturan hari Sabat, yang justru mencegah orang untuk berbuat baik.
Maka Yesus pun mempertanyakan, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?  Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"
Itu diucapkan oleh Yesus karena Yesus jengkel atas kedegilan orang-orang Farisi.

Istilah "degil" sudah sangat jarang kita pakai, jangan-jangan kita malah tidak faham artinya.
Degil itu tidak mau menuruti nasehat orang, keras kepala, atau kepala batu.
Kita jelas bukan orang degil karena kita mau mendengarkan ajaran Yesus, tetapi apakah kita telah menurutinya?
Perikop tentang perumpamaan seorang penabur dari Injil Matius 13:1-23 dapat menggambarkan situasi ini.
Benih itu ditaburkan, Injil Kristus itu diwartakan.
Tetapi sebagian orang menolak karena kedegilannya, sebagian lainnya mendengar tetapi tidak menjalankannya karena berbagai alasan, dan hanya sedikit saja yang serupa "tanah yang subur" sehingga benih itu berbuah sampai seratus kali lipat.

Berbuat baik itu boleh dilakukan kapan saja, tanpa larangan sama sekali.
Manalah mungkin Allah Bapa melarang kita untuk berbuat baik?
Masak aturan hari Sabat justru yang melarangnya?
Berbuat kebaikan itu adalah wujud pewartaan Injil, maka mari kita lakukan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Vinsensius Pallotti, Pengaku Iman
Vinsensius lahir pada tanggal 21 April 1795.  Meskipun kesehatannya sering terganggu dan banyak kesempatan tersedia baginya untuk menjadi orang penting di dalam masyarakat, namun imamat menjadi satu-satunya cita-cita dan pilihan hidupnya.
Pada zamannya, ada kebiasaan umum, orang (umat) mengikuti sekelompok imam untuk berkarya di Roma secara sukarela.  Vinsensius manjalani hidupnya dengan cara ini untuk beberapa lama.  Setelah beberapa tahun dia bekerja dengan cara ini, Vinsensius menerima satu perjanjian kerja di Gereja Neapolitan di Roma.  Pada tahun 1835, ia mendirikan Serikat Kerasulan Katolik, sebuah organisasi untuk kaum awam dan imam-imam, yang diabdikan pada tugas penyebaran iman dan peningkatan penghayatan nilai keadilan sodial.  Serikat ini merupakan perintis gerakan Aksi Katolik.
Sebagai pemimpin Serikat Kerasulan Katolik, Vinsensius mengabdikan dirinya pada karya di rumah-rumah sakit, melayani para serdadu dan mengelola pusat-pusat kesehatan dan rumah-rumah para jompo.  Ia juga berusaha menciptakan kondisi-kondisi kerja yang baik bagi para buruh, dengan mendirikan perkumpulan-perkumpulan kaum buruh.
Vinsensius juga banyak membatu dalam aksi pengumpulan bantuan bagi para misionaris, seperti pakaian-pakaian misa, buku-buku dan uang.  Ia mengorganisir kelompok-kelompok penerbit Katolik untuk mengirimkan buku-buku kepada para misionaris.
Di samping menjadi Bapa Pengakuan pribadi bagi Sri Paus, Vinsensius juga dikenal baik oleh para cardinal, imam dan kaum awam sebagai seorang pembimbing rohani yang masyhur.  Tugas pokoknya ialah memberi bimbingan mingguan kepada para pelajar di dua seminari di Roma.
Seratus tahun setelah kematiannya pada tanggal 22 Januari 1850, Vinsensius digelari "Beato" (Yang Bahagia) oleh Sri Paus Pius XII.  Kemudian oleh Sri Paus Yohanes XXIII, ia ditetapkan sebagai "santo" pada tanggal 20 Januari 1963.

Santo Anastasius, Martir
Anastasius berasal dari negeri Parsi.  Semenjak mudanya ia menjalani hidup sebagai seorang prajurit dalam dinas militer raja Parsi.  Raja Parsi inilah yang merebut Yerusalem pada tahun 614, dan merampas salib suci dan membawanya ke negeri Parsi.
Dengan niat yang suci, Anastasius menyelidiki Salib Suci Yesus itu.  Ia bertanya kepada siapa saja tentang siapa yang pernah bergantung di salib itu.  Dalam hatinya ia bertanya "Mengapa raja membawa salib itu ke negerinya?  Salib ini tentunya punya nilai yang luhur dan mulia sehingga raja berjuang memperolehnya!".  Dari orang-orang yang ditanyai, Anastasius memperoleh berita bahwa salib itu adalah Salib Yesus Kristus, seorang pemuda dari Nazareth yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena dia menyebut diriNya sebagai Anak Allah yang mahatinggi.  Pemuda itulah yang disembah orang-orang Kristen sebagai Tuhannya.
Mendengar berita itu, Anastasius segera menarik diri dari dinas ketentaraan raja Parsi, lalu meninggalkan tanah airnya dan pergi ke Syria.  Baginya, salib itu memiliki suatu kebenaran.  Di kota Hierapolis, Anastasius tertegun kagum akan gambar-gambar kudus para martir yang dibunuh karena imannya akan Yesus Kristus itu.  Gambar-gambar itu membangkitkan dalam hatinya suatu keyakinan dan iman yang kokoh akan kebenaran agama Kristen.  Ia lalu menyerahkan dirinya untuk dibaptis menjadi Kristen dan menjadi seorang pertapa.  Ia menyesalkan kehidupan masa lampaunya dan berusaha menjadi seperti Kristus, Tuhannya.
Ketika ia berziarah ke tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi Yesus semasa hidupnya, ia ditangkap oleh orang-orang Parsi.  Ia dituduh menjadi penyebar Injil Yesus Kristus, dan mencela kebohongan agama orang Parsi.  Ia dibawa ke Persia.  Di kota Betsalun, ia disiksa dan kemudian dibunuh bersama-sama dengan 68 orang Kristen lainnya.  Peristiwa itu terjadi pada tahun 628.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-21 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa II

Selasa, 21 Januari 2025

PW S. Agnes, Perawan dan Martir

Hari Ke-4 Pekan Doa Sedunia



Bacaan Pertama
Ibr 6:10-20

"Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil.
Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih
yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya
lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus,
yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
Tetapi kami ingin,
supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari,
sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki.
Kami ingin kalian jangan menjadi lamban,
tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak mereka
yang oleh iman dan kesabaran
mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham,
Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri,
karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya.
Dalam sumpah itu Ia berjanji:
"Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah
dan akan membuat engkau sangat banyak."

Abraham menanti dengan sabar,
dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Kalau orang bersumpah,
ia bersumpah demi orang yang lebih tinggi,
dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan
yang mengakhiri segala kesangsian.
Karena itu,
untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji,
dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya,
Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah.
Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah,
dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta!
Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah:
supaya kita mencari perlindungan,
beroleh dorongan yang kuat
bahwa kita akan menjangkau pengharapan
yang terletak di depan kita.
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,
sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita,
yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek,
menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 111:1-2.4-5.9.10c,R:5b

Refren: Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,
dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat.
Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan,
layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

*Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan;
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
Kepada orang takwa diberi-Nya rezeki.
Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.

*Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya,
Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya;
kudus dan dahsyatlah nama-Nya!
Dia akan disanjung sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
Ef 1:17-18

Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
akan menerangi mata budi kita,
agar kita mengenal harapan panggilan kita.



Bacaan Injil
Mrk 2:23-28

"Hari Sabat diadakan untuk manusia,
dan bukan manusia untuk hari Sabat."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum,
dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat!
Mengapa mereka berbuat sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?
Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah
waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung
lalu makan roti sajian
- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -
dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Hari Sabat diadakan untuk manusia
dan bukan manusia untuk hari Sabat,
jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan tentang tata-aturan buatan manusia yang terkait dengan "marwah" Injil.
Kalau kemarin tentang berpuasa, hari ini tentang hari Sabat.
Marwah atau muruah, padanan dalam bahasa Inggris adalah "dignity", sesuatu yang terkait dengan kemuliaan, kehormatan, martabat, dan nama baik.
Marwah Injil telah dinodai oleh berbagai tata-aturan tentang hari Sabat yang sarat dengan larangan, tidak boleh begini tidak boleh begitu, mesti begini mesti begitu, yang sebagian besar aturan itu tidak dimaksudkan untuk menjaga marwah Injil, malahan bisa menjadi batu sandungan, karena nila se titik rusak susu se belanga.

Kita tidak akan mengulas secara panjang kali lebar tentang hari Sabat, tetapi terkait dengan memetik bulir gandum di ladang orang perlu kita ulas, karena paradigma yang berlaku di jaman itu berbeda dengan yang berlaku sekarang.
Di jaman sekarang, kalau kita mengambil sesuatu dari ladang milik orang lain, kita bisa berurusan dengan meja hijau pengadilan.
Lihat saja kisah seorang nenek yang mengambil beberapa batang kayu untuk dijadikan kayu bakar, mesti berurusan dengan pengadilan.
Jangankan itu, memetik buah dari pohon milik tetangga saja bisa menjadi masalah besar.
Tetapi di jaman Yesus dulu, orang boleh memetik bulir gandum dari ladang orang tanpa perlu meminta ijin, asal jangan dipanen tentunya, yakni cukup untuk dikonsumsi di tempat.
Jadi, bukan soal pencurian yang dipersoalkan oleh orang-orang Farisi itu, melainkan soal memetik gandum pada hari Sabat.

Para murid memetik gandum sebatas untuk mengganjal perut saja, tidak lebih.
Masak mesti menunggu hari Sabat lewat baru boleh memetiknya?

Hari Sabat itu perlu, untuk mengingatkan manusia untuk mengkhususkan bagi Tuhan.
Itu sebabnya telah diatur bahwa hari Minggu adalah hari libur, agar berkesempatan untuk berjumpa dengan Kristus.
Apa perlunya kita berdebat kusir, apakah hari Sabat itu hari Sabtu atau Minggu, sampai-sampai melupakan marwah-nya yang justru terpenting?
Dari tujuh hari dalam se minggu, ya iyalah satu hari saja untuk Tuhan, di samping memang kebutuhan untuk beristirahat setelah enam hari bekerja, sama seperti Allah yang beristirahat pada hari ke-tujuh saat menciptakan alam semesta (silahkan baca Kitab Kejadian).

Yesus menegaskan mengenai hari Sabat ini, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
Kurang lebih sama seperti hari Minggu bagi kita.
Pergi ke gereja pada hari Minggu lebih merupakan niatan daripada kewajiban.
Karena kalau kewajiban, bisa dikerjakan dengan bebas atau dengan terpaksa, karena sifatnya wajib.
Tetapi kalau niatan, memang bermula dari keinginan sendiri, tentu dikerjakan dengan senang hati, tanpa paksaan.

Perayaan Ekaristi lebih merupakan undangan ketimbang kewajiban.
Dan penting untuk kita sadari, selain berupa undangan dari gereja untuk memperoleh keselamatan kekal, justru terutama karena Yesus Kristus sendirilah yang mengundang kita untuk datang ke perayaan Ekaristi, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."  [Luk 22:19b]

Kembali ke soal marwah Injil.
Saya pernah diprotes gara-gara setiap harinya saya membaca Injil dari Injil digital yang ada di laptop saya.
Seorang nenek yang memprotes berkata, "Lihat ini, kitab Injil saya, yang telah ada pada saya sejak saya kecil, sampai sekarang saya tidak mau membaca Injil kalau bukan dari kitab ini."
Ia menganggap tidak pantas membaca Injil dari lembaran kertas fotocopy.
Wow… rupanya kitab Injil telah dijadikan semacam "jimat", kertas lembarannya dianggap mampu membuat mujizat.
Yang penting isinya Nek, bukan medianya.

Nah, marilah kita turut terlibat untuk memelihara marwah Injil, janganlah dinodai dengan berbagai aturan duniawi.
Janganlah sampai kita menjadikan tata-aturan duniawi seolah-olah lebih penting dari kandungan Injil itu sendiri.



Peringatan Orang Kudus
Santa Agnes, Perawan dan Martir
Agnes lahir di Roma pada tahun 291.  Ia cantik dan simpatik.  Tidaklah mengherankan apabila banyak pemuda jatuh hati padanya dan bertekat mengawininya.  Tetapi apa yang dialami pemuda-pemuda itu?  Mereka menyesal, kecewa bahkan marah karena lamaran mereka ditolak.  Agnes, gadis rupawan itu berkaul tidak mau menikah karena ia telah berjanji untuk tetap perawan dan setia pada Yesus yang mencintainya.  Pemuda-pemuda frustasi itu melaporkan Agnes kepada pengadilan Romawi dengan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang penganut agama Kristen.
Di hadapan pengadilan Romawi, Agnes diuji, ditakut-takuti bahkan dituduh menjalani kehidupan sebagai seorang pelacur.  Ia diancam dengan hukuman mati dan dipaksa membawakan korban kepada dewa-dewa kafir Romawi.  Tetapi Agnes tak gentar sedikit pun menghadapi semua ancaman dan siksaan itu.  Ia dengan gagah berani menolak segala tuduhan atas dirinya dan mempertahankan kemurniannya.  Belenggu yang dikenakan pada tangannya terlepas dengan sendirinya.  Bagi dia Kristus adalah segala-galanya.  Dia yakin bahwa Kristus menyertai dan tetap menjaga dirinya dari segala siksaan atas dirinya.
Akhirnya tiada jalan lain untuk menaklukkan Agnes selain membunuh dia dengan pedang.  Kepalanya dipenggal setelah ia berdoa kepada Yesus, mempelainya.  Peristiwa naas ini terjadi pada tahun 304, setahun setelah masa penganiayaan di bawah pemerintahan kaisar Diokletianus.  Jenazahnya dikebumikan di Jalan Nomentana.  Kemudian di atas kuburannya didirikan sebuah gereja untuk menghormatinya.
Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor Anak Domba (Agnus), lambang kemurnian, dan memegang daun palem sebagai lambang keberanian.  Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja Santa Agnes di Jalan Nomentana.  Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel.  Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai symbol kekuasaannya.

Santo Fruktuosus, dkk: Augurius dan Eulogius, Martir
Fruktuosus adalah Uskup Tarragona, Spanyol.  Pada suatu hari minggu di tahun 259, beberapa tentara Romawi memanggilnya bersama Augurius dan Eulogius, kedua diakonnya untuk menghadap pengadilan kaisar.  Mereka selanjutnya dipenjarakan.  Kejadian ini menggemparkan seluruh umat.  Namun ketiga saksi Kristus ini menganggap peristiwa pemenjaraan atas diri mereka sebagai suatu pengalaman keikutsertaan mereka dalam sengsara Kristus dan kesempatan emas untuk memberi kesaksian iman.  Dalam penjara itu Uskup Fruktuosus berhasil mentobatkan seorang narapidana bernama Rogasianus.
Kepada Fruktuosus gubernur bertanya: "Tidak tahukan tuan peraturan kaisar mengenai penghormatan kepada dewa-dewa?"  Dengan tegas Uskup Fruktuosus menjawab: "Tidak, Saya orang Kristen.  Saya hanya menyembah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada di dalamnya".
Gubernur juga menanyai Augurius dan Eulogius.  "Engkau juga menyembah Fruktuosus?" Tanya gubernur kepada Eulogius.  Eulogius menjawab: "Saya bukan menyembah Fruktuosus, melainkan Allah yang mahatinggi".
Gubernur ternyata tak berdaya menghadapi ketiga saksi iman yang berani itu.  Akhirnya Fruktuosus bersama kedua diakonnya dijatuhi hukuman mati pada tahun 259.  Mereka dibakar hidup-hidup.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-20 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa II

Senin, 20 Januari 2025

PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir

Hari Ke-3 Pekan Doa Sedunia



Bacaan Pertama
Ibr 5:1-10

"Yesus belajar menjadi taat, sekalipun Ia Anak Allah."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
Setiap imam Agung, yang dipilih dari antara manusia,
ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah,
supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
Seorang imam agung harus dapat
memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat,
karena ia sendiri penuh dengan kelemahan.
Karena itu ia harus mempersembahkan korban pelunas dosa,
bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
Tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri!
Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah,
seperti yang telah terjadi dengan Harun.
Demikian pula Kristus!
Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung,
tetapi diangkat oleh Dia yang bersabda kepada-Nya,
"Anak-Kulah Engkau.
Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."
atau di bagian lain dalam Kitab Suci Ia bersabda,
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut tata imamat Melkisedek."
Dalam hidup-Nya sebagai manusia,
Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan
kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut;
dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat;
ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya!
Dan sesudah mencapai kesempurnaan,
Ia menjadi pokok keselamatan abadi
bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
dan Ia dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah,
menurut tata imamat Melkisedek.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 110:1.2.3.4,R:4bc

Refren: Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek.

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"

*Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion;
berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

*Engkau meraja di atas gunung yang suci
sejak hari kelahiranmu,
sejak fajar masa mudamu.

*Tuhan telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal:
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya,
menurut Melkisedek."



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Sabda Allah itu hidup dan kuat.
Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.



Bacaan Injil
Mrk 2:18-22

"Pengantin itu sedang bersama mereka."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Waktu itu
murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa,
Pada suatu hari datanglah orang kepada Yesus dan berkata,
"Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa,
mengapa murid-murid-Mu tidak?"
Jawab Yesus kepada mereka
"Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa
selagi pengantin itu bersama mereka?
Selama pengantin itu ada bersama mereka,
mereka tidak dapat berpuasa.
Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka,
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut
pada baju yang tua,
karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya;
yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya.
Demikian juga
tak seorang pun mengisikan anggur baru
ke dalam kantong kulit yang sudah tua,
karena jika demikian
anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu,
sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang.
Jadi anggur yang baru
hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita renungkan Bacaan Injil hari ini, dengan berfokus terhadap berbagai tata-aturan buatan manusia, dan bagaimana pandangan Yesus terhadap hal ini, agar tugas perutusan untuk mewartakan Injil dapat lebih berhasil kita laksanakan.
Telah kita ketahui kalau Hukum Taurat dari Perjanjian Lama telah ditambah-tambahi dengan berbagai hal yang lebih ditujukan untuk urusan duniawi, sebagian daripadanya malah kurang sesuai dengan ajaran Yesus.
Maka Yesus pun melakukan penggenapan, atau lebih tepatnya, melakukan koreksi terhadap hal-hal yang "ditambah-tambahi" tadi.
Yesus tidak meniadakan hukum Taurat, silahkan lihat perikop tentang pandangan Yesus terhadap hukum Taurat dari Injil Matius 5:17-48.

Hari ini Yesus menyampaikan, janganlah mencampur-adukkan hukum Taurat dengan ajaran Yesus, peliharalah keduanya.
Jangan menambal baju usang menggunakan kain yang baru, atau mengisi anggur baru dalam kantong yang sudah usang.
Contoh kongkrit-nya, perihal "jangan membunuh" dari hukum Taurat Musa.
Larangan ini tidak dibantah oleh Yesus, melainkan digenapi.
Menurut Yesus, bukan hanya jangan membunuh, marah kepada saudara saja sudah layak untuk dihukum.
Lebih jelasnya, tak cukup kalau kita hanya menghindari perbuatan yang membuat susah orang lain, kita mesti mengasihi orang lain, itulah inisiasi yang dikehendaki oleh Yesus untuk kita perbuat.

Di jaman sekarang pun kita masih menjumpai tata-aturan yang tak jelas rujukannya dalam Perjanjian Baru maupun dalam Perjanjian Lama.
Saya tidak ingin mengundang polemik dengan memaparkan contoh-contohnya, tetapi secara umum saya berpedoman kepada kedua hal ini: kejahatan dan kebaikan, hal lainnya boleh menyusul setelahnya.
Tidak berbuat kejahatan tidak serta-merta berarti telah berbuat kebaikan.
Tidak berpuasa tidak serta-merta berarti berbuat dosa, karena berpuasa adalah niat baik, bukan pemenuhan terhadap kewajiban.
Atau lebih jelasnya, apakah tidak berdoa itu berarti telah berdosa?
Berdoa itu niat baik.

Walaupun demikian, sebagai warga gereja, tentulah kita pun berusaha mematuhi hukum gereja, apalagi terhadap hukum gereja Katolik yang saya yakini dibuat bukan untuk menyusahkan kita melainkan untuk mendekatkan kita kepada Alah Bapa kita.
Dan yang lebih penting lagi, sebagai pengikut Kristus tentu ada kewajiban kita untuk mematuhi semua ajaran dan perintah Kristus.
Nah, tugas perutusan untuk mewartakan Injil tidak dapat dilaksanakan dengan baik kalau masih terjadi pelanggaran terhadap ajaran dan perintah Kristus.
Mari kita jadikan diri kita patuh.



Peringatan Orang Kudus
Santo Fabianus, Paus dan Sebastianus, Martir
Fabianus berasal dari Roma.  Seturut cerita lisan, Fabianus memiliki sebidang lahan pertanian, di dekat kota Roma sebelum pemilihannya menjadi Paus menggantikan Paus Santo Anterus (235-236).  Ia menjadi Paus pada tanggal 10 Januari 236 hingga kematiannya pada tanggal 20 Januari 250.
Selama masa kepausannya, Gereja mengalami suatu periode yang relatif tentram dan aman dari penganiayaan penguasa kekaisaran Roma.  Masa aman dan tenteram ini dimanfaatkannya untuk mengatur administrasi Gereja di Roma.  Ia membagi kelompok-kelompok umat ke dalam tujuh wilayah gerejani masing-masing dikepalai oleh seorang diakon.  Ia juga mengangkat tujuh orang subdiakon untuk mengumpulkan laporan-laporan tertulis perihal penderitaan para martir dan bertanggung jawab terhadap pemindahan tulang belulang Sri Paus Santo Pontianus dari Sardinia ke pekuburan Santo Kallistus di Roma.
Awal bulan Januari 250, kaisar Gaius Decius (249 – 251) melancarkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dan tak lama kemudian memerintahkan penangkapan dan penganiayaan atas diri Paus Fabianus.  Fabianus meninggal dunia pada tanggal 20 Januari dan dikuburkan di pemakaman Santo Kallistus.

Santo Sebastianus, Martir
Martir abad ketiga ini konon dibesarkan di Milano, Italia.  Tempat dan tanggal kelahirannya yang pasti tidak diketahui.
Menurut kisah legenda, Sebastianus pergi ke Roma pada tahun 283.  Di sana ia memberanikan diri masuk dalam jajaran angkatan bersenjata Romawi.  Ia berhasil menjadi seorang perwira Romawi.  Tujuan utamanya ialah bias lebih dekat dengan orang-orang Kristen yang dianiaya, menghibur dan meneguhkan mereka.  Karena kagum akan keberanian dan kecekatan Sebastianus dalam bermain pedang, Kaisar Diokletianus (284-305) mengangkat dia menjadi pengawal istana kekaisaran.  Ketika pada tahun 288 kaisar mengetahui bahwa Sebastianus pengawal istananya adalah penganut agama Kristen dan seorang penentang aksi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, ia menyuruh menangkap Sebastianus dan memaksa dia menyangkali imannya.  Namun dengan tegas Sebastianus menolak perintah kaisar sekalipun diancam hukuman mati.  Kaisar mengambil keputusan pintas: memerintahkan regu pemanah menghabisi nyawanya.  Seusai penganiayaan itu, para pemanah meninggalkan Sebastianus karena yakin bahwa ia sudah mati.  Tetapi ternyata ia masih hidup.  Seorang wanita Kristen, Irene namanya, menemukan dia masih hidup dan membawanya ke rumah untuk dirawat.
Konon, setelah sembuh Sebastianus pergi ke istana untuk menghadap Kaisar Diokletianus.  Di sana ia memperingatkan kaisar agar menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen yang tidak bersalah.  Amarah kaisar memuncak, sehingga ia langsung memerintahkan tentaranya menganiaya Sebastianus sampai mati.  Maka Sebastianus mati setelah aksi pembunuhan yang kedua.  Jenazahnya dibuang ke dalam selokan air.  Sebastianus adalah seorang martir yang sejak zaman Kristen awal sangat terkenal.  Jenazahnya kemudian dikuburkan di Jl. Appia, kemungkinan di dalam katakombe yang terletak dekat basilik santo Sebastianus, Roma.

Santo Eutimos Agung, Pengaku Iman
Eutimos hidup antara tahun 377-473.  Ia adalah imam dari Armenia yang tinggal di gua-gua Palestina.  Ia mengumpulkan murid-murid dan memberikan pelajaran dan teladan hidup bertapa yang sangat disenangi.  Eutimos terkenal sebagai misionaris bagi orang-orang Badui, Arab.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-19 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa II

Minggu, 19 Januari 2025

Hari Ke-2 Pekan Doa Sedunia



Bacaan Pertama
Yes 62:1-5

"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri.
Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang,
sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya
dan keselamatan menyala seperti suluh.
Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu,
dan semua raja akan melihat kemuliaanmu.
Orang akan menyebut engkau dengan nama baru
yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri.
Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan,
dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
Engkau tidak akan disebut lagi "Yang - Ditinggalkan - Suami",
dan negerimu tidak akan disebut lagi "Yang - Sunyi".
Tetapi engkau akan dinamai "Yang - Berkenan - Kepada - Tuhan"
dan negerimu akan disebut "Yang Bersuami",
sebab Tuhan telah berkenan kepadamu,
dan negerimu akan bersuami.
Sebab seperti seorang jejaka menjadi suami seorang anak dara,
demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu.
Dan seperti seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan,
demikianlah Allahmu akan girang hati atas engkau.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8a.9-10ac,R:3

Refren: Kisahkanlah karya-karya Tuhan yang ajaib
di antara segala suku.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!

*Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang daripada-Nya,
ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

*Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.

*Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu Raja!
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.



Bacaan Kedua
1Kor 12:4-11

"Roh yang satu dan sama
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus
seperti yang dikehendaki-Nya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
dda rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh.
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan.
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu,
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh
untuk kepentingan bersama.
Kepada yang seorang
Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
Kepada yang seorang
Roh yang sama memberikan iman,
dan kepada yang lain
Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
Kepada yang seorang
Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat,
dan kepada yang lain
Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi
Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang
Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain
Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama.
Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus,
seperti yang dikehendaki-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tes 2:14

Allah telah memanggil kita lewat Injil
supaya kita memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.



Bacaan Injil
Yoh 2:1-11

"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea,
sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Pada waktu itu
ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea,
dan ibu Yesus ada di situ.
Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Ketika mereka kekurangan anggur,
Maria berkata kepada Yesus,
"Mereka kehabisan anggur!"
Kata Yesus kepada ibunya,
"Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?
Saat-Ku belum tiba!"
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan,
"Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!"

Di situ ada enam tempayan
yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi,
masing-masing isinya dua tiga buyung.
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu,
"Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!"
Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!"
Lalu mereka pun membawanya.
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air
yang telah menjadi anggur itu,
--- dan ia tidak tahu dari mana datangnya,
tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, --
ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya,
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu,
dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik.
Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea,
dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya.
Dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya,
dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita awali dengan merenungkan "tanda pertama" yang diperbuat oleh Yesus, yakni mengubah air menjadi anggur.
Ini terjadi karena "inisiasi kecil" dari Bunda Maria, cukup dengan berkata kepada Yesus, "Mereka kehabisan anggur!"
Karena inisiasi itu dibarengi dengan iman dan harapan yang besar dari Bunda Maria, maka Yesus pun mengubah rencana-Nya, sekali pun sesungguhnya belum waktunya, Yesus memenuhi harapan Bunda Maria, mengubah air menjadi anggur, dan itu membuat tuan rumah tidak perlu "kehilangan muka" karena kehabisan anggur.
Dan, anggur yang dihasilkan itu bukanlah anggur biasa, bukanlah anggur yang penting ada, melainkan anggur dengan rasa yang istimewa.
Iya, pertolongan Tuhan pastilah sesuatu yang istimewa.

Mari kita lihat juga apa yang terjadi ketika Bunda Maria menyampaikan harapannya kepada Yesus, "Mereka kehabisan anggur!"
Harapan Bunda Maria ini tidak direspon secara positif oleh Yesus.
Yesus malah menjawab, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?  Saat-Ku belum tiba!"
Bisa jadi kita juga mengalami yang sama, ketika berdoa kepada Tuhan untuk menyampaikan harapan-harapan kita, bisa jadi saja kita tidak mendapat jawaban yang positif dari Tuhan, terkesan Tuhan menolak permohonan kita atau setidaknya kita merasa "dicuekin" oleh Tuhan.
Mari kita meniru Bunda Maria, sekali pun ditolak oleh anaknya sendiri, Bunda Maria tetap teguh dengan iman dan harapannya.
Ia seolah-olah tak menggubris jawaban Yesus.
Ia malah berkata kepada para pelayan di situ, "Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!"
Kata-kata Maria kepada para pelayan ini mencerminkan sikap seorang murid sejati: kepatuhan terhadap kehendak Allah. "Lakukan apa pun yang Dia perintahkan!" menjadi kunci bagi terjadinya mukjizat di Kana.
Ini tentulah karena Bunda Maria yakin seyakin-yakinnya kalau Yesus mau, Yesus bisa melakukan hal-hal yang mustahil.
Keyakinan Bunda Maria bukan karena ia telah menyaksikan mujizat-mujizat Yesus sebelumnya.
Ini adalah kali pertama Yesus menunjukkan tanda mujizat-Nya.

Untuk menutup renungan kita hari ini dengan sabda Yesus ini,
"Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."  [Yoh 20:29]



Peringatan Orang Kudus
Santo Marius, Martir
Marius adalah seorang bangsawan kaya di Persia.  Bersama isterinya Martha dan kedua puteranya Audifax dan Abakus, ia datang ke Roma untuk berziarah di pusat Gereja Kristus dan makam para martir.  Kedatangan mereka ke Roma bertepatan waktu dengan peristiwa penganiayaan terhadap jemaat Kristen di Roma.  Marius sungguh prihatin melihat nasib orang-orang Kristen itu.
Oleh dorongan imannya, ia mengunjungi orang-orang Kristen di penjara-penjara tanpa takut sedikitpun.  Kekayaannya dibagi-bagikan kepada mereka demi kelangsungan hidupnya.  Tak lama kemudian, ia bersama isteri dan kedua puteranya di tangkap dan dibunuh karena perbuatan-perbuatan yang berani itu.  Marius tak gentar menghadapi perlakuan serdadu-serdadu Romawi itu.  Ia percaya bahwa Kristus meyertai dia dan akan menganugerahkan kepadanya mahkota surgawi.

Santo Gerlakus, Pengaku Iman
Di antara para Orang Kudus terdapat sejumlah besar yang menjalani kariernya sebagai perwira bersenjata dan terlibat dalam berbagai peperangan untuk mempertahankan tanah airnya: santo Martinus, Uskup dari Tours; Santo Ignasius dari Loyola, Pendiri Serikat Yesus; Charles de Foucauld, bekas opsir pasukan meriam yang bertapa dan menjalankan misinya di gurun Shara, dan lain-lain.  Gerlakus termasuk golongan para Kudus yang menyandang sebutan 'perwira'.
Gerlakus lahir di Limbur Selatan pada tahun 1100.  Pada masa mudanya, ia menjadi ksatria yang gagah berani.  Badannya tinggi dan tegap, hatinya lekas panas, tetapi wataknya luhur.  Ia selalu membela kebenaran dan keadilan.  Sebagai seorang perwira, Gerlakus sangat tangkas bermain pedang.  Di medan perang ia dikenal sebagai pendekar gagah berani yang tidak takut pada siapa pun.
Suatu ketika sementara ia menyiapkan diri untuk mengikuti suatu pertandingan, diberitahukan kepadanya berita duka kematian istrinya.  Mendengar berita itu, pedang dan perisai yang ada ditangannya terjatuh ke tanah tanpa disadarinya sendiri.  Ia segera pulang untuk menyaksikan peristiwa nahas yang menimpa istrinya.  Peristiwa ini memang sungguh menyedihkan hatinya. Peristiwa itu merupakan kehendak Tuhan.  Ia pasrah dan menyerah di hadapan kehendak Allah itu.  Kematian isterinya menjadi baginya awal hidup yang baru dalam pengabdian yang tulus kepada Tuhan.
Ia kemudian berangkat ke Roma untuk mengakukan dosa-dosanya kepada Sri Paus Eugenius III.  Dari Roma, ia berziarah ke Yerusalem.  Di sana ia mengabdikan dirinya pada karya perawatan orang-orang sakit di rumah sakit St. Yohanes, sambil tekun berdoa, berpuasa dan bertapa.  Setelah tujuh tahun lamanya berkarya di Yerusalem, ia kembali ke Roma.  Atas izinan Sri Paus, ia kembali ke tanah airnya dan menjalankan tapanya disana.  Ia menetap di Houthem.  Uskup setempat memberinya dua buah rumah, satu untuk tempat tinggal dan satu lagi untuk tempat berdoa.
Setiap hari, Gerlakus berziarah ke makam Uskup (Santo) Servatius di Maastricht, dan setiap hari Sabtu ia berziarah ke gereja Santa Perawan Maria di Aachen.
Gerlakus meninggal dunia pada tanggal 5 Januari 1172 di tempat kediamannya di Houthem.  Sampai sekarang tempat ini disebut orang Houthem Sint Gerlach.

Santo Gottfried atau Geoffrey, Pengaku Iman
Gottfried hidup antara tahun 1097-1127.  Karena tertarik pada cita-cita kemiskinan Santo Norbertus, maka ia mengubah istananya di Cappenberg, Jerman menjadi suatu biara.  Isterinya dan dua saudara perempuannya masuk biara lain yang didirikannya juga.  Akhirnya ia sendiri menjadi biarawan Premonstratens dan beramal bagi kaum miskin.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-18 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa I

Sabtu, 18 Januari 2025

Tanggal 18-25 Januari: Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen.
Diharapkan seluruh umat berdoa untuk ujud khusus ini.

Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen



Bacaan Pertama
Ibr 4:12-16

"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah
dengan penuh keberanian."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, sabda Allah itu hidup dan kuat,
lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun!
Sabda itu menusuk amat dalam,
sampai ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum!
Sabda itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,
yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Kita sekarang mempunyai Imam Agung,
yang telah melintasi semua langit,
yaitu Yesus, Anak Allah.
Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Agung yang kita punya,
bukanlah imam agung yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita!
Sebaliknya Ia sama dengan kita!
Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah
dengan penuh keberanian,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan pada waktunya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8-9.10.15,R:Yoh 6:63c

Refren: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selamanya.

*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu-tetesan dari sarang lebah.



Bait Pengantar Injil
Luk 4:18-19

Tuhan mengutus Aku
mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina
dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.



Bacaan Injil
Mrk 2:13-17

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai Danau Galilea,
dan semua orang datang kepada-Nya.
Yesus lalu mengajar mereka.
Kemudian ketika meninggalkan tempat itu,
Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai,
Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!"
Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus.
Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi,
banyak pemungut cukai dan orang berdosa
makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya,
sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat,
bahwa Yesus makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa,
berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya,
"Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka,
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit!
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita simak tentang Lewi, sosok yang ditulis pada Bacaan Injil hari ini, yang dipercayai adalah Matius, Penulis Injil Matius.
Dalam budaya Yahudi waktu itu, lazim seseorang memiliki dua nama, yaitu: nama Ibrani dan nama Yunani atau Romawi.
Nama Matius lebih sering digunakan setelah ia menjadi murid Yesus.

Sebagai seorang dari keturunan Yahudi, Lewi tentu merasa galau, karena umumnya orang Yahudi tidak mau menjadi pemungut cukai.
Di jaman itu, pemungut cukai disamakan dengan para pendosa, tidak disukai oleh orang Yahudi, dan bahkan dibenci, karena dianggap memungut pajak lebih dari yang semestinya, dan dengan cara-cara yang tidak adil atau bahkan cenderung kurang berperi-kemanusiaan, sehingga menjadi beban berat bagi orang-orang Yahudi, apalagi hasil pungutannya mesti disetorkan kepada pemerintah Romawi yang dianggap musuh rakyat.

Wajar saja kalau kemudian Lewi tidak bergaul dengan orang-orang Yahudi, melainkan bergaul dengan sesama pemungut cukai lainnya, dan juga dengan orang-orang yang dianggap berdosa lainnya.
Wajar saja kalau Lewi tidak ikut-ikutan orang banyak yang berduyun-duyun datang kepada Yesus.
Ia hanya duduk-duduk saja di rumah cukai.
Mungkin saja sebetulnya di hati kecilnya ia ingin berjumpa dengan Yesus, tetapi ia menyadari kalau ia itu tidak disukai oleh orang-orang Yahudi, terutama oleh para ahli Taurat dan golongan Farisi.
Bisa runyam kalau ia datang ke dalam kerumunan orang itu, mending duduk-duduk saja di rumah cukai, aman.

Rupanya Yesus-lah yang datang kepada Lewi.
Dan bahkan tanpa tedeng-aling-aling, Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!"
Seandainya Lewi memang tidak punya keinginan untuk berjumpa dengan Yesus, tentulah Lewi akan menolak ajakan Yesus itu,
"Ngapain mesti ikut kamu?  Di sini aku sudah hidup senang, nyari duitnya gampang…"
Tetapi karena memang telah muncul di hatinya, kerinduan untuk berjumpa dengan Yesus, maka tanpa ba-bi-bu Lewi pun segera berdiri, lalu mengikuti Yesus.

Bisa jadi kita juga merasakan yang sama, merasa tidak pantas datang kepada Yesus, karena merasa diri berdosa, atau karena takut ditolak oleh para pengikut Yesus lainnya.
Ada lho, orang yang tidak aktif mengikuti kegiatan gereja
karena merasa tidak diterima atau tidak disukai oleh orang-orang di lingkungannya, bahkan ada yang sampai pindah agama.

Dari Bacaan Injil hari ini kita mengetahui, asal ada keinginan untuk berjumpa dengan Yesus, itu sudah cukup untuk mengundang Yesus hadir menjumpai kita, apalagi kalau keinginan itu dibarengi dengan upaya untuk melangkahkan kaki menuju kepada Yesus, perjumpaan pasti akan terjadi lebih segera.
Oleh karena itu, janganlah kita hanya duduk-duduk dan diam saja.
Janganlah menunggu sampai Yesus yang datang kepada kita dan berkata, "Ikutlah Aku!"
Kristus telah memanggil kita untuk terlibat dalam karya-karya-Nya di dunia ini.
Maka marilah kita datang kepada-Nya, untuk turut ambil bagian dalam upaya penyelamatan itu.



Peringatan Orang Kudus
Santa Priska, Perawan dan Martir
Priska dikenal sebagai seorang puteri bangsawan Romawi.  Pada umur 13 tahun ia ditangkap serdadu-serdadu Kaisar Klaudius, lalu dipenggal kepalanya karena dengan tegas mempertahankan imanya.  Hari kelahirannya dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti.
Ada bermacam-macam cerita tentang santa Priska, tetapi umumnya diketahui bahwa Priska dihormati sebagai seorang perawan dan martir di kalangan umat Kristen Roma.  Jenazahnya dikuburkan di katakombe Santa Priscila di Jalan Salaria.  Kira-kira Priska mempunyai hubungan erat dengan keluarga Acili Glabriaone, di mana namanya cukup dikenal luas.
Terdapat sebuah gereja yang didirikan untuk menghormati Priska.  Gereja ini dinamakan Gereja Santa Priska.

Santa Margaretha dari Hungaria, Pengaku Iman
Margaretha adalah puteri raja Bela IV dari Hungaria, dan keponakan Santa Elisabeth dari Hungaria.  Ia lahir kira-kira pada tahun 1242.  Sebelum kelahirannya, orang-tuanya sudah memutuskan untuk mempersembahkan dia secara khusus kepada Tuhan dalam kehidupan bakti sebagai biarawati.  Hari kelahirannya menjadi suatu peristiwa membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga.
Demi memenuhi janji di atas, semenjak Margaretha berusia 3 tahun, ia dimasukkan ke dalam sebuah biara Dominika yang terletak dekat Veszprem.  Di biara ini Margaretha dididik secara baik dalam hidup kerohanian sebagai persiapan baginya untuk memasuki kehidupan sebagai seorang biarawati.  Ketika berusia 12 tahun, Margaretha dipindahkan ke sebuah biara di pulau Danube, yang dihuni oleh biarawati-biarawati dari keluarga-keluarga bangsawan.  Sejalan dengan pertambahan umurnya, Margaretha pun semakin berkembang dewasa dalam kepribadian dan imannya.  Ia semakin kokoh dalam pilihan hidupnya menjadi seorang biarawati.
Ketika raja Ottokar II dari Bohemia ingin meminang dan menikahinya, dia dengan tegas menolaknya.  Ia tetap bertekad setia pada pilihannya menjadi seorang mempelai Kristus.  Sekalipun ia mangalami banyak tantangan dan penderitaan, namun ia tetap ramah dan rendah hati.  Ia mengabdikan seluruh hidupnya pada karya-karya karitatif dan kontemplatif di biara Dominikan itu.
Ia meninggal dunia pada tanggal 18 Januari 1270.  Setelah kematiannya, proses beatifikasi atas dirinya segera dilakukan.  Kemudian pada tahun 1943, ia digelari 'kudus'.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-01-17 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa I

Jumat, 17 Januari 2025

PW S. Antonius, Abas



Bacaan Pertama
Ibr 4:1-5.11

"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, baiklah kita waspada,
supaya jangan ada seorang di antara kamu
yang dianggap ketinggalan,
sekalipun janji akan masuk ke dalam istirahat Allah masih berlaku.
Karena kabar kesukaan itu diberitakan juga kepada kita
sama seperti kepada nenek moyang kita. 
Tetapi sabda pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka,
karena tidak bertumbuh seiring dengan pertumbuhan mereka,
sebab mereka tidak beriman.
Tetapi kita yang beriman,
akan masuk ke tempat istirahat seperti yang dikatakan Allah,
"Aku bersumpah dalam murka-Ku:
Mereka takkan masuk ke tempat peristirahatan-Ku."
Hal ini dikatakan Allah,
sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
Sebab tentang hari ketujuh
pernah dikatakan di dalam suatu ayat Kitab Suci,
"Pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya."
Dan dalam Kitab Suci yang sama kita baca:
"Mereka takkan masuk ke tempat peristirahatan-Ku."
Karena itu baiklah kita berusaha
untuk masuk ke dalam peristirahatan itu,
supaya jangan seorang pun jatuh
karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 78:3.4bc.6c-7.8,R:7c

Refren: Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.

*Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui,
dan diceritakan kepada kami oleh para leluhur.
Kami meneruskannya kepada angkatan yang kemudian:
puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya,
serta perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.

*Supaya anak cucu mereka menceritakannya pula
kepada anak turunan mereka;
supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah
dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah,
tetapi memegang teguh perintah-perintah-Nya.

*Jangan sampai seperti nenek moyangnya,
mereka menjadi angkatan pendurhaka dan pemberontak,
angkatan yang tidak lurus hati,
dan jiwanya tidak setia kepada Allah.



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 2:1-12

"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa mengampuni dosa."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum,
tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
Maka datanglah orang-orang berkerumun
sehingga tidak ada lagi tempat,
bahkan di muka pintu pun tidak.
Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka,
beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh,
digotong oleh empat orang.
Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu.
Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus.
Sesudah atap itu terbuka,
mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu,
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat.
Mereka berpikir dalam hati,
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah!
Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?"
Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya
bahwa mereka berpikir demikian;
maka Ia berkata kepada mereka,
"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Manakah lebih mudah:
mengatakan kepada orang lumpuh itu 'Dosamu sudah diampuni',
atau mengatakan 'Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?'?
Tetapi supaya kamu tahu,
bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,"
- lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu -:
"Kepadamu Kukatakan: bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya
dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu.
Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya:
"Yang seperti ini belum pernah kita lihat!"

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Mat 19:16-26

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
ada seorang datang kepada Yesus dan berkata,
"Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus,
"Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik?
Hanya Satu yang baik.
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,
turutilah segala perintah Allah."
Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?"
Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
hormatilah ayahmu dan ibumu
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata orang muda itu kepada Yesus,
"Semuanya itu telah kuturuti,
apa lagi yang masih kurang?"
Kata Yesus kepadanya,
"Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala milikmu,
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,
maka engkau akan beroleh harta di surga.
Kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Ketika mendengar perkataan itu,
pergilah orang muda itu dengan sedih,
sebab banyaklah hartanya.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Aku berkata kepadamu:
Sungguh sukar sekali bagi seorang kaya
untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sekali lagi Aku berkata kepadamu:
Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Mendengar itu, sangat gemparlah para murid dan berkata,
"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata,
"Bagi manusia hal ini tidak mungkin,
tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini dari Daily Fresh Juice, dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma:

*"Iman yang Menggerakkan Belas Kasih Yesus"*

Mat 1:1-17
Oleh Erna Kusuma

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Injil yang sangat kaya makna dari Injil Markus Bab 2, Ayat 2 sampai 12,
tentang iman, pengampunan dosa, dan penyembuhan,
telah berulang kali kita dengarkan,
dan hari ini Gereja mengajak kita untuk kembali mendengarkannya,
mendengarkan kisah beberapa orang yang membawa seorang temannya yang menderita lumpuh, untuk datang kepada Yesus, memohon pertolongan.

Inilah Injil Suci menurut Markus:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Yesus menjadikan Kapernaum sebagai basis pelayanannya di Galilea,
dan rumah Petrus kemungkinan besar menjadi tempat utama untuk tinggal dan mengajar.
Ketika tersiar kabar kalau Yesus ada di rumah Petrus, maka orang-orang pun berduyun-duyun datang ke situ sehingga tak ada lagi tempat luang, sampai-sampai di depan pintu rumah pun penuh sesak.

Beberapa orang juga datang ke situ membawa seorang temannya yang menderita lumpuh.
Karena penuh sesak, mereka tidak bisa membawa temannya ke hadapan Yesus.
Tetapi mereka tidak kehilangan akal.
Mereka membuka atap rumah lalu menurunkan temannya dari atap rumah itu.
Upaya yang tidak lazim tetapi kreatif.
Mereka tidak menyerah meskipun banyak hambatan.
Ini mengajarkan kita untuk tidak putus asa
dalam membawa orang yang kita kasihi kepada Yesus,
melalui doa, usaha, dan kesaksian hidup.
Tindakan teman-teman orang lumpuh itu mengajarkan kita pentingnya solidaritas dan empati.
Mereka tidak hanya percaya kepada Yesus,
tetapi juga mengupayakan segala cara
agar orang yang mereka kasihi dapat bertemu dengan Yesus.
Tadi kita telah dengarkan dari Bacaan Injil, kalau Yesus justru tergerak oleh belas kasihan setelah melihat iman mereka, orang-orang yang membawa temannya yang lumpuh itu.
Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu karena iman dari teman-temannya.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Seandainya kita memiliki iman, percaya kepada Yesus, sesungguhnya kita bisa dan boleh membawa orang-orang yang membutuhkan pertolongan Yesus.
Hal ini telah ditegaskan oleh Yesus, seperti yang ditulis pada Injil Matius Bab 17 ayat 20c, "Sesungguhnya, sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja,
kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana,
maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."

Terlebih lagi jika itu kita kerjakan bersama dengan saudara dan kerabat yang juga beriman kepada Yesus, tentulah akan menghasilkan yang lebih baik lagi.
Hal ini juga telah disampaikan oleh Yesus, ditulis pada Injil Matius 18, ayat 19-20,
"Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,
di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Menjadi jelas bagi kita, bahwa iman kita, termasuk doa, harapan, dan segala upaya kita, akan menggerakkan kuasa Kristus untuk melakukan hal-hal ajaib.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius juga menasihati Timotius dengan nasihat yang serupa, "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang."
Ya doa syafaat, doa yang kita panjatkan untuk memohon sesuatu bagi orang lain.
Kita bertindak secara aktif sebagai pendoa untuk orang lain, dengan membawa kesusahan mereka kepada Allah, meminta campur tangan Allah, memberi solusi, pemulihan, atau berupa jawaban atas doa-doa kita, sesuai dengan kehendak-Nya.
Dengan demikian kita memperoleh kesempatan untuk menyatakan kasih kita kepada sesama, menunjukkan kerendahan hati kita, serta menyatakan ketulusan hati kita.

Sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yang membawanya temannya yang lumpuh itu, yang oleh karena iman mereka temannya memperoleh kesembuhan,
maka kita juga dapat menjadi saluran berkat dan kasih Allah bagi orang lain.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Mungkin kita cukup terusik dengan perkataan Yesus kepada orang lumpuh itu,
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Banyak orang mengaitkan kesusahan hidup dengan dosa yang diperbuat.
Yesus memang membenci dosa, maka meminta kita untuk tidak berbuat dosa,
tetapi Yesus tidak membenci kita, sekali pun kita telah berbuat dosa, kasih Kristus tidak berubah, Yesus tetap menginginkan agar kita kembali kepada-Nya, yaitu dengan cara melepaskan semua dosa-dosa yang pernah kita perbuat.
Dengan demikian, seharusnya kita tidak lagi terusik atau bingung dengan perkataan Yesus tadi, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Yesus menunjukkan bahwa pengampunan dosa adalah prioritas utama karena dosa adalah akar masalah manusia.
Penyembuhan fisik, meskipun penting, bersifat sementara, sedangkan pengampunan dosa membawa kehidupan kekal.

Marilah kita berdoa untuk menutup renungan kita hari ini.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah Bapa kami,
Sungguh merupakan berkat bagi kami setelah mendengarkan sabda-Mu dan merefleksikannya ke dalam kehidupan kami, bahwa kesembuhan fisik untuk bebas dari penyakit kami perlukan agar tetap dapat beraktivitas, namun pemulihan jiwa dari belenggu dosa jauh lebih penting, sebab melalui pengampunan dosa kami boleh memperbaharui hubungan kami dengan-Mu ya, Bapa.
Oleh karena itu, ampunilah dosa-dosa kami sebab kami menyesali telah berbuat dan kami bertekad untuk tidak mengulanginya.
Ampunilah kami orang berdosa ini.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santo Antonius, Abbas
"Jika engkau ingin menjadi sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutilah Aku" (Mat 19:21).  Antonius, pemuda Mesir ini bukan saja memahami arti kata-kata Yesus tersebut, melainkan juga mencoba menghayatinya dalam hidupnya.  
Antonius yang lahir pada tahun 250 termasuk dalam bilangan pemuda-pemuda yang kaya raya.  Ayah dan ibunya yang meninggal ketika Antonius berusia 20 tahun, mewariskan sejumlah besar harta.  Mendengar kata-kata Injil diatas, Antonius tergerak hatinya dan membagi semua harta itu kepada orang-orang miskin.  Ia lalu memasuki corak hidup bertapa agar lebih dekat pada Tuhan.  
Imannya yang kokoh akan Allah menyanggupkan dia untuk mengatasi setiap godaan setan.  Semakin setan menggoda, semakin bertambahlah semangatnya untuk berdoa dan bermatiraga.  Hal kemiskinan benar-benar dihayatinya.  Makannya sederhana.  Pakaiannya terbuat dari kulit domba.  Dengan berlaku demikian, Antonius bermaksud mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha menjalin hubungan mesra dengan Allah melalui doa-doa, meditasi dan tapa. 
Hidup tapa ini menghantar Antonius kepada suatu tingkatan hidup rohani tinggi dan menjadikan dia seorang pendoa yang ulung.  Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingannya dalam berbagai macam masalah hidup.  Kepada orang-orang ini, Antonius tak jemu-jemu memberi berbagai petunjuk.  Salah satu nasehatnya ialah: "Kamu mengetahui pandangan-pandangan setan yang menyesatkan.  Kamu mengetahui kekuatan dan kelemahan setan.  Menghadapi semuanya itu, percayakanlah dirimu seutuhnya kepada pelukan cinta kasih Kristus.  Letakkanlah kepercayaanmu sepenuh-penuhnya kepada Yesus.  Percayalah bahwa akhirnya kamu akan menang atas segala kejahatan".  Kebenaran ini dinyatakan di dalam semboyannya tentang pedoman: "Saya tidak takut kepadamu; engkau (godaan) tidak akan dapat memisahkan daku dari cinta kasih Kristus".  Orang-orang yang datang kepadanya mendapat peneguhan iman yang mendalam.  Di kemudian hari, orang-orang inilah yang menjadi bibit awal pertapaan yang dirintis dan dibimbingnya. 
Sebagai seorang rahib, Antonius tidak hanya memusatkan perhatiannya pada kontemplasi dan meditasi, tetapi juga pada pembelaan kebenaran iman Katolik.  Dua kali ia pergi ke Aleksandria untuk meneguhkan dan menghibur saudara-saudara seiman yang banyak mendapat tantangan dari kaum Arian yang sesat.  Antonius meninggal dunia dengan damai pada tahun 356.

Beata Rosaline Villeneuve, Pengaku Iman
Rosaline adalah seorang suster di biara Kartusian.  Ia berasal dari keluarga terkenal.  Ayahnya Baron des Arcs dan ibunya berasal dari Sabran.  Ia mengalami banyak kesukaran dari keluarganya untuk dapat mengabdikan dirinya kepada Tuhan.  Semula ia dididik oleh suster Claris, tetapi kemudian ia lebih cocok masuk biara Kartusian.  Ia masuk biara itu pada usia 25 tahun; 12 tahun kemudian menjadi prior biara di Provence.  Kadang-kadang seminggu penuh ia tidak makan; ia menghukum diri dengan ketaatan yang luar biasa; sehari hanya tidur sekitar 3-4 jam saja.  Sering ia mendapat penglihatan dan ekstase dan memiliki karisma melihat hati orang.  Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Januari 1329.

Santo Sulpisius, Uskup dan Pengaku Iman
Sulpisius hidup antara tahun 614-647.  Ia adalah Uskup Bourges, Prancis yang sangat disegani umat karena rendah hati, giat dan berani membela rakyat terhadap pemerintah yang kurang adil dan lalim.  Ia mengundurkan diri dari jabatannya supaya dapat dengan lebih aktif mentobatkan penganut bidaah dan orang-orang Yahudi.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/