Liturgia Verbi 2024-11-01 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
HR Semua Orang Kudus

Jumat, 1 November 2024

Ujud Gereja Universal: Orangtua yang kehilangan anak.
Semoga semua orangtua yang berduka karena meninggalnya putra atua putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus.

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut.
Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada hari raya untuk mengenang arwah semua orang beriman hari ini, Gereja mengajak kita untuk berdoa khusus bagi arwah orang beriman yang telah meninggal dunia.
Gereja juga menawarkan indulgensi, yakni penghapusan atas siksa dosa atau penghukuman atas dosa yang telah mendapatkan pengampunan.
Kita disarankan untuk berdoa selama 8 hari berturut-turut, dimulai tanggal 1 November kemarin, dan akan lebih baik kalau kita mengunjungi makam untuk berdoa bersama-sama saudara se-iman di sana.

Orang yang telah meninggal dunia, tidak lagi memiliki kesempatan atas pertobatan, tidak lagi diberikan pengampunan atas dosa-dosa yang diperbuat sepanjang hidupnya di dunia ini.
Mereka mesti melewati proses penyucian sampai benar-benar suci, barulah kemudian dapat memasuki Surga.
Tetapi kita, yang masih hidup di dunia ini, masih memiliki kesempatan luas untuk memperoleh pengampunan, kesempatan untuk dibebaskan dari siksa dosa.

Seringkali terjadi kekeliruan dan perlu kita luruskan.
Kitalah yang mesti mendoakan mereka yang masih berada di api penyucian, bukan sebaliknya, kita malah minta didoakan oleh mereka yang tengah menjalani proses penyucian itu.

Maka dari itu, marilah kita mendoakan para sanak saudara kita yang telah meninggal dunia, yaitu mereka yang beriman kepada Allah, yang telah datang kepada Kristus tetapi masih menyisakan dosa dan belum berkesempatan memperoleh pengampunan, agar Kristus mempertimbangkan iman kita dan belas kasih kita terhadap mereka, lalu meniadakan siksa dosa yang mungkin masih harus dijalani di api penyucian.

Bagaimana kita tahu apakah arwah yang kita doakan itu masih berada di api penyucian atau sudah diangkat ke Surga, atau jangan-jangan ada di dalam neraka?
Atau pertanyaan lainnya, jika kita meyakini kalau saudara kita itu telah berada di dalam Surga, masih perlukah kita doakan?
Ah, janganlah meniru prang-orang Farisi.
Ketika kita mendoakan seseorang yang sedang dirawat di rumah sakit karena menderita suatu penyakit, haruskah kita memeriksanya terlebih dahulu apakah yang bersangkutan masih sakit atau telah sembuh?
Kalau masih sakit barulah kita doakan, tetapi kalau sudah sembuh untuk apa lagi didoakan, begitukah?

Sebaliknya, kalau kita meyakini kalau saudara kita itu sangat jahat semasa hidupnya, pastilah kini telah berada di dalam api neraka, perlukah kita doakan?
Ya ampun, sebegitu dengkikah hati kita sehingga tak mau lagi mendoakannya?
Sedemikian rendahkah iman kita sehingga sampai meragukan kalau Allah Bapa kita itu dapat membuat apa saja, termasuk yang mustahil bagi kita?

Justru yang penting untuk kita lakukan terutama pada hari raya hari ini, yakni membebaskan diri kita sendiri dari perasaan dendam, benci, marah, atau irihati terhadap mereka yang telah meninggal dunia.
Masak iya sih, kita masih menyimpan perasaan-perasaan itu terhadap orang yang telah meninggal dunia?
Sedemikian jahatkah kita sampai-sampai kita mensyukuri agar orang masuk neraka?

Marilah kita belajar dari Yesus, Tuhan kita,
"Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Jangan ada yang hilang, supaya Kubangkitkan pada akhir zaman, untuk beroleh hidup yang kekal."
Maka, marilah kita bersama-sama Yesus, turut mengupayakan agar orang yang telah melukai hati kita itu jangan sampai hilang, jangan pula kita buang.
Marilah kita doakan mereka, sebab mereka juga orang beriman sama seperti kita.
Janganlah kita pusingkan di mana mereka berada saat ini.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).

Dalam rangka "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman", setiap orang Kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
Caranya: mengunjungi makaM dan/atau mendoakan arwah orang meninggal.
Yang menjalankan setiap hari dari tanggal 1 s/d 8 November: memperoleh indulgensi penuh.
Yang menjalankan pada hari-hari lain: memperoleh indulgensi sebagian.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-31 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Kamis, 31 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 6:10-20

"Kenakanlah perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya.
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia,
melainkan melawan pemerintah dan penguasa,
melawan para penghulu dunia gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu
dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu.
Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran,
dan berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan
untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,
sebab dengan perisai itu
kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat.
Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah,
dalam segala doa dan permohonan.
Berdoalah setiap waktu dalam Roh
dan berjaga-jagalah dalam doamu itu
dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang Kudus.
Berdoalah juga untuk aku, supaya setiap kali membuka mulutku,
aku dikaruniai perkataan yang tepat.
Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil,
yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan.
Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani,
sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 144:1.2.9-10,R:1a

Refren: Terpujilah Tuhan, gunung batuku!

*Terpujilah Tuhan, gunung batuku!
Ia mengajar tanganku bertempur,
Ia melatih jari-jariku berperang!

*Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku,
kota bentengku dan penyelamatku;
Ia menjadi perisai, dan tempat aku berlindung;
Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!

*Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu,
dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur.
Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja,
dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!



Bait Pengantar Injil
Luk 13:35; Mrk 11:10

Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di Surga.



Bacaan Injil
Luk 13:31-35

"Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi
dan berkata kepada Yesus,
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini,
karena Herodes hendak membunuh Engkau."

Jawab Yesus kepada mereka,
"Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu,
'Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang
pada hari ini dan esok,
dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan esok dan lusa
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem.'
Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi
dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu,
sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap,
tetapi  kalian tidak mau.

Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!
Tetapi Aku berkata kepadamu,
kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata,
'Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ketika Yesus diberitahu bahwa Dia dicari-cari oleh Herodes yang hendak membunuhnya, Yesus tak nampak gentar atau takut, terlihat dari jawaban Yesus yang sepertinya "menantang" Herodes.
Herodes tidak menjadi kekhawatiran Yesus, tetapi Yerusalem-lah yang menjadi kekhawatiran-Nya.
Tentu Yesus tahu apa yang bakan menimpa kota itu, seperti yang dikataka-Nya, "Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi."
Yerusalem, termasuk Bait Suci-nya, akhirnya dimusnahkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Yesus menyampaikan harapan dan kerinduan-Nya akan bangsa Yahudi yang hidup di Yerusalem, "Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi  kalian tidak mau."
Sayap ayam tidak dapat digunakan untuk terbang, tidak seperti sayap burung.
Fungsi utama sayap ayam betina justru untuk melindungi anak-anaknya dari marabahaya, cuaca dingin, dan sebagainya.
Tempat yang aman bagi anak-anak ayam adalah di bawah sayap induknya.
Jika Tuhan diibaratkan sebagai induk ayam, maka tempat yang aman bagi kita, anak-anak-Nya, adalah di bawah sayap-Nya.
Rasul Paulus telah menuliskannya dengan sangat baik.
Di bawah sayap Tuhan, kita akan terlindung, karena kita dapat menggunakan seluruh alat dan perlengkapan senjata Tuhan, bukan untuk menindas sesama manusia, melainkan untuk mealwan para penghulu dunia gelap, para roh jahat.

Ancaman dan serangan roh jahat tidak hanya akan mencelakakan kita, tetapi tipu muslihat iblis juga akan menjerumuskan kita ke dalam dosa.
Kita ini manusia lemah, oleh karenanya kita butuh perlindungan, yakni perlindungan yang handal, yang dapat menangkal seluruh serangan roh-roh jahat itu.
Nah, ketika Yesus memanggil-manggil kita, mengumpulkan kita karena kerinduan-Nya, janganlah sekali-sekali menolak-Nya, janganlah mengatakan "Aku tidak mau."
Hanya dengan peralatan senjata Tuhan-lah kita bisa menangkis dan menangkal serangan jahat dari penguasa kegelapan itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-30 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Rabu, 30 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 6:1-9

"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus,
dan bukan manusia."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan,
karena memang haruslah demikian.
Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting
yang memuat suatu janji, yaitu:
supaya kalian berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Dan kalian para bapak,
jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu,
tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini
dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati,
sama seperti kalian taat kepada Kristus.
Jangan hanya taat di hadapan mereka
untuk menyenangkan hati orang,
tetapi taatlah sebagai hamba Kristus
yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela
seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia.
Kalian tahu, bahwa setiap orang,
entah hamba, entah orang merdeka,
akan menerima ganjaran dari Tuhan,
kalau ia berbuat sesuatu yang baik.

Dan kalian para tuan,
bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu,
dan jauhkanlah mengancam.
Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga,
dan Ia tidak memandang muka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:10-11.12-13ab.13cd-14,R:13c

Refren: Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.

*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu
kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kemuliaan-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,
pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

*Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh
dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.



Bait Pengantar Injil
2Tes 2:14

Allah telah memanggil kita
untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.



Bacaan Injil
Luk 13:22-30

"Mereka datang dari timur dan barat,
dan akan duduk makan di dalam kerajaan Allah."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
sambil mengajar.
Maka bertanyalah orang kepada-Nya,
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ,
"Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!
Sebab Aku berkata kepadamu,
'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu,
kalian akan berdiri di luar
dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata,
'Tuan, bukakan pintu bagi kami.'
Tetapi dia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.'
Maka kalian akan berkata,
'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu,
dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.'

Tetapi ia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.
Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kalian semua yang melakukan kejahatan!'
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi,
apabila kalian melihat
Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah,
tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan,
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu,
dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini dari renungan *The Power of Word* yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma berikut ini.

*Berusaha Melewati Jalan yang Sempit*

*Doa Pembuka*
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
Seringkali kami merasa diri lebih benar di hadapan-Mu
karena kami telah dibaptis, telah diangkat menjadi anak-anak-Mu
dan boleh memanggil-Mu dengan sebutan "Bapa"
tetapi kami juga seringkali tidak melakukan yang sepantasnya dilakukan sebagai anak-anak-Mu.
Oleh karena itu bersabdalah ya Bapa, agar kami layak menjadi anak-anak-Mu.
Amin.

*Renungan*
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Banyak orang menjadi khawatir setelah mendengarkan pengajaran dari Yesus
tentang betapa sulitnya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga,
terutama kalau kita masih mencintai segala milik kita di dunia ini.
Ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Yesus,
"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." [Luk 18:25]

Seperti itulah kekhawatiran orang-orang yang mau datang dari jauh untuk mendengarkan pengajaran dari Yesus.
Lalu mereka pun bertanya kepada-Nya,
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
Yesus pun menjawab,
"Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!"
Pintu masuknya memang sempit, terkesan sangat sulit untuk dilewati.
Jika kita masih memiliki dosa yang belum memperoleh pengampunan,
maka kita dilarang masuk ke dalam Surga, mesti mampir dulu di Purgatorium untuk membersihkan jiwa kita dari dosa.

Setiap orang ingin diselamatkan, berharap bisa melewati pintu yang sempit itu,
tetapi setiap orang rentan terhadap perbuatan dosa.
Kalau kita cermati pengajaran Yesus, nampak jelas kalau Yesus menginginkan kita bisa hidup kekal di Surga, itu karena Yesus mengasihi kita, tidak menganggap kita sebagai hamba melainkan sahabat.
Yesus banyak sekali menyembuhkan orang-orang berdosa, seperti ketika Yesus menyembuhkan seseorang di kolam Betesda, Yesus berkata,
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." [Yoh 5:14b]
Dan bahkan ketika seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah dibawa kepada Yesus, berharap Yesus mengizinkan orang-orang merajam perempuan itu,
tetapi apa yang terjadi?
Yesus malah berkata kepada perempuan itu,
"Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."  [Yoh 8:11b]

Tentu saja Yesus tidak mengizinkan kita berbuat dosa, tetapi Yesus selalu bersedia mengampuni orang berdosa yang bertobat.
Dari Bacaan Injil hari ini kita mengetahui, mendengarkan pengajaran Yesus dan memahami maksudnya masih belum cukup untuk bisa masuk ke dalam Surga.
Kita wajib melalui pintu yang sempit, artinya menjalankan ajaran Yesus yang kita dengarkan itu.
Perbuatan kasih jauh lebih berharga daripada memahami perbuatan baik tetapi tidak menjalankannya.

Abraham, Ishak, Yakub, dan banyak nabi lainnya, lahir sebelum Yesus.
Mereka tidak mengenal Yesus selain dari nubuatan bahwa akan datang Mesias.
Lalu bagaimana mereka bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga?
Yesus mengatakan,
"Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah,
tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan,
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Bacaan Injil hari ini merupakan tamparan keras bagi saya.
Saya merasa seolah-olah Yesus berkata kepada saya,
"Jangan mentang-mentang kamu sudah dibaptis, merasa telah banyak melayani Tuhan di berbagai kegiatan gereja, lalu Tuhan telah menyediakan "jatah tempat' di Surga.
Jangan berpikiran untuk menagih janji Yesus  yang mengatakan
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." 

Yesus mau agar saya berusaha melewati pintu sempit itu,
artinya siap untuk menyangkal diri dan memikul salib saya sendiri,
untuk menjalankan ajaran kasih yang dari Kristus,
maka Santo Petrus yang memegang kunci Kerajaan Surga
akan membukakan pintu.

*Doa Penutup*
Sekarang marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa kami,
Bimbing dan bantulah segala usaha kami untuk melewati pintu sempit yang menuju ke dalam Surga, kami ingin berada dan tinggal di sana pada waktunya kelak.
Dampingilah kami dalam upaya kami menabung perbuatan kasih sebagai bekal kami,
dan jauhkanlah kami dari segala godaan dan cobaan agar tak lagi mudah terjatuh ke dalam dosa.
Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-29 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 29 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 5:21-33

"Rahasia ini sungguh besar!
Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaknya kalian saling merendahkan diri
dalam takwa kepada Kristus.
Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya,
seolah-olah kepada Tuhan.
Sebab suami adalah kepala isteri,
sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal.

Para suami hendaknya mengasihi isterinya
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat,
dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya
setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Maksudnya ialah
supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat
di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang,
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi kudus dan tidak bercela.
Demikian pula
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri;
maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri.
Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya
seperti Kristus terhadap jemaat,
karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.

Rahasia ini sungguh besar!
Yang Kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri,
dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.3.4-5,R:1a

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus menggunakan biji sesawi untuk mengumpamakan perihal Kerajaan Allah.
Biji sesawi adalah biji yang sangat kecil, lebih kecil dibandingkan biji-bijian lainnya, tetapi jika ditanam, ia dapat tumbuh menjadi pohon besar yang sering digunakan oleh burung-burung untuk berlindung atau pun sekedar melepas lelah.
Ia memiliki daya kecambah sehingga mampu tumbuh dengan cepat, terutama di tanah yang subur.
Oleh karena itulah Yesus menggunakan sesawi sebagai metafora yang mendalam untuk menggambarkan iman seseorang, yang mula-mula kecil dan kurang diperhitungkan tetapi jika ditanam di hati orang yang mau menerima, ibarat tanah yang subur, ia akan tumbuh pesat dan menjadi kuat.

Rupanya iman yang besar tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan tumbuh dari yang kecil menjadi besar, oleh karenanya perlu dipelihara agar terus bertumbuh menjadi semakin besar dan kuat.
Tekun dalam doa dan membaca Injil, serta memikirkan dan berbuat hanya yang baik-baik saja, akan membuat iman kita bertumbuh, yang pada akhirnya akan menghasilkan banyak buah atau biji.

Saya juga memahami bahwa pertumbuhan iman itu terjadi diam-diam sehingga pertumbuhannya tidak nampak secara nyata.
Pertumbuhannya bukan seperti meniup balon, yang dalam sekejap nyata terlihat membesar.
Perlu waktu untuk dapat melihat pertumbuhannya, semakin panjang rentang waktunya semakin nyata pertumbuhannya.
Jika setelah bertahun-tahun iman kita tetap saja sebesar biji sesawi, itu artinya iman kita tidak bertumbuh, lalu kapan bisa memindahkan gunung?
Tetapi sesungguhnya Yesus telah menyatakan,
Ia berkata kepada mereka: "Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah."  [Mat 17:20b]

Sekecil apa pun iman yang ada di dalam hati, manfaatnya dapat dirasakan langsung sejak hari pertama, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, karena iman itu akan mengubah cara hidup kita, perlahan-lahan namun pasti.



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-28 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul

Senin, 28 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus
dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan Cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.



Bacaan Injil
Luk 6:12-19

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh Juice yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma.

*Teladan Yesus dalam Pengambilan Keputusan*

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Hari ini kita memperingati dua rasul Yesus, yakni Simon yang disebut orang Zelot dan Yudas anak Yakobus.
Yudas yang juga disebut Tadeus adalah saudara dari Yakobus Muda, dan Simon adalah sepupunya.
Keduanya mengalami akhir hidup yang sama, menjadi martir di tanah Persia (Iran).
Mereka berdua, bersama sepuluh murid lainnya, dipanggil dan dipilih sendiri oleh Yesus dari antara para murid lainnya, dipilih untuk menjadi rasul Kristus.

Gereja sudah memilihkan bacaan Injil yang cocok untuk merayakan Pesta Santo Simon dan Yudas hari ini, diambil dari Injil Lukas, Bab 6, Ayat 12 sampai 19 berikut ini.

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Metoda yang digunakan oleh Gereja dalam memilih dan menetapkan para pemimpin gereja berbeda dengan metoda yang digunakan di pemerintahan demokratis seperti Indonesia.
Gereja menggunakan metoda penunjukan secara "top-down", bukan melalui pemungutan suara pada proses pemilihannya.
Paus menunjuk Uskup, Uskup menunjuk Pastor Paroki, dan seterusnya.
Umat tidak melakukan pemungutan suara untuk memilih siapa pastor paroki yang diinginkan.

Begitu pula yang terjadi ketika Yesus mesti menunjuk ke-dua belas rasul-Nya.
Yesus tidak meminta umat untuk pemungutan suara lalu menetapkan dua belas orang yang memperoleh suara terbanyak.
Bukan cara yang tepat untuk meminta umat yang memilih sebab umumnya umat tidak secara rinci mengetahui tugas dan tanggungjawab pemimpinnya, apalagi untuk memilih rasul yang baru pertamakali karena sebelumnya belum ada.

Tetapi kita tahu, Yesus tidak asal-asalan untuk menentapkan kedua belas rasul-Nya.
Sebagai Tuhan, tentu Yesus sangat paham mengetahui murid-murid-Nya itu, jangan-jangan malah lebih paham dari yang bersangkutan.
Tentu menjadi perlu Yesus memberikan contoh tentang bagaimana seharusnya memilih pemimpin umat itu dilakukan, apalagi ketika hedan mengambil keputusan yang sangat penting seperti penunjukan rasul ini.

Tentu Yesus telah mempertimbangkannya secara seksama, tidak secara sembarangann menetapkan pilihan-Nya.
Sebelum mengambil keputusan,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa kepada Bapa-Nya.
Semalam-malaman Yesus berdoa di bukit itu.
Jelas sekali tercermin
kalau Yesus tidak memutuskan sesuai yang dikehendaki-Nya sendiri,
melainkan Yesus memutuskan sesuai yang dikehendaki oleh Bapa-Nya.
Untuk itulah Yesus berdoa semalam-malaman.

Belum lama ini Presiden Prabowo juga mesti mengambil keputusan penting, memilih dan menetapkan siapa-siapa yang akan menjadi menteri dan pembantu-pembantu lainnya.
Sama seperti Yesus yang memiliki hak prerogatif dalam memutuskan,
seharusnya itu pula yang terjadi dengan presiden kita,
seharusnya presiden memiliki hak penuh dalam memutuskan.

Bagaimana yang terjadi di paroki-paroki kita?
Sudahkah pastor paroki memilih hak prerogatif dalam memutuskan siapa-siapa yang ditunjukkannya menjadi Dewan Pengurus Paroki, Ketua Wilayah atau Lingkungan, serta para pembantu lainnya?
Pernah terjadi, suatu lingkungan, dilakukan pemungutan suara untuk memilih Ketua Lingkungannya.
Karena dipilih oleh umat, Ketua lingkungan terpilih bertanggungjawab kepada umat yang memilihnya, bukan kepada pastor paroki atau pun gereja.
Dan akhirnya pastor paroki merasa tidak punya kewenangan untuk mencopot atau mengganti ketua lingkungan yang tidak bekerja dengan baik.

Pernah terjadi juga di paroki lainnya,
Umat berbondong-bondong melakukan demo, memprotes pastor parokinya,
menuntut Uskup untuk mengganti pastor parokinya.
Ini tentu baik, tetapi apakah perlu dengan demo, bikin spanduk yang berisikan kata-kata yang kurang pantas dilontarkan oleh seorang yang mengaku Katolik.
Kalau disampaikan melalui surat atau tatap muka langsung, tentu lebih elegan karena sudah menjadi kewajiban Uskup mendengarkan umatnya.

Saya bersyukur belum pernah mendengar ada tuntutan untuk mengamandemen Injil.
Memangnya Injil itu seperti Undang-Undang Dasar yang bisa diamandemen?

Para Pendengar Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Kita semua telah mengetahui bahwa selalu terjadi saat kita mesti mengambil keputusan, sebagus apa pun suatu keputusan, tidak akan pernah memuaskan semua pihak.
Selalu ada pro dan kontra, selalu ada konsekuensi yang ditimbulkan.
Saya rasa itu pula yang terjadi ketika Yesus mengumumkan para rasul-Nya.
Bisa jadi saja ada yang merasa lebih pantas untuk dipilih menjadi rasul Yesus,
merasa lebih punya kemampuan, dan sebagainya.
Bisa jadi saja ada yang menuduh Yesus nepotisme, mengangkat Simon dan Yudas yang masih keluarga dekat-Nya.
Malah bukan mustahil ada yang berkomentar, "Kok nelayan buta huruf sih yang dipilih?" Barangkali menurut mereka akan lebih bagus kalau Yesus mengangkat para imam kepala atau orang Farisi karena mereka berpendidikan dan sudah punya jam terbang.

Nah, marilah kita meniru Yesus ketika hendak mengambil keputusan.
Kita berdoa memohon kepada Allah Bapa untuk membantu kita agar keputusan kita itu sesuai dengan kehendak-Nya, walau mungkin berbeda dengan kehendak kita atau kehendak orang-orang di sekitar kita.
Dan setelah keputusan kita ambil, maka kita mesti bersiap-siap untuk mengatasi berbagai konsekuensi yang timbul sebagai akibat dari keputusan itu.

Marilah sekarang kita berdoa bersama untuk menutup renungan kita hari ini.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah Bapa kami,
Seringkali kami merasa pintar dan tahu apa yang seharusnya kami putuskan,
seringkali pula keputusan kami ambil secara sepihak, hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri.
Hari ini, melalui Injil Lukas kami telah menerima pencerahan, tentang pentingnya mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak-Mu ya, Bapa.
Oleh karena itu, kami mohon Engkau berkenan mengutus siapa saja untuk membantu kami mengambil berbagai keputusan dalam hidup kami dan lingkungan.
Kami berdoa di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-27 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 27 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Yer 31:7-9

"Dengan hiburan aku akan membawa orang buta dan lumpuh."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Beginilah firman Tuhan,
"Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita,
bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa!
Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah:
Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Sungguh, Aku akan membawa mereka dari tanah utara,
dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi;
di antara mereka ada orang buta dan lumpuh,
ada perempuan hamil bersama dengan himpunan perempuan yang melahirkan;
dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!

Dengan menangis mereka akan datang,
dengan hiburan Aku akan membawa mereka;
Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai,
lewat jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung;
sebab Aku telah menjadi bapa Israel,
Efraim adalah anak sulung-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6,R:3

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
"Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.



Bacaan Kedua
Ibr 5:1-6

"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut tata imamat Melkisedek."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia,
ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah,
supaya ia mempersembahkan persembahan dan kurban karena dosa.
Seorang imam agung harus dapat
memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat,
karena ia sendiri penuh dengan kelemahan.
Karena itu ia harus mempersembahkan kurban karena dosa,
bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri!
Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah,
seperti yang telah terjadi dengan Harun.
Demikian pula Kristus!
Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri menjadi Imam Agung,
tetapi diangkat oleh Dia yang berfirman kepada-Nya:
'Anak-Ku Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan.'
atau seperti firman-Nya dalam suatu nas lain,
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya
menurut tata imamat Melkisedek.'

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut
dan menerangi hidup kita berkat Injil.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku dapat melihat."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari
Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari kota itu bersama murid-murid-Nya
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.

Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu adalah Yesus dari Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu!
Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu,
"Rabuni, semoga aku dapat melihat!"

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Berbicara soal mata, saya merasa tidak beruntung.
Saya menderita mata minus, mata plus, mata silinder (Astigmat), dan juga buta warna.
Terhadap yang terakhir ini (buta warna) malah belum ada obat atau pun cara untuk menyembuhkannya, sementara yang lain dapat diakali dengan menggunakan kacamata.
Celakanya lagi, orang meyakini kalau buta warna itu penyakit keturunan.
Waduh, lagi-lagi saya mesti mengeluhkan orangtua saya yang mewarisi penyakit seperti ini.
Dan saya pun akan dikeluhkan oleh anak cucu karena meneruskan warisan itu kepada mereka.

Terhadap warna, saya sama seperti Bartimeus, anak Timeus itu, sama-sama buta.
Tetapi saya masih lebih beruntung, bukan buta total, warna pun hanya sebagian, bukan semacam gambar hitam-putih.
Bartimeus jauh lebih susah menjalani hidupnya ketimbang saya.
Ia bukan hanya tak dapat melihat, berjalan pun tentu kesulitan meskipun ia tidak lumpuh.
Ia juga kesulitan mencari kerja, adakah yang mau mempekerjakan orang buta?
Lebih buruk lagi, siapa yang mau menjadi isterinya?
Masalahnya bukan hanya buta, tetapi juga miskin.
Bartimeus adalah pengemis jalanan, yang mengandalkan hidupnya dari belas kasihan orang lain.

Tiba saatnya saya mesti membaca Injil Markus ini, maka saya menjadi sadar bahwa saya tidak lebih beruntung dari Bartimeus.
Secara fisik ia buta, tetapi ia memiliki iman yang besar.
Secara materi ia miskin, tetapi ia berkesempatan mendengarkan Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Ini sungguh tawaran yang luarbiasa dari Yesus.

Seandainya, Yesus juga bertanya kepada saya "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?" maka saya tidak meminta agar disembuhkan dari buta warna tetapi disembuhkan dari tuna-iman, menjadi melek-iman sehingga dapat melihat warna-warni iman itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-26 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Sabtu, 26 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 4:7-16

"Kristuslah kepala tubuh,
dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia
menurut ukuran pemberian Kristus.
Itulah sebabnya Kitab Suci berkata,
"Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan;
Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."

Bukankah "Ia telah naik" berarti bahwa
Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Dia yang telah turun itu
Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit,
untuk memenuhi segala sesuatu.

Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar;
semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian kita semua akan mencapai
kesatuan-iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil,
yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih,
kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala.
Dari pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya
guna membangun diri dalam kasih;
Itulah tubuh yang rapi tersusun
dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5,R:1

Refren: Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."

*Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri
di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
sebagai kota yang bersambung rapat,
kepadamu suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan.

*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
sesuai dengan peraturan bagi Israel.
Sebab di Yerusalem ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.



Bait Pengantar Injil
Yeh 33:11

Tuhan telah berfirman,
"Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."



Bacaan Injil
Luk 13:1-9

"Jikalau kalian semua tidak bertobat,
kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus
dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea,
yang dibunuh Pilatus,
sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan.
Berkatalah Yesus kepada mereka,
"Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya
daripada semua orang Galilea yang lain,
karena mereka mengalami nasib itu?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.
Atau sangkamu
kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya
daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian."
Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini,
"Ada seorang mempunyai pohon ara,
yang tumbuh di kebun anggurnya.
Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya.
Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu,
'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu
namun tidak pernah menemukannya.
Sebab itu tebanglah pohon ini.
Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'

Pengurus kebun anggur itu menjawab,
'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi.
Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya
dan memberi pupuk kepadanya.
Mungkin tahun depan akan berbuah.
Jika tidak, tebanglah'!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Seandainya kita boleh memilih kapan dan bagaimana kita akan menemui ajal, apa pilihan kita?
Cara mati manakah yang paling enak?
Kapan waktu yang paling pas?
Jangankan merencanakannya, membayangkannya saja sudah menimbulkan ketakutan.

Ada banyak alasan mengapa kita takut menghadapi ajal.
Kematian akan memisahkan kita dari orang-orang yang kita kasihi.
Kematian memaksa kita untuk meninggalkan semua harta benda milik kita, meninggalkan semua kesenangan dan nikmat dunia.
Kematian adalah persimpangan dengan dua arah, menuju surga atau neraka.
Jalan menuju surga pun bercabang dua.
Bagi mereka yang seratus persen suci, bisa menempuh jalan tol untuk segera sampai di sana.
Bagi yang masih berbeban dosa, mereka mesti mengalami batisan api untuk dimurnikan agar pantas menjadi penghuni surga.
Pemurnian di api penyucian seringkali diartikan sebagai hukuman Tuhan atas dosa-dosa yang kita perbuat.

Yesus telah mengajarkan bagaimana caranya menghindari api penyucian itu, yaitu dengan melakukan pertobatan lalu dengan tekun menjaganya agar tidak berbuat dosa lagi, sehingga sewaktu-waktu ajal datang menjemput kita telah siap.

Memang penting untuk lebih memperhatikan bagaimana kita akan menemui ajal, namun yang lebih penting adalah memastikan bahwa kita telah menempuh hidup di dunia ini sesuai dengan ajaran-Nya.
Bukan bagaimana kita akan mati, melainkan bagaimana kita hidup.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-10-25 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Jumat, 25 Oktober 2024



Bacaan Pertama
Ef 4:1-6

"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman,satu baptisan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
aku yang dipenjarakan demi Tuhan, menasehati kalian
supaya sebagai orang-orang yang terpanggil,
kalian hidup sepadan dengan panggilanmu itu.
Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh
dalam ikatan damai sejahtera.
Satu tubuh, satu Roh,
sebagaimana kalian telah dipanggil kepada satu pengharapan
yang terkandung dalam panggilanmu.
Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.
Satu Allah dan Bapa kita sekalian
yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai kita semua.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Itulah angkatan orang-orang
yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan,
dan tidak bersumpah palsu.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 12:54-59

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan *The Poser of Word* tentang "*Tanda-Tanda Zaman Digital*" berikut ini.

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Hari ini Yesus mengajak kita semua untuk lebih peka terhadap perubahan zaman dengan melihat tanda-tandanya, agar kita tetap dapat memahami dan menjalakan kehendak Allah dalam kehidupan kita.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, sekarang ini kita berada di zaman digital yang menawarkan berbagai kemudahan melalui teknologi digital, menyodorlan informasi yang melimpah, serta menyediakan konektivitas yang seolah tanpa batas, tanpa sekat jarak dan waktu.

Tanda-tanda zaman ini akhirnya menghadapkan kita ke berbagai tantangan hidup.
Informasi yang berseliweran di sekitar kita menimbulkan kebisingan persis seperti di jalan raya yang tengah berada di kondisi kemacetan, sehingga ada ide untuk menambahkan puasa dan pantang kita dengan puasa digital, satu hari tidak menyentuh HandPhone atau pun gadget lainnya.
Selain tumpah ruah, informasi yang sangat berlebih itu belum tentu merupakan informasi yang aktual, yang valid, yang berguna.
Disinformasi terjadi di mana-mana, yang sangat mungkin terjadinya penyesatan, pemutar-balikan fakta, yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar.

Digitalisasi juga terlihat jelas berdampak pada krisis lingkungan dan polarisasi sosial.
Dan yang lebih menyedihkan, zaman digital telah melunturkan nilai-nilai rohani dalam masyarakat, semakin banyak orang yang meninggalkan agamanya untuk menjadi tidak beragama.

Nampaknya itulah alasannya mengapa Yesus mempertanyakan,
"Mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?"
Begitu derasnya arus informasi yang membuat kita terseret pada berita palsu, rumor, atau berbagai propaganda negatif sehingga membuat kita tak lagi sanggup memilah mana yang benar dan mana yang salah.

Tanda-tanda zaman juga terlihat terang-benderang di dalam keluarga dan komunitas.
Konektivitas yang tanpa batas dan virtualisasi dalam berbagai hal, tanpa disadari telah menjauhkan kita dari kebersamaan dan persaudaraan di dalam keluarga.
Tetap makan malam bersama tapi masing-masing sibuk dengan gadget nya sendiri, hanya bersama saat doa sebelum makan, yang seringkali tak diakhir dengan doa setelah makan.
Jangan salahkan teknologi digitalnya, karena justru teknologi ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan relasi di dalam keluarga.
Ke-empat anak kami tidak tinggal bersama kami, tetapi oleh karena media digital maka kami tetap dapat berkomunikasi setiap hari atau kapan pun kami mau.

Tanpa kita sadari, media sosial telah membuat kita melupakan ajaran Yesus tentang Damai Sejahtera Kristus.
Pada Bacaan Injil hari ini, kembali Yesus mengingatkan kita akan pentingnya berdamai.
Berdamai bukan hanya di antara sesama keluarga saja, melainkan juga dengan lawan atau musuh-musuh kita, karena pertikaian hanya akan menghasilkan kerugian, akan memperburuk relasi menjadi kebencian atau bahkan dendam.
Melalui Injil Lukas, Yesus mengajak kita untuk menjauhkan diri dari polarisasi yang timbul semakin parah di zaman digital ini, entah itu polarisasi sosial, agama, atau politik.
Kita mesti mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi ini, jangan menunggu sampai kita terpecah-belah oleh polarisasi yang tengah terjadi ini.

Berdamai itu artinya mengakui akan adanya konflik, lalu bersama-sama mencari jalan penyelesaian dengan sikap kerendahan hati dan dengan kasih Kristus.
Jangan biarkan masalah-masalah kecil berkembang menjadi konflik yang besar.
Padamkanlah api konflik selagi dia masih kecil.
Marilah kita belajar untuk berani mengakui kesalahan sendiri, memaafkan kesalahan orang lain, serta selalu mendahulukan Damai Sejahtera Kristus dengan menjalin relasi yang harmonis, berimbang dan saling menghormati dan mengasihi satu dengan lainnya.

Marilah kita jawab ajakan Yesus untuk memutuskan sendiri apa yang benar, jangan biarkan diri kita terseret oleh arus polarisasi, berita palsu, atau propaganda negatif yang berseliweran di media sosial.
Dan sekarang marilah kita berdoa untuk menutup renungan hari ini.

Ya Allah Bapa kami,
Tanda-tanda zaman yang mampu kita lihat dan temukan di dunia sekarang ini,
sungguh mengkhawatirkan kami, terutama tanda-tanda yang dapat menjauhkan kami dari-Mu.
Tetapi kami percaya bahwa teknologi digital mengalami kemajuan pesat tentulah karena izin dan restu dari-Mu, agar kami tetap diingatkan akan konsekuensi negatif dari berbagai kemudahan sebagai benefitnya.

Dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu, janganlah Engkau biarkan kita berada semaki jauh dari-Mu ya, Bapa.
Panggillah kami untuk kembali rumah-Mu di saat kami tersesat atau disesatkan.

Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/