Liturgia Verbi 2024-10-01 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta S. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Misi

Selasa, 1 Oktober 2024

Ujud Gereja Uiniversal: Misi bersama.
Semoga Gereja terus mempertahankan dalam segala hal cara bertindak sinodal, sebagai tanda tanggung jawab bersama, mendorong partisipasi, persekutuan dan perutusan bersama yang diemban oleh para imam, kaum religius dan awam.

Ujud Gereja Indonesia: Institusi kesehatan.
Semoga institusi-institusi kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta, mengutamakan kesembuhan dan keselamatan pasien di atas kepentingan industri medis, serta memberikan pelayanan sepenuh hati tanpa membeda-bedakan status sosial ekonomi.

BULAN ROSARIO



Bacaan Pertama
Yes 66:10-14c

"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem,
dan bersorak-soraklah karenanya,
hai semua orang yang mencintainya!
Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya,
hai semua orang yang pernah berkabung karenanya!
Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, 
hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas.
Sebab beginilah firman Tuhan:
Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya
keselamatan seperti sungai,
dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir.
Kamu akan menyusu, akan digendong,
dan akan dibelai-belai di pangkuan.
Seperti seseorang yang dihibur ibunya,
demikianlah kamu akan Kuhibur;
kamu akan dihibur di Yerusalem.
Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang,
dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 131:1.2.3,

Refren: Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.

*Tuhan, aku tidak tinggi hati,
dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Mat 18:1-5

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya,
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil
dan menempatkannya di tengah-tengah mereka,
lalu berkata,
"Aku berkata kepadamu:
Sungguh, jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri
dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku,
ia menyambut Aku."
Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita memasuki Bulan Rosario, yang diadakan setiap bulan Oktober, untuk menghormati dan memperingati devosi kepada Bunda Maria melalui Doa Rosario secara bersama-sama, baik di gereja paroki, di lingkungan atau wilayah, di komunitas, setidaknya di rumah bersama segenap anggota keluarga.
Kita diundang untuk berdoa Rosarion setiap hari sepanjang bulan Oktober, dan memulainya hari ini, Peristiwa Gembira.

Berikut Peristiwa-peristiwa Doa Rosario yang saya kutip dari Puji Syukur dan dari sumber lainnya:

*Peristiwa-peristiwa Gembira*
(Senin dan Sabtu, Masa Adven dan Natal)
1. Maria menerima kabar gembira darı Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk 1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di Betlehem (Luk 2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52).

*Peristiwa-peristiwa Sedih*
(Selasa dan Jumat, Masa Prapaskah)
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46).
2. Yesus didera (Yoh 19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (Luk 23:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49).

*Peristiwa-peristiwa Mulia*
(Rabu dan Minggu, Masa Paskah)
1. Yesus bangkit dari kematian (Luk 24:1-12).
2. Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis 2:1-13).
4. Maria diangkat ke surga (1Kor 15:23; DS 3903).
5. Maria dimahkotai di surga (Why 12:1; DS 3913-3917).

*Peristiwa-peristiwa Cahaya/Terang*
(Kamis, Pesta Pembaptisan Tuhan, Perjamuan Kudus atau Kamis Putih, Epifani, serta hari-hari khusus pelayanan Yesus lainnya)
1. Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Mat 3:16-17).
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:11).
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat 4:17, 23).
4. Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Mat 17:2, 5).
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22-24)



Peringatan Orang Kudus
Santo Remigius, Uskup dan Pengaku Iman
Remi atau Remigius lahir di Prancis pada tahun 435. Pada umur 22 tahun, ia dipilih umat menjadi Uskup Reims, Prancis. Pilihan umat ini diterimanya dengan perasaan enggan karena ia merasa dirinya tidak layak. Tetapi di kemudian hari dalam seluruh hidupnya sebagai uskup terbukti bahwa pilihan umat atas dirinya sesungguhnya merupakan suara Tuhan sendiri.
Uskup Remi berbadan tinggi, bersikap tenang dan agung, ramah dan lembut terhadap siapa saja yang ditemuinya. Ia juga pintar, pandai berkotbah, dan murah hati terutama kepada orang-orang miskin. Sebagai uskup, ia berusaha sekuat tenaga untuk membawa bangsa Prancis, yang sebagian besar masih kafir ke pangkuan Kristus. Untuk itu tidak mengesampingkan pendekatan dan hubungan yang baik dengan raja dan para bangsawan Prancis. Ia berhasil dalam usaha kerasulan dan penginjilan bangsa Prancis itu, berkat doa dan teladan hidupnya, kotbahnya yang menyentuh hati umat, dan semua mujizat yang dilakukannya dalam nama Kristus Tuhan.
Pada malam Natal tahun 496 ia mempermandikan Raja Prancis, Klovis I bersama 3000 orang pembantunya. Remi memimpin keuskupannya selama 70 tahun lebih. Ketika ia meninggal dunia pada tahun 534 sebagian besar warga kerajaan Prancis sudah dikristenkan olehnya. Oleh karena itu ia diberi gelar 'rasul' negeri Prancis.

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Karya Misi
Maria Francoise Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin. Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu Kecil' dan 'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementara kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat kesadarannya ini - kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: "Yesuslah yang merubah diriku." 
Semenjak itu ia mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari setelah ia digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan 'Theresia dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu terungkap dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bolaMu. . .O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!" Inilah doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya tetapi belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun. 
Orangtua Theresia baik sekali terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka semua - ada lima orang - menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika pada umur 12 tahun boleh menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di hadapan sebuah salib, ia berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya akan memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Theresia ialah seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal, namun akhirnya ia bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat sebelum menjalani hukuman. 
Kerinduan Theresia yang begitu besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan khusus sebagai seorang biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang sudah lebih dahulu menjadi suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya baru 14 tahun. Ia tidak putus asa. Ia berziarah ke Roma bersama orangtuanya. Dalam audiensi umum dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari Bapa Suci untuk menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh masuk biara pada umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux, Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan tahun lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya, ia melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung, marah, rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana' berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga. 
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Untuk mempertobatkan orang­orang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa bagi semua orang berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan Kerajaan Allah di seluruh dunia. 
Theresia akhirnya menderita sakit paru-paru yang parah.  Selama dua tahun lamanya ia menanggung beban penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut nyawanya pada tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar terpenuhi karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa dengan perantaraannya.
Theresia meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai 'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat sebagai 'Pelindung Prancis'.

Santo Romanus dari Italia, Pertapa
Romanus dikenal sebagai seorang pertapa dan biarawan yang hidup di gurun pasir dekat Subiaco. Ia sangat berjasa kepada Santo Benediktus yang sedang mencari jalan kesempurnaan hidup di padang pasir dekat pegunungan Subiaco. Romanus-lah yang memberikan bimbingan dan nasehat serta menunjukkan kepada Benediktus gua pertapaan yang jauh dari keramaian. Selama Benediktus bertapa di gua itu, Romanus yang menghantarkan makanan kepadanya.
Konon Romanus pergi ke Auxere, Prancis untuk membebaskan bangsa Vandal yang membanjiri Italia. Di sana ia mendirikan biara Fontauge. Ia wafat pada tahun 550 dan relikuinya disimpan di Auxere Sens dan Vareilles.

Bulan Oktober adalah Bulan Rosario.
Kita memohon perlindungan Santa Perawan Maria dari segala marabahaya.
Sebaiknya Bulan Rosario dibuka dan ditutup dengan perayaan Ekaristi untuk umat/lingkungan-lingkungan separoki.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-09-30 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI

Senin, 30 September 2024

PW S. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Ayb 1:6-22

"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Ayub:

Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan,
dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis, "Dari manakah engkau?"
Jawab Iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

Lalu bersabdalah Tuhan,
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?
Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia,
begitu saleh dan jujur, takwa dan menjauhi kejahatan."

Lalu jawab Iblis,
"Bukankah Ayub mendapat keuntungan karena takwanya?
Bukankah Engkau yang membuat pagar
sekeliling dia dan rumahnya serta segala miliknya?
Apa saja yang dikerjakannya telah Kauberkati,
dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya,
ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

Maka Tuhan bersabda kepada Iblis,
"Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu;
hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan.

Pada suatu hari, ketika anak-anak Ayub laki-laki dan perempuan
makan-makan dan minum anggur
di rumah saudara mereka yang sulung,
datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata,
"Sedang lembu sapi membajak
dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya,
serta memukul penjaganya dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata,
"Api telah menyambar dari langit,
dan membakar serta memakan habis kambing domba dan para penjaga.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata,
"Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan,
lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya
serta memukul para penjaga dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata,
"Anak-anak Tuan lelaki dan perempuan sedang makan-makan dan minum anggur
di rumah saudara mereka yang sulung,
maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun;
rumah itu dilandanya dari empat penjuru,
dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka tewas.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Maka berdirilah Ayub,
lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya.
Kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya,
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya.
Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil,
terpujilah nama Tuhan!"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa,
dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 17:1-3.6-7,R:6ab

Refren: Condongkanlah telinga-Mu kepadaku,
dan dengarkanlah kataku.

*Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur,
perhatikanlah seruanku;
berilah telinga kepada doaku,
doa dari bibir yang tidak menipu.

*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman:
kiranya mata-Mu melihat apa yang benar.
Bila Engkau menguji hatiku;
bila Engkau memeriksanya pada waktu malam,
dan menyelidiki aku,
maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan;
mulutku tidak terlanjur.

*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,
dengarkanlah perkataanku.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib,
ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang
yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.



Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45

Anak Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya
sebagai tebusan bagi semua orang.



Bacaan Injil
Luk 9:46-50

"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa
timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
Karena itu, Ia mengambil seorang anak kecil
dan menempatkannya di samping-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku.
Dan barangsiapa menerima Aku,
menerima Dia yang mengutus Aku.
Sebab yang terkecil di antara kalian,
dialah yang terbesar."

Pada kesempatan lain Yohanes berkata,
"Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu,
dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah,
sebab barang siapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."

Demikianlah Sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan "*The Power of Word*" yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma berikut ini.

"*Allah Berkarya Melalui Siapa Saja*"
Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembuka*
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa yang Mahakasih,
Kami bersyukur karena memperoleh kesempatan untuk selalu berada di dekat-Mu melalui sabda-sabda-Mu yang setiap hari kami dengarkan.
Namun kami menyadari akan berbagai kelemahan kami sehingga seringkali kami tidak memahami kehendak-Mu.
Seringkali kami terjebak dalam ambisi dan ego kami masing-masing, serta disibukkan oleh rencana dan keinginan kami sendiri, memikirkan apa yang terbaik bagi kami, bukan apa yang Engkau kehendaki.

Ya, Bapa, bukalah hati dan pikiran kami,
agar kami dapat mendengarkan Sabda-Mu untuk menuntun langkah kami, menguatkan iman kami, serta hidup seturut kehendak-Mu.
Maka dari itu, bersabdalah ya Bapa, kami siap mendengarkannya.
Amin.

*Renungan*
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Mari kita renungkan dari Bacaan Injil hari ini,
dengan terlebih dahulu memeriksa batin kita masing-masing.
Mungkin kita tidak selalu mengerti mengapa orang-orang di sekitar kita
mengalami hal-hal yang berbeda dari kita,
atau mengapa Allah tampaknya berkarya melalui mereka dan bukan melalui kita,
seperti yang dialami oleh Yohanes dan para murid Yesus lainnya,
ketika mereka melihat ada orang yang bukan pengikut Yesus
tapi ikut-ikutan mengusir setan demi nama Yesus.
Lalu mereka pun menyampaikan hal itu kepada Yesus,
"Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu,
dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."

Nampaknya Yohanes dan murid lainnya, merasa bahwa hanya merekalah yang berhak melakukan hal-hal ajaib demi nama Yesus, merasa mereka memiliki hak istimewa untuk berbuat mukjizat, termasuk mengusir roh jahat.

Mungkin juga kita temukan dalam kehidupan kita sekarang ini,
ada orang-orang yang bekerja dalam pelayanan dengan cara yang berbeda dari kita,
dan bahkan terasa bertentangan dengan ajaran gereja Katolik,
atau kita mencemo-oh kelompok lain yang melakukan ritual mirip sekali dengan Perayaan Ekaristi kita, menganggap mereka meniru-niru kita.
Rupanya kita memang pandai mencela orang lain.

Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi persoalan seperti ini.
Yesus secara tegas menyampaikan, selama mereka melakukan kebaikan dalam nama Tuhan, kita tidak berhak untuk menolak atau menghakimi mereka.
Sebaliknya, kita diajak untuk bersyukur karena kuasa Tuhan nyata dan aktif
dalam diri siapa saja yang terbuka kepada-Nya.

Yesus juga mengingatkan kita agar sampai kita terjebak oleh kesombongan karena merasa diri lebih hebat dari orang lain, lalu menuntut pengakuan dan kedudukan dimana pun kita berada.
Para murid Yesus juga melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan,
mereka memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka.

Kita memang seringkali mudah menilai seseorang berdasarkan identitas kelompok darimana orang itu berasal, lalu mengabaikan untuk melihat apa yang telah diperbuatnya.
Para murid Yesus melihat orang yang mengusir roh jahat atas nama Yesus bukanlah dari kelompok mereka, bukan pengikut Yesus.
Mereka bukan sekedar salah menilai saja, melainkan juga hendak mencegah orang lain berbuat yang sama dengan yang mereka perbuat.
Lalu mereka meminta atau mungkin berharap Yesus akan mengambil tindakan terhadap orang itu.
Mereka keliru, Yesus ternyata mencegah para murid mengambil tindakan terhadap orang itu.
Seharusnya para murid mampu melihat bahwa kuasa dan kebaikan Allah hadir di dalam orang itu.
Justru seharusnya merasa malu, mengaku sebagai pengikut Yesus tapi tak mampu menjadi saksi atas kuasa dan kebaikan Allah.

Melalui suguhan Bacaan Pertama dan Bacaan Injil hari ini, Gereja mengajak kita untuk rendah hati, tidak terjebak dalam kesombongan diri, dan tetap setia di tengah berbagai ujian hidup, seperti yang dikisahkan dari Kitab Ayub, berbagai kesengsaraan datang bertubi-tubi kepada Ayub, bukan karena Ayub berbuat sewenang-wenang dan tidak taat kepada Allah, melainkan karena iblis menyakini kalau segala harta kekayaan milik Ayub diambil maka pastilah Ayub akan mengutuki Allah.
Akhir cerita, iblis kecewa berat, sebab Ayub tetap setia sekali pun segala miliknya telah lenyap.
Ia tetap bersujud di hadapan Allah sambil berkata,
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya.
Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil,
terpujilah nama Tuhan!"

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Sebagaimana Ayub menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah, kita pun harus belajar untuk percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar daripada yang bisa kita lihat.
Mari kita menanggapi karya Allah nampak dalam hidup orang lain dengan hati yang terbuka, jangan menghakimi atau menjadi irihati atau malah merasa terancam.
Kita diajak untuk bersukacita karena Allah menggunakan siapa saja yang bersedia melayani-Nya, bahkan sekali pun mereka bukan bagian dari komunitas kita.

Dan marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa yang penuh kasih,
Dengan penuh kerendahan hati, kami memohon kekuatan dan kuasa-Mu agar kami dimampukan untuk menjalankan apa yang telah kami dengarkan dan renungkan pada hari ini.
Bantulah kami agar menjadi lebih terbuka terhadap karya-karya-Mu yang Engkau nyatakan melalui siapa pun yang Engkau kehendaki,
serta ajarilah kami agar tidak mudah menghakimi orang lain yang berbeda dari kami.

Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Eusebius Hieronimus Sophronius lahir di Stridon, Dalmatia pada tahun 342. Ayahnya, Eusebius, adalah seorang beriman Kristen yang saleh hidupnya dan dikenal luas sebagai tuan tanah yang kaya raya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan hidup Kristiani dan kebiasaan kerja keras. Ketika Hieronimus berusia 12 tahun, ia mengirimnya ke Roma untuk belajar ilmu hukum dan filsafat. Studinya berjalan lancar, hanya cara hidupnya tidak tertib karena pengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu. Untunglah bahwa ia lekas sadar dan bertobat dari cara hidupnya yang tidak tertib itu. Pada saat itulah ia meminta dipermandikan oleh Paus Liberius. Rahmat permandian yang diterimanya terus dihayatinya dengan banyak berdoa dan berziarah ke makam para martir dan para Rasul bersama kawan-kawannya. Kehidupan rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 370, ia berangkat ke kota Aquileia dan tinggal di sana beberapa lama untuk mendapat bimbingan dari Valerianus, seorang Uskup yang saleh. Dari sana ia pindah ke kota Antiokia, dan menjalani hidup bertapa di padang gurun Chalcis, di luar kota Antiokia. Empat tahun lamanya ia hidup di dalam kesunyian padang gurun untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan doa dan puasa. Di bawah bimbingan seorang rabbi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.
Berkat kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Peristiwa itu terjadi di Antiokia pada tahun 379. Setelah menjadi imam, Hieronimus pergi ke Konstantinopel karena tertarik pada cara hidup Santo Gregorius dari Nazianza. Ia memperoleh banyak pengalaman dari Gregorius bagi peningkatan hidupnya. Hieronimus kemudian berangkat ke Roma dan di sana ia menjadi sekretaris pribadi Sri Paus Damasus (366-384).
Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas suci itu, ia pindah ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Ia tinggal di sana selama 30 tahun untuk bekerja, belajar dan bersemadi. Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin, sedangkan Perjanjian Baru diterjemahkannya dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan disukai banyak orang. Oleh karena itu terjemahannya disebut Vulgata, yang berarti Populer, dan sampai kini masih dianggap sebagai terjemahan yang resmi dan sah oleh Gereja.
Selain terkenal luas karena hasil terjemahannya, Hieronimus juga dikenal luas sebagai seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaah dan pembimbing rohani. Dari segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam berbagai masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Di Betlehem, Hieronimus mendirikan dua buah biara dan memimpinnya selama berada di Betlehem. Satu dari dua biara itu diperuntukkan bagi para biarawati di bawah pimpinan Santa Paula dan kelak oleh Santa Eustachia. Dua biara itu kemudian dibakar oleh para pengikut bidaah Pelagianisme. Kendatipun tertimpa kesedihan besar, Hieronimus terus giat menulis dan mengajar hingga wafatnya pada tahun 420. la dinyatakan oleh Gereja sebagai Orang Kudus sekaligus sebagai seorang Pujangga Gereja yang besar.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-09-29 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXVI 

Minggu, 29 September 2024



Bacaan Pertama
Bil 11:25-29

"Apakah engkau begitu giat mendukung diriku?"

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa
turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa.
Kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang ada pada Musa,
dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua Israel.
Ketika Roh itu hinggap pada mereka,
penuhlah mereka dengan Roh seperti nabi,
tetapi sesudah itu tidak lagi.

Pada waktu itu masih ada dua orang tinggal di perkemahan,
yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad.
Mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat
tetapi mereka tidak turut pergi ke kemah.
Ketika Roh itu hinggap pada mereka,
penuhlah mereka itu dengan Roh seperti nabi di tempat perkemahan.
Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa,
"Eldad dan Medad penuh Roh seperti nabi di tempat perkemahan!"
Maka menyahutlah Yosua bin Nun,
yang sejak mudanya menjadi abdi Musa,
"Tuanku Musa, cegahlah mereka!"
Tetapi Musa berkata kepadanya,
"Apakah engkau begitu giat mendukung diriku?
Ah, sekiranya seluruh umat Tuhan menjadi nabi,
karena Tuhan memberikan Roh-Nya kepada mereka!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.10.12-13.14,R:9

Refren: Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap ada untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*Semua itu diperhatikan oleh hamba-Mu,
memang besar ganjaran orang yang berpegang padanya.
Tetapi siapakah yang sadar akan kesesatannya?
Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.

*Lindungilah pula hamba-Mu terhadap kecongkakan;
jangan sampai aku dikuasai olehnya!
Memang aku menjadi tak bercela,
dan bebas dari pelanggaran besar.



Bacaan Kedua
Yak 5:1-6

"Kekayaan sudah membunuh."

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus:

Hai kamu orang-orang kaya,
menangis dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
Kekayaanmu sudah membusuk,
dan pakaianmu sudah dimakan ngengat!
Emas dan perakmu sudah berkarat,
dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu,
dan akan memakan dagingmu seperti api.
Kamu telah mengumpulkan harta
pada hari-hari yang sedang berakhir.
Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar,
karena kamu telah menahan upah para buruh
yang telah menuai hasil ladangmu.
Dan keluhan mereka yang menyabit panenmu
telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam.
Kamu telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi!
Kamu telah memuaskan hatimu
sama seperti pada hari penyembelihan.
Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang jujur,
dan ia tidak dapat melawan kamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17.6a

Tuhan, firman-Mu adalah kebenaran.
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Mrk 9:38-43.45.47-48

"Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggalah."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari
Yohanes berkata kepada Yesus,
"Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita
mengusir setan demi nama-Mu.
Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus berkata,
"Jangan kamu cegah dia!
Sebab tak seorang pun
yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku,
dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya, barangsiapa memberi kamu minum secangkir air
oleh karena kamu adalah pengikut Kristus,
ia tidak akan kehilangan ganjarannya.

Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini,
lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia dibuang ke dalam laut.

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan tangan terkudung masuk ke dalam hidup
daripada dengan utuh kedua belah tangan dibuang ke dalam neraka,
ke dalam api yang tak terpadamkan.
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup
daripada dengan utuh kedua kaki dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah,
karena lebih baik bagimua
masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu
daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
di mana ulat-ulat bangkai tidak mati,
dan api tidak padam.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Seorang yang bukan pengikut Yesus, mengusir setan demi nama Yesus.
Murid-murid Yesus mencegah orang itu, barangkali karena para murid berpendapat orang itu tidak berhak menggunakan nama Yesus.
Seharusnya para murid itu berterimakasih, bukannya melarang.
Yesus pun akhirnya mengingatkan mereka, "Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita."

Mari kita lihat lebih jauh mengenai orang yang tak dikenal itu.
Orang itu bukan pengikut Yesus, dan ia tidak dipanggil Yesus untuk mengikuti Yesus.
Seandainya Yesus memanggil orang itu, sama seperti Yesus memanggil para rasul, bisa jadi misteri iman yang ini tak sempat terungkap.
Misteri yang saya maksudkan adalah iman kepada Kristus tidak harus secara "legal" menjadi murid Yesus.
Saya mengenal cukup banyak orang yang KTP-nya beragama lain, tetapi hatinya kristen.
Permasalahan duniawi telah menghalangi mereka untuk secara "resmi" menjadi pemeluk kristen.

Rupanya Yesus tidak melihat iman seseorang dari legalitasnya, melainkan dari iman yang tumbuh di dalam hatinya.
Orang yang mengusir setan demi nama Yesus itu, jelas-jelas beriman kristen, ia percaya kepada Yesus.
Tetapi karena suatu penghalang, entah karena ia dilarang oleh keluarganya atau oleh sebab lain, maka ia tidak secara resmi menjadi pengikut Kristus.
Imannya jelas kristen, dan karena imannya itulah ia dimampukan mengusir setan.

Seandainya terjadi, ini seandainya saja, Katolik dilarang di Indonesia, maka saya tidak berpikir untuk migrasi ke negara lain, membiarkan kolom agama di KTP diganti dengan yang lain, tetapi siapa sanggup mengganti iman yang ada di dalam hati saya?
Setan saja saya pastikan takkan sanggup apalagi oleh karena ulah manusia.
Saya berhak penuh untuk menentukan dan memutuskan iman yang seperti apa yang saya tanam di dalam hati saya, tak seorang pun boleh atau mampu mengubahnya, kecuali saya sendiri.



Peringatan Orang Kudus
Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaekat Agung
Mikael, yang berarti 'Siapakah yang sama dengan Allah?' adalah malaekat agung Allah dan panglima bala tentara surga. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi serangan musuh.
Cerita-cerita klasik tentang malaekat agung Mikael umumnya bersumber pada kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara Yang Baik dan yang jahat. Dalam Wahyunya, Yohanes menulis: "Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya." (Why 12:7-9). Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga: "Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikanNya itu telah menunjukkan kekuasaanNya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersuka ria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit." (Why 12: 10-12).
Mikael bersama malaekat-malaekat baik telah mengalahkan lusifer dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya sudah menang berkat darah Kristus dan Sabda Ilahi. Namun Satan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; satan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Tetapi orang beriman yang bersekutu dengan Mikael akan menang. Mikael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat.
Bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembelanya dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan. Kitab Daniel mengungkapkan sbb: " . . . kemudian Mikael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. . . " (Dan 10:13). Sebagaimana Israel, demikian juga Gereja senantiasa memandang Mikael sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Mikael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman), kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Mikael yang setia kepada Tuhan. Penghormatan kepada Mikael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5. Di atas gunung Gargano kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Mikael.
Selain itu diceritakan bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Mikael tengah menghunus pedangnya di atas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo. Orang-orang Negro Amerika bernyanyi: Michael, row the boat ashore! Alleluia!" Lagu ini mengingatkan tradisi tentang Santo Mikael sebagai penerima dan pengawal jiwa orang yang meninggal. Gabriel, yang lazim disebut juga 'Jibrail' berarti 'Kekuatan Allah.' Dalam tradisi Kristen malaekat agung ini dikenal sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Tuhan kepada manusia. Peranannya sebagai pelayan dan utusan Allah sudah dikenal umat Allah semenjak masa Perjanjian Lama.
Dalam Kitab Daniel, kita baca uraian sang Nabi sbb: " . . . Dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: 'Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu! . . . Lalu ia berkata kepadaku: 'Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!" (Dan 8:16-18). Lalu selanjutnya Daniel berkata: " . . . Sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: 'Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti . . . " (Dan 9:21-23).
Dalam Perjanjian Baru, peranan Gabriel sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Allah ditemukan lagi di dalam kisah tentang Zakarias. " . .  Tetapi malaekat itu berkata kepadanya: 'Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes . . . ' Lalu kata Zakaria kepada malaekat itu: 'Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya'. Jawab malaekat itu kepadanya: 'Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan khabar baik ini kepadamu ...... (Luk 1:11-20).
Puncak dari peranan Gabriel tampak di dalam kisah kunjungannya kepada Maria, Dara murni yang terpilih: "Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaekat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazareth, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria .... Kata malaekat itu: 'Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau' . . . . Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.. . ' " (Luk 1:26-38).
Dari peranan malaekat Gabriel, kita tahu bahwa Gabriel menjadi utusan Allah untuk menyampaikan kepada manusia berita keselamatan dari Allah. Ia memberi penerangan ilahi kepada manusia sehingga terbukalah budi dan hati manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah.
Rafael, Rafael berarti 'Obat Tuhan', 'Tabib Allah' atau 'Tuhan Menyembuhkan'. Kisah terkenal mengenai malaekat Rafael sebagai 'Tabib Allah' dapat kita baca di dalam Kitab Tobit 4-12. Di sana Rafael tampil sebagai 'teman seperjalanan' Tobia ke negeri Media, dan sebagai malaekat Tuhan yang diutus untuk menyembuhkan Tobias dari kebutaannya, dan untuk membebaskan Sara, puteri Raguel, dari gangguan roh jahat.
Kepada Tobit, Rafael memperkenalkan diri: "Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaekat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia ... Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu. Pujilah Allah selama-lamanya! Waktu aku ada dengan kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan karena kehendak Allah. Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyilah kepadaNya! . . . " (Tob 12:15-18).
Umat Kristen menghormati malaekat Rafael sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan.

Santo Sirakus, Pengaku Iman
Sirakus lahir pada tahun 449. Pada umur 17 tahun ia memasuki kehidupan pertapaan di Betlehem. Namun kemudian ia tinggal di banyak biara di seputar Palestina dan di tepi Laut Mati. Rahib Yunani ini sangat lemah lembut, tak pernah marah, dan senang menyanyikan Mazmur. Ia biasanya tidak makan sebelum matahari terbenam. Sirakus meninggal dunia di pertapaannya pada tahun 557.

Santa Theodota dari Philippopolis, Martir
Theodota berasal dari daerah Philippopolis, Thrace. Hari kelahiranya tidak diketahui dengan pasti. Ia dikenal sebagai orang Kristen di wilayah itu. Oleh karena itu ia ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan kota Philippopolis. Di sana ia dipaksa oleh Prefek kota itu untuk bergabung dengan orang banyak membawakan kurban kepada dewa Apollo. Dengan tegas ia menolak hal itu karena imannya. Walaupun ia merasa diri sebagai orang yang penuh dosa, namun ia tidak sudi lebih jauh merusak dirinya dengan menyembah dewa-dewa kafir itu. Ia disiksa dengan berbagai cara agar bisa menyangkali imannya, namun ia benar­benar tabah dan sanggup menahan penderitaan itu. Ia memikul beban penderitaan 750 orang Kristen yang ada di daerah itu. Theodota akhirnya dirajam hingga menemui ajalnya. Ia dikenal sebagai martir Kristus abad keempat.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-09-28 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Sabtu, 28 September 2024

PF S. Laurensius Ruiz dkk. Martir
PF S. Wenseslaus, Martir



Bacaan Pertama
Pkh 11:9-12:8

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula,
dan roh kembali kepada Allah."

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah:

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu.
Biarlah hatimu bergembira pada masa mudamu,
dan turutilah keinginan hati dan pandangan matamu.
Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini
Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
Buanglah kesedihan dari hatimu
dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu,
karena masa muda dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
sebelum tiba hari-hari yang malang
dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan,
'Tiada kesenangan bagiku di dalamnya,'
sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap,
dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar,
dan orang-orang kuat membungkuk,
dan wanita-wanita penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya,
dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur;
sebelum pintu-pintu di tepi jalan tertutup,
dan bunyi penggilingan menjadi lemah,
dan suara menjadi seperti kicauan burung,
dan semua penyanyi wanita tunduk;
sebelum orang menjadi takut berdiri di ketinggian,
dan ketakutan ada di jalan,
sebelum pohon badam berbunga,
dan belalang menyeret dirinya dengan susah payah,
dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi
karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal
dan peratap-peratap berkeliaran di jalan;
sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan,
sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air
dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
dan debu kembali menjadi tanah seperti semula
dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah,
segala sesuatu adalah kesia-siaan!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 90:3-6.12-14.17,R:1

Refren: Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan bagi kami turun-temurun.

*Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
di waktu pagi tumbuh dan berkembang,
di waktu petang lisut dan layu.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.
Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!
Teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Luk 9:43b-45

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. 
Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini:
Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."

Mereka tidak mengerti perkataan itu,
sebab artinya tersembunyi bagi mereka,
sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
Dan mereka tidak berani
menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan *Daily Fresh Juice* berikut ini.

"*Dengarkan dan Camkanlah, Jangan Bersikap Paradoksal Terhadap Injil*"

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bacaan Injil hari ini, Lukas 9 ayat 43b sampai 45, diambil dari perikop yang sangat singkat karena hanya terdiri dari dua ayat saja, ayat 44 dan 45 saja,
tetapi agar dapat menjadi lebih jelas
maka ditambahi setengah ayat sebelumnya, yakni ayat 43b.
Mari kita dengarkan.

Inilah Injil Suci menurut Lukas:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.


Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Yesus bersama tiga murid-Nya, Petrus, Yohanes, dan Yakobus, baru saja turun dari atas gunung, tempat di mana Yesus mengalami transfigurasi.
Allah memuliakan Yesus dan berkata,
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
Setelah turun dari gunung, orang-orang berbondong-bondong menemui Yesus dikarenakan kabar heboh dari berbagai mukjizat Yesus.
Salah satu mukjizat Yesus di hadapan orang banyak yaitu Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit, hanya dengan berkata-kata, tidak menggunakan benda-benda mistik seperti umumnya yang dilakukan orang.
Maka tak heranlah kalau orang-orang sangat takjub,
secara nyata Yesus berkarya oleh karena kebesaran Allah.
Para murid pun turut larut dalam kebanggaan dan sukacita
menyaksikan kebesaran Allah dalam mukjizat-mukjizat yang diperbuat oleh Yesus.
Mereka dinina-bobokkan oleh decak kagum orang banyak
yang mengelu-elukan Yesus.
Ketika Yesus berkata, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia" semua orang kebingungan, tak mengerti apa yang dimaksud oleh Yesus.
Yesus yang telah menunjukkan kuasa-Nya yang luarbiasa,
mana ada orang yang berani mencelakai Yesus?
Orang-orang juga tak mengerti siapa yang dimaksud dengan "tangan manusia" itu.
Faktanya, semua orang takjub dan memuji-muji Yesus.

Rupanya para murid Yesus juga tidak memahami apa yang disampaikan oleh Yesus ini, tetapi mereka tidak berani menanyakan arti perkataan-Nya.
Mereka juga tidak berusaha untuk mencari tahu, supaya mengerti.
Mereka memilih mengabaikannya saja,
padahal Yesus telah mendahului pernyataan-Nya itu dengan berkata,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini".
Tentu maksud Yesus agar para murid memperhatikan baik-baik
apa yang dikatakan oleh Yesus, mengimaninya sebagai sesuatu yang sangat penting,
yang sama sekali tidak boleh diabaikan.
Yang terjadi, para murid itu malahan berdebat soal siapa yang terbesar di antara mereka.
Jadi, mereka tidak mengerti kalau yang dimaksud oleh Yesus itu terkait dengan penderitaan yang akan dialami-nya.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Ini adalah kali kedua Yesus memberitahukan tentang penderitaan-Nya.
Sebelumnya Yesus telah menyampaikan hal yang sama,
dan bahkan dengan lebih terang-terangan,
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." [Lukas 9 Ayat 22]

Karena pentingnya informasi yang disampaikan oleh Yesus ini
maka Yesus mengulangi pemberitahuannya itu,
bukan dua kali, tapi tiga kali Yesus mengulanginya.
Pada kesempatan ketiga Yesus secara khusus memanggil kedua belas murid-Nya
untuk menyampaikan hal penting ini,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia
akan digenapi.
Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
diolok-olokkan, dihina dan diludahi,
dan mereka menyesah dan membunuh Dia,
dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."  [Lukas 18 Ayat 31-33].

Sampai tiga kali Yesus menyampaikannya,
tetapi para murid tetap saja tidak memahaminya.
Mengapa bisa seperti ini?
Mungkin saja pernyataan Yesus itu merupakan sesuatu yang tak masuk akal bagi mereka, mana mungkinlah.

Yesus tentu tahu
kalau pernyataan-Nya itu sulit diterima oleh para murid.
Oleh sebab itulah Yesus mengulanginya sampai tiga kali,
dan menggaris-bawahinya dengan berkata,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini".

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Kita mempunyai kecenderungan
untuk mendengar apa yang ingin kita dengarkan.
Kita cenderung menolak sesuatu
yang tidak ingin kita dengarkan, cenderung mengabaikannya.

Padahal, sebagai orang yang beriman, kita seharusnya membuka mata membuka telinga untuk melihat dan mendengar suara atau bisikan dari Roh Kudus.
Terlebih lagi di zaman sekarang ini,
suara Tuhan saling tumpang tindih dengan berbagai informasi duniawi karena adanya media sosial yang memudahkan orang mengirim informasi kepada yang lain atau kepada orang banyak sekali kirim.
Belum lagi beredarnya banyak informasi yang berasal dari sumber yang tak jelas, membungkus penyesatan ke dalam berbagai renungan atau webinar, persis seperti serigala berbulu domba.
Jika kita berpatokan pada cara tadi,
yakni hanya mendengar yang memang ingin kita dengar, bisa runyam urusannya.
Sangat mungkin kita akan hanyut dalam arus penyesatan.

Saya selalu berpatokan pada sumbernya,
darimana informasi itu berasal.
Jika sumbernya tidak jelas, maka patut diwaspadai
sebelum memutuskan untuk mempercayainya.
Tetapi jika bersumber dari media mainstream,
media yang telah teruji integritasnya, bolehlah saya mempercayainya.
Tetapi kalau hanya sekedar postingan di media sosial, nanti dululah.

Injil adalah sumber yang sangat saya percayai, seratus persen.
Makanya,
apa pun yang ditulis di situ,
patut saya dengarkan dan saya camkan,
tak boleh ada keragu-raguan,
sekali pun terhadap sesuatu yang bersifat paradoks menurut nalar duniawi saya.
Bagi saya prinsipnya sederhana saja,
jika pemahaman saya berbeda dengan yang ditulis di dalam Injil,
maka yang ditulis di dalam Injillah yang benar, bukan pendapat saya.
Saya menutup peluang, sebesar apa pun peluangnya itu,
untuk bersikap paradoksal terhadap Injil.
Itu semua karena saya percaya Yesus adalah Kristus,
maka saya pun berusaha mematuhi perintah-Nya,
untuk mendengarkan dan mencamkan semua yang dikatakan-Nya,
lalu mempercayainya sebagai kebenaran yang hakiki.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
menjelang akan berakhirnya Bulan Kitab Suci Nasional,
hendaknya tidak kita artikan sebagai akhir dari mendengarkan dan mencamkan sabda Tuhan.
Mendengarkan dan mencamkan Sabda Tuhan melalui Injil
adalah perintah Yesus yang wajib kita lakukan setiap hari,
karena itu adalah modal dasar kita untuk menjadi pelaku firman Tuhan.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Wenseslaus, Raja Bohemia, Martir
Bila dilihat dengan kacamata Gereja dewasa ini, Wenseslaus dapat dikatakan sebagai seorang awam Katolik yang mewarnai pemerintahan negara dengan asas-asas Kristiani sebagaimana diajarkan Kristus. Sebagai raja negeri Wratislav, Cekoslovakia, Wenseslaus dalam usianya yang masih begitu muda tampil sebagai seorang pemimpin yang berjiwa Kristen. Ia berada di dalam dunia dan berdiri tegak dengan semangat Kristiani memimpin rakyatnya dan menghadapi berbagai gejolak politik di negerinya.
Wenseslaus lahir di sebuah kota dekat Praha pada tahun 907 (buku lain 903). Ayahnya, Wratislaw, adalah seorang pangeran,dan penguasa negeri Bohemia yang dikenal saleh dan bijaksana. Ia memimpin rakyatnya berdasarkan asas-asas ajaran Kristiani. Ibunya, Dragomira, dikenal angkuh, gila hormat dan kuasa. Ia masih bermental kafir dan akrab dengan orang-orang kafir.
Oleh karena kekafiran isterinya Dragomira, Wratislaw mempercayakan pendidikan anaknya kepada ibu kandungnya Ludmila. Ludmila, nenek Wenseslaus, dikenal sebagai seorang wanita yang saleh dan baik hati. Ia menyekolahkan Wenseslaus di Budetch, sebuah sekolah Latin yang tinggi mutunya.
Ketika Wenseslaus berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dunia sewaktu memerangi kaum Magyars pada tahun 920. Dengan itu kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan ibunya, Dragomira. Watak kekafiran Dragomira benar-benar terlihat jelas di dalam caranya memerintah. Ia menimbulkan banyak kekacauan karena menyokong orang-orang kafir untuk menyerang para pemimpin Katolik beserta seluruh umat. Korban pertama ialah Ludmila, ibu kandung Wratislaw, yang mendidik dan membesarkan Wenseslaus. Ludmila mati dicekik oleh kaki tangan Dragomira.
Pembunuhan atas Ludmila semakin memperburuk situasi negara. Dari dalam dan dari luar Bohemia datang banyak reaksi keras. Pangeran Bayern memaksa Dragomira meletakkan jabatannya dan mendesak Wenseslaus naik takhta menggantikan ibunya yang korup itu. Wenseslaus yang baru berusia 15 tahun mengambil alih kekuasaan pada tahun 922. Dengan dukungan banyak orang, ia memimpin rakyatnya. Cita-citanya ialah mewujudkan suatu negara yang adil dan makmur berlandaskan asas-asas Kristiani.
Dengan seluruh sikap hidupnya, Wenseslaus berhasil memimpin rakyatnya. Ia dikenal sebagai seorang raja yang saleh, berani dan murah hati terutama kepada para janda dan anak yatim-piatu. Ia meringankan beban hidup orang-orang miskin, mengunjungi para tawanan untuk menghibur mereka. Lebih dari itu konon pada musim dingin ia sendiri menghantar kayu bakar kepada keluarga-keluarga miskin di sekitarnya.
Karyanya diletakkan di atas landasan iman yang kokoh. Ia menaruh devosi yang tinggi terhadap Sakramen Mahakudus. Kerapkali ia sendiri menjadi misdinar yang melayani imam pada waktu perayaan Ekaristi.  Sering ia mengunjungi gereja pada tengah malam untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus.
Tetapi sebagaimana biasa kepemimpinan yang jujur dan adil senantiasa tidak luput dari berbagai rintangan bahkan ancaman. Banyak pembesar kerajaan tidak senang dengan Wenseslaus karena kejujuran dan keadilannya. Pemimpin para lawannya ialah adik kandungnya sendiri, yaitu Boleslaw yang didukung oleh Dragomira. Bersama pembesar lainnya, Boleslaw berusaha membunuh Wenseslaus dan melenyapkan agama Katolik dari bumi Bohemia. Untuk itu mereka mencari kesempatan emas yang tepat untuk pelaksanaan niat jahat itu.
Kelahiran putera sulung Boleslaw merupakan kesempatan emas itu. Boleslaw mengadakan suatu perjamuan besar untuk merayakan kelahiran puteranya. Ia mengundang Wenseslaus bersama seluruh pembesar kerajaan. Pada kesempatan itulah, Boleslaw menyerang kakaknya dari belakang dan menusuknya dengan sebilah pedang. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Wenseslaus berkata: "Adikku, semoga Tuhan mengampuni engkau."
Wenseslaus adalah awam Katolik yang tangguh. Ia dibunuh karena perjuangannya menegakkan kebenaran dan keadilan, kejujuran dan cinta kasih sepanjang masa pemerintahannya. Memang ia mati sebagai seorang negarawan, namun apa yang diperjuangkan dan dipertahankannya sesungguhnya nilai-nilai hidup yang abadi berdasarkan ajaran Kris­tus dan GerejaNya. Oleh karena itu ia digelari sebagai Saksi Iman, Martir Kristus. Makamnya dikunjungi oleh banyak peziarah. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Cekoslovakia modern dan dikenal sebagai tokoh awam Katolik yang mampu menerjemahkan ajaran-ajaran iman di dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Banyak mujizat terjadi atas orang-orang yang berdoa dengan perantaraannya. Tetapi mujizat terbesar ialah pertobatan Boleslaw adiknya, pembunuh yang bengis itu. Wenseslaus baru berusia 22 tahun ketika ia gugur sebagai pelindung Gereja Kristus serta pembela keadilan dan kejujuran.

Santa Eustakia, Perawan
Eustakia adalah puteri bungsu Santa Paula, janda seorang bangsawan Romawi. Ia dikenal sebagai gadis Romawi pertama yang mengikrarkan kaul kemurnian hidup bagi Kristus. Oleh Santo Hieronymus, pembimbing rohaninya di Betlehem Eustakia diberi julukan "Bunga para Gadis."
Ketika ibunya Paula meninggalkan segala-galanya dan berangkat ke Palestina untuk mengurbankan hidupnya demi Kristus dan kepentingan sesama, Eustakia menemaninya. Ia mau menjadi seperti ibunya dalam hal pengabdian kepada Kristus dan sesama. Di Palestina, mereka berdua bersama-sama mengunjungi berbagai tempat suci yang pernah disinggahi Kristus semasa hidupNya. Paula, ibunya mendirikan sebuah biara di Betlehem dan Eustakia menjadi salah satu anggota biara itu.
Sepeninggal ibunya, Eustakia menjadi pemimpin biara itu di bawah bimbingan Santo Hieronymus. Sebagai pemimpin biara, Eustakia benar­benar menunjukkan teladan hidup yang cemerlang dalam mengamalkan segala kebajikan Kristiani demi kemuliaan Kristus.
Santo Hieronymus sangat mengagumi cara hidup Eustakia. Ada beberapa surat yang ditulisnya kepada Eustakia untuk menunjukkan kekagumannya pada cara hidup Eustakia. Dalam salah satu suratnya ia menulis: "Eustakia, anakku dan adikku yang terkasih di dalam Kristus, Tuhan! Umurku dan kasih-sayangku memperkenankan aku menggunakan kata-kata seperti itu. Sesungguhnya Tuhan telah menciptakan engkau untuk menjadi orang terkemuka di antara para gadis Romawi. Oleh karena itu, berjuanglah sekuat tenagamu agar tugasmu yang suci mulia itu kau selesaikan sampai tuntas di dalam nama Kristus Tuhan kita. Kiranya kebahagiaan yang telah kauperoleh dari Kristus, tidaklah hilang karena kebodohan yang hanya menuntut pengorbanan yang setengah-setengah."
Sebaliknya cara hidup Eustakia menjadi dorongan moral yang besar bagi Santo Hieronymus dalam usahanya menyelesaikan terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Setelah mengabdi Tuhan dalam waktu yang cukup lama, Eustakia meninggal dunia pada tahun 419. Tidak lama kemudian Santo Hieronymus pun menyusuli dia ke dalam kebahagiaan surgawi yang tak kunjung berakhir.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-09-27 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Jumat, 27 September 2024

PW S. Vinsensius a Paulo, Imam



Bacaan Pertama
Pkh 3:1-11

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah:

Untuk segala sesuatu ada waktunya,
untuk apa pun di bawah langit ada masanya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
ada waktu untuk menanam,
ada waktu untuk mencabut yang ditanam.
Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan.
Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun.
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa.
Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari.
Ada waktu untuk membuang batu,
ada waktu untuk mengumpulkan batu.
Ada waktu untuk memeluk,
ada waktu untuk menahan diri dari memeluk.
Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk menderita rugi.
Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang.
Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit.
Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara.
Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci.
Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Apakah untung seorang pekerja
dari yang dikerjakannya dengan jerih payah?
Aku telah melihat pekerjaan
yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia
untuk melelahkan dirinya.
Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 144:1a.2abc.3-4,R:1a

Refren: Terpujilah Tuhan, gunung batuku.

*Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku,
kota bentengku dan penyelamatku;
Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.

*Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Manusia tak ubahnya seperti angin,
hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.



Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45

Anak manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang.



Bacaan Injil
Luk 9:18-22

"Engkaulah Kristus dari Allah. 
Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri.
Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Kata orang banyak siapakah Aku ini?"
Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis;
ada juga yang mengatakan: Elia;
ada pula yang mengatakan:
salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit."

Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?"
Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah."
Dengan keras Yesus melarang mereka
memberitakan hal itu kepada siapa pun.
Ia lalu berkata,
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh tua-tua,
oleh para imam kepala dan para ahli Taurat,
lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya pernah mencoba menggambar wajah saya di atas kertas.
Hasilnya jauh dari mirip, dan bahkan tak ada mirip-miripnya.
Apakah ini artinya saya memang tidak punya bakat menggambar?  Atau ada penyebab lain yang tidak saya ketahui?
Seharusnya minimal saya lebih tahu persis di sebelah mana tahi lalat saya berada, di mana saja garis-garis wajah saya, warna kulit saya, dan sebagainya.
Itu hanya tampak luarnya saja.
Untuk mengetahui yang ada di dalam diri, untuk mengetahui siapa diri kita sesungguhnya, nampaknya lebih sulit lagi, walaupun kita tetap merasa bahwa kitalah yang paling mengenal diri kita itu.
Akhirnya saya sadar bahwa selama ini saya tidak pernah melihat sendiri telinga saya.
Saya mengetahuinya dari cermin atau dari foto, tetapi tak melihatnya dengan mata sendiri.

Kita memerlukan orang lain, atau bantuan luar, untuk bisa mengenali diri kita sendiri.
Tetapi masalahnya, orang lain melihat kita belum tentu sama dengan yang kita ketahui sendiri.
Orang lain sangat mudah menjadi salah sangka.

Tidak demikian halnya dengan Yesus.
Yesus tentu sangat mengetahui siapa diri-Nya.
Ia tak perlu menanyakan kepada orang lain, apalagi meminta bantuan orang lain.
Tetapi Yesus tidak ingin para murid-Nya salah mengenal Yesus.
Oleh karenanya Yesus menanyakan tentang hal ini.
Orang-orang menduga Yesus itu aalah Yohanes Pembaptis yang bangkit, nabi Elia atau nabi lainnya.
Petrus dengan lugas menjawab, "Engkaulah Kristus dari Allah."

Iya, hendaknya kita mampu mengenali orang-orang dekat kita, mengenali mereka dengan sesungguhnya, jangan sampai terjadi salah sangka.
Petrus jelas tak terganggu dengan pendapat orang lain, tidak mau ikut-ikutan mengatakan Yesus itu Yohanes atau nabi yang bangkit.
Petrus tahu persis, Yesus jauh di atas semua yang dikatakan itu.

Marilah kita berupaya menghidari salah sangka itu, karena hanya dengan demikianlah kita akan dapat menjalin relasi yang utuh dan terjalin kokoh, baik kepada saudara-saudara kita maupun dan terlebih lagi kepada Tuhan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Vinsensius a Paulo, Pengaku Iman
Vinsensius a Paulo terkenal sebagai rasul cintakasih bagi kaum miskin dan penghibur orang-orang sakit. Pendiri Kongregasi Misi dan Kongregasi Puteri-puteri Cintakasih ini lahir di Pouy, Gascony, Prancis pada tanggal 24 April 1581. Ayahnya Jean de Paul dan ibunya Bertrande de Moras dikenal sebagai petani miskin di Pouy dengan enam orang anak. Meskipun demikian, mereka orang beriman dan saleh hidupnya. Mereka mendidik anak-anaknya dalam kerja dan hidup doa sehingga semuanya berkembang dewasa menjadi orang beriman yang saleh dan disenangi banyak orang.
Vinsens dikenal cerdas, namun tidak bisa bersekolah karena ketidak mampuan orangtuanya membiayai sekolah. Untunglah Tuan Comet, seorang dermawan, bersedia menyekolahkan dia. Pada umur 15 tahun, Vinsens mengikuti panggilan nuraninya untuk menjadi imam. Ia masuk Seminari. Orangtuanya bingung dengan cita-citanya itu. Tetapi akhirnya mereka pun meluluskan permintaannya. Mula-mula Vinsens belajar di sebuah kolese Fransiskan di kota Dax, lalu melanjutkan pendidikannya di Universitas Toulouse. Karena kecerdasannya, ia dapat menyelesaikan studinya dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1600, ketika berusia 20 tahun, ia ditahbiskan menjadi imam, sambil melanjutkan studi hingga meraih gelar Sarjana Teologi di Universitas Toulouse pada tahun 1604.
Pada tahun 1605, dalam perjalanan pulang seusai studinya, kapal yang ditumpanginya disergap bajak-bajak laut dari Turki di Laut Tengah. Vinsens ditangkap dan digiring ke pasar budak Tunisia. Di sana dia dibeli oleh seorang saudagar dari Afrika Utara. Selama dua tahun, Vinsens mengalami banyak penderitaan karena perlakuan kasar majikannya. Namun dia dengan sabar dan rendah hati menanggung semuanya itu. Teladan hidupnya akhirnya berhasil mematahkan kekerasan hati tuannya sehingga dia tidak disiksa dengan pekerjaan-pekerjaan berat. Pada tahun 1607, Vinsens berhasil meloloskan diri dari cengkeraman tuannya dan lari ke Roma. Di Roma ia belajar lagi Teologi selama dua tahun sebelum kembali ke Prancis.
Di Prancis, ia bekerja di paroki Clichy di pinggiran kota Paris. Di bawah bimbingan Pater Pierre de Berulle, seorang teolog terkenal yang kemudian menjadi Kardinal, ia menjadi seorang imam yang disukai umat. Atas permintaan Pater de Berulle, ia menjadi pengajar pribadi putera tertua Philippe Gondi, seorang bangsawan terkemuka dari Prancis. Dalam keluarga bangsawan ini Vinsens mulai mencurahkan seluruh kemampuannya. Ia tidak hanya mengajar tetapi juga memberikan bimbingan rohani kepada para petani yang bekerja, di perkebunan-perkebunan keluarga Gondi di Champagne dan Picardy. Kepada mereka, Vinsens mengajarkan kebajikan-kebajikan iman Kristen dan mendorong mereka untuk selalu menerima sakramen terutama Komuni Kudus serta kembali kepada praktek iman Kristen yang benar dalam hidup sehari­hari.
Pada tahun 1617, Vinsens diangkat sebagai pastor paroki Chatillon­Les-Dombes. Paroki ini tergolong sulit dan berat karena sarat dengan masalah kemerosotan moral dan praktek kekafiran. Vinsens ternyata orang hebat. Ia berhasil mempertobatkan umat paroki itu hanya dalam waktu satu tahun. Kesalehan hidupnya dan caranya melayani umat sanggup mematahkan kedegilan hati umat. Di paroki itulah, Vinsens mulai merintis pendirian tarekat Persaudaraan Cintakasih. Ia berhasil menarik 20 orang wanita yang dengan sukarela mengunjungi orang­orang sakit dan para fakir miskin di seluruh wilayah paroki.
Menyaksikan prestasi Vinsens, Jean Francois de Gondi, Uskup Agung Paris dan saudara kandung Philippe Gondi, meminta Vinsens mendirikan sebuah tarekat misioner untuk mewartakan Injil dan melayani sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupannya. Tarekat misioner ini kemudian dikenal luas dengan nama 'Kongregasi Imam untuk Karya Misi' atau Kongregasi Misi. Imam-imam dalam kongregasi ini lazim juga disebut 'Imam-imam Lazaris'. Pada mulanya mereka bermarkas di Kolese des Bos-Enfants, yang dipercayakan kepada Vinsens oleh Uskup Agung Jean Francois de Gondi.
Masalah besar yang dihadapi Vinsens ialah kurangnya persiapan imam-imam diosesan Prancis untuk tugas-tugas pastoral. Untuk mengatasinya, Vinsens mulai melancarkan program pembinaan rohani khusus untuk para calon imam yang akan ditahbiskan. Untuk itu, ia memindahkan pusat karyanya ke biara Santo Lazarus di Paris atas dukungan kepala biara itu. Di biara itu, Vinsens memprakarsai pertemuan mingguan untuk imam-imam diosesan, dan kegiatan pemeliharaan anak-anak yatim-piatu dan para fakir miskin. Melalui pertemuan mingguan itu, ia berhasil mendidik sejumlah orang saleh dari Prancis, seperti Jacques Benigne Bossuet dan Jean Jacques Olier, pendiri Serikat Santo Sulpice.
Bagi para miskin dan orang sakit, ia mendirikan banyak Yayasan Persaudaraan Cintakasih, yang telah dimulainya di paroki Chatillon-Les­Dombes. Louise de Marillac, janda Antoine Le Gras yang kemudian digelari kudus, ditugaskan untuk mengurus yayasan-yayasan itu. Orang­orang kaya dimintanya menyumbangkan sejumlah kekayaannya bagi orang-orang miskin. Beberapa wanita di bawah pimpinan Louise de Marillac dibimbingnya untuk menangani karya itu. Kelompok kecil ini terus bertambah jumlahnya dan akhirnya menjadi satu kongregasi tersendiri, Kongregasi Suster Puteri-puteri Cintakasih. Kelompok suster ini merupakan kelompok religius terbesar dalam Gereja dewasa ini. Semangat dua kongregasi religius yang didirikannya diilhami oleh pandangannya tentang cinta kepada Tuhan yang bersifat praktis: "Cintailah Tuhan dengan kedua tanganmu sampai kecapaian dan dengan butir-butir peluh yang mengucur dari wajahmu!"
Vinsensius a Paulo meninggal dunia di Paris pada tanggal 27 September 1660. Oleh Paus Klemens XII, ia digelari 'kudus' pada tahun 1737, dan oleh Paus Leo XIII diangkat sebagai pelindung semua karya dan perkumpulan cintakasih.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2024-09-26 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Kamis, 26 September 2024

PF S. Kosmas dan S. Damianus, Martir



Bacaan Pertama
Pkh 1:2-11

"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah:

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka,
segala sesuatu adalah sia-sia!
Apakah gunanya
manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang,
tetapi bumi tetap ada.
Matahari terbit, matahari terbenam,
lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara,
terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh;
ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.
Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia;
mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar.
Apa yang pernah ada akan ada lagi,
dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi;
tiada sesuatu yang baru di bawah matahari.
Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, "Lihatlah, ini baru!"
Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita.
Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada,
dan dari masa depan yang masih akan datang pun
tidak akan ada kenang-kenangan
pada mereka yang hidup sesudahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 90:3-6.12-14.17,R:1

Refren: Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

*Tuhan, Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
di waktu pagi tumbuh dan berkembang,
di waktu petang lisut dan layu.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.
Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!
Teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan hidup;
hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.



Bacaan Injil
Luk 9:7-9

"Yohanes kan telah kupenggal kepalanya.
Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala yang terjadi,
ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan,
bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.
Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali,
dan ada pula yang mengatakan,
bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit.
Tetapi Herodes berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya.
Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Herodes adalah raja wilayah Galilea.
Sebagai seorang raja, ia bisa berbuat apa saja yang dia mau.
Titahnya adalah undang-undang, tak seorang pun boleh membantahnya.
Ia memiliki segalanya: kekuasaan, kekayaan, apa saja.
Bisa jadi seorang saja menganggap dirinya adalah wakil Tuhan, bisa jadi malah dialah Tuhan.
Ketika mendengar perihal Yesus, Herodes terusik.
Disangkanya Yesus adalah Yohanes yang bangkit.
Ketika Yesus dibawa kepadanya di saat menjelang penyaliban, nampaknya Herodes gentar.
Tidak lagi mudah baginya memerintahkan untuk menghukum Yesus seperti yang dilakukannya kepada Yohanes.
Ia memilih bersekutu dengan Pilatus, orang yang sebelumnya dimusuhinya itu, biarlah Pilatus yang mengambil tindakan atas Yesus.
Dari pengalaman sebelumnya, ketika ia memenggal kepala Yohanes, ia diliputi trauma karena tindakannya itu, ada ketakutan Yohanes akan bangkit dan membalas perbuatannya itu.
 
Tidak semua raja berperilaku seperti itu.
Ada banyak raja yang betul-betul mengasihi rakyatnya, berusaha demi kemakmuran rakyatnya.
Raja Salomo terkenal memiliki hikmat kebijaksanaan sehingga ia mampu menyelesaikan perkara dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi.
Yesus adalah seorang raja dari kerajaan terbesar yang pernah ada.
Tak ada sedikit pun cacat bisa kita temui dari kepemimpinan-Nya, kecuali semuanya adalah kesempurnaan.
Tetapi ada rakyat-Nya yang tidak setia kepada-Nya, bahkan ada yang tidak mengenal-Nya, karena kerajaan-Nya bukan dari dunia ini.

Pastor Paroki adalah "raja wilayah" yang memimpin umat di parokinya.
Ada yang mirip Salomo, mengasihi umatnya dengan tulus.
Tetapi ada juga yang mirip Herodes, memutuskan apa saja sesuka hatinya.

Suami adalah raja dari suatu kerajaan kecil yang disebut keluarga.
Bisa jadi juga Istri yang menjadi ratu, memimpin kerajaan kecil itu.
Ada pemimpin keluarga yang meniru Herodes, merasa menjadi orang nomer satu di keluarganya.
Biasanya pemimpin seperti ini begitu mudah memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki, bahkan cenderung arogan, dengan alasan pembinaan, padahal sesungguhnya pembinasaan.
Ada juga pemimpin keluarga yang meniru gaya kepemimpinan Salomo yang bijaksana itu.
Ada juga yang berusaha meniru cara Yesus memimpin, mengasihi "rakyat"-nya.

Sesungguhnya kita sendiri adalah raja yang menguasai jiwa dan raga kita sendiri.
Ini adalah raja terkecil, rakyatnya cuma satu, yaitu si raja itu sendiri.
Apa yang diputuskan oleh raja kecil ini, tentulah ditaatinya  sendiri.
Itu namanya konsekuen.
Tetapi ada yang mengkhianati apa yang telah diputuskannya sendiri.
Jika terhadap dirinya sendiri saja ia tidak bisa konsekuen, bagaimana ia bisa konsekuen terhadap sesamanya, apalagi terhadap Tuhan yang tidak kelihatan itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Kosmas dan Damianus, Martir
Kedua kakak beradik ini berkebangsaan Arabia. Nama mereka tertera pada alat-alat kedokteran, tetapi sedikit saja kisah yang dapat kita peroleh tentang mereka. Konon mereka dibesarkan oleh ibunya yang sudah menjanda sejak masa kecilnya. Dengan kasih sayang yang besar dan kerja keras, ibunya mendidik dan menyekolahkan mereka di Syria hingga berhasil menjadi dokter. Setelah menyelesaikan studinya di Syria, mereka bekerja sebagai dokter di Silisia, Asia Kecil. Sebagai orang beriman, cintakasih sungguh-sungguh mewarnai hidup mereka. Mereka mengabdikan seluruh kepandaian dan ilmu mereka guna menolong orang orang sakit tanpa memungut bayaran. Semua orang menyanjung dan menghormati mereka sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar menghayati ajaran Kristus. Dalam karyanya mereka juga turut mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang sekitar.
Dalam bahasa Yunani kedua kakak beradik ini dijuluki "Anarguroi" yang berarti 'Orang-orang yang tidak menghiraukan uang. Julukan ini tepat karena pengabdian mereka sebagai dokter tanpa memungut uang dari para pasiennya. Sering sekali mereka menyembuhkan orang sakit bukan karena keahliannya tetapi karena imannya akan Kristus dan perhatiannya yang besar pada kesembuhan orang-orang sakit. Karena perbuatan cinta kasih mereka itu, mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh Prefek Lysias, dan dipaksa menyembah dewa-dewi kafir. Namun mereka tidak gentar sedikit pun menghadapi segala siksaan itu. Kepada Lysias mereka menegaskan bahwa agama Kristen sangat penting untuk keselamatan yang kekal. Setiap siksaan yang dikenakan pada mereka tidak mempan untuk mematahkan iman mereka. Tuhan ada dipihak mereka. Akhirnya Prefek itu memutuskan untuk memenggal saja kepala mereka untuk menghabisi nyawa mereka. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 September 303 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus yang kejam itu.
Kisah lain mengungkapkan peristiwa pembunuhan mereka secara mendetail. Keduanya disalibkan dan dilempari batu serta dipanah. Tetapi batu-batu itu memental dan mengenai para pelempar itu sendiri. Demikian juga para pemanah terkena sendiri panah yang mereka tembakkan. Sesudah kematian mereka, banyak terjadi mujizat penyembuhan. Di antara orang-orang besar yang disembuhkan ialah Raja Yustianus I. Oleh karena itu raja mendirikan sebuah gereja besar di Konstantinopel untuk menghormati mereka. Paus Felix IV (526-530) mendirikan sebuah gereja lagi bagi mereka di Roma. Nama mereka dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Para dokter menghormati mereka dan menjadikan mereka pelindung para dokter dan alat-alat kedokteran.

Santo Siprianus dan Yustina, Martir
Di Antiokia, Syria, Siprianus dikenal sebagai seorang dukun. Banyak orang datang kepadanya untuk disembuhkan dari penyakitnya.  Tapi praktek kedukunannya tidak mendapat tanggapan baik dari orang­orang Kristen. Ia sendiri tidak berdaya menghadapi orang-orang Kristen. Sekali peristiwa ia menggoda Yustina, seorang gadis Kristen namun ia tidak berhasil. Oleh pengaruh Yustina, ia lalu sadar akan keberdosaannya, bertobat dan dipermandikan. Ia kemudian menikahi Yustina dan menjadi seorang Kristen yang saleh.
Kegiatan-kegiatan iman yang dilakukan kedua suami-isteri ini mengakibatkan kematian mereka sebagai saksi iman. Mereka ditangkap, didera dan dipenjarakan dengan tujuan agar keduanya murtad dari imannya. Tetapi karena mereka tetap pada pendiriannya, maka mereka dibunuh di Nikomedia. Jenazah mereka ditinggalkan saja di tempat pembantaian. Tetapi kemudian diangkut ke Roma oleh beberapa orang pelaut yang beragama Kristen.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/