Liturgia Verbi 2024-06-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Sabtu, 1 Juni 2024

PW S. Yustinus, Martir

Ujud Gereja Universal: Para migran yang meninggalkan negeri mereka.
Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Orang muda.
Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Yud 1:20b-25

"Allah berkuasa menjaga kalian jangan sampai tersandung,
dan membawa kalian penuh kegembiraan di hadapan kemuliann-Nya."

Pembacaan dari Surat Rasul Yudas:

Saudara-saudara terkasih,
ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu,
oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus.

Maka bangunlah dirimu sendiri
di atas dasar imanmu yang paling suci,
dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Peliharalah dirimu dalam kasih Allah
sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus,
untuk hidup yang kekal.
Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
renggutlah mereka dari api.
Tetapi tunjukkanlah belas kasihan
yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga,
dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan
oleh keinginan-keinginan dosa.

Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan tersandung.
Ia membawa kalian tanpa noda dan penuh kegembiraan
di hadapan kemuliaan-Nya.
Bagi Dia, Allah yang Esa, Juruselamat kita,
dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita,
bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa
sebelum segala abad,
sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 63:2.3-4.5-6,R:2b

Refren: Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku.

*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,
jiwaku haus akan Dikau,
tubuhku rindu kepada-Mu,
seperti tanah yang kering dan tandus,
yang tiada berair.

*Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus,
sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu.
Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup;
bibirku akan memegahkan Dikau.

*Aku mau memuji Engkau seumur hidupku
dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan,
bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.



Bait Pengantar Injil
Kol 3:16a.17c

Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah.
Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus
kepada Allah Bapa kita.



Bacaan Injil
Mrk 11:27-33

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang
dari halaman bait Allah,
Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem.
Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah,
datanglah kepada-Nya imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Mereka bertanya kepada Yesus,
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu,
sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"

Yesus menjawab mereka,
"Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.
Jawablah Aku,
dan Aku akan mengatakan,
dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu.
Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia?
Jawablah!"

Mereka memperbincangkannya seraya berkata,
"Jikalau kita katakan 'Dari Allah,'
Ia akan berkata,
'Kalau begitu, mengapakah kalian tidak percaya kepada-Nya?'
Tetapi masakan kita katakan 'Dari manusia'."
Sebab mereka takut kepada orang banyak,
karena semua orang menganggap
bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.
Maka mereka menjawab Yesus, "Kami tidak tahu."

Maka kata Yesus kepada mereka,
"Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian,
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah.
Hal ini mengundang reaksi dari para ahli Taurat dan orang-orang yang dituakan.
Mereka mempertanyakan kuasa mana dan dari siapa Yesus melakukan penyucian Bait Allah itu.
Mereka tentu malu karena selama ini mereka membiarkan para pedagang itu berbisnis di halaman Bait Allah, bisa jadi saja karena mereka mendapat keuntungan dari kegiatan bisnis itu, mereka menerima "setoran" dari para pedagang.
Jika kegiatan bisnis ini ditiadakan, mereka jelas dirugikan.
Oleh karenanya mereka berusaha untuk menjatuhkan Yesus yang mereka anggap telah mengusik kenyamanan mereka selama ini.
Mereka mempertanyakan otoritas Yesus, mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan Yesus.
Yesus bukan pejabat Bait Allah dan juga bukan pejabat pemerintah, lalu mengapa melakukan tindakan yang bukan wewenang-Nya?

Belum lama ini saya berkesempatan berdialog dengan seorang pemimpin awam suatu paroki.
Ia terkenal sangat vocal terutama dalam mengungkapkan kebenaran, dan selalu menyerang pihak-pihak yang dianggapnya telah menyelewengkan Tuhan demi keuntungan pribadi, pihak-pihak yang dianggap seringkali mencatut nama Tuhan demi kepentingan pribadi.
Sebagai pemimpin paroki, ia merasa berkewajiban untuk membersihkan parokinya dari segala hal yang kotor.
Ia melakukan yang sama seperti yang dilakukan Yesus.
Dampak yang didapat pun sama, ia dimusuhi banyak orang.
Ada pihak-pihak yang berkeinginan untuk menjatuhkan dia.

Sementara itu, ada banyak orang yang memilih diam padahal mengetahui ketidak-benaran sedang terjadi di parokinya.
Mereka menutup mata dan telinga, merasa bukan wewenangnya untuk meluruskan ketidak-benaran itu, tidak siap menghadapi resiko yang ditimbulkan, lalu menghibur diri dengan mengatakan "itu bukan urusan saya".

Bagaimana dengan kita, apa yang akan kita lakukan ketika mengetahui ketidak-benaran telah terjadi di lingkungan gereja kita?
Dalam banyak hal saya memilih bersikap "abstain", lebih tepatnya "cuek".
Dalam banyak hal lainnya saya meniru pemimpin awam itu, mengungkapkan ketidak-benaran yang terjadi.
Tetapi saya tidak mau mengikuti apa yang dilakukan kebanyakan orang: "Itu bukan wewenang saya", "Yang tidak bersalah, silahkan melempar batu", "Pastor juga manusia", dan berbagai alasan lain untuk membela diri dan untuk membenarkan diri sendiri.

Saya memilih untuk mengikuti saran Yesus, ketika menghadapi ketidak-benaran kita mesti cerdik seperti ular.
Jangan sampai, maksudnya hendak meluruskan suatu ketidak-benaran tapi malahan menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Jangan sampai, gara-gara mengungkapkan ketidak-benaran kita malah disingkirkan sehingga tidak lagi memiliki wewenang atau pun kesempatan untuk bersuara.

Para ahli Taurat itu ternyata tidak siap menghadapi Yesus.
Dalam situasi dilematis, mereka memilih jawaban "tidak tahu", suatu sikap pengecut karena tidak siap menghadapi konsekuensi dari perbuatan sendiri.
Secara cerdik Yesus telah membuat mereka "mati kutu".
Iya, kita memang mesti cerdik seperti Yesus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yustinus, Martir
Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul.
Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan­jalan di tepi pantai sarnbil merenungkan berbagai soal. la bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada orang-tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang-tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang agama Kristen. Ia dinasihati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.
Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman iru, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman kristen.
Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh".
Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Perisitiwa itu terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.


Santo Simeon, Pengaku Iman
Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di seputar pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai saat kematiannya.


Santo Johannes Storey, Martir
Yohannes Storey hidup antara tahun 1510-1571. Anggota parlemen Inggris ini sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan nafasnya di London.


Santo Pamphilus dari Sesarea, Martir
Pamphilus lahir di Berytus, Phoenicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea, ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap di sana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir sekitar tahun 309/310.
Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan kitab suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian dijuluki 'Bapa Sejarah Gereja' - sangat akrab dengannya. Bersama dia, Phamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pamphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh.
Kira-kira antara tahun 307 dan 308, Pamphilus ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk rnembela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310.


Santo Ahmed, Martir
Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida, Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan dipermandikan menjadi Kristen, masing-masing dengan nama permandian: Bernard, Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kakak-beradik ini berusaha mengkristenkan Almansur, kakak mereka, tetapi tindakan mereka ini justru mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan ke tangan algojo untuk dibunuh.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-31 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet

Jumat, 31 Mei 2024



Bacaan Pertama
Zef 3:14-18a

"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengah kamu."

Pembacaan dari Nubuat Zefanya:

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion,
bergembiralah hai Israel!
Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati,
hai puteri Yerusalem!
Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu,
Ia telah menebas binasa musuhmu.
Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu;
Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem,
"Janganlah takut, hai Sion!
Janganlah tanganmu menjadi lunglai!
Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu
sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
Ia bersukaria karena engkau,
Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
dan Ia bersorak gembira karena engkau
seperti pada hari pertemuan raya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Yes 12:2-3.4bcd.5-6,R:6b

Refren: Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.

*Sungguh, Allah itu keselamatanku;
aku percaya dengan tidak gementar;
sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku.

*Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan
dari mata air keselamatan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya,
beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa,
masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!

*Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya;
baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion,
sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!



Bait Pengantar Injil
Luk 1:45

Berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya
akan terlaksana.



Bacaan Injil
Luk 1:39-56

"Siapakah aku ini
sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel,
bergegaslah Maria ke pegunungan
menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.
Ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring,
"Diberkatilah engkau di antara semua wanita,
dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Lalu kata Maria,
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya,
mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya,
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Kira-kira tiga bulan lamanya
Maria tinggal bersama dengan Elisabet,
lalu pulang kembali ke rumahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini Gereja mengajak kita untuk bersukacita, merayakan Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet, peristiwa gembira yang kita kenang saat mendaraskan Doa Rosario.
Elisabet menerima setidaknya tiga sukacita.
Pertama karena ia menerima anugerah anak justru di usia lanjut dan telah diyakini kalau ia mandul.
Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus, dan ini tentu merupakan sukacita besar baginya, dan dengan spontan Elisabet mengungkapkan kegembiraannya, "Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."
Elisabet juga bersukacita bukan hanya karena Maria datang mengunjunginya, tetapi juga karena Tuhan yang ada dalam kandungan Maria juga datang mengunjunginya, sampai-sampai ia seolah tak percaya, "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Elisabet tidak bersukacita sepanjang hidupnya.
Malah lebih banyak ia mesti menderita karena berbagai sengsara yang mesti dihadapinya, sama seperti Maria.
Elisabet dan suaminya hidup tidak bercacat, menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan.
Zakharia, suaminya, adalah seorang imam.
Tentu saja hati Elisabet terganjal karena tidak bisa memberikan anak bagi suaminya karena ia mandul.
Dan coba kita bayangkan, dapatkah seorang ibu bersukacita kalau kepala anaknya dipenggal hanya sekedar sebagai hadiah kepada seorang penari?

Marilah kita refleksikan pengalaman hidup Elisabet ke dalam kehidupan kita masing-masing.
Apakah berbagai kesusahan hidup yang telah kita alami, dan sangat mungkin masih akan kita alami di masa mendatang, akan membuat kita menggerutu dan mengeluh saja?
Apa iya, kita mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi enggan untuk memikul salib kita sendiri?
Bukankah sesungguhnya Roh Kudus telah berulang kali memenuhi kita, memberikan sukacita sebagai penghiburan?
Saya tidak mengajak Anda untuk bersyukur di atas kesusahan hidup, melainkan bersyukur karena sesungguhnya kita juga pernah merasakan sukacita, dan masih akan merasakannya di masa mendatang, karena Roh Kebenaran memang ditugaskan untuk menyertai kita mengarungi kehidupan di dunia ini.

Dan yang lebih penting, marilah kita teladani Bunda Maria untuk berbagi sukacita kepada sanak saudara dan handai-taulan.
Terlebih di jaman sekarang, mengunjungi saudara tidak mesti secara fisik, walaupun sesekali tentu baik jika mengunjungi dan bertatap muka.
Kita semua akan merasa senang kalau ada orang lain yang memperhatikan kita, yang mengasihi kita, dan yang memberi penghiburan di sela-sela kesusahan hidup kita.
Kita datang dengan membawa sukacita bagi yang kita kujungi, jangan sebaliknya.
Janganlah seperti pejabat yang kedatangannya justru bikin repot banyak orang.
Janganlah berbondong-bondong datang ke rumah sakit untuk menjenguk kerabat yang sedang opname di sana, tetapi berdoa dan memohon kesembuhan baginya tentu lebih baik.
Tentu ada banyak orang, yang akan merasa terhibur jika dikunjungi ketika ia terbaring di rumah sakit, makanya bezuk juga perlu kita lakukan.
Tetapi taatilah jam bezuk, supaya pasien dapat mengatur waktunya dengan lebih baik.
Masak kita mesti menyogok satpam supaya bisa masuk di luar jam bezuk?

Maka, marilah kita bersukacita, bergembira atas penghiburan dan pertolongan yang merupakan karunia Tuhan bagi kita.
Marilah bersorak-sorai karena Tuhan hadir di tengah-tengah kita, membaharui kita dengan kasih-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth
Ketika malaekat Gabriel membawa khabar gembira kepada Maria, ia menyampaikan juga kepada Maria peristiwa ilahi perkandungan Elisabeth. Malaekat Gabriel mengatakan bahwa Elisabeth sedang mengandung seorang anak laki-laki pada usia tuanya. Bayi laki-laki itu adalah Yohanes Pemandi, yang akan menjadi perintis jalan bagi Yesus, Juru Selamat yang dijanjikan Allah.
Maria segera bergegas ke pegunungan Yudea, ke kota Karem, tempat tinggal Elisabeth dan Zakarias. Maria berangkat ke sana untuk melayani Elisabeth. Sebagaimana kata Injil, pertemuan itu merupakan suatu peristiwa kegembiraan baik bagi Elisabeth maupun anak yang dikandungnya. Dari mulut Elisabeth keluarlah kata-kata pujian ini: "Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? . . . "Elisabeth juga menyebut Maria sebagai Yang Berbahagia karena Maria percaya akan Sabda Tuhan yang disampaikan malaekat kepadanya.
Maria tidak membantah kata-kata pujian Elisabeth. Sebaliknya, dalam terang ilahi dilihatnya bahwa Tuhan mau menyelamatkan bangsa-bangsa melalui rahimnya yang kudus. Bahwa dengan perantaraannya Tuhan mau datang ke tengah-tengah umatNya untuk menyelamatkan mereka. Bahwa Tuhan hendak menyerahkan bangsa-bangsa di bawah perlindungannya yang rahim.
Oleh karena itu, Maria segera menjawab kata-kata pujian Elisabeth dengan Magnifikatnya: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia . . . ". Kira-kira Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elisabeth saudaranya dan menolongnya dalam urusan rumah tangga menyongsong kelahiran anak yang dikandung Elisabeth. Setelah itu, Maria kembali ke Nazareth.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-30 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Kamis, 30 Mei 2024



Bacaan Pertama
1Ptr 2:2-5.9-12

"Kalianlah bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi,
bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri.
Kalian harus memaklumkan karya agung Tuhan.
Sebab Ia telah memanggil kalian."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara terkasih,
Seperti bayi yang baru lahir,
hendaklah kalian selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani.
Berkat susu itu kalian akan bertumbuh dan beroleh keselamatan,
jika benar-benar kalian telah mengecap kebaikan Tuhan.
Datanglah kepada Tuhan.
Dialah batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia,
tetapi dihormati dan dipilih dari hadirat Allah.
Biarlah kalian juga dipergunakan sebagai batu hidup
untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani,
yang berkenan  kepada Allah karena Yesus Kristus.

Kalianlah bangsa yang terpilih,
kaum imam yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri.
Maka kalian harus memaklumkan perbuatan agung Allah.
Ia telah memanggil kalian keluar dari kegelapan
masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan.
Kalian yang dahulu bukan umat Allah,
kini telah menjadi umat-Nya.
Kalian yang dahulu tidak dikasihani,
kini telah memperoleh belas kasih.

Saudara-saudara yang kekasih, aku menasihati kalian,
supaya sebagai pendatang dan perantau,
kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging
yang berjuang melawan jiwa.
Hiduplah secara baik di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi,
supaya apabila mereka memfitnah kalian sebagai orang jahat,
mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Allah pada hari Ia melawati mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 100:2.3.4.5,R:2c

Refren: Marilah menghadap Tuhan dengan sorak sorai.

*Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita,
datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!

*Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah;
Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita,
kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

*Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur,
masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

*Sebab Tuhan itu baik,
kasih setia-Nya untuk selama-lamanya,
dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia.
Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku melihat."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho,
bersama murid-murid-Nya,
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.
Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Orang buta itu menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma untuk "The Power of Words"

*Iman Membuat Yang Mustahil Menjadi Mungkin*

Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembuka*:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
Kami tahu Engkau itu baik, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya.
Hari ini kembali kami menghadap-Mu dengan sorak-sorai,
memasuki pelataran-Mu dengan puji-pujian,
untuk mendengarkan sabda-Mu hari ini.
Maka bersabdalah ya Bapa, kami siap mendengarkan.
Amin.

*Renungan*:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Bartimeus yang dikisahkan pada Bacaan Injil hari ini adalah seorang tunanetra.
Tunanetra adalah disabilitas atau cacat fisik.
Matanya yang buta itu bukan saja membuat dia tidak dapat melihat;
ia juga tentu kesulitan untuk berjalan meskipun ia tidak lumpuh.
Ia juga kehilangan kesempatan untuk bekerja;
adakah orang yang mau mempekerjakan orang buta?
Adakah wanita yang mau menjadi isterinya?

Bartimeus bukan hanya buta, tetapi juga miskin.
Ia hidup dari belas-kasihan orang lain,
menjadi pengemis buta yang hanya bisa meminta-minta dari siapa saja yang lewat.
Menjadi pengemis itu mesti rela mengorbankan harga diri demi mempertahankan hidup.

Jika dibandingkan dengan Bartimeus,
apakah keadaan kita itu sama buruknya atau malah lebih buruk darinya?
Jawabannya bisa iya bisa tidak.
Secara fisik bisa jadi kita lebih baik, tetapi secara iman?
Jangan-jangan kita tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya kita itu tuna-iman,
tidak memiliki kemampuan untuk melihat Yesus apalagi memercayai-Nya.

Janganlah kita merasa gengsi untuk belajar dari Bartimeus.
Bartimeus memiliki kemauan yang keras untuk mengatasi penderitaannya.
Ia berseru-seru kepada Yesus, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Sekali pun orang-orang menghalang-halanginya, ia malah semakin keras berseru,
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Hidup di dunia yang semakin lama semakin hegemoni ini, lebih mementingkan diri sendiri menyebabkan kurangnya berbela rasa terhadap kesusahan orang lain.
Dan bahkan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa terganggu oleh Bartimeus yang berseru-seru, lalu mereka menegur Batimeus supaya diam.
Rupanya orang-orang itu tidak buta secara fisik, tetapi buta secara iman.
Mereka tak mampu melihat Batimeus yang buta dan hidup miskin itu.

Walau demikian, Bartimeus tidak berputus asa.
Harapannya yang besar agar Yesus mau menolongnya akhirnya membuat Yesus memanggilnya.
Ia pun segera merespon panggilan itu.
Ia segera menanggalkan jubahnya, sebagai tanda ia menghormati Yesus.
Ia memang menghormati Yesus, ia menyebut Yesus sebagai "Anak Daud" sebagai wujud pengakuannya kalau Yesus adalah Sang Mesias.
Ia memanggil Yesus sebagai "Rabuni", gelar kehormatan bagi seorang guru.
Ia tidak meragukan Yesus sama sekali, tidak seperti seorang ayah yang anaknya kerasukan roh jahat, yang meragukan Yesus dengan berkata, "Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
Yang kemudian dijawab oleh Yesus, "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

Yesus menyapa Bartimeus dengan penuh kasih dan empati,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Bartimeus itu kesusahannya banyak.
Selain tuna-netra dan juga miskin, tentu ia juga sering menerima perlakuan yang kurang baik dari orang-orang.
Tetapi yang ia minta dari Yesus hanya satu saja,
yaitu "Rabuni, supaya aku dapat melihat."
Setelah ia bisa melihat, maka banyak kesusahan lainnya yang akan dapat ia atasi sendiri, ia akan dapat bekerja untuk menafkahi hidupnya, dan seterusnya.
Itulah Bartimeus.
Ia memang tuna-netra tetapi ia tidak tuna-iman.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa kami,
Terimakasih atas pencerahan yang kami peroleh dari kisah Bartimeus ini, bahwa hanya satu saja yang Engkau harapkan kami miliki, yaitu Iman.
Bantulah kami agar iman kami dapat senantiasa bertumbuh menjadi pohon yang besar, agar burung-burung pun dapat membuat sarang dan membesarkan anak-anaknya di pohon itu.
Jangan biarkan kami menjadi tuna iman, Ya Tuhan.
Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Feliks I, Paus & Pengaku Iman
Feliks dikenal sebagai putra kaisar Konstantinus. la lahir di Roma kira-kira pada awal abad ketiga. Kehidupan masa mudanya dan usahanya menghayati lman Kristen tidak banyak diketahui.  Ada banyak cerita beredar di kalangan orang-orang Kristen tentang dirinya, namun kebenaran cerita itu diragukan. Oleh karena itu, para ahli mengadakan penelitian cermat tentang kehidupan Feliks.
Feliks menduduki Takhta Santo Petrus sebagai Paus pada tahun 269 dan memimpin Gereja Kristus sampai tahun 274. la dibunuh pada masa pemerintahan kaisar Aurelianus ketika ada penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.  Ia dikuburkan di pemakaman para Paus di kuburan Santo Kallistus di Jalan Apia, Roma.


Santo Baptista Varani OSC Cap, Abbas
Baptista lahir pada tahun 1458. Ia seorang biarawan yang pandai dan dikaruniai banyak rahmat mistik. Pengalaman-pengalaman rohaninya yang dalam diabadikannya dalam beberapa buku yang sangat penting bagi peningkatan iman, terutama bagi peningkatan kebaktian terhadap Hati Kudus Yesus. Pemimpin biara Suster-suster Klaris di Chiara, Italia ini meninggal dunia pada tahun 1524.


Santo Ferdinandus dari Kastilia, Pengaku Iman
Ferdinandus adalah putra raja Alfonso dari kerajaan Leon, dan ratu Berengaria dari Kastilia. Ia lahir di sebuah kota dekat Salamanca, Spanyol pada tahun 1199. Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi raja Kastilia. Kemudian ketika ayahnya Alfonso meninggal dunia pada tahun 1230, Ferdinandus diangkat lagi menjadi raja Leon. Dengan demikian ia menjadi raja baik di kerajaan Kastilia maupun di kerajaan Leon. Dia memerintah dua kerajaan ini sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.
Sebagai raja, Ferdinandus membuktikan dirinya sebagai seorang penguasa yang adil dan bijaksana. Di masa kepemimpinannya, dua kerajaan yang diwariskan kepadanya oleh kedua orangtuanya digabungkan menjadi satu kerajaan. Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol. la berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya. Ia berhasil mengusir pergi orang-orang Moor dari seluruh wilayah Spanyol, termasuk kota-kota penting seperti Kordova (1236) dan Seville,(1248). Sampai saat kematiannya, hanyalah Granada dan Alicante masih berada di bawah pendudukan orang-orang Moor.
Selain usaha-usaha di atas, ia terus berjuang mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia.  Ferdinandus tergolong seorang raja yang beriman teguh. Ia berusaha memajukan perkembangan agama Kristen. la mendirikan banyak biara, merobah mesjid-mesjid menjadi katedral-katedral dan membantu rumah-rumah sakit dengan berbagai pemberian. Pada tahun 1242 ia mendirikan Universitas Salamanca sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ketika ia meninggal dunia, ia dikuburkan di Katedral Seville dalam pakaian biara Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Pada kuburnya terjadi banyak mujizat. Banyak orang menganggap dia sebagai Orang Kudus. Kekudusannya baru diakui Gereja 419 tahun setelah kematiannya oleh Sri Paus Klemens X (1670-1676) pada tahun 1671.


Santa Jeanne d'Arc, Pengaku Iman
Jean - nama panggilan Jeanne d'Arc - lahir pada tahun 1412 di Domreni, Prancis. Ayahnya Yakobus Arc dan ibunya Elisabeth mendidik dan membesarkannya menjadi seorang wanita petani yang rajin, peramah dan periang. Tetapi sebagaimana keadaan wanita desa lainnya, Jean tidak tahu membaca dan menulis.
Ketika berusia 13 tahun, Jean merasakan adanya suatu dorongan batin yang kuat untuk melibatkan diri dalam perjuangan menyelamatkan negerinya Prancis dari pendudukan tentara-tentara Inggris. Setahun kemudian tatkala ia sedang menjaga domba-domba di padang, Jean mengalami suatu penglihatan ajaib. Ia melihat suatu cahaya ajaib yang terang benderang. Dari dalam cahaya itu terdengar olehnya suara orang berkata: "Jean, anakku! Jadilah anak yang baik-baik! Tuhan akan melindungi dan menaungi engkau dengan kekuatan Roh Kudus. Ingatlah, pada suatu saat, engkau akan menolong raja untuk menyelamatkan Prancis dari bahaya peperangan dan dari pendudukan tentara Inggris". Dengan gentar Jean berlutut dan berkata: "Ah Tuhan, aku hanya seorang wanita petani yang miskin dan tak berdaya. Bagaimana mungkin aku dapat menolong raja. Aku tak tahu bagaimana harus berperang". Suara itu menjawab: "Jangan takut, Jean! Tuhan akan menolong engkau asal engkau percaya kepadaNya".
Waktu terus beredar. Ketika Jean berusia 16 tahun, suara ajaib itu didengarnya lagi. Kali, ini lebih tegas dan mendesak: "Waktunya sudah tiba. Dauphin, putra mahkota itu membutuhkan engkau. Pergilah ke istana dan mohonlah kepada panglima Robert agar mengizinkan engkau pergi menemui Dauphin".
Situasi Prancis saat itu kacau oleh amukan perang dan pendudukan tentara Inggris. Sementara itu, putra mahkota belum dinobatkan menjadi raja.  Jean, dengan iman yang kuat kepada Tuhan segera melaksanakan perintah ajaib itu. Ia pergi ke istana untuk menemui Robert.  "Aku membawa berita kepada Dauphin dari Tuhanku" katanya kepada Robert.
"Siapakah Tuhanmu itu?" tanya Robert. "Raja alam semesta" jawab Jean tegas. Mendengar jawaban itu, para serdadu menertawai dia. Tetapi Jean dengan tegas berkata: "Bawalah segera aku kepada Dauphin karena aku akan membantunya meraih kemenangan atas tentara Inggris".
Panglima Robert rnengabulkan permohonannya. la memberikan sepucuk surat pengantar kepada Jean agar bisa bertemu dengan Dauphin. Dengan kawalan enam orang serdadu, Jean berangkat ke Chinon, tempat Dauphin berada. Perjalanan mereka ke Chinon harus melewati suatu daerah yang dikuasai musuh. Namun Jean tidak gentar karena dia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dia.
Ketika bertemu Dauphin, Jean berkata: "Aku, Jeanne d'Arc. Raja semesta alam mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan pesan ini: "bahwa dalam waktu singkat tuan akan dinobatkan menjadi raja Prancis di Rheims". Aku diutusnya untuk membantumu dalam peperangan melawan tentara Inggris". Dauphin bersama para pengawalnya percaya. Lalu mereka mulai merencanakan siasat peperangan.
Jean diperlengkapi dengan pakaian perang dan seekor kuda putih. Jean sendiri memendekkan rambutnya agar telihat seperti seorang pria. Ia maju berperang dengan menunggangi seekor kuda putih sambil memegang bendera yang bertuliskan semboyan: Yesus-Maria. Bersama para serdadu Prancis, Jean berhasil memporakporandakan pasukan Inggris di Orleans.
Kemenangan ini memberi peluang emas untuk menyelenggarakan pesta penobatan Dauphin menjadi raja. Di Katedral Rheims, Dauphin dinobatkan menjadi raja Prancis dengan gelar Charles VII. Setelah penobatan itu, Jean memimpin lagi sepasukan tentara Prancis untuk merebut Paris dari tangan tentara Inggris. Tetapi mereka dipukul mundur dan menderita kekalahan besar. Jean sendiri ditangkap dan dibawa ke Inggris. Di sana ia dipenjarakan di istana Rouen selama sembilan bulan. Kemudian dia dihadapkan ke pengadilan Uskup Beauvais dengan tuduhan malakukan praktek sihir dan takhyul. Dalam persidangan yang berlangsnng sebanyak 15 kali, Jean dengan gigih membela diri dan dengan cemerlang membantah tuduhan palsu yang dikatakari tentang dirinya. la menolak tuntutan untuk mengungkapkan "suara-suara ajaib dari surga" yang didengarnya dahulu. Kepada para hakim, ia dengan tegas berkata: "Aku bukan tukang sihir. Panggilanku sungguh berasal dari Tuhan. Dalam semua tindakanku, aku selalu mengikuti perintah Tuhan dan petunjuk-petunjukNya. Aku bersedia mati demi nama Tuhanku". Mendengar kata-kata itu, para hakim semakin marah dan memerinta­kan para serdadu untuk menjalankan hukuman bakar hidup-hidup atas diri Jean dihadapan umum.
Jean menemui ajalnya karena keputusan tidak adil dari pengadilan pada tahun 1413 di Rouen. Ia digelari 'kudus' oleh Gereja bukan karena patriotismenya atau keberaniannya berperang, melainkan karena kesalehan hidupnya dan kesetiaannya dalam memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Prancis.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-29 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Rabu, 29 Mei 2024

PW SP Maria Bunda Gereja
PF S. Paulus VI, Paus



Bacaan Pertama
1Ptr 1:18-25

"Kalian telah ditebus dengan darah yang berharga,
darah anak Domba tak bernoda, yaitu darah Kristus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara, kalian tahu
bahwa kalian telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu.
Kalian telah ditebus bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal,
yaitu darah Kristus,
yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda
dan tak bercacat.
Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan,
tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir karena kalian.
Oleh Dialah kalian percaya kepada Allah,
yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati
dan yang telah memuliakan-Nya,
sehingga iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Kalian telah menyucikan diri dengan mentaati kebenaran.
Maka kalian sanggup
mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.
Oleh sebab itu
hendaklah kalian sungguh-sungguh saling mengasihi
dengan segenap hati.
Sebab kalian telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang baka,
yaitu oleh sabda Allah yang hidup dan kekal.
Sebab semua yang hidup adalah seperti rumput
dan segala kemuliaannya laksana bunga rumput!
Rumput menjadi kering dan bunga gugur.
Tetapi sabda Tuhan tetap untuk selama-lamanya.
Inilah sabda yang disampaikan Injil kepada kalian.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 147:12-13.14-15.19-20,R:12a

Refren: Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!

*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem,
pujilah Allahmu, hai Sion!
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,
dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

*Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu
dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi;
dengan segera firman-Nya berlari.

*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.
Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa,
dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.



Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45

Putera Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.



Bacaan Injil
Mrk 10:32-45

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan
ke Yerusalem.
Yesus berjalan di depan.
Para murid merasa cemas,
dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut.
Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya
dan Ia mulai mengatakan kepada mereka
apa yang akan terjadi atas diri-Nya.
Yesus berkata, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh,
dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."

Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus,
mendekati Yesus.
Mereka berkata,
"Guru, kami harap
Engkau mengabulkan suatu permohonan kami."
Jawab Yesus, "Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?"
Mereka menjawab,
"Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak,
seorang lagi di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."

Tetapi kata Yesus kepada mereka,
"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.
Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum?
Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?"
Mereka menjawab, "Kami sanggup."

Yesus lalu berkata kepada mereka,
"Memang, kamu akan meminum piala yang harus Kuminum,
dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau di kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
yang baginya telah disediakan."
Mendengar itu,
kesepuluh murid yang lain menjadi marah
kepada Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kalian tahu, bahwa
orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi,
dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tetapi janganlah demikian di antara kalian!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Sebab Anak Manusia pun datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan
bagi banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Rasul Petrus menggambarkan betapa mahalnya penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya yang besar serta harapan agar setiap orang menyucikan dirinya dan mentaati kebenaran.

Menebus artinya membayar sesuatu untuk mendapatkan kembali sesuatu yang telah menjadi milik orang lain.
Tetapi yang dimaksud dengan penebusan Yesus tidaklah demikian.
Penebusan oleh Yesus dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan dan dosa manusia, memulihkannya agar menjadi sama seperti rancangan se mula, yang dilakukan bukan dengan membayar sesuatu melainkan dengan pengorbanan jiwa.
Jadi, proses penebusan Yesus bukanlah tentang pengalihan hak kepemilikan, melainkan proses penyelamatan jiwa melalui pengorbanan diri.
Sebetulnya, jika dikehendaki, Tuhan tak perlu repot-repot menebus manusia karena Tuhan bisa saja melakukan perampasan, pengambil-alihan secara paksa.
Tetapi itu tidak dilakukan karena Tuhan tidak menghendaki kita menjadi semacam "barang rampasan".
Tuhan menghendaki agar kita memang dengan tulus menyerahkan diri sebagai milik-Nya, dan itu mesti dilakukan dengan sadar, tanpa paksaan.

Nampak jelas, betapa berharganya kita di mata Tuhan, sampai-sampai Putera Tunggal-Nya sendiri dengan rela menjalani proses penebusan itu.
Tentu, sebagai orang yang tahu berterimakasih, sebagai orang yang dapat melihat kebaikan yang luarbiasa yang telah dilakukan Yesus kepada kita, janganlah sampai kita malah menyia-nyiakan penebusan Yesus itu.
Di samping itu, peristiwa penebusan hanya terjadi satu kali saja, takkan pernah terulang kembali sampai kapan pun.
Penebusan berlaku bagi orang yang hidup dan yang telah meninggal dunia, termasuk orang yang akan hidup setelah penebusan.

Oleh sebab itu, marilah kita menyucikan diri dengan mentaati kebenaran Kristus, serta mendahulukan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas dengan siapa saja.



Peringatan Orang Kudus
Santa Teodosia dari Konstantinopel, Martir
Sebagai martir dari Konstantinopel, Teodosia adalah salah seorang martir dari Gereja Katolik Timur. la menderita penganiayaan hebat dari para  musuh Gereja pada abad kedelapan (745) pada masa pemerintahan kaisar Konstantin V.
Pada tahun 726, kaisar Byzantium Leo III mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Putranya Konstantin, yang menggantikan dia terus melanjutkan politiknya dalam memberantas praktek pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Ia memerintahkan pengrusakan atas sebuah lukisan Yesus yang termasyhur di biara Santo Anastasius di Konstantinopel. Teodosia sebagai seorang biarawati di biara itu mencoba menyembunyikan lukisan itu. Karena itu ia ditangkap dan dianiaya hingga mati.


Santo Max(iminus), Uskup
Max(iminus) adalah Uskup di kota Trier, Jerman. Ia meninggal di pengasingan ketika dibuang bersama Santo Atanasios dan Uskup-uskup lainnya karena melawan bidaah Arianisme. la meninggal pada tahun 346.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-28 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Selasa, 28 Mei 2024



Bacaan Pertama
1Ptr 1:10-16

"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. 
Sebab itu waspadalah,
dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara terkasih,
para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian.
Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia
yang diperuntukkan bagimu.
Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana
yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka.
Roh itu sebelumnya memberi kesaksian
tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus
dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya.
Kepada para nabi itu telah dinyatakan
bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri,
melainkan melayani kalian
dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian
dengan perantaraan mereka yang oleh Roh Kudus Surgawi
menyampaikan berita Injil kepada kalian.
Dan Pokok pewartaan itu ialah
apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya.

Sebab itu siapkanlah akal budimu,
waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya
pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu
pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat,
dan jangan turuti hawa nafsu
yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman.
Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus.
Sebab ada tertulis:
Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3ab.3c-4,R:2a

Refren: Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:28-31

"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini.

*Upah Mengikut Yesus*
Mrk 10:28-31

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bacaan Injil hari ini tentang dialog antara Yesus dan Petrus, yang diambil dari Injil Markus Pasal 10, Ayat 28 sampai 31, ketika Yesus dan para murid-Nya itu sedang dalam perjalanan dari seberang sungai Yordan hendak menuju ke Yerusalem untuk menuntaskan tugas utama dari Bapa-Nya.
Intisari dari Bacaan Injil hari ini adalah janji Yesus yang diucapkan sendiri oleh-Nya kepada para murid-Nya,
"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.


Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Petrus memang kita kenal sebagai sosok yang reaktif,
maka ketika ia mengetahui kalau seorang yang kaya raya telah mematuhi semua perintah Allah tetapi masih saja gagal untuk memperoleh hidup kekal, gegara orang itu tidak mau menjual seluruh hartanya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin.
Hal ini membuat Petrus menjadi kepo.
Ia merasa telah meninggalkan segala sesuatu miliknya untuk mengikuti Yesus,
lalu apa yang akan diterimanya sebagai imbalan?
Nampaknya ada kegalauan pada dirinya,
apakah ia akan memperoleh hidup kekal di Surga,
sebab melihat kegagalan orang kaya itu,
ia tahu betapa sulitnya masuk ke dalam Kerajaan Surga.
"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum
dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Ya, mengikut Yesus itu bukanlah pekerjaan mudah.
Para imam, suster, dan kaum klerus lainnya, mesti meninggalkan keluarganya untuk hidup selibat, mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan.
Bukan hanya itu.
Pengikut Yesus juga harus siap dan rela berkorban dan menderita demi Injil.
Maka dari itulah Gereja mengajak kita untuk berdoa bagi mereka setiap hari Sabtu pertama setiap bulannya, hari yang disebut sebagai "Hari Sabtu Imam".

Ada upah ganda yang diperoleh kalau menjadi pengikut Yesus.
Yang pertama, upah langsung diterima seratus kali lipat, sebagaimana yang disebutkan "pada masa ini juga".
Dan yang kedua, upah yang jauh lebih istimewa, bahwa di masa yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Lalu bagaimana dengan kita yang bukan klerus, yang masih hidup bersama sanak saudara dan masih memiliki harta dunia ini?
Apakah artinya kita sudah tidak ada peluang untuk masuk ke dalam kerajaan Surga dan hidup kekal di situ?
Lha, kalau semuanya jadi imam, lalu siapa yang jadi umatnya? Siapa yang akan dilayani?
Ya, menjadi pengikut Yesus bukanlah keputusan diri kita sendiri,
melainkan karena kita dipilih dan dipanggil oleh-Nya.
Itulah yang disampaikan oleh Yesus,
"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." [Yoh 15:16a]

Wah, kalau begitu, kita yang awam berarti tidak dipilih oleh Yesus?
Dan itu artinya kita tidak berhak atas upah yang dijanjikan oleh Yesus itu?
Siapa bilang?
Mengikut Yesus janganlah diartikan secara harfiah semata, tidak cukup kalau hanya memahami arti leksikalnya saja, apalagi kalau memakai kacamata dunia.
Mari kita lihat.
Sebelum menjadi imam, ia hanyalah anggota dari satu keluarga, yang mungkin saja hanya sosok yang biasa-biasa saja sehingga seringkali diabaikan.
Tetapi setelah ditahbiskan menjadi imam, maka ia berubah menjadi sosok yang penting dan selalu didahulukan, dan bahkan dielu-elukan oleh sanak keluarganya, "yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Upah pertama telah diterimanya tunai, dan dapat dipastikan upah keduanya juga akan diterimanya kelak.

Itu kalau menjadi klerus, lha kalau sebagai awam bagaimana?
Sama saja.
Kita yang awam juga menerima upah yang sama, tak kurang.
Kita juga menerima upah "tunai" dan upah "deposito" kelak.
Upah tunai kita terima berupa damai sejahtera yang diwariskan oleh Yesus.
Kita juga menerima sukacita melalui kabar gembira atau kabar sukacita dari Injil.
Sanak keluarga pun bertambah, sebelumnya hanya saudara se darah daging saja, lalu memperoleh banyak sekali saudara se-iman.
Begitu seterusnya, ada banyak upah tunai yang telah dan masih akan kita terima.

Mungkin sebagian dari kita akan bertanya, "Masak sih?"
Jika muncul pertanyaan seperti ini maka patut diduga kalau ia belum meninggalkan harta dunia seperti yang dimaksud oleh Yesus, masih hidup menurut kedagingannya seperti orang kaya raya yang datang kepada Yesus itu.
Sudah jelas, menjadi pengikut Yesus itu mesti siap untuk menderita, baik karena penganiayaan mau pun karena himpitan hidup lainnya.
Sudah secara gamblang Yesus menyampaikan, untuk menjadi pengikutnya maka kita mesti menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti seluruh kehendak-Nya.

Bagaimana kita meng-klaim diri telah mengikuti Yesus kalau berjumpa dengan-Nya saja sangat jarang, nyaris tak pernah berjumpa di dalam doa.
Kalau berdoa saja ogah-ogahan, apa iya kita akan mendengarkan apalagi menjalankan perintah-perintah-Nya?

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Upah yang terbesar yang kita terima sebagai anugerah Tuhan adalah iman.
Iman kita, yang semula hanya sebesar biji sesawi itulah yang dapat membuat kita tegar dan tabah dalam mengatasi kesusahan hidup, baik oleh karena penganiayaan maupun oleh karena sebab lainnya.
Tuhan tidak meringankan salib yang mesti kita pikul, melainkan menguatkan kita agar salib yang berat pun menjadi ringan.
Kita boleh merasa telah beriman kalau kita telah merasakan kita hidup di dalam kasih-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus pada Injil Yohanes 15 Ayat 4a ini,
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."

Amin.



Peringatan Orang Kudus
Beata Margaretha Pole, Martir
Margaretha lahir di sebuah desa dekat kota Bath, Inggris Selatan pada tanggal 14 Agustus 1473. la dikenal sebagai seorang wanita bangsawan, pengiring Ratu Katarina, permaisuri pertama Raja Henry VIII.
Sepeninggal suaminya, Margaretha menjadi guru pribadi Putri Raja Maria, anak Henry VII. Dalam kedudukannya sebagai guru pribadi itu, Raja Henry VIII mengangkat Margaretha sebagai Pangeran Wanita Salisbury. Walaupun Henry mengenal baik kesucian hidup Margaretha, ia tidak segan-segan memecat Margaretha ketika Margaretha menentang perceraiannya dengan Katarina dan niatnya menikahi Anne Boleyn.
Karena Reginaldus, Putra Margaretha, yang kemudian menjadi seorang Kardinal mencela Henry karena tuntutannya untuk mengawasi Gereja, Henry memutuskan untuk melenyapkan keluarga Margaretha. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya pada tahun 1541 karena dituduh mengkhianati raja. Margaretha dinyatakan sebagai 'Beata' (Yang Bahagia) pada tahun 1886.

Santo Wilhelmus, Biarawan
Wilhelmus adalah seorang jenderal dari kaisar Karokus Agung yang berhasil menundukkan suku Bask dan merebut Barcelona dari tangan orang Arab. Setelah kemenangan ini ia menjadi biarawan. Ia mendirikan sebuah biara di Gellone, Prancis.   Anehnya ialah bahwa dalam biara yang didirikannya itu, ia sendiri bekerja sebagai tukang roti dan koki. Ia meninggal dunia pada tahan 812.

Santo Bernardus dari Montjoux, Imam
Bernardus dari Montjoux dikenal sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung. Untuk membantu para wisatawan, Bernardus bersama pembantu-pembantunya mendirikan dua buah rumah penginapan. Dari nenek moyangnya, ia diketahui berketurunan Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi hari kematiannya diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia.
Kisah masa kecilnya dan masa mudanya telah banyak dikaburkan oleh berbagai legenda. Meski demikian, suatu hal yang pasti tentang dirinya ialah tentang pendidikan imamatnya. Pendidikan imamatnya dijalaninya bersama Petrus Val d' Isere, seorang Diakon Agung di Keuskupan Aosta. Aosta adalah sebuah kota di Italia yang terletak di pegunungan Alpen dan berjarak 50 mil dari perbatasan Prancis dan Swiss.
Karena semangat kerasulannya yang tinggi, ia diangkat menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya, biarawan-biarawan Kluni di Burgundia. Ia berusaha mendorong mereka merombak aturan­aturan biara yang terlalu klerikal dan keras. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan rajin mengelilingi seluruh wilayah diosesnya.
Pada Abad Pertengahan, peziarah-peziarah dari Prancis dan Jerman rajin datang ke Italia melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka mati kedinginan karena badai salju, atau karena ditangkap oleh para perampok di tengah jalan. Melihat kejadian-kejadian itu, maka pada abad kesembilan Bernardus berusaha mendirikan dua buah rumah penginapan di antara dua jalur jalan itu, tepatnya di gunung Jovis (Montjoux), yang sekarang dikenal dengan nama gunung Blanc. Dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah itu. Tetapi kemudian pada abad keduabelas, rumah-rumah itu runtuh diterpa badai salju. Sebagai gantinya, Bernardus mendirikan dua buah rumah penginapan baru, masing-masing terletak di dekat dua jalur jalan itu dengan sebuah biara berdiri di dekatnya. Kedua jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Besar dan Jalan Kecil Santo Bernardus. Untuk membina akhlak para petugas rumah penginapan dan anggota-anggota biarawan yang menghuni biara itu, Bernardus menerapkan aturan-aturan biara Santo Agustinus. Ia menerima pengakuan dan izinan khusus dari Sri Paus untuk membimbing para Novisnya dalam bidang karya pelayanan para wisatawan.
Karya mereka ini berkembang pesat dari hari ke hari didukung oleh seekor anjing pembantu. Tugas utama mereka ialah berusaha membantu para wisatawan dalam semua kesulitannya dengan makanan dan rumah penginapan, serta menguburkan orang-orang yang mati. Ketenaran karya pelayanan mereka ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk legenda. Kemurahan hati dan keramah-tamahan mereka menarik perhatian banyak orang, terutama keluarga-keluarga kaya. Keluarga-keluarga kaya ini menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan Bernardus dan kawan-kawannya. Legende tentang anjing pembantu Santo Bernardus masih berkembang hingga sekarang.
Setelah berkarya selama 40 tahun lamanya sebagai Vikaris Jenderal Bernardus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia. Sri Paus Innocentius XI (1676-1689) menggelari dia 'Kudu'" pada tahun 1681. Dan pada tahun 1923 oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939), Bernardus diangkat sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung.

Santo Germanus dari Paris, Pengaku Iman
Germanus atau Germain dikenal luas karena cinta kasihnya yang besar kepada orang-orang miskin dan gelandangan, dan karena kesederhanaan hidupnya. Ia lahir di Autun, Prancis pada tahun 496.
Setelah menjadi imam, ia diangkat menjadi abbas biara Santo Symphorianus, yang terletak tak jauh dari Autun. Di sini ia menjalani suatu kehidupan asketik yang keras dan giat membantu orang-orang miskin; kadang-kadang ia mangundang pengemis-pengemis untuk makan bersamanya di biara. Ketika Raja Prancis, Childebert I (511-558), menunjuk dia menjadi Uskup Paris, ia tidak mengubah kebiasaan hidupnya yang keras dan perhatiannya kepada orang-orang miskin dan gelandangan. Menyaksikan teladan hidup Germanus, Raja Childebert sendiri akhirnya menjadi dermawan: senang membantu orang miskin, membangun biara-biara dan gereja-gereja. Salah satu gereja yang terkenal ialah gereja Santo Germanus yang didirikannya sesudah kematian Germanus.
Salah satu usaha utama Germanus ialah mendesak penghayatan cara hidup Kristen yang lebih baik di kalangan kaum bangsawan Prancis. Ia tidak henti-hentinya mengutuk orang-orang yang bejat cara hidupnya dan tidak tanggung-tanggung mengekskomunikasikan Charibert, Raja Frank yang hidupnya penuh dosa. Germanus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 576.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-27 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Senin, 27 Mei 2024

PF S. Agustinus dari Canterbury, Uskup



Bacaan Pertama
1Ptr 1:3-9

"Sekalipun kalian tidak melihat Kristus, namun kalian mengasihi-Nya. 
Kalian percaya dan bergembira karena sukacita yang tak terkatakan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara,
terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus!
Berkat rahmat-Nya yang besar
kita telah dilahirkan kembali
oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.
Kita lahir untuk hidup penuh harapan
dan untuk memperoleh suatu warisan yang tidak dapat binasa,
yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu,
yang tersimpan di surga bagi kalian.
Kuasa Allah telah memelihara kalian karena iman
sementara kalian menantikan keselamatan yang telah tersedia
yang akan dinyatakan pada zaman akhir.

Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kalian harus berdukacita sejenak,
oleh berbagai-bagai pencobaan.
Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan
kemurnian imanmu kalian yang jauh lebih tinggi nilainya
dari pada emas yang fana,
yang diuji kemurniannya dengan api
sehingga kalian memperoleh puji-pujian,
kemuliaan dan kehormatan
pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Sekalipun kalian belum pernah melihat Dia,
namun kalian mengasihi-Nya.
Kalian percaya kepada Dia,
sekalipun kalian sekarang tidak melihat-Nya.
Kalian bergembira
karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
karena kalian telah mencapai tujuan iman,
yaitu keselamatan jiwa kalian.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 111:1-2.5-6.9.10c,R:5b

Refren: Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,
dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat.
Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan,
layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

*Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki,
selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya,
dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.

*Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya,
Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya;
kudus dan dahsyatlah nama-Nya!
Dia akan disanjung sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
2Kor 8:9

Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 10:17-27

"Juallah apa yang kau miliki, dan ikutlah Aku."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya.
Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia
dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya,
"Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Yesus berkata kepadanya, "Mengapa kaukatakan Aku baik?
Tak seorang pun yang baik selain Allah!
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah:
Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu!"

Kata orang itu kepada Yesus,
"Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya,
lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu:
Pergilah, juallah apa yang kaumiliki,
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin.
Maka engkau akan memperoleh harta di surga.
Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku."

Mendengar perkataan Yesus,
orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyaklah hartanya.
Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya
dan berkata kepada mereka,
"Alangkah sukarnya
orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu.
Tetapi Yesus menyambung lagi,
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum
dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Para murid semakin gempar
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata,
"Bagi manusia hal itu tidak mungkin,
tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sedih juga ketika membaca apa yang dikatakan Yesus pada Bacaan Injil hari ini, "Tak seorang pun yang baik selain Allah!"
Waduh, selain Allah tidak ada yang baik?
Artinya saya dan orang lain juga tidak baik?
Saya berharap membacanya seperti ini, ""Tak seorang pun yang baik selain yang berasal Allah!"
Setidaknya masih ada kesempatan bagi saya untuk menjadi baik.
Tetapi saya menjadi terhibur karena jawaban Yesus ini,  "Mengapa kaukatakan Aku baik? "

Nampaknya Yesus ingin menyampaikan bahwa baik menurut kacamata dunia masih belum cukup.
Tidak membunuh, tidak bezinah, tidak mencuri, tidak berbohong, tidak merampas hak orang lain, atau menghormati orangtua, belum cukup untuk menjadikan diri kita baik.
Kita mesti menggunakan ukuran dan takaran yang telah ditentukan Allah, bukan yang ditentukan oleh manusia.

Kita baru dapat dikatakan baik menurut kacamata Allah kalau kita mengasihi Allah dan sesama manusia, berbuat baik kepada setiap orang yang baik mau pun yang jahat, mengampuni orang yang bersalah kepada kita, serta rela berkorban demi Allah dan orang lain, termasuk menjual seluruh harta milik kita dan membagi-bagikannya kepada orang lain yang lebih memerlukan.
"Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Jika kita masih saja berpikiran yang sama seperti para murid Yesus itu, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" maka kita akan menjadi pesimis dan bahkan skeptis, lalu tak lagi meyakini bahwa bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin.
Padahal sudah ada banyak sekali contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang kaya yang dermawan dan selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan, hartanya tak habis-habis tuh, bahkan semakin bertambah-tambah saja.
Rupanya benarlah apa yang dikatakan Yesus, "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."     [Mat 25:29]

Sementara ada orang kaya lainnya, yang juga berderma tetapi dengan memanggil wartawan supaya diberitakan, minta diumumkan di gereja saat misa, atau minta namanya dicantumkan dalam buku, dan akan marah kalau namanya tak disebut dalam ucapan terimakasih saat sambutan.
Orang seperti ini dinilai baik menurut ukuran dunia, tetapi tidak menurut ukuran Allah, karena ia sedang menolong dirinya sendiri memenuhi kehausannya akan kemuliaan atau kehormatan diri, sementara menurut ukuran Allah, siapa yang mau melayani dan menjadi seperti anak kecil maka dialah yang terbesar di dalam kerajaan Surga.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus dari Canterbury, Uskup dan Pengaku Iman
Agustinus dikenal sebagai Uskup Agung dari Canterbury, Inggris. Kehidupan masa mudanya, demikian juga masa kecilnya, tidak diketahui dengan pastl, kecuali bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berkebangsaan Roma.
Ia masuk biara Benediktin Santo Andreas yang didirikan oleh Gregorius Agung. Oleh Paus Gregorius ini, Agustinus bersama 39 orang temannya diutus ke Inggris untuk mempertobatkan orang-orang Inggris yang masih kafir. la menjadi pemimpin rombongan itu. Di antara rekan­rekannya, Agustinus dikenal sebagai Ahli Kitab Suci dan berjiwa rasul. Perjalanan dari Roma ke Inggris cukup melelahkan, bahkan menakutkan mereka karena banyak cerita ngeri yang beredar tentang orang-orang Inggris yang menjadi sasaran karya misi mereka. Sebagai pemimpin rombongan, Agustinus berusaha meneguhkan kawan-kawannya.
Melihat ketakutan yang semakin besar itu, Agustinus memutuskan untuk kembali ke Roma guna mendiskusikan dengan Paus Gregorius tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dengan iman dan semangat yang baru, Agustinus kembali menemui kawan-kawannya sambil membawa surat kuasa dari Sri Paus. Surat kuasa dan doa Sri Paus Gregorius membuat mereka berani lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Inggris. Mereka melewatkan musim dingin di Paris, lalu melanjutkan perjalanan pada musim semi tahun 597. Mereka mendarat di Thanet, dan dari sini mereka menantikan izinan dari raja untuk memasuki Irrggris. Beberapa orang juru bahasa diutus menghadap raja Ethelbert. Beberapa hari kemudian, raja Ethelbert sendiri datang menemui para rahib itu. Ia memberikan jaminan keselamatan kepada Agustinus dan kawan-kawannya sehingga mereka tidak mengalami banyak hambatan dalam tugasnya.
Para rahib berarak menemui raja dengan membawa sebuah Salib Suci dan gambar Yesus sambil bernyanyi sehingga arakan itu terasa khidmat dan mengesankan. Oleh raja mereka diizinkan mewartakan Injil dan menetap di ibukota Inggris, Canterbury. Rejeki hidup harian mereka pun dijamin oleh raja. Mereka mulai menjalankan aturan hidup biara Benediktin seperti biasa sambil mewartakan Injil dan mengajar agama. Teladan hidup mereka yang saleh menarik hati penduduk. Raja sendiri dan beberapa pembantunya minta diajari agama dan akhirnya dibaptis pada Pesta Pentekosta.
Pada hari raya Natal 597 lebih dari 10.000 orang Anglosakson dipermandikan. Hasil ini sangat menggembirakan hati para misionaris Benediktin itu. Peristiwa itu diberitakan kepada Sri Paus Gregorius Agung. Sri Paus membalas surat Agustinus dan kawan-kawannya sambil mengajak mereka agar tetap rendah hati: "Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala kesombongan yang mungkin timbul dalam hatimu".
Sebagai Uskup Agung Canterbury, Agustinus sungguh berjasa bagi Gereja Katolik Inggris. Ia adalah perintis Gereja di sana. Ia membuka dua keuskupan lagi di Inggris, tetapi tidak dapat mempersatukan umat Britania yang telah lama menjadi Kristen itu. Tetapi sebagai perintis, ia sangat berjasa untuk menghantar orang-orang Anglosakson kepada pengenalam akan Kristus dan InjilNya.
Pada tanggal 26 Mei 604, Agustinus meninggal dunia dan dimakamkan di luar tembok kota Canterbury, dekat sebuah gereja baru yang dibangunnya.


Santo Yulius, Martir
Veteran Romawi ini menjalani dinas militer selama 27 tahun. Ia ditangkap karena memeluk agama Kristen. Bersama dengan Santo Valensio dan Santo Hesikius, ia dipenjarakan di Silistria, Rumania sampai dijatuhi hukurnan pancung karena tak mau menyembah berhala.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/