Liturgia Verbi 2025-07-18 Jumat.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Jumat, 18 Juli 2025



Bacaan Pertama
Kel 11:10-12:14

"Hendaknya kalian menyembelih anak domba pada waktu senja.
Apabila Aku melihat darah, maka aku akan melewati kalian."

Pembacaan dari Kitab keluaran:

Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat di depan Firaun.
Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun,
sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir.

Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir,
"Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu,
bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Katakanlah kepada segenap jemaat Israel,
'Pada tanggal sepuluh bulan ini
hendaklah diambil seekor anak domba
oleh masing-masing menurut kaum keluarga,
seekor untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya
untuk menghabiskan seekor anak domba,
maka hendaklah ia bersama-sama dengan tetangga yang terdekat
mengambil seekor menurut jumlah jiwa;
tentang anak domba itu
kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.

Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun,
boleh domba, boleh kambing.
Anak domba itu harus kalian kurung
sampai tanggal empat belas bulan ini.
Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya
pada senja hari.
Dan darahnya harus diambil sedikit
dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah
tempat orang makan anak domba itu.

Pada malam itu juga
mereka harus makan dagingnya yang dipanggang;
daging panggang itu harus mereka makan
dengan roti tak beragi dan sayuran pahit.
Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air;
tetapi hanya dipanggang di api,
lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya.
Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi.
Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api.
Beginilah kalian memakannya:
pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu.
Hendaklah kalian memakannya cepat-cepat.
Itulah Paskah bagi Tuhan.

Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir,
membunuh semua anak sulung,
baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan,
dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman,
Akulah, Tuhan.
Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu
pada rumah-rumah tempat kalian tinggal.
Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian.
Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian
pada saat Aku menghukum negeri Mesir.
Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu
dan kamu harus rayakan
sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun.
Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan
untuk selama-lamanya.'

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18,R:13

Refren: Aku akan mengangkat piala keselamatan
dan menyerukan nama Tuhan.

*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebaikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepas belengguku!

*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan;
aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.



Bacaan Injil
Mat  12:1-8

"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari Sabat,
Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum.
Karena lapar
murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.

Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus,
"Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

Tetapi Yesus menjawab,
"Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan para pengikutnya lapar?
Ia masuk ke dalam bait Allah,
dan mereka semua makan roti sajian
yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam.
Atau tidakkah kalian baca dalam kitab Taurat,
bahwa pada hari-hari Sabat,
imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah,
namun tidak bersalah?
Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah.

Seandainya kalian memahami maksud sabda ini,
'Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,'
tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah.
Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merenungkan Injil Tuhan tentang murid-murid Yesus yang dituduh melanggar hari Sabat karena memetik gandum dan memakannya. Orang-orang Farisi mempermasalahkan hal itu karena dilakukan pada hari Sabat, hari yang bagi mereka penuh aturan ketat.

Memang, sejak zaman Musa, hari Sabat ditetapkan sebagai hari perhentian dan perayaan untuk Tuhan, seperti tertulis dalam [Im 23:3]: *"Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh… janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi Tuhan di segala tempat kediamanmu."*

Namun, seiring waktu, ketentuan tentang hari Sabat bertambah banyak dan kaku. Ada 39 larangan pekerjaan, bahkan hal-hal sederhana pun bisa dianggap pelanggaran. Akibatnya, orang lupa bahwa inti dari Sabat adalah untuk memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi manusia.

Yesus menegur orang Farisi dengan mengingatkan bagaimana Daud makan roti sajian yang hanya boleh dimakan para imam ketika ia dan pengikutnya lapar. Yesus juga berkata bahwa para imam bekerja di Bait Allah pada hari Sabat tanpa dianggap bersalah. Semua ini menunjukkan bahwa hukum Sabat bukanlah beban, tetapi sarana untuk manusia mendekat kepada Allah.

Dalam [Yes 38:1-8], kita melihat bahwa hidup manusia ada dalam kuasa Tuhan. Nabi Yesaya menyampaikan firman yang memulihkan Raja Hizkia dari sakitnya, sebagai tanda kasih Tuhan yang lebih besar daripada segala ketentuan lahiriah.

Yesus menutup pengajaran-Nya dengan tegas: *"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."* Artinya, Yesus memiliki otoritas penuh atas Sabat karena Dialah sumber hidup dan keselamatan kita. Hari Sabat bukan tentang aturan mati, melainkan tentang perjumpaan dengan Tuhan yang hidup. Maka, marilah kita menjadikan setiap hari sebagai kesempatan memuliakan Allah, sambil mengingat bahwa keselamatan hanya ada pada Dia, Sang Tuhan atas hari Sabat.



Peringatan Orang Kudus
Santo Frederik dari Utrecht, Uskup dan Martir
Frederik lahir di Frisia, Nederland. Hari kelahirannya tidak diketahui pasti. Pendidikannya berlangsung di Utrecht hingga ia ditahbiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, Frederik ditempatkan di Utrecht dengan tugas untuk rnempertobatkan orang-orang di kota itu.
Keberhasilan karyanya di Utrecht menghantarnya ke atas takhta keuskupan Utrecht. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Utrecht pada tahun 825. Sebagai Uskup, Frederik berusaha menata keuskupannya dengan sebaik-baiknya dan melayani kepentingan umatnya. Ia juga mengirim banyak misionaris ke wilayah bagian utara untuk mewartakan Injil diantara orang-orang kafir yang ada di sana.
Usaha-usahanya untuk mengkristenkan orang-orang kafir membawanya kepada kematian sebagai martir di Maastricht, Nederland pada tanggal l8 Juli 838. Ada dua alasan yang dikemukakan sebagai dasar pembunuhan atas diri Frederik. Alasan pertama ialah karena Frederik mencela, kebrengsekan hidup moral Judith, permaisuri Kaisar Louis Debonair (814-840). Yudith tidak menerima baik celaan itu dan segera memerintahkan pembunuhan atas Frederik. Alasan lain ialah karena usaha-usaha Frederik untuk mengkristenkan penduduk Walcheren, di wilayah barat daya Nederland, yang masih kafir dan liar, tidak diterima oleh mereka. Karena itu penduduk Walcheren berusaha mencari kesempatan untuk menghabiskan nyawa Frederik. Menurut tradisi, Frederik dibunuh setelah ia merayakan Kurban Misa di Maastricht, Nederland.

Santa Simforosa bersama Putra-putranya, Martir
Pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus (abad ke-2) terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Di antara orang-orang itu terdapat ibu Simforosa bersama putra-putranya: Kresensius, Yulianus, Nemesius, Primitivus, Yustinus, Stakteus dan Eugenius. Ibu Simforosa lebih dahulu ditangkap dan ditenggelamkan di dalam sungai setelah dianiaya secara kejam. Beberapa hari kemudian, ketujuh putranya itu pun ditangkap, lalu dianiaya dan dibunuh karena mengakui diri sebagai orang Kristen dan tidak sudi membawa korban kepada dewa-dewi kafir.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-17 Kamis.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Kamis, 17 Juli 2025



Bacaan Pertama
Kel 3:13-20

"'Sang Aku' telah mengutus aku kepadamu."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu Musa mendengar sabda Tuhan
dari tengah semak duri bernyala,
berkatalah ia kepada Allah,
"Apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka,
'Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu'
dan mereka berkata, 'Siapakah nama-Nya?'
apa yang harus kukatakan kepada mereka?"

Sabda Tuhan kepada Musa, "Aku adalah 'Sang Aku'."
Lalu dilanjutkan, "Katakanlah begini kepada orang Israel,
'Sang Aku' telah mengutus aku kepadamu."
Sabda Allah pula kepada Musa,
"Katakanlah ini kepada orang Israel,
'Tuhan, Allah nenek moyangmu,
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub,
telah mengutus aku kepadamu,'
itulah nama-Ku untuk selamanya
dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel
dan katakanlah kepada mereka,
'Tuhan, Allah nenek moyangmu,
Allah Abraham, Ishak dan Yakub,
telah menampakkan diri kepadaku, serta bersabda,
Aku sudah mengindahkan kalian,
dan juga apa yang dilakukan di Mesir terhadapmu.
Maka Aku telah bersabda,
Aku akan menuntun kalian keluar dari kesengsaraan di Mesir
menuju negeri orang Kanaan,
orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus,
ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Setelah mereka mendengarkan perkataanmu,
maka engkau bersama para tua-tua Israel
harus menghadap raja Mesir.
Kalian harus berkata kepadanya,
'Tuhan, Allah orang Ibrani, telah menemui kami.
Oleh sebab itu izinkanlah kiranya
kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya
untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah kami.'

Tetapi Aku tahu,
bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi,
kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.
Maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku
dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib,
yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya.
sesudah itu raja Mesir akan membiarkan kalian pergi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27,R:8a

Refren: Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

*Tuhan membuat umat-Nya sangat subur,
dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya.
Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya,
untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.

*Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya,
dan Harun yang telah dipilih-Nya;
mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan,
dan mujizat-mujizat di tanah Ham.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat.
Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat  11:28-30

"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus,
"Datanglah kepada-Ku,
kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat.
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Maka hatimu akan mendapat ketenangan.
Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Ibu Erna Kusuma untuk Daily Fresh Juice.

*Undangan Untuk yang Letih dan Berbeban Berat*

Mat  11:28-30
Oleh Erna Kusuma
________________________________________

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Hidup ini sering kali terasa seperti perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan.
Ada kalanya kita merasa kuat, tetapi ada juga saat-saat di mana kita begitu letih, seolah tidak sanggup lagi melangkah.
Di saat-saat seperti inilah kita membutuhkan suara lembut yang memanggil,
dan mengundang kita untuk beristirahat dan mendapatkan kekuatan baru.
Mari kita membuka hati kita untuk mendengarkan sabda Tuhan hari ini,
yang diambil dari Injil Matius Bab 11, Ayat 28 sampai 30.


Inilah Injil Suci menurut Matius:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

________________________________________

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Yesus berkata:
"Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat.
Aku akan memberi kelegaan kepadamu." [Mat 11:28].
Undangan ini begitu sederhana tetapi sangat dalam.
Yesus memanggil kita yang sedang lelah,
yang sedang memikul beban hidup yang berat.
Undangan ini bukan untuk mereka yang sedang bersukacita tanpa beban,
bukan untuk mereka yang hidupnya sedang lancar-lancar saja.
Ini undangan khusus bagi kita yang sedang tertatih,
yang mungkin sedang menangis dalam hati,
yang mungkin tidak tahu lagi harus melangkah ke mana.

Kita semua pasti pernah merasakan letih lesu itu.
Ada hari-hari ketika masalah terasa menumpuk:
anak-anak dengan pergumulan mereka masing-masing,
pekerjaan yang menuntut banyak energi,
relasi yang terasa dingin, beban keuangan yang menghimpit,
atau bahkan pergumulan batin yang tak bisa kita ceritakan kepada siapa pun.
Bahkan mereka yang tampak kuat dan tegar
ternyata memikul beban berat di hatinya.
Tubuh terasa lelah, pikiran dipenuhi kekhawatiran, dan hati pun ikut berat.

Dalam kondisi seperti ini, undangan Yesus terasa begitu menguatkan: "Datanglah kepada-Ku..."
Ia tidak mengundang kita untuk menyelesaikan semua masalah kita,
tetapi untuk memikul kuk bersama-Nya, sehingga kita pun memperoleh kelegaan.
Kelegaan dari Yesus bukan berarti semua masalah kita tiba-tiba lenyap.
Kelegaan itu adalah damai sejahtera dalam hati,
ketenangan jiwa karena kita tahu ada tangan-Nya yang menopang kita.
Kelegaan itu adalah kemampuan untuk tetap berdiri teguh
walaupun badai kehidupan datang.
Ini bukan kelegaan yang bersifat fisik semata,
tetapi sebuah rasa ringan yang lahir dari penyerahan total kepada Allah.

Saat kita berserah kepada-Nya, kita menemukan bahwa kita tidak berjalan sendiri.
Yesus juga berkata: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Mari kita renungkan lebih dalam.
Di zaman Yesus, kuk adalah alat kayu yang dipasang di pundak dua ekor lembu
untuk membajak ladang.
Kuk itu membuat dua lembu berjalan bersama dalam irama yang sama.
Yesus mengundang kita untuk memikul kuk bersama-Nya,
artinya Dia mengajak kita berjalan bersama-Nya,
memikul beban kehidupan ini seiring bersama-Nya, bukan kita sendirian.
Kuk itu melegakan walau tetap masih ada beban, Yesus yang memikul bagian terberatnya, bagian yang tak sanggup kita pikul sendiri.
Kita diikat dengan-Nya,
dan Dia menuntun kita supaya langkah kita ringan dan terarah.

Saya teringat kisah seorang ayah muda
yang beberapa waktu lalu kehilangan pekerjaannya.
Ia menjadi sangat gelisah karena harus menanggung biaya rumah tangga,
cicilan rumah, dan pendidikan anak-anaknya.
Setiap hari ia merasa memikul beban yang sangat berat,
seakan dunia runtuh di pundaknya.
Suatu malam, ketika anak-anak sudah tidur,
ia berlutut di ruang tamu dan menangis dalam doa:
"Tuhan, aku tidak sanggup lagi.
Kalau Engkau mau, tolong ajari aku memikul beban ini bersama-Mu."

Keesokan harinya, ia tidak mendapati solusi instan.
Masalahnya tidak hilang begitu saja.
Tetapi ada sesuatu yang berubah di dalam hatinya.
Ia merasakan ketenangan yang belum pernah ia alami sebelumnya.
Ia mulai menjalani hari-harinya dengan lebih tenang, mengatur prioritas,
dan berusaha meningkatkan penghasilannya, walau perlahan.
Ia tetap membawa semua kekhawatirannya kepada Tuhan dalam doa.
Beberapa minggu kemudian,
ia diterima di pekerjaan baru yang lebih baik.

Ketika ditanya apa rahasianya bisa tetap kuat di masa sulit itu,
ia hanya tersenyum dan berkata:
"Saya belajar memikul kuk Yesus.
Waktu saya menyerahkan semua pada-Nya,
saya merasa tidak lagi berjalan sendirian.
Beban itu tetap ada, tapi rasanya lebih ringan."

Ya, bersama Yesus kita tidak lagi sendirian.
Beban yang awalnya terasa menghimpit akan terasa lebih ringan
karena kekuatan-Nya menopang kita.
Yesus pun menggambarkan diri-Nya
sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Lemah lembut berarti penuh kesabaran, tidak cepat marah,
tidak memaksakan kehendak-Nya.
Rendah hati berarti tidak meninggikan diri,
melainkan merendahkan diri-Nya untuk melayani kita.
Dalam kelemah-lembutan-Nya, Dia memulihkan kita yang rapuh.
Dalam kerendahan hati-Nya, Dia datang mendekat dan tidak pernah menghakimi.
Ketika kita belajar menjadi lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus,
kita akan lebih mudah menerima setiap keadaan hidup dengan hati yang damai, tanpa memberontak atau mengeluh.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
bagaimana kita boleh merespons undangan Yesus ini?
Pertama, kita perlu berani datang kepada-Nya dengan segala keberadaan kita,
tanpa topeng, tanpa pura-pura kuat.
Akui kelemahan kita di hadapan-Nya,
curahkan semua yang ada di hati kita dalam doa.
Kedua, serahkan beban kita kepada-Nya dan izinkan Dia menuntun langkah kita.
Ketiga, berjalanlah bersama Yesus setiap hari, bukan hanya saat masalah datang.
Ini berarti hidup dalam doa, mendengartkan Sabda-Nya,
dan mengandalkan-Nya dalam segala situasi.

Yesus tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah,
tetapi Dia menjanjikan bahwa kita tidak harus memikulnya seorang diri.
Dia menawarkan damai sejahtera yang dunia tidak bisa berikan.
Mari kita datang kepada-Nya hari ini juga,
dan rasakan sendiri kelegaan yang hanya bisa ditemukan dalam pelukan kasih-Nya.
Amin.
________________________________________

Mari kita berdoa:

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Tuhan Yesus yang penuh kasih,
terima kasih atas undangan-Mu untuk datang kepada-Mu.
Ajarilah kami untuk memikul kuk bersama-Mu,
agar hidup kami menjadi ringan dan hati kami penuh damai.
Kami serahkan seluruh beban hidup kami ke dalam tangan-Mu.
Bimbinglah langkah kami setiap hari agar selalu berjalan seiring dengan-Mu.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa lagi bulan depan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Alexis, Pengaku lman
Putera bangsawan kelahiran Roma ini menghabiskan 17 tahun hidupnya di Edessa, negeri Syria. Diceritakan bahwa Alexis kabur dari rumah orang-tuanya pada hari-hari menjelang perkawinannya, karena dipaksa menikahi seorang gadis pilihan orangtuanya. Tetapi sesungguhnya ia menghilang dari rumah karena dorongan keinginannya untuk mengabdikan dirinya semata-mata pada Tuhan.
Ayahnya, seorang bangsawan kaya yang mempunyai banyak hamba dan pelayan. Namun bagi Alexis, semua harta kekayaan itu tidak memberikan kebahagiaan yang lestari. Karena itu ia meninggalkan rumah orang-tuanya dan mencari kebahagiaan yang langgeng dengan menjadi seorang pertapa dan pengemis di Edessa. Sebagai pengemis, Alexis biasanya meminta-minta di gerbang gereja Santa Maria di Edessa. Sebagai pertapa ia tekun berdoa dan bermatiraga. Tubuhnya yang dahulu kekar, kini tinggal tulang membungkus kulit.  Salah satu doa yang biasa diucapkannya ialah "Aku bersyukur kepadaMu ya Allah, karena Engkau telah memanggil aku dan meluluhkan hati banyak orang untuk memberikan aku sedekah, karena namaMu. Selesaikanlah dalam diriku pekerjaan luhur yang telah Kaumulai".
Setelah lama tinggal di Edessa, Alexis kembali ke Roma. la kembali ke rumah orangtuanya sebagai pengemis di istana bapanya. Namun semua anggota keluarganya sudah tidak mengenalnya lagi karena kondisi tubuhnya yang kurus kering. Setelah Alexis meninggal dunia, barulah saudara-saudarinya mengetahui dia dari sepucuk surat yang ditinggalkannya kepada mereka.

Yuli Postel, Pengaku Iman
Yuli lahir pada tahun 1756. Ia dikenal sebagai seorang kepala sekolah di Normandia. Selama Revolusi Prancis, Yuli menjadi sebagai pusat "Gereja di bawah tanah" karena imam-imam yang setia kepada Sri Paus dilarang memimpin umat. Selama itu, Yuli membagikan komuni kudus kepada orang-orang sakit dan meneguhkan iman umat. Ketika berumur 51 tahun, ia mengumpulkan wanita-wanita lainnya untuk membantu dia menyelenggarakan sekolah Katolik.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-16 Rabu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Rabu, 16 Juli 2025

PF S.P. Maria di Gunung Karmel



Bacaan Pertama
Kel 3:1-6.9-12

"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Di tanah Midian
Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian.
Sekali peristiwa
Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun,
dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb.
Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya
dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala,
tetapi tidak dimakan api.

Musa berkata, "Baiklah aku menyimpang ke sana,
untuk menyelidiki penglihatan hebat itu.
Mengapakah semak duri itu tidak terbakar?"
Ketika dilihat Tuhan
bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya,
berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya,
"Musa, Musa!"
Musa menjawab, "Ya, Allah!"
Lalu Tuhan bersabda, "Jangan mendekat!
Tanggalkanlah kasutmu dari kaki,
sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus."
Tuhan bersabda lagi, "Akulah Allah ayahmu,
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."
Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

Lalu Tuhan bersabda,
"Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku.
Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
Maka sekarang pergilah!
Aku mengutus engkau kepada Firaun
untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Tetapi Musa berkata kepada Allah,
"Siapakah aku ini,
maka aku harus menghadap Firaun
dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
Lalu Tuhan bersabda, "Bukankah Aku akan menyertai engkau?
Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:
Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir,
maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 103:1-2.3-4.6-7,R:8a

Refren: Tuhan itu pengasih dan penyayang.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,
yang menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tuhan menjalankan keadilan dan hukum
bagi segala orang yang diperas.
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,
dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya
kepada orang Israel.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Mat  11:25-27

"Yang kau sembunyikan kepada kaum cerdik pandai,
kau nyatakan kepada orang kecil"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa berkatalah Yesus,
"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi!
Sebab semuanya itu
Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,
tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.
Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu.

Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku,
dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa,
dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak,
serta orang-orang
yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sebetulnya saya sering kurang nyaman ketika ada orang berkata,
"Sudah… disyukuri saja… ada orang lain yang nasibnya lebih buruk."
Bersyukur kok seperti keterpaksaan? Apakah bersyukur berarti kita tidak boleh berharap?
Apakah kita tidak melihat kebaikan Allah, sehingga merasa tak perlu berterima kasih kepada-Nya?

Bersyukur sejatinya adalah ungkapan terima kasih kepada Tuhan yang lahir dari hati yang tulus.
Ia muncul ketika kita menyadari kasih-Nya yang bekerja dalam hidup kita—saat terhindar dari bahaya, sembuh dari sakit, atau saat hal-hal kecil yang melegakan hati terjadi.

Yesus dalam Injil hari ini memberi teladan.
Ia bersyukur kepada Bapa karena dua hal:
pertama, karena misteri Kerajaan Surga dinyatakan kepada orang-orang kecil, bukan kepada mereka yang merasa diri hebat.
Kedua, karena Bapa menyerahkan kepada-Nya kuasa untuk memperkenalkan siapa yang boleh mengenal Bapa.

Kita, saudara-saudari terkasih, adalah orang-orang yang Yesus pilih untuk mengenal Allah Bapa.
Bukankah ini alasan besar untuk bersyukur?

Namun, sering kali kita lupa berterima kasih, bahkan kepada sesama.
Kadang kita ingin mengucapkan syukur, tapi lidah tak tergerak.
Sebaliknya, saat kita yang berbuat baik, kita kecewa kalau orang lain tak berterima kasih kepada kita.
Allah Bapa tidak seperti itu.
Ia tidak pernah berhenti berbuat baik, bahkan ketika kita lupa bersyukur.

Yesus pernah menceritakan tentang dua orang yang berdoa di Bait Allah:
orang Farisi yang merasa dirinya benar dan pemungut cukai yang hanya berkata,
"Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Yesus menegaskan bahwa pemungut cukai itu pulang ke rumah sebagai orang yang dibenarkan Allah.
Syukur yang sejati bukanlah tentang meninggikan diri, tapi tentang menyadari kebaikan Allah dan rendah hati di hadapan-Nya.

Puncak syukur kita adalah Ekaristi.
Rasul Paulus berkata:
"Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?"
Di sinilah kita bersama-sama mengungkapkan syukur, bukan hanya dalam hati tetapi juga dengan kata-kata, agar orang lain pun dikuatkan.

Mari kita belajar untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan,
memuji nama-Nya, dan menceritakan kebaikan-Nya kepada dunia.
Sebab Tuhan itu baik, dan kasih setia-Nya kekal selama-lamanya.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel
Tarekat Karmel didirikan kira-kira pada tahun 1155 oleh Bertold dari Kalabria. Sebelumnya Bertold sudah mendirikan sebuah kapel kecil di atas gunung Karmel. Di sana diadakan ibadat khusus untuk menghormati Santa Perawan Maria.
Pada masa itu pun sudah ada sebuah pertapaan di sana. Anggota­anggotanya melanjutkan tradisi yang berpangkal pada praktek Nabi Elias dan murid-muridnya.
Bertold menetap di gunung Karmel dan bersama dengan rekan-rekannya menyatukan diri dalam suatu perkumpulan yang merupakan biara Santa Perawan Maria. Di bawah lindungan Bunda Maria, Ordo Karmel sudah merambat ke Barat sampai ke Inggris. Ordo ini kemudian disyahkan oleh Sri Paus pada tahun 1245.

Santa Reinildis, Martir
Reinildis dikenal sebagai seorang martir abad ke-7. Ibunya Amalberga dan saudarinya Gudula dihormati juga sebagai orang kudus. Reinildis menggunakan seluruh warisannya untuk mendirikan biara. Kecuali itu, ia pun suka beramal dan kemudian mati dibunuh ketika sedang berdoa di gereja Saintes, Belanda.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-15 Selasa.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Selasa, 15 Juli 2025

PW S. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kel 2:1-15a

"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air.
Ketika Musa telah dewasa, ia mendapatkan saudara-saudaranya."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu umat Israel ditindas di Mesir
ada seorang pria dari suku Lewi
yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama.
Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ia melihat bahwa anak itu tampan;
maka disembunyikannya tiga bulan lamanya.
Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi.
Maka diambilnya sebuah peti pandan
dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter.
Lalu diletakkan bayi itu di dalamnya
dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil.
Kakaknya perempuan
berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat,
apakah yang akan terjadi dengan bayi itu.

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil,
sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai.
Maka terlihatlah oleh Puteri Firaun
peti di tengah-tengah teberau itu.
Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya.
Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis.
Maka ibalah hatinya dan ia berkata,
"Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun,
"Maukah Tuan Puteri
agar kupanggilkah seorang inang penyusu dari kaum Ibrani
untuk menyusui bayi itu bagi tuan puteri?"
Sahut puteri Firaun kepadanya, "Baiklah!"
Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu,
"Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku,
maka aku akan memberi upah kepadamu."

Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia.
Ketika anak itu sudah besar,
ibunya membawa dia kepada puteri Firaun dan diberi nama Musa,
sebab katanya, "Aku telah menarik dia dari air."
Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa,
ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya
untuk melihat kerja paksa mereka.
Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani,
seorang dari saudara-saudaranya itu.
Ia menoleh ke sana sini
dan ketika dilihatnya tidak ada orang,
dibunuhnya orang Mesir itu,
dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

Keesokan harinya Musa keluar lagi,
dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.
Ia bertanya kepada yang bersalah,
"Mengapa kaupukul temanmu itu?"
Jawab orang itu, "Siapakah yang mengangkat engkau
menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Apakah engkau bermaksud membunuh aku,
sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?"
Musa menjadi takut,
sebab pikirnya, "Tentulah peristiwa itu telah ketahuan."

Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu,
ia berikhtiar membunuh Musa.
Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun
dan tiba di tanah Midian.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 69:3.14.30-31.33-34,R:33

Refren: Hai orang-orang yang rendah hati,
carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

*Aku tenggelam ke rawa yang dalam,
tidak ada tempat bertumpu;
aku telah terperosok ke air yang dalam,
gelombang pasang menghanyutkan daku.

*Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,
aku memohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;
demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku
dengan pertolongan-Mu yang setia!

*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan,
keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.

*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah,
biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina orang-orang-Nya
yang ada dalam tahanan.



Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab

Hari ini janganlah bertegar hati,
tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.



Bacaan Injil
Mat  11:20-24

"Pada hari penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih  ringan daripada tanggunganmu."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mujizat.
Ia berkata, "Celakalah engkau, Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat
yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu,
pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
Tetapi Aku berkata kepadamu,
'Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.'

Dan engkau, Kapernaum,
apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?
Tidak!  Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat
yang telah terjadi di tengah-tengahmu,
kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
Maka Aku berkata kepadamu,
'Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Di zaman sekarang, kita hidup dalam kemudahan luar biasa untuk mengakses firman Tuhan. Setiap hari kita disuguhi kotbah-kotbah inspiratif di YouTube, Instagram, WhatsApp, dan berbagai platform digital lainnya. Tapi ironisnya, dunia kita tetap penuh dengan kekerasan, ketidakadilan, korupsi, dan kejahatan. Banyak orang hanya sekadar *"mengagumi firman"*, tetapi tidak sungguh-sungguh mengizinkan firman itu mengubah hidup mereka. Sama seperti kota-kota dalam Injil hari ini yang menyaksikan mukjizat Yesus, tetapi tidak bertobat.

Hari ini Yesus berkata:
*"Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, mereka sudah lama bertobat dan berkabung."* [Mat 11:21]
Dan tentang Kapernaum, Yesus bahkan berkata:
*"Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!"* [Mat 11:23]

Mengapa Yesus mengecam kota-kota ini?
Karena mereka telah melihat karya Allah yang besar, mendengar pengajaran Yesus secara langsung, namun hati mereka tetap beku dan tidak ada perubahan hidup. Kapernaum, tempat Yesus sering mengajar dan melakukan banyak mukjizat, ternyata gagal merespons dengan pertobatan sejati. Justru kota itu menjadi simbol sikap keras hati meskipun terang sudah diberikan begitu besar.

Bagaimana dengan kita? Apakah tanggungan kita juga berat?
Ya. Bahkan bisa lebih berat daripada Tirus, Sidon, atau Sodom. Kita hidup di zaman penuh fasilitas rohani: ada Alkitab dalam genggaman, Misa setiap hari, grup-grup doa, bahkan renungan-renungan online yang kita bisa dengarkan kapan saja. Namun semua itu tidak akan berarti jika hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Semakin banyak terang yang kita terima, semakin besar pula tanggung jawab kita di hadapan Allah.

Hari ini banyak orang gemar *"menonton kotbah"* seperti menonton film: hanya untuk hiburan rohani sesaat. Mereka berkata, "Wah kotbahnya bagus sekali," tetapi setelah itu tidak ada perubahan sikap. Firman Tuhan diperlakukan seperti tontonan viral—di-*like*, di-*share*, tapi tidak pernah dijalankan. Inilah bahaya besar yang membuat kita bisa menjadi *"Kapernaum zaman modern"*.

Bacaan pertama bercerita tentang Musa yang diselamatkan Allah sejak bayi. Itu bukan kebetulan. Tuhan menyelamatkan Musa untuk sebuah misi: membebaskan umat-Nya. Kita pun dipanggil dan diselamatkan oleh Kristus bukan untuk hidup sesuka hati, tetapi untuk menjalankan panggilan sebagai saksi-Nya di dunia.

Mari kita bertanya: "Sudahkah aku membiarkan firman Tuhan mengubah hidupku? Ataukah aku seperti kota-kota yang hanya mengagumi karya Yesus tetapi tetap keras hati?"
Semoga kita tidak menjadi *Kapernaum kedua*, tetapi sungguh bertobat dan kembali kepada Allah selagi masih ada waktu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
Bonaventura lahir sekitar tahun 1218 di Bagnoreggio, Italia Tengah. Konon, sewaktu masih kecil ia jatuh sakit berat. Ibunya menggendongnya pergi menemui santo Fransiskus Asisi. Pada saat pertemuan itu Fransiskus Asisi meramalkan terjadinya hal-hal besar pada anak itu kelak. Fransiskus memberikan berkatnya dan berseru: "O bonaventura", artinya: "Betapa baik kejadian ini". Dan kata-kata ini kemudian diabadikan sebagai nama anak itu.
Ketika meningkat dewasa, Bonaventura masuk Ordo Saudara-saudara Dina Fransiskan. la dikirim ke Paris untuk belajar filsafat dan teologi di Universitas Paris. Baginya, belajar berarti berdoa sehingga terus­menerus merenung. Kalau orang bertanya dari mana ia mendapatkan kepandaiannya, ia menunjuk salib Yesus: "Dari Dia! Saya mempelajari Yesus yang disalibkan". Bonaventura terus memelihara kesegaran otak dan kesehatannya, agar dapat dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh demi mengabdi kepada pengetahuan suci.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Bonaventura senantiasa mengucurkan air matanya setiap kali ia naik ke atas altar, karena begitu mendalam rasa hormatnya akan peristiwa salib Yesus. Ia segera menjadi tenar sebagai mahaguru teologi di seluruh Universitas Paris; ia juga ditugaskan mengajar saudara-saudaranya seordo. Ketika berusia 35 tahun, ia diangkat menjadi pemimpin tertinggi Ordo Fransiskan. Para saudaranya sangat menghargai bimbingannya yang bijaksana, sehingga bersedia memilihnya kembali sebagai pemimpin mereka sebanyak sembilan kali. Selama kepemimpinannya, ia berjuang keras mengusahakan persatuan di antara para pengikut Fransiskus yang kadang-kadang cepat panas hati karena perbedaan paham dalam hal penghayatan kemiskinan. Ia juga menertibkan pelbagai kebiasaan salah yang sudah menyusup masuk ke dalam ordo Fransiskan.
Ia mengutus para saudaranya untuk mewartakan Yesus yang tersalib ke Afrika, India dan bahkan ke Mongolia. Dalam usia 52 tahun ia diangkat menjadi Kardinal. Tatkala sedang asyik mencuci piring, tiba­tiba utusan Paus membawa kepadanya lambang-lambang kekardinalan. Bonaventura mencuci terus. Topi kardinal digantungkan pada dahan pohon.
Pada tahun 1274, ia bersama dengan kawan kelasnya Santo Thomas Aquinas, menghadiri Konsili Lyon. Konsili ini untuk jangka waktu pendek berhasil menyatukan kembali Gereja Yunani dan Gereja Latin. Usaha keras Bonaventura mulai membawa hasil ketika ia sekonyong-konyong jatuh sakit.
Bonaventura yang bergelar doktor banyak menulis karya-karya yang sangat mendalam isinya. Beberapa ungkapan yang menjadi pedoman hidupnya: "Ketakutan akan Allah merintangi seseorang untuk menyukai hal-hal yang fana, yang mengandung benih-benih dosa"; "Kesombongan biasanya menggilakan manusia, karena ia diajar untuk meremehkan apa yang sangat berharga seperti rahmat dan keselamatan, dan menjunjung tinggi apa yang seharusnya dicela seperti kesia-siaan dan keserakahan ".
Bonaventura meninggal dunia pada tahun 1274 ketika menghadiri Konsili Lyon. la dikenal sangat berjasa dalam usaha mempersatukan kembali Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Latin Roma.

Santo Yakobus dari Nisiba, Uskup dan Pengaku Iman
Yakobus adalah orang kudus kenamaan di lingkungan Gereja Syria. Ia lahir di Propinsi Mesopotamia kira-kira pada pertengahan abad ketiga. Tuhan menganugerahkan kepadanya akal budi yang cerdas, tabiat yang baik dan kehendak yang kuat untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya yang cemerlang itu.
Setelah menyelesaikan studinya, ia mengambil keputusan untuk mengasingkan dirinya dari dunia ramai dan hidup menyendiri di suatu tempat sepi. Tujuannya ialah untuk mempersiapkan dirinya bagi hidup selanjutnya di tengah-tengah masyarakat.  Selama itu ia banyak berdoa, mempelajari Kitab Suci, merenungkan cara hidup Yesus sebagai teladan hidupnya. Matiraganya sangat keras. Hidup bersamadi sangat digemarinya.
Kesalehan hidupnya menarik perhatian banyak orang. Dia disukai banyak orang dan kemudian diangkat menjadi uskup di Nisiba. Disiplin hidupnya sangat tinggi, namun terhadap sesamanya ia bersikap lemah­lembut. Ia rajin membantu para pengemis malang dan giat dalam tugas kegembalaannya sebagai uskup untuk mengajar dan mentobatkan orang-orang berdosa. Perayaan ibadat sangat diutamakannya.
Tuhan menganugerahkan kepadanya kemampuan membuat mujizat. Tatkala Raja Sapor II menyerang Nisiba, pasukannya dapat dipukul mundur bukan oleh angkatan bersenjata, melainkan oleh serangan serangga. Hal ini berkat doa dan tapa Uskup Yakobus bersama umatnya. Yakobus meninggal dunia pada tahun 350.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-14 Senin.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Senin, 14 Juli 2025

PF S. Kamilus de Lellis, Imam



Bacaan Pertama
Kel 1:8-14.22

"Marilah kita bertindak terhadap orang Israel dengan bijaksana,
agar mereka jangan semakin bertambah banyak."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru
yang tidak mengenal Yusuf.
Berkatalah raja itu kepada rakyatnya,
"Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak,
dan jumlahnya lebih besar daripada kita.
Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana,
agar mereka jangan semakin bertambah banyak,
Jangan-jangan, jika terjadi peperangan,
mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita,
lalu pergi dari sini."

Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel,
untuk menindas mereka dengan kerja paksa.
Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan,
yakni Pitom dan Raamses.
Tetapi makin ditindas,
makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka,
sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat.
Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata.
Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang,
ya segala macam pekerjaan
dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya,
"Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani
lemparkanlah ke dalam sungai Nil.
Tetapi anak-anak perempuan biarkanlah hidup."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:1-3.4-6.7-8,R:8a

Refren: Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

*Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
- biarlah Israel berkata demikian -
jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita
menjadi mangsa bagi gigi mereka!

*Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap,
jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan,
sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.



Bacaan Injil
Mat  10:34-11:1

"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya,
"Jangan kalian menyangka,
bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi.
Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya,
anak perempuan dari ibunya,
menantu perempuan dari ibu mertuanya,
dan musuh orang ialah seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya,
dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku,
ia akan memperolehnya kembali.

Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku,
dan barangsiapa menyambut Aku,
ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi,
ia akan menerima upah nabi,
dan barangsiapa menyambut seorang yang benar
sebagai orang benar,
ia akan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja
kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku,
Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya."

Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya,
pergilah Ia dari sana
untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita diajak untuk merenungkan kembali relasi kita dengan Yesus Kristus dan dengan sesama. Relasi itu memiliki kerangka atau rancang-bangun yang sangat jelas: *Hukum Kristus* harus menjadi dasar segala hubungan kita, baik dengan Tuhan maupun dengan manusia.

Yesus bersabda: *"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang"* [Mat 10:34]. Sabda ini seringkali menimbulkan tanda tanya. Bukankah Yesus adalah Raja Damai? Bukankah para malaikat pada waktu kelahiran-Nya memaklumkan damai di bumi? Namun, pedang yang dimaksud Yesus bukanlah pedang untuk menyerang atau menyakiti, melainkan pedang kebenaran yang memisahkan terang dari gelap, iman dari ketidakpercayaan, dan ketaatan kepada Allah dari kompromi dengan dunia.

Hukum Kristus adalah *dasar dari segala dasar* relasi kita dengan Tuhan. Hukum ini wajib dinomor-satukan dan dijadikan acuan dalam semua sikap dan tindakan kita. Jika hukum itu terasa tidak sejalan dengan keinginan hati atau pemikiran kita, maka kita dipanggil untuk taat tanpa syarat. Inilah tanda sejati kita mengasihi Allah: bukan sekadar ucapan atau perasaan, melainkan ketaatan yang konkret.

Yesus bersabda: *"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku"* [Mat 10:37]. Sabda ini bukan melarang kita mengasihi keluarga, tetapi menegaskan bahwa kasih kita kepada mereka harus didasarkan pada kasih kepada Kristus. Jika sampai kita menomorduakan Kristus demi menyenangkan manusia, maka relasi kita dengan Allah menjadi rapuh.

Menjalankan hukum Kristus tidak selalu mudah. Jalan yang kita tempuh bukanlah jalan tol yang mulus, tetapi seringkali penuh tantangan. Kita diminta untuk menyangkal diri dan memikul salib kita setiap hari. Yesus berkata: *"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku"* [Mat 10:38]. Salib itu bisa berupa penolakan, hinaan, bahkan perpecahan dengan orang-orang terdekat ketika kita memilih untuk hidup seturut Injil.

Seorang anak muda yang memilih untuk rajin ke gereja, aktif dalam pelayanan, dan menjaga hidupnya sesuai ajaran Kristus, mungkin akan mendapat pertentangan dari orangtuanya sendiri yang lebih mementingkan nilai-nilai duniawi. *"Ngapain terlalu aktif di gereja? Fokus saja sekolah atau kerja, jangan banyak buang waktu!"* demikian teguran yang sering ia dengar. Bahkan ada yang sampai diusir dari rumah karena tidak mau meninggalkan iman Katolik dan mengikuti kepercayaan keluarga yang berbeda.

Inilah pedang yang Yesus maksudkan. Pilihan untuk setia kepada Kristus seringkali menimbulkan konflik, bahkan di dalam rumah sendiri. Tetapi Yesus menjanjikan: *"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya"* [Mat 10:39]. Kehilangan demi Kristus akan diganti dengan sukacita dan kehidupan yang lebih besar.

Mari kita berpegang teguh pada janji Kristus ini. Jangan pernah ragukan Dia yang sudah lebih dahulu mengasihi kita sampai menyerahkan diri-Nya di kayu salib. Marilah kita menjadikan hukum Kristus sebagai dasar segala sikap dan perbuatan kita, agar hidup kita sungguh berkenan di hadapan Allah.



Peringatan Orang Kudus
Santo Fransiskus Solanus, Pengaku Iman
Fransiskus lahir di Montilla, Spanyol pada tahun 1549. Semenjak kecil ia tidak suka akan segala bentuk perselisihan. Bila terjadi perselisihan, ia selalu tampil sebagai pendamai.
Ketika berusia 20 tahun, Fransiskus masuk Ordo Fransiskan di Montilla. Sebagai seorang pengikut Santo Fransiskus, ia berusaha meneladani semangat hidup Santo Fransiskus. Besar sekali perhatiannya terhadap orang-orang sakit, sampai ia sendiri pun terjangkit penyakit menular yang membahayakan hidupnya.
Fransiskus Solanus kemudian diutus sebagai misionaris ke wilayah misi Amerika. Namun di tengah perjalanan, kapal yang ditumpanginya karam. Sesuai wataknya yang periang itu, Fransiskus tidak gentar menghadapi musibah itu. Ia bahkan dengan tenang meneguhkan semua penumpang, menghibur mereka dan berhasil mempermandikan mereka semua sebelum kapal itu ditelan samudera. Pada peristiwa itu ia bersama beberapa penumpang lain berhasil menyelamatkan diri dan mendarat di daratan Peru.
Di Peru ia mulai mewartakan Injil Kristus sambil melakukan perbuatan-perbuatan amal di antara penduduk Peru. Ia dikenal luas sebagai pembawa damai bagi penduduk sekitar. Banyak sekali usahanya untuk memperbaiki hidup orang-orang Indian di Peru dan juga di Argentina, yang berhasil dipermandikannya. Ketika sekelompok orang Indian mencoba membunuh orang-orang Kristen pada waktu Pekan Suci, Fransiskus berhasil menggugah hati mereka hingga mereka menyerahkan diri untuk dipermandikan. Ketika ia berkotbah melawan korupsi di Lima, seluruh penduduk kota itu panik dan takut akan akibat perbuatan busuk rnereka. Uskup setempat terpaksa turun tangan untuk menenteramkan mereka. Fransiskus meninggal dunia pada tahun 1610.

Santo Kamilus de Lellis, Pengaku Iman
Kamilus lahir di Bocchionico, Italia Tengah pada tahun 1550. Pada masa remajanya, ia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda positif akan menjadi seorang Abdi Allah. Putra pejabat militer ini terkenal nakal dan karena itu harus diawasi secara ketat oleh ayahnya setelah kematian ibunya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi tentara Venesia. Tetapi tujuh tahun kemudian ia dipecat karena lekas naik darah dan suka berjudi.
Setelah meninggalkan dinas militer, Kamilus semakin gemar saja berjudi, sehingga berkali-kali ia jatuh miskin dan akhirnya menjadi pengemis. Pada tahun 1574, ia menjadi seorang pekerja bangunan di biara Kapusin Manfredonia. Di sana ia bertobat lalu melamar menjadi seorang bruder Kapusin di biara itu. Namun ia ditolak karena luka parah pada kakinya sewaktu masih menjadi tentara.
Kamilus kemudian berangkat ke Roma untuk mencari pengobatan yang lebih baik untuk lukanya. Di sana ia bertemu dengan Santo Philipus Neri. Philipus menjadi bapa pengakuannya. Setelah beberapa lama, Kamilus diterima menjadi pasien di rumah sakit San Giacomo. Di rumah sakit ini, Kamilus kemudian menjadi seorang perawat. Ia ditugaskan merawat orang-orang sakit yang tidak bisa terobati lagi. Kesabaran dan kesanggupannya untuk merawat orang-orang ini menaikkan prestasinya. Oleh karena itu kemudian Kamilus diangkat menjadi direktur rumah sakit itu.
Semangat pelayanannya kepada para pasien sungguh besar. Ia kemudian berkeputusan untuk membaktikan dirinya bagi pelayanan orang­orang sakit. Kelalaian para perawat, bahkan imam-imam terhadap kepentingan orang-orang sakit mendorong dia semakin menekuni pelayanan terhadap orang-orang sakit. Atas nasehat Philipus Neri, Kamilus memutuskan untuk menjadi imam. Untuk itu ia giat belajar dan kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1584 di Roma. Pada tahun itu juga ia mendirikan sebuah tarekat baru, Tarekat Hamba Orang-orang Sakit, yang disebut juga Imam-imam Kamilian. Anggota tarekat ini mengabdikan dirinya pada pelayanan orang-orang sakit. Dua tahun berikutnya kongregasi ini direstui oleh Sri Paus Sixtus V pada tahun 1586, dan pada tahun 1591 Paus Gregorius XIV meningkatkan statusnya menjadi sebuah ordo religius. Kamilus menjadi pemimpin pertama ordo itu dan membangun biara-biara di Napoli dan kota-kota Italia lainnya. Kepada rekan-rekannya, ia menasehatkan: "Mengabdilah seikhlas-ikhlasnya hingga titik darah yang terakhir, karena Tuhan hadir secara paling nyata di dalam diri orang-orang sakit yang kita layani. Kita ditugaskan Tuhan untuk melayani Dia dalam diri orang-orang sakit ini".
Kamilus meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 1614 dalam usia 64 tahun. Jenazahnya dikuburkan di gereja Santa Maria Magdalena di Roma. Banyak mujizat dialami oleh orang-orang yang berdoa dengan perantaraannya. Kamilus dinyatakan sebagai 'beato' pada tahun 1742 dan digelari 'santo' oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1746. Ia dihormati sebagai santo pelindung orang-orang sakit, para perawat dan organisasi-organisasi kesehatan.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/


Liturgia Verbi 2025-07-13 Minggu.

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Minggu Biasa XV 

Minggu, 13 Juli 2025



Bacaan Pertama
Ul  30:10-14

"Firman itu sangat dekat padamu,
hendaklah engkau melaksanakannya."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Pada waktu itu
Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul,
lalu berkata kepada mereka,
"Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu,
dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya,
yang tertulis dalam kitab Taurat ini;
dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

Sebab perintah ini,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
tidaklah terlalu sukar bagimu,
dan tidak pula terlalu jauh;
tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata:
Siapakah yang akan naik ke langit
untuk mengambilnya bagi kita
dan memperdengarkannya kepada kita,
supaya kita melaksanakannya?
Juga tidak di seberang laut tempatnya,
sehingga engkau berkata:
Siapakah yang akan pergi ke seberang laut
untuk mengambilnya bagi kita
dan memperdengarkannya kepada kita,
supaya kita melaksanakannya?
Firman itu sangat dekat padamu,
yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu,
hendaklah engkau melaksanakannya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm  69:14.17.30-31.33-34.36ab.37,R:33

Refren: Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Tuhan,
dan biarlah hatimu hidup kembali.

*Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,
aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;
demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku
dengan pertolongan-Mu yang setia!
Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu,
berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!

*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan,
keselamatan dari pada-Mu, ya Allah,
kiranya melindungi aku!
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.

*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

*Sebab Allah akan menyelamatkan Sion
dan membangun kota-kota Yehuda.
Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya,
dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Atau MAZMUR LAIN
Mzm 19:8.9.10.11, R:9a
Reff: Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat,
menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni,
membuat mata berseri.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*lebih indah dari pada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.



Bacaan Kedua
Kol 1:15-20

"Segala sesuatau diciptakan oleh dan untuk Kristus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Saudara-saudara,
Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
Dia adalah yang sulung,
yang lebih utama dari segala yang diciptakan,
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,
yang ada di surga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana maupun kerajaan,
baik pemerintah maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada mendahului segala sesuatu,
dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat.
Dialah yang sulung,
yang pertama bangkit dari antara orang mati,
sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
dan oleh Dialah
Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,
baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga,
sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 6:63c.68c

Tuhan, sabda-Mu adalah roh dan kehidupan.
Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.



Bacaan Injil
Luk  10:25-37

"Siapakah sesamaku?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa
seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus,
katanya, "Guru, apakah yang harus kulakukan
untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?
Apa yang kaubaca di sana?"

Jawab orang itu,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu;
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya,
"Jawabmu itu benar!
Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Tetapi untuk membenarkan dirinya,
orang itu berkata kepada Yesus,
"Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus,
"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun
yang bukan saja merampoknya habis-habisan,
tetapi juga memukulinya,
dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu.
Ia melihat orang itu,
tetapi melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu.
Ketika melihat orang itu,
ia melewatinya dari seberang jalan.

Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria
yang sedang dalam perjalanan.
Ketika ia melihat orang itu,
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian
ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri,
lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Keesokan harinya
ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,
katanya, 'Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini,
aku akan menggantinya waktu aku kembali."

Menurut pendapatmu
siapakah di antara ketiga orang ini
adalah sesama manusia
dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab ahli Taurat itu,
"Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya."
Kata Yesus kepadanya,
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita awali renungan hari ini dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang ahli Taurat kepada Yesus: *"Siapakah sesamaku?"* Pertanyaan ini muncul setelah Yesus menjelaskan perintah yang paling utama, yakni mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan, dan akal budi, serta *mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri*.

Yesus menjawab pertanyaan itu dengan sebuah kisah yang sangat terkenal: perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Dalam kisah itu, seorang imam dan seorang Lewi melihat seorang korban perampokan yang tergeletak di pinggir jalan, namun mereka memilih untuk berlalu dan tidak menolong. Sebaliknya, seorang Samaria—yang oleh orang Yahudi dipandang rendah—justru berhenti, tergerak oleh belas kasihan, dan memberikan pertolongan yang begitu besar, bahkan menanggung biaya perawatan korban.

Hanya orang Samaria itulah yang *mengasihi sesamanya*, orang asing yang sama sekali tidak dikenalnya. Ia mampu meniru belas kasih Kristus dan mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Sejak zaman dahulu hingga sekarang, hubungan antar manusia memang tidak pernah benar-benar membaik. Relasi sering dibangun di atas dasar duniawi, berlandaskan materialisme, hitung-hitungan untung rugi, atau prinsip *take-and-give* yang menguntungkan diri sendiri. Tak sedikit orang yang hanya mau terlibat dengan orang lain jika ada timbal balik atau keuntungan pribadi.

Akibatnya, relasi antar sesama kerap diwarnai kekecewaan, kebencian, bahkan dendam. Berbagai ajaran agama sudah disebarkan luas, tetapi kenyataannya tidak banyak yang mampu menerapkannya secara konsisten. Jangankan dengan orang asing, dengan saudara sendiri pun sering kali kita gagal untuk hidup berdampingan dengan damai.

Bacaan Pertama hari ini dari [Ul 30:10-14] mengingatkan kita bahwa perintah Tuhan *"tidak terlalu sulit dan tidak terlalu jauh."* Sabda Allah sudah ada dekat dengan kita, bahkan di dalam hati kita, tinggal kita mau atau tidak untuk melakukannya. Sementara Bacaan Kedua dari [Kol 1:15-20] menegaskan bahwa Kristus adalah pusat segala sesuatu, Ia datang untuk *mendamaikan segala sesuatu, baik yang di bumi maupun yang di surga, oleh darah salib-Nya.*

Mari kita belajar dari Yesus, yang telah menunjukkan apa arti sesungguhnya mengasihi sesama tanpa memandang siapa dia, dari mana asalnya, atau apa latar belakangnya. Kasih Kristus tidak pilih-pilih, bahkan merangkul mereka yang dikucilkan dan dianggap rendah oleh masyarakat.

Mari kita perbaiki relasi kita. Mulailah dari keluarga kita, lingkungan kita, lalu meluas kepada siapa pun yang kita temui. Turutlah memberi andil bagi *Damai Sejahtera Kristus* dengan mengasihi sesama, mendoakan mereka, dan memberikan pertolongan ketika mereka membutuhkan.

Ingatlah sabda Yesus yang menjadi penutup perumpamaan ini: *"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"*



Peringatan Orang Kudus
Santo Heindrich II, Pengaku Iman
Heindrich lahir di Bavaria pada tanggal 6 Mei 972. Pangeran Bavaria ini dijuluki dengan nama yang ganjil 'Heindrich der  Zanker', artinya Henrikus Sang Jagoan. Julukan ini tepat sesuai dengan tabiatnya yang suka bertarung dan tiada henti-hentinya berperang. Seluruh waktunya tersita di medan pertempuran dan tiada waktu baginya untuk mendidik putranya yang sama namanya, yaitu Heindrich. Meskipun demikian ia tidak menghendaki pendidikan anaknya terlantar sama sekali. Anaknya dipercayakan kepada para biarawan untuk dididik.
Suatu ketika dalam suatu penglihatan ajaib, Heindrich II ditemui oleh gurunya, Santo Wolfgang. Santo Wolfgang, gurunya, menunjukkan kepadanya kata 'sesudah enam'. Penglihatan ini membuatnya terus bersiaga, karena ia mengira bahwa setelah enam tahun ia bakal mati. Selama kurun waktu enam tahun itu, ia terus berjaga-jaga dan berdoa. Pada akhir tahun keenam, ia baru mengerti arti penglihatannya itu: ia dipilih menjadi raja Jerman, menggantikan ayahnya.
Karena telah terbiasa dengan cara hidup yang selalu siaga penuh dan selalu dekat dengan Tuhan, maka ketika ia naik takhta ia bertekad: memerintah demi kemuliaan Nama Tuhan. Sasaran utama pemerintahannya ialah ketertiban dalam seluruh kerajaan dan pembaharuan Gereja. Sepeninggal pamannya Otto III pada tahun 1002, ia dipilih menjadi kaisar. Namun ia terlebih dahulu harus berperang selama 12 tahun sebelum menduduki takhta kekaisaran. Ia menyerang Italia untuk menjatuhkan Arduin dan Ivrea dan dinobatkan menjadi Raja Lombardia pada tahun 1004. Ia menghalau suku-suku bangsa Slavia yang menyerang wilayahnya. Kemudian ia membebaskan Bohemia dari kekuasaan Boleslav I dari Polandia, dan menyatukan daerah Bohemia, Moravia dan Burgundia ke dalam wilayah kekuasaannya. Ia menyerahkan kembali Hungaria kepada Gereja. Kemudian lagi, ia mengusir paus tandingan Gregorius dan mengembalikan Paus Benediktus VIII ke atas takhta kepausan. Akhirnya pada tahun 1014 ia dinobatkan menjadi kaisar di gereja Santo Petrus di Roma. Ia mendirikan Takhta Bamberg dan bersama isterinya Kunigunde berusaha memperbaharui kehidupan Gereja, mengikuti aturan biara Kluni. la menyumbangkan banyak harta kekayaannya untuk mendirikan gereja-gereja dan biara.
Heindrich sangat disegani dan dianggap sebagai kaisar yang adil dan murah hati. Di antara bangunan-bangunan yang ia dirikan, katedral Bamberg adalah yang paling indah. Ia meninggal dunia di Grona, dekat Gottingen pada tanggal 13 Juni 1024. Jenazahnya dikuburkan di dalam katedral Bamberg berdampingan dengan Santa Kunigunde, istrinya. Heindrich dinyatakan Gereja sebagai 'santo' pada tahun 1146 oleh Paus Eugenius III (1145-1153).

Santo Eugenius, Uskup
Eugenius lahir pada tahun 481. Ia menjabat sebagai Uskup Kartago, Tunisia ketika terjadi perang berkali-kali di kawasan itu. Karena kegiatan-kegiatannya melayani dan meneguhkan umat untuk tidak mengikuti ajaran sesat Arianisme, maka ia ditangkap dan dibuang dua kali dari keuskupannya.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/