Liturgia Verbi 2025-06-28 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-I)
PW Hati Tak Bernoda SP Maria

Sabtu, 28 Juni 2025

PW S. Ireneus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Yes 61:9-11

"Aku bersukaria di dalam Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Tuhan:
Keturunan umat-Ku akan terkenal di antara bangsa-bangsa,
dan anak cucu mereka di tengah-tengah suku-suku bangsa,
sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui,
bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.

Aku bersukaria di dalam Tuhan,
jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku,
sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku
dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran,
seperti pengantin pria yang mengenakan hiasan kepala
dan seperti pengantin wanita memakai perhiasannya.
Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan,
dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan,
demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
2Tim 2:22b-26

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan,
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar.
Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang.
Ia harus cakap mengajar,
ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan,
sebab mungkin
Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat
dan memimpin mereka,
sehingga mereka mengenal kebenaran.
Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,
karena terlepas dari jerat Iblis
yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd,R:1a

Refren: Hatiku bersukaria karena Tuhan, Juru Selamatku.

*Hatiku bersukaria karena Tuhan,
tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan;
mulutku mencemoohkan musuhku,
sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.

*Busur para pahlawan telah patah,
tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan.
Orang yang dahulu kenyang kini harus mencari nafkah,
tetapi yang dulu laparkini boleh beristirahat.
Orang yang mandul melahirkan tujuh anak,
tetapi ibu yang banyak anaknya, menjadi layu.

*Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan,
Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut
dan mengangkat dari sana.
Tuhan membuat miskin dan membuat kaya,
Ia merendahkan dan meninggikan juga.

*Ia menegakkan orang hina dari dalam debu,
dan mengangkat orang miskin dari lumpur,
untuk mendudukkannya di antara para bangsawan,
dan memberi dia kursi kehormatan.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 37:3-4.5-6.30-31

Refren: Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia;
bergembiralah karena Tuhan,
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan,
dan lidahnya mengatakan kebenaran.
Taurat Allah ada di dalam hatinya,
langkah-langkahnya tidaklah goyah.



Bait Pengantar Injil


Berbahagialah engkau, Perawan Maria,
sebab sabda Allah kausimpan dalam hati,
kaurenungkan dan kauresapkan.



Bacaan Injil
Luk 2:41-51

"Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Tiap-tiap tahun,  pada hari raya Paskah,
orang tua Yesus pergi ke Yerusalem.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun,
pergilah mereka ke Yerusalem
seperti lazimnya pada hari raya itu.
Selesai hari-hari perayaan itu,
ketika mereka berjalan pulang,
tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
Karena mereka menyangka
bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan.
Karena tidak menemukan Dia,
kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.

Sesudah tiga hari,
mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah;
Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,
sambil mendengarkan mereka,
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Semua orang yang mendengar Dia
sangat heran akan kecerdasan
dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka.
Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya,
"Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka,
"Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Tetapi mereka tidak mengerti
apa yang dikatakan Yesus kepada mereka.

Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret;
dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Daily Fresh Juice.

*Belajar Mengucapkan 'Ya' untuk Menjawab Kehendak-Nya*

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Hari ini Gereja memperingati "Hati Tak Ternoda Santa Perawan Maria", Hati Tersuci Bunda Maria.
Peringatan ini tidak bisa dipisahkan dari "Hari Raya Hati Kudus Yesus"
yang kita rayakan kemarin.
Kalau kemarin kita merayakan Hati Yesus
sebagai sumber cinta kasih ilahi yang tak terbatas bagi umat manusia, maka hari ini kita diajak meneladani Hati Maria
— sebagai ungkapan cinta kasih seorang hamba kepada Allah.

Sejak awal, Bunda Maria menunjukkan dirinya
sebagai hamba Tuhan yang tulus, murni, dan taat.
Ia menjawab panggilan Allah dengan kata "Ya": "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu".
Itulah awal dari perjalanan hati yang dipenuhi cinta, pengorbanan, dan kesetiaan.

Kemarin, dalam perayaan Hati Kudus Yesus, kita diingatkan akan banyak karunia: penghiburan dalam penderitaan, damai di dalam keluarga, semangat berbuat kebaikan, berkat atas usaha dan pekerjaan, hingga perlindungan di saat ajal.
Maka hari ini, sebagai bentuk jawaban, kita diajak meneladani Maria
— yang menanggapi kasih Allah dengan hati yang terbuka
dan hidup yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.

Ada dua peristiwa Injil yang menyentuh hati saya
dan menggambarkan betapa dalam dan lembutnya Hati Maria.
Pertama, ketika Yesus yang masih remaja menghilang dan ditemukan di Bait Allah.
Maria berkata, "Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
Tidak ada kemarahan.
Hanya sapaan penuh kasih dan keprihatinan dari hati seorang ibu.

Yang kedua, dalam perjamuan di Kana,
Maria tidak memaksa Yesus melakukan mukjizat,
ia hanya berkata: "Mereka kehabisan anggur." [Yoh 2:3]
Kalimat sederhana ini menunjukkan
kepekaan, kepedulian, dan keyakinan mendalam akan belas kasih Puteranya.
Dan Yesus pun menjawab, mengubah air menjadi anggur,
bukan karena desakan, tapi karena permintaan dari hati yang penuh kasih.

Bacaan Injil hari ini juga memperlihatkan sikap Maria ketika tidak langsung mengerti jawaban Yesus: "Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?" Ia tidak membantah, tidak menyalahkan, melainkan menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Ini sungguh sikap yang luar biasa,
yang hanya bisa lahir dari hati yang bersih dan penuh iman.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Seringkali kita pun mengalami hal yang sama seperti Maria
— sulit mengerti kehendak Tuhan.
Jalan hidup yang tidak sesuai rencana, doa yang tak kunjung dijawab,
bahkan penderitaan yang terasa tak masuk akal.
Dalam situasi yang seperti itu, firman Tuhan mengingatkan kita:
"Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. " [Yes 55:8]

Maka, walaupun sulit, marilah kita belajar dari Hati Maria yang tersuci,
belajar mengucap "Ya" kepada kehendak Allah,
meski sulit untuk diucapkan atau bahkan menimbulkan luka.
Marilah kita belajar untuk bersikap lembut dalam berkomunikasi,
seperti yang diperbuat oleh Maria.
Marilah kita belajar untuk peka terhadap kebutuhan orang lain,
bahkan sebelum diminta.
Dan ketika kehendak Tuhan masih sulit untuk kita mengerti,
marilah kita berlajar untuk menyimpan dan merenungkannya di dalam doa.
Hati Maria bukan hanya hati seorang ibu,
tapi juga hati seorang hamba yang sungguh mengenal siapa Tuhannya
dan tetap percaya, sekalipun tidak memahami.

Semoga hati kita pun dipenuhi oleh kasih, kelembutan,
dan keteguhan seperti Hati Maria.
Maka, di tengah berbagai tantangan dunia,
kita tetap dapat bertahan, dan bahkan bertumbuh dalam iman dan kasih.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



https://liturgia-verbi.blogspot.com/